Berapa harga minyak tahun 2017 ?

Akhir tahun seperti biasa dihiasi oleh ramalan-ramalan. Salah satu yang kepingin diketahui adalah HARGA MINYAK ! Kali ini akan kita lihat berapa harga minyak tahun depan. Akankah harga minyak masih dapat diprediksikan, ataukah masih perlukah kita meramal harga minyak ?

😦 “Pakdhe kok ikutan meramal, mau jadi dukun minyak ya ?”

😀 “Bukan itu Thole, setiap mengawali usaha harus memiliki dasar perhitungan kedepan. Salah satunya memperkirakan patokan harga sebagai dasar berpijak”

hargaminyak

Sejak akhir tahun 2014 hingga 2016 dirasakan sebagai tahun paceklik bagi industri migas. Hampir semua investasi dalam pengusahaan migas dihentikan atau dibatalkan, atau paling tidak ditangguhkan. Anjloknya harga ini memberikan pelajaran khusus bahwa tidak ada yang mampu menjaga kelanggengan pasar yang sangat “volatile” (mudah berubah). Juga tidak diketahui pasti mekanismenya.

Harga 2017 sekitar 50-60 US$/bbl.

Kalau melihat tren sesaat kana sulit membuat prediksi (harapan) berapa harga minyak nantinya. Namun kalaupun dipkasakan, maka harga minyak antara 50-60 US$/bbl merupakan harga yang mungkin akan terjadi.

Harga tentunya parameter yang mutlak dan perlu dalam ekonomi dan bisnis. Dalam urusan ekonomi dan bisnis perlu memilki asumsi dalam perhitungan, “eh, berapa untungnya nanti ?”. Tanpa asumsi, tanpa prediksi jelas ndak mungkin melakukan perhitungan prakiraan untuk menentukan layak tidaknya proyek dilakukan, termasuk eksplorasi. Sehingga walaupun prediksi yang sudah diketahui pasti bakalan salahpun tetep saja dilakukan dan tetep saja diperlukan. Hanya dipakai sebagai pegangan dalam perhitungan sebelum melakukan usaha. Tetapi jelas prediksi dalam hal ini hanya sebagai asumsi yang HARUS dimiliki sebelum dimulainya suatu usaha.

Kapan Harga Minyak Kembali mendekati 100 US$/bbl  ?

Sudah bukan jamannya lagi menunggu harga minyak membaik. Yang lebih penting adalah perusahaan harus mampu tetap melakukan semua kegiatan usaha (Studi, Eksplorasi, dan produksi) dengan harga yang ada saat ini ,40-50 US$/bbl, saya yakin perusahaan akan lebih sehat ketimbang menunggu harga tinggi.

Menyiapkan Penyediaan Energi Dengan Akselerasi Kegiatan Eksplorasi.

Memberikan pasokan energi yang cukup merupakan salah satu tugas dan fungsi Negara yang semestinya menjadi bagian penting. Keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan akan memperkuat ketahanan energy yang memberikan nilai optimum pada pertumbuhan ekonomi. Ketimpangan yang dialami di Indonesia saat ini bukan hanya disebabkan karena kebutuhan yang meningkat namun juga keterlambatan dalam mengantisipasi kebutuhan yang memerlukan kajian dalam jangka panjang.
Penyediaan energi fosil rata-rata memerlukan waktu 10 hingga 20 tahun sejak awal kegiatan eksplorasi. Riset pengembangan energy nonfosil termasuk energy baru dan terbarukan juga memerlukan waktu lebih dari 10 tahun hingga memasuki tingkat keekonomian yang visible.

Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 6%/tahun maka kebutuhan energi total Indonesia meningkat 7.1% pertahun. Kebutuhan gas Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan akan meningkat 134% dibandingkan tahun 2010. Salah satu konsekuensi besarnya pertumbuhan ekonomi ini adalah kemungkinan terjadinya net import energy total pada tahun 2024.
Beberapa tindakan dan perubahan utama yang masih memungkinkan dilakukan sesuai dalam kemampuan kita saat ini antara lain :

• Meningkatkan eksplorasi sumberdaya energi dengan akselerasi khususnya migas di Indonesia Timur.
• Mengantisipasi kemungkinan terjadinya net impor energy total tahun 2024
• Mengurangi ketergantungan pada minyak dengan mengembangkan sektor gas alam dan gas nonkonvensional.
• Diversifikasi energi mix kita dengan percepatan rencana untuk mengeksplorasi sumber-sumber energi terbarukan.
• Mengurangi beban subsidi minyak dan mengalokasi dana-dana tersebut ke area-area yang diprioritaskan.

Baca lebih lanjut

Menaikkan harga BBM kenapa harus takut ?

politician[1]Jokowi ngga perlu takut dalam soal BBM ini. Apabila SBY tidak mau menurunkan BBM pada mas pemerintahan kali ini, ada cara politis supaya popularitasnya tidak terganggu :

  1. Angkat Kabinet dari kalangan professional. Sesuai janji kampanye yang menyatakan akan mengangkat para professional, saya yakin popularitas meningkat atau paling tidak tetap. Siapa tahu pendukung lawannya akan menyeberang. Sambil manggut-manggut.
  2. Naikkan BBM setinggi mungkin, artinya sesuai harga keekonomian. Dengan membuat alasan yang logis misalnya dengan menyatakan,: “Langkah ini akibat kesalahan pemimpin sebelumnya yang salah dan tidak benar dalam melakukan perhitungan dan pemanfaatan migas selama ini. Sehingga saat ini BBM terpaksa harus dinaikkan untuk menyelamatkan negara. Harus disadari ini kemungkinan akan terjadi chaos, kacau atau rame karena kebijakan menaikkan BBM merupakan tindakan tidak populer. Tetapi alihkan atau supply BBM untuk luar jawa segera. Supaya luar jawa merasakan bahwa sekarang BBM juga dikirimkan ke luar jawa.
  3. Bila terjadi kekacauan berketerusan, Lakukan Reshuffle Kabinet menjadi kabinet “transaksional” untuk mendapatkan dukungan partai politik lainnya. Katakan saja para professional ini ‘nggak becus‘ memimpin negeri ini. Kemudian pilih Menteri dari Partai sesuai janji sebelum kampanye kemarin. Pssst, Ini langkah khusus untuk menambah dukungan dari Parlemen nantinya. Saya kira saat itu nanti rakyat sudah lupa dengan janji kampanye kemarin.
  4. Kalau masih tetep rame, –>TURUNKAN harga BBM <–, sedikit saja. Langkah seperti ini, diyakini akan menaikkan citra dimata rakyat. lah sekali-sekali PDIP menurunkan harga BBM. [Belum ada dalam sejarah looh]. Yang penting dalam menaikkan harga sebelumnya itu harus signifikan mengikuti harga keekonomiannya.
  5. Selesaikan tugas masa sisa kepemimpinan hingga 5 tahun. Kalau sukses ya masih bisa kepilih lagi, lumayan to ?

Langkah ditas memang merupakan langkah politis. Mungkin sekali bukan langkah terbaik demi negeri tetapi sangat mungkin dilihat realistis bagi para politikus.

Langkah terbaik untuk jangka panjang tetap harus mengalihkan BBMinyak ke BBGas ! Alihkan subsidi BBM ini untuk pembangunan infrastruktur gas. Dan jangan lupa transportasi massal yang haus BBM selama ini.

😦 “Pakdhe, lah kok ujung2nya soal popularitas saja to ?”
😀 “Thole, pencitraan itu sudah ada dari sononya. Jadi jangan terlalu lugu menganggap tidak ada pencitraan dalam perpolitikan”

Bicara BBM dan Energi yang REALISTIS saja.

Hampir semua yang dituangkan dalam pembicaraan/diskusi energi maupun berita di koran masih lebih banyak soal “snapshot” saat ini, atau impian jauh kedepan. Saat ini (sebagian rakyat) sedang panik karena munculnya issue energi ini, drama kelangkaan BBM disorot oleh media menjadi santapan berita. Disisi lain memimpikan pengembangan energi terbarukan yang dampak serta manfaatnya diperoleh setelah 10 tahun atau lebih. Artinya keduanya berbicara dalam dua titik ekstrim. Yang satu mudah dipolitisir, yang satu sarat ilmiah “scientific” tetapi melambung diangkasa tidak menyentuh bumi, khusunya bumi para politisi yang membutuhkan “nama/popularitas”, terutama untuk 5 tahun kedepan.

Langkah realistis adalah ALIHKAN SUBSIDI BBM PADA PERBAIKAN TRANSPORTASI UMUM SEGERA. Salah satu yang “doable” adalah menambah armada bus kota / busway untuk di Jakarta. Juga kota-kota besar lainnya. Penambahan MRT bussway ini pembangunan jalannya hanya memerlukan wakyu 1-2 tahun saja. Saya yakin dampaknya terlihat dalam 3 tahun kedepan dan akan menentukan “popularitas” pada tahun ke empat dan kelima untuk pemilu mendatang 2019. Semoga politisi suka dengan hal ini. Semua politisi akan berpikir apa yang bisa saya perbuat supaya saya terpilih “lagi”. REALISTIS !!

BonusDemografi1

Sepuluh tahun lagi akan ada hampir 200 juta warga yang perlu pekerjaan di Indonesia.

Membangun MRT (Subway) memerlukan waktu lima tahun lebih, juga beralih ke gas dengan membangun infrastruktur gas, ini CITA-CITA MULIA. Kegiatan eksplorasi SDAalam dan SD Energi berdampak lebih dari 15 tahun kedepan, ini juga impian yang HARUS TERWUJUD. Mengembangkan EBTKE (Energi Baru dan Terbarukan) juga salah satu yang TIDAK BOLEH DITINGGALKAN karena ini menyangkut kebrlangsungan jadi diri bangsa yg tidak ada batas waktunya.

Semua harus berjalan PARALEL ! Tidak ada sumber energi yang tidak diperlukan termasuk mengembangkan energi nuklir. Tahun 2020-2030 Indonesia akan memiliki 180 juta warganya yang memerlukan PEKERJAAN. Kebutuhan ini harus dipenuhi dengan menyediakan tiga bahan utama. BAHAN BAKU, BAHAN BAKAR dan BAHAN MAKAN. Dua bahan harus dipenuhi oleh satu kementrian di Indonesia. Ini tugas terberat dalam kementrian di Indonesia.

Lontarkan ide dan pemikiran TANPA TARGET apapun. Dan jangan ada kata mutung 😀

Menghindari ketergantungan minyak dimasa mendatang

BonusDemografiEnergiKALAU KITA KAYA dan punya dana cukup banyak, membangun pabrik apapun akan bermanfaat dan akan menguntungkan, termasuk membangun kilang dan pabrik semen ataupun pabrik gula. Ketika ada uang terbatas, dan memiliki WAKTU TERBATAS (scheduling) kita harus membuat prioritas. KECUALI, duwiknya bantuan dari asing kita berpikir lain apakah proyek itu membuat kita ketergantungan atau tidak. Jangan sampai kita “sakau” BBM nantinya.

😦 “Hadduh mosok bisa sakau, emangnya ngisap lem sama spritus !”
😀 “Saat orang sakau itu bukan dipenuhi kebutuhannya. Tetapi justru didiamkan supaya ketergantungannya dapat disembuhkan”

Sejak dulu pembangunan jalan banyak dibantu dengan pinjaman Jepang. Nah, saat ini kita banyak mengimpor MOBIL dari jepang. Malari saat tahun 1974 protes tentang hal ini. Mengapa saat itu tidak meneruskan membangun rel kereta api seperti yang dibuat oleh Belanda jaman penjajahan yang sakjane cocok untuk kondisi geografis di Indonesia ini ? Tapi masih juga banyak yang enggak ngeh soal pembelajaran sejarah masa lalu.dimana menumbuhkan ketergantungan masa kini. Jepang saat membantu pembangunan jalan di Indonesia masih belum memiliki teknologi kereta api canggih, baru akhir2 ini jepang mencoba “membantu” untuk MRT setelah kemacetan jalan dipenuhi mobil2 ex Jepang.

Minyak semakin langka

Sumberenergidunia

Sumber energi dunia

Menurut BP supply minyak dunia akan mengalami penurunan akibat penemuan minyak di dunia semakin menurun. Sehingga produksi lapangan-lapangan raksasa sudah mencapai puncak sekitar tahun 80-an dan saat ini cenderung menurun terus. Dan diperkirakan pada tahun 2035 secara proporsi tiga sumberenergi utama Minyak bumi, batubara dan gas akan setara sekitar 25%, sedangkan 25% sisanya akan dipenuhi oleh sumber energi lain yaitu hydro, nuklir dan sumber energi terbarukan.

Dengan demikian dapat dipastikan harga minyak akan cenderung meningkat. Apabila tidak ada usaha diversifikasi bauran energi (energy mix), maka minyak bumi akan membebani negara.

 

 

Selain pertimbangan menghindari ketergantungan juga kesiapan (readiness)

Dari sisi readiness, batubara dan gas jauh lebih siap untuk dipergunakan. Produksi batubara melimpah tapi 80% di eksport sedangkan infrastruktur memanfaatkan gas belum mencukupi, daya serap di dalam negeri rendah, hanya 20% dari total produksi. Sebenarnya pembangunan untuk menyerap hasil SDA/SDE yang dieksport ini hanya perlu waktu 3 tahunan saja. Demikian juga infrastruktur gas. perlu waktu lebih pendek . Pembangunan kilang memerlukan waktu relatif lebih lama (4 tahun menurut Pak Wamen) hingga beroperasi. Jadi dari sisi readiness Gas dan Batubara lebih pas juga untuk ke depannya.

Ketersediaan Gas bila harus import.

SumberGasDuniaMenurut IEA dunia saat ini memiliki sumbaerdaya gas yang mampu menyediakan hingga 200 tahun. ! Artinya gas lebih melimpah, sedangkan liquid (minyak) cenderung terus menurun, sehingga saya perkirakan harga minyak akan cenderung terus meningkat dalam 10 tahun kedepan, karena langka. Harga crude pasti menanjak naik dibandingkan gas.

Perlu dibuka dan dibantu kesempatan menghasilkan listrik mandiri untuk smelter.

Saat ini produksi batubara Indonesia diperkirakan sudah mendekati 500 juta ton pertahun. Namun pemanfaatan didalam negeri hanya 20%, sisanya di eksport. Dengan melihat kenyataan bahwa kebutuhan listrik terus meningkat terutama bila akan membangun smleter, maka perlu ada sebuah keputusan untuk membuka kesempatan kilang smleter ini menghasilkan sendiri listrik yang dibutuhkannya dengan menggunakan batubara yang tersedia di dalam negeri.

Sehingga dua hal akan terpenuhi, meningkatkan daya serap batubara dan mengisi kebutuhan listrik untuk smelter.

Jadi, kalau memang punya duik saya kira lebih bijaksana bila memprioritaskan membangun infrastruktur gas dan memanfaatkan batubara ketimbang membangun kilang BBM.

 

.

Mencari GAJAH di Kebun

BerburuGajahSumatra

Berburu Gajah di Sumatra (Petri, 1588)

Ada banyak hal menarik dan sangat menyibukkan jam kerja beberapa hari ini di meja saya. Diantaranya “Mencari gajah di kebun” … Finding elephant in our back yard.

😦 “Pakdhe mau berburu lapangan raksasa ya ?”
🙂 “Thole. Sekarang ini ukuran gajah saja sudah sangat besar”.

Saat ini rasanya sulit sekali menemukan lapangan atau prosepect yang “menjanjikan” sumberdaya diatas 50juta atau 500bcf (setengah TCF) onshore. Tetapi setelah saya amati ulang, banyak sekali struktur (jebakan) yang belum dibor karena struktur disebelahnya dry. Artinya satu sumur saja “membunuh” minat utk mengejarnya.

Untuk melihat apakah masih ada gajah di kebun, bolehlah kita coba bandingkan dua peta dalam skala yang sama dibawah ini :

Dibawah ini titik-titik sumur yg di bor di Amerika

https://rovicky.files.wordpress.com/2009/02/well-density-2.jpg

Sumur yang dibor di Amerika

Dibawah ini juga titik-titik sumur di Asia Tenggara.
https://rovicky.files.wordpress.com/2009/02/well-density-31.jpg

Sumur yang dibor di Asia tenggara

Bandingkan keduanya. Terlihat diatas hampir setiap jengkal tanah di Amerika sudah dibor untuk “mengejar” minyak. Jadi bukan hanya “mencari” tetapi “mengejar” diamana migas berrsembunyi. Jumlah sumur yang ada di Asia Tenggara ini barangkali hanya 50 000 sumur saja, bandingkan dengan jumlah sumur di Amerika dan Canada yang sudah lebih dari SEJUTA . Dan dengan banyaknya sumur-sumur inilah mereka akhirnya mampu mengembangkan Shale Gas (Gas serpih) yang mengangkat Amerika menjadi pemilik gas terbesar di dunia !

Masih adakah “GAJAH” di kebun ?

Reef ComplexIni pertanyaan menggelitik bagi explorationist. Karena tidak jarang masih ada gajah tersisa di kebun belakang yang selama ini dianggap sepi.

Coba perhatikan gambar disebelah ini. Gambar disebelah ini menunjukkan peta yang memperlihatkan lapangan Arun dimana arsiran batubata itu menunjukkan sebuah terumbu karang jaman dulu. Yang disebelah kanan lapangan gas raksasa Arun yang terisi migas. Sedangkan disebelah kiri ini juga di Indonesia di dekat (sekitar Arun), baru ada dua sumur yang mengebor dan hanya satu yang menunjukkan tanda-tanda adanya gas.

Apabila dibandingkan dengan di Amerika, tentusaja semua jendulan-jendulan terumbu ini akan dibor untuk dicari bahkan dikejar untuk mencari dimana gas-gas itu bersembunti. Hanya dengan dua sumur saja tidak mungkin diapkai sebagai alasan untuk mengatakan bahwa yang lain pasti ngga ada, kan. Artinya masih ada prospektus struktur jebakan yang belum dibuktikan dengan pengeboran

Apakah kita menganggap prospektus struktur jebakan yang kita miliki sudah habis ? Tentu tidak !

Masih ada banyak “GAJAH” yang selama ini terlewat dari incaran mata bor.

Turun ke Gelanggang : Dewan Energi Nasional (DEN).

Mohon doa restu kawan-kawan saudara Indonesia yang baik. Saya mengikuti proses pencalonan Dewan Energi Nasional dan masih akan mengikuti satu proses akhir dalam Fit and Proper Test di Komisi 7 DPR RI. Monggo silahkan memberikan input dukungan ke set_komisi7@dpr.go.id dengan disertakan dokumen tanda pengenal.

RDP4DEN

#RDP4DEN

Baca lebih lanjut

Mengurangi Potensi Kartel Migas

ruwetSebelumnya sudah saya tuliskan bagaimana adanya broker fee yang menjadi ajang “rayahan” (rebutan) karena ini bisnis yang menggiurkan disini : http://wp.me/p1bJX-mA . Dalam perdagangan ini juga bepotensi memungkinkan adanya gratifikasi yang secara hukum positip di Indonesia dinyatakan haram sejak 1999. Ingat sejak 1999, jadi sebelumnya gratifikasi itu bukan dianggap harta haram secara hukum positip di Indonesia.

😦 “Pakdhe, kalau menghilangkan komisi 2-4% utk broker ini tentunya malah menyalahi kesepakatan perdagangan internasional ?”

😀 “Malah makin repot”

Baca lebih lanjut

Dampak Riset pada Kesenjangan Antara Penemuan dan Produksi

Grafik dibawah ini adalah sebuah pengamatan antara penemuan minyak dan produksi.

Ini menunjukkan penemuan minyak dan konsumsi minyak sejak 1930 sampai 2008. Garis hitam menunjukkan konsumsi minyak. Perhatikan puncak konsumsi pada tahun 1979 sesuai dengan krisis minyak pertama. Penurunan 5 tahun berikutnya konsumsi minyak dikaitkan dengan transportasi bahan bakar yang lebih efisien dan melambatnya perekonomian dunia.

dampakRiset_Discovery

Ini fakta sejarah yang harus kita cermati karena menentukan masa depan dunia. Grafik ini dibuat 2008 apa yang terjadi setelah 2008 adalah ekstrapolasi dan spekulasi pada waktu itu, namun tidak berubah banyak.

Bar abu-abu menunjukkan penemuan minyak. Yang terkenal pada awalnya adalah penemuan minyak besar Kuwait (Burgan), yang ditemukan pada akhir 30-an dan Ghawar, lapangan minyak terbesar dunia , yang ditemukan pada tahun 1948. Perhatikan bahwa tingkat penemuan memuncak sekitar tahun 1966. Perhatikan juga bahwa konsumsi melebihi penemuan setiap tahun sejak tahun 1984. Sekarang kita dapat melihat adanya kesenjangan yang semakin membesar antara penemuan dan produksi. Baca lebih lanjut

Siap-siap Import Energi

Satu hal yang saya soroti adalah adanya potensi besar di Indonesia pada tahun 2020-2030 dimana Indonesia mendapatkan bonus demografi. Saat itu nanti lebih dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.

Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang sedang menduduki posisi kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat mereka sibuk dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga bahan mineral tambang dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta lingkungan yang sehat dan aman.

Dalam beberapa kesempatan diskusi dan seminar saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya dari eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta eksplorasi pada tahun 2020 akan masih jauh dibawah dari kebutuhan. Sehingga menjadi tugas para pemerhati dan investor energi untuk mulai membangun recieving LNG terminal di Indonesia.

DemografiBunus

Demografi Bonus. Masa tahun 2020-2030 dimana ada 260 juta penduduk Indonesia dengan 180 juta diantaranya berusia kerja (15-64 tahun).

Proyeksi yang pernah saya coba memperkirakan Indonesia akan menjadi net importir gas pada 2022, dan net-importir energi pada tahun 2028. Sehingga persiapan pembuatan dan konstruksi LNG recieving terminal ini harus sudah dimulai dari sekarang. Lokasi-lokasi pembangunan recieving terminal ini menjadi sebuah keputusan penting dan strategis karena ini akan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi nantinya.

Proyeksi kebutuhan energi pernah ditulis disini sebelumnya. Tahun 2005 perkiraankebutuhan energi meningkat 3xlipat dalam 20 tahun. Lengkapnya disini Kebijakan Energi Nasional (PP 05/2006) Yang Terasa Jadul – 2

Perkiraan tahun 2005 masih valid.

BPPT tahun 2012 jjuga sudah membuat perkiraan jumlah kebutuhan energi Indonesia hingga tahun 2030. Proyeksi kebutuhan dasar dengan pertumbuhan ekonomi diatas 7.6% pertahun. Juga proyeksi kebutuhan apabila kita sukses menjalankan MP3EI dengan pertumbuhan diatas 10% pertahun. Dengan profil kebutuhan energi seperti dibawah ini.

Indonesia Energi 2030

Dengan tersedianya sumberdaya dan lingkungan sehat dan aman ini tidak mustahil Indonesia akan masuk dalam jajaran 10 negara perekonomian terbesar di dunia pada 2030 mendatang. Mengalahkan Jerman dan Inggris !

Jangan takut jadi importir !

Jadi jangan takut menjadi net importir asalkan mempersiapkan diri memasuki era itu. Dimana harus disadari bahwa energi itu sangat berharga. Tidak bisa dihamburkan, tidak mudah diperoleh dan harus dihemat !

😦 “Whaduuh Pakdhe, itu skenarionya mesti ada eenergi nuklir juga ya ?”

😀 “Emang kamu berani ?”

Perkembangan Tata Kelola Migas di Indonesia (1900-2012)

Perkembangan Tata Kelola dan Tantangan serta Strategi Eksplorasi Migas di Indonesia

Tata kelola MIGAS akan berubah besar dalam beberapa waktu dekat ini pasca pembubaran BPMIGAS. Dibawah ini sebgian dari tulisan yang pernah saya bawakan dalam acara Lokakarya Jurnalistik tentang Migas untuk Wartawan di Jawa Timur 3 Desember 2011

Sejarah Eksplorasi Migas di Indonesia

Perminyakan Sebelum Kemerdekaan.

Uraian dibawah ini dikumpulkan dari berbagai sumber terutama di internet yang sumber asalnya tidak diketahui serta beberapa buku bacaan dan diskusi di mailist IAGI-net. Untuk perkembangan yuridis telah disusun oleh BPK terlampir sebagai addendum tulisan ini.

😦 ” Mendongeng Sejarah ya Pak Dhe ?” Baca lebih lanjut

BPMIGAS BUBAR SO WHAT ?

BPMIGAS BUBAR SO WHAT ?

  • Apa sebenernya yang terjadi ?
    Yang terjadi MK membatalkan beberapa pasal dari UUMIGAS 22/2001.
  • Apa alasan keputusan ini ?
    Alasan Pemohon mengapa bertentangan dg pasal 33 UUD45 :
    “Bahwa menurut para Pemohon, lahirnya Badan Pelaksana Migas (BPMigas) sebagai perintah Pasal 1 angka 23, Pasal 4 ayat (3) dan Pasal 44 UU Migas menjadikan konsep Kuasa Pertambangan menjadi kabur (obscuur) karena mereduksi makna negara dalam frasa “dikuasa negara” yang terkandung dalam Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) UUD 1945; …”
  • Apa konsekuensinya ?
    Salah satu yang utama adalah BPMIGAS menjadi inkonsitusional, fungsi dan tugasnya dialihkan ke kementrian terkait.
  • Apakah UU22/2001 menjadi inskonstitusional
    Tidak seluruhnya, sudah ada beberapa pasal yg sebelumnya juga dibatalkan MK, dan sekarang pasal-pasal lain juga dibatalkan termasuk tentang fungsi dan wenenang Badan Pelaksana (BPMIGAS).
  • Apakah ini kesalahan pekerja BPPMIGAS ?
    Sama sekali bukan. ini bukan urusan kriminal, tetapi ini urusan legislasi dan konstitusi.
  • Bagaimana dengan Pekerja BPMIGAS ?
    Tergantung langkah pemerintah. Menurut putusan MK, dikembalikan kepada kementrian terkait.
  • Apakah BPHMIGAS (Hilir) juga mengalami hal yang sama ?
    Tidak. Putusan MK hanya untuk BPMIGAS. Dan putusan MK itu final tidak dikenal naik banding.
  • Apakah wewenangnya BPMIGAS beralih ke Pertamina ?
    Kalau pasal 61 dan 63 UU/2001 ini dibatalkan maka wewenangnya wajar kalau kembali ke Pertamina. Karena bunyi pasal-pasal itu menyebutkan peralihan wewenang Pertamina ke Badan Pelaksana menjadi batal. Mungkin saja diterjemahkan kembali ke semula. Tapi itu tergantung Pemerintah dalam menerjemahkan putusan MK.
  • Bagaimana operasi Migas apakah harus dihentikan ?
    Tentusaja tidak proses operasi harus tetap berjalan, negara harus tetap berjalan sehingga produksi dan kegiatan tidak boleh berhenti karena adanya perubahan tatakelola.
  • Apakah ini pertama terjadi di Indonesia ?
    Indonesia sudah melakukan kegiatan migas lebih seratus tahun. Proses-proses perubahan tata kelola migas sudah berkali-kali terjadi.
  • Lantas Pakdhe gimana ?
    Sebagai pegawai perusahaan migas ya tetep saja bekerja mencari minyak. Produksi migas tetap berjalan. Semoga perubahan pengelolaan ini berjalan lancar.

Pengelolaan migas di Indonesia sudah 100 tahun lebih.

Sudah berkali-kali pengelolaan migas itu berubah sejak seratus tahun yang lalu. Perubahan kepemilikan atau nasionalisasi juga pernah terjadi karena penjajahan dan karena kemerdekaan.

Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

Menasionalisasi perusahaan asing yang dilakukan pada saat kontrak habis merupakan cara yang paling elegan. Malaysia telah sukses melakukan hal itu dan tidak ada huru-hara. Wong memang seperti yg ditulis di kontrak PSC, bahwa kontrak HABIS !.

Diperpanjang atau tidak diperpanjang, tidak disinggung sama sekali dalam kontrak PSC. Kalau mau menasionalisasi ya saat kontrak habis itu adalah yang sangat tepat ! Tanpa perlu perubahan UUD, tidak perlu membuat UU dan tanpa takut melanggar kesepakatan kontrak PSC.

Baca lebih lanjut

Benarkah kita dibohongi “Peak Oil” ?

Hingar dan bingarnya pembahasan harga BBM juga membuka pembahasan lain tentang pengetahuan pembentukan minyak bumi. Salah satu yang sering disebarkan adalah dongengan dengan judul Kebohongan Peak Oil. Dibawah ini beberapa penjelasan tentang pembentukan minyak dan benarkah dugaan peak oil ini ?

😦 “Pakdhe, menutup kebohongan dengan kebohongan ya akhirnya terkuak”
😀 “Lah kalau sudah jujur saja dibilangin bohong mau ngomong apa lagi ?”
😦 “Pakdhe, Itu kan tulisannya dari sini. Mosok unipersitas buat propaganda bohong ?”
😀 “Hust … itu kan servernya sajah ! yang nulis bukan atas nama institusinya”

Baca lebih lanjut

Penurunan Produksi (Nasional) Bukan Kewajaran

Penurunan Produksi (Nasional) Bukan Kewajaran 

Semua geologist yang bekerja dalam industri migas mengerti tentang karakteristik produksi minyak dan gas dalam satu lapangan. Untuk skala individu lapangan penurunan produksii tidaklah aneh, palagi untuk lapangan tua. Tetapi, menurunnya produksi di Indonesia sebetulnya jangan hanya dilihat sebagai sebuah kewajaran alamiah karena production depletion saja, tetapi mestinya juga dilihat secara menyeluruh mengapa produksi menurun dalam skala nasional. Saya melihatnya sebagai akibat kegagalan eksplorasi di Indonesia.

😦 “Wah pakdhe, melihat kewajaran profil produksi tingkat individu lapangan minyak berbeda dengan kewajaran tingkat nasional ya ?”

😀 “Itulah Thole, melihat kewajaran juga harus jeli. Pandangan wajar seorang insinyur perminyakan melihat satu lapangan jangan dijadikan alasan kewajaran pengabil kebijakan donk.”

Baca lebih lanjut

Minyak Dan Energi Lain Masih Cukup Untuk Menghidupi Dunia [Skenario dunia damai]

Paradigm Shift

kekiri atau kekanan ?

Krisis minyak atau krisis energi barangkali benar-benar akan terjadi tetapi tidak akan membuat dunia ini kiamat atau kepunahan manusia, yang mungkin akan terjadi adalah “pergeseran cara berpikir manusia”  untuk lebih inovatif dan kreatif dalam penghematan dan pemanfaatan energi. Negara maju saat ini adalah negara boros energi, tapi nanti negara majulah yang paling sedikit kebutuhan energi perkapitanya. Barangkali itulah “survival of the fittest“nya Darwin !

Apakah Indonesia mesti berhemat dari sekarang ? JANGAN BURU-BURU ! Indonesia masih harus maju dulu, perlu memberikann listrik ke seluruh rakyat supaya memiliki daya juang dan daya saing, terutama ketika dunia nanti mulai berlomba menguasai ilmu dan teknologi. Posisi kita saat masih memanfaatkan energi untuk hidup dan bertahan.

Peak oil yg mulai dianggap sebagai mitos Baca lebih lanjut

Bukan sekedar muter keran – Perlu “Exploration Sharing Contract”

Gambar dibawah ini merupakan salah satu slide yang saya presentasikan kemarin diacara Panelis Discussion di acara Join Convention Makassar (HAGI-IAGI). Gambar ini menunjukkan bahwa jeda waktu (time lag) sejak diketemukan hingga mencapai puncak produksi migas itu berkisar 15-30 tahun !! (tercepat saat ini masih 5 tahun, dan untuk lapangan raksasa (Duri) memerlukan 50 tahun !) Jadi keputusan strategis itu ndak bisa dipakai untuk mendongkrak popularitas politis.

Yang diperlukan saat ini adalah seorang negarawan sejati untuk memikirkan strategi masa depan negeri !!

Selang waktu antara penemuan hingga puncak produksi migas di Indonesia.

Baca lebih lanjut

E L P I J I (L.P.G.=LIQUEFIED PETROLEUM GAS) Kenapa meledak ?

Pak Johanis Mawuntu, seorang sahabat saya adalah seorang Pensiunan Pertamina Perkapalan yang sangat konsen dengan LPG. Beliau sebelumnya pernah mendongeng juga tentang BBM disini. Nah sekarang beliau ingin berbagi ilmu tentang LPG yang sering meledak.

Tahukah anda bahwa gas LPG itu meledakhanya pada konsentrasi tertentu ?

Pak Johanis bercerita begini. Menurut beliau gas yang dijual belikan itu harus memenuhi standar tertantu sesuai dengan Keputusan Dirjen Miga No.25 K/36/DDJM/1990 tanggal 14 Mei 1990, Gas Elpiji yang dipasarkan di Indonesia adalah gas campuran yang terdiri dari Gas Propane dan Gas Butane yang perbandingan campurannya adalah Propan 30% dan butane 70%. Baca lebih lanjut

Sumberdaya Gas Alam -3 : C4e CBM for electric !

Menyambung tulisan sebelumnya tentang sumberdaya gas alam sebelumnya, kita tengok ulang persoalan energi yang diperlukan oleh masyarakat sedang disorot, mulai dari Listrik dengan TDLnya, gas mleduk hingga issue BBM premium yg bermasalah. Saya tertarik untuk yang listrik terlebih dahulu.

Saat ini listrik sepertinya lebih sering dipikirkan sebagai komoditi. Perhitungan ekonomi menjadi lebih menarik ketika bisnis berbicara soal listrik yang tersedia, maupun listrik yang dibutuhkan. Ini jelas menunjukkan kebijakannya sekedar berpikir supply-demand. Kondisi di Indonesia saat ini sudah jelas jumlah ketersediaan listrik tertinggal dibelakang kebutuhan. Sehingga listrik yang semestinya dapat dipikirkan sebagai infrastruktur pemicu ekonomipun pupus karena ketertinggalannya. Yang lebih terlihat saat ini adalah listrik dilihat sebagai sebuah komoditas ekonomi. Saat ini listrik lebih sering dikaji keekonomiannya lebih njlimet ketimbang bagimana penyediaannya. Baca lebih lanjut

Sumberdaya Gas Alam – 2 : CBM

Melanjutkan dongengan sebelumnya Sumberdaya Gas Alam – 1 dongengan berikut ini khusus untuk gas metan (CBM – Coal Bed Methane). Gas metan ini sedang menjadi sumberdaya alam baru non konvensional yang sudah mulai di eksplorasi di Indonesia.

Gambar dibawah ini merupakan sketsa ringkas bagaimana gas-gas itu berada.

Coal Bed Methane (CBM)

CBM saat ini sedang menjadi salah satu tumpuan harapan sebagai sumberdaya energi non konvensional. Di Idnonesia juga sudah mulai di eksplorasi dan diharapkan akan berproduksi dalam beberapa tahun kedepan.

Pematangan Batubara dan pembentukan gas metan (CBM) Baca lebih lanjut