Jokowi ngga perlu takut dalam soal BBM ini. Apabila SBY tidak mau menurunkan BBM pada mas pemerintahan kali ini, ada cara politis supaya popularitasnya tidak terganggu :
- Angkat Kabinet dari kalangan professional. Sesuai janji kampanye yang menyatakan akan mengangkat para professional, saya yakin popularitas meningkat atau paling tidak tetap. Siapa tahu pendukung lawannya akan menyeberang. Sambil manggut-manggut.
- Naikkan BBM setinggi mungkin, artinya sesuai harga keekonomian. Dengan membuat alasan yang logis misalnya dengan menyatakan,: “Langkah ini akibat kesalahan pemimpin sebelumnya yang salah dan tidak benar dalam melakukan perhitungan dan pemanfaatan migas selama ini. Sehingga saat ini BBM terpaksa harus dinaikkan untuk menyelamatkan negara. Harus disadari ini kemungkinan akan terjadi chaos, kacau atau rame karena kebijakan menaikkan BBM merupakan tindakan tidak populer. Tetapi alihkan atau supply BBM untuk luar jawa segera. Supaya luar jawa merasakan bahwa sekarang BBM juga dikirimkan ke luar jawa.
- Bila terjadi kekacauan berketerusan, Lakukan Reshuffle Kabinet menjadi kabinet “transaksional” untuk mendapatkan dukungan partai politik lainnya. Katakan saja para professional ini ‘nggak becus‘ memimpin negeri ini. Kemudian pilih Menteri dari Partai sesuai janji sebelum kampanye kemarin. Pssst, Ini langkah khusus untuk menambah dukungan dari Parlemen nantinya. Saya kira saat itu nanti rakyat sudah lupa dengan janji kampanye kemarin.
- Kalau masih tetep rame, –>TURUNKAN harga BBM <–, sedikit saja. Langkah seperti ini, diyakini akan menaikkan citra dimata rakyat. lah sekali-sekali PDIP menurunkan harga BBM. [Belum ada dalam sejarah looh]. Yang penting dalam menaikkan harga sebelumnya itu harus signifikan mengikuti harga keekonomiannya.
- Selesaikan tugas masa sisa kepemimpinan hingga 5 tahun. Kalau sukses ya masih bisa kepilih lagi, lumayan to ?
Langkah ditas memang merupakan langkah politis. Mungkin sekali bukan langkah terbaik demi negeri tetapi sangat mungkin dilihat realistis bagi para politikus.
Langkah terbaik untuk jangka panjang tetap harus mengalihkan BBMinyak ke BBGas ! Alihkan subsidi BBM ini untuk pembangunan infrastruktur gas. Dan jangan lupa transportasi massal yang haus BBM selama ini.
😦 “Pakdhe, lah kok ujung2nya soal popularitas saja to ?”
😀 “Thole, pencitraan itu sudah ada dari sononya. Jadi jangan terlalu lugu menganggap tidak ada pencitraan dalam perpolitikan”
Filed under: bbm, Bencana Alam, Energi, Gas, geothermal | Tagged: bbm, Energi, gas, kabinet | 10 Comments »