Berapa harga minyak tahun 2017 ?

Akhir tahun seperti biasa dihiasi oleh ramalan-ramalan. Salah satu yang kepingin diketahui adalah HARGA MINYAK ! Kali ini akan kita lihat berapa harga minyak tahun depan. Akankah harga minyak masih dapat diprediksikan, ataukah masih perlukah kita meramal harga minyak ?

😦 “Pakdhe kok ikutan meramal, mau jadi dukun minyak ya ?”

😀 “Bukan itu Thole, setiap mengawali usaha harus memiliki dasar perhitungan kedepan. Salah satunya memperkirakan patokan harga sebagai dasar berpijak”

hargaminyak

Sejak akhir tahun 2014 hingga 2016 dirasakan sebagai tahun paceklik bagi industri migas. Hampir semua investasi dalam pengusahaan migas dihentikan atau dibatalkan, atau paling tidak ditangguhkan. Anjloknya harga ini memberikan pelajaran khusus bahwa tidak ada yang mampu menjaga kelanggengan pasar yang sangat “volatile” (mudah berubah). Juga tidak diketahui pasti mekanismenya.

Harga 2017 sekitar 50-60 US$/bbl.

Kalau melihat tren sesaat kana sulit membuat prediksi (harapan) berapa harga minyak nantinya. Namun kalaupun dipkasakan, maka harga minyak antara 50-60 US$/bbl merupakan harga yang mungkin akan terjadi.

Harga tentunya parameter yang mutlak dan perlu dalam ekonomi dan bisnis. Dalam urusan ekonomi dan bisnis perlu memilki asumsi dalam perhitungan, “eh, berapa untungnya nanti ?”. Tanpa asumsi, tanpa prediksi jelas ndak mungkin melakukan perhitungan prakiraan untuk menentukan layak tidaknya proyek dilakukan, termasuk eksplorasi. Sehingga walaupun prediksi yang sudah diketahui pasti bakalan salahpun tetep saja dilakukan dan tetep saja diperlukan. Hanya dipakai sebagai pegangan dalam perhitungan sebelum melakukan usaha. Tetapi jelas prediksi dalam hal ini hanya sebagai asumsi yang HARUS dimiliki sebelum dimulainya suatu usaha.

Kapan Harga Minyak Kembali mendekati 100 US$/bbl  ?

Sudah bukan jamannya lagi menunggu harga minyak membaik. Yang lebih penting adalah perusahaan harus mampu tetap melakukan semua kegiatan usaha (Studi, Eksplorasi, dan produksi) dengan harga yang ada saat ini ,40-50 US$/bbl, saya yakin perusahaan akan lebih sehat ketimbang menunggu harga tinggi.

Menyiapkan Penyediaan Energi Dengan Akselerasi Kegiatan Eksplorasi.

Memberikan pasokan energi yang cukup merupakan salah satu tugas dan fungsi Negara yang semestinya menjadi bagian penting. Keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan akan memperkuat ketahanan energy yang memberikan nilai optimum pada pertumbuhan ekonomi. Ketimpangan yang dialami di Indonesia saat ini bukan hanya disebabkan karena kebutuhan yang meningkat namun juga keterlambatan dalam mengantisipasi kebutuhan yang memerlukan kajian dalam jangka panjang.
Penyediaan energi fosil rata-rata memerlukan waktu 10 hingga 20 tahun sejak awal kegiatan eksplorasi. Riset pengembangan energy nonfosil termasuk energy baru dan terbarukan juga memerlukan waktu lebih dari 10 tahun hingga memasuki tingkat keekonomian yang visible.

Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 6%/tahun maka kebutuhan energi total Indonesia meningkat 7.1% pertahun. Kebutuhan gas Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan akan meningkat 134% dibandingkan tahun 2010. Salah satu konsekuensi besarnya pertumbuhan ekonomi ini adalah kemungkinan terjadinya net import energy total pada tahun 2024.
Beberapa tindakan dan perubahan utama yang masih memungkinkan dilakukan sesuai dalam kemampuan kita saat ini antara lain :

• Meningkatkan eksplorasi sumberdaya energi dengan akselerasi khususnya migas di Indonesia Timur.
• Mengantisipasi kemungkinan terjadinya net impor energy total tahun 2024
• Mengurangi ketergantungan pada minyak dengan mengembangkan sektor gas alam dan gas nonkonvensional.
• Diversifikasi energi mix kita dengan percepatan rencana untuk mengeksplorasi sumber-sumber energi terbarukan.
• Mengurangi beban subsidi minyak dan mengalokasi dana-dana tersebut ke area-area yang diprioritaskan.

Baca lebih lanjut

Salah satu kunci yang penting dalam pemanfaatan energi di Indonesia adalah menyediakan transportasi.

Data statistik saat ini serta proyeksi kedepan menunjukkan bahwa 30% energi di Indonesia dipakai untuk transportasi.

EnergiFinal

Menyelesaikan masalah transportasi sudah dipastikan akan meningkatlkan ketahanan energi (sumber BPPT)

Menyelesaikan (mengadakan) masalah transportasi (masal) sudah dapat dipastikan menghemat energi. Bisa juga memperbaiki infrastruktur jalan bebas macet, mungkin mengurangi banyak sekali konsumsi BBM.

Kita tidak dapat tidak dapat serta-merta mengatakan Indonesia itu negara boros, walaupun dari elastisitas energi di Indonesia itu rendah. Karena di Indonesia energi masih dipakai “untuk hidup”, bukan untuk berfoya-foya energi. Untuk negara maju dimana kebutuhan energi perkapitanya tinggi, maka “Elastisitas Energi” parameter yang hanya cocok utk ‘High GDP Country’.

gdpvsefisiensiGlobal

Elastisitas vs GDP

Saya memiliki plot lain tentang pemakaian energi perkapita dibandingkan GDP-nya. Indonesia ternyata secara perkapita hanya sedikit menggunakan energi. Saya kira Indonesia menggunakan energinya masih diutamakan untuk hidup. Masih memerlukan banyak energi untuk memulai menggunakan energi dalam berproduksi. Jadi ada satu titik dimana bila ditambah supply energi, energi ini akan habis terus sampai mencapai titik balik. Nah saya kira Indonesia masih belum mencapai titik itu.

😦 “Jadi harusnya kinerjanya diukur pakai apa pakde ?”

😀 “Paling tidak jangan menggunakan tolok ukur negara maju untuk menilai kinerja Indonesia yang belum menjadi negara maju. Sediakan dulu energi yang CUKUP untuk rakyat, kemudian kita lihat kinerjanya”.

Plot ini menunjukkan bahwa penggunaan parameter elastisitas energi ini cocok untuk negara-negara maju (high GDP). dimana semakin banyak energi yg dimasukkan akan semakin tinggi produktifitasnya. Sedangkan untuk negara-negara Low GDP, penggunaan parameter elastisitas energi justru akan menghambat kemajuan.

Perlu dipikirkan, walau dikatakan bahwa Indonesia yang masih low productivity dan low eficiency masih harus dibanjiri energi supaya Indonesia mampu berproduksi lebih efisien, kalau melihat konerja negara maju. Memang harus melampaui titik jenuh energi. Nah ini tentusaja perlu kebaranian dan perlu usaha dalam mengisi, atau menggelontori energi sebanyak mungkin. Malaysia walaupun memiliki GDP lebih dari Indonesia tetapi perkapita mereka memerlukan energi lebih besar dari Indonesia.

Sebenernya ada pertanyaan yg sangat tepat. “Kenapa jumlah ahli kebumian (eksplorasi) bertambah tetapi produksi migas turun terus ?”

Kalau saja produksi energi “dinaikkan dan dipergunakan di dalam negeri” barangkali Indonesia akan melewati titik jenuh, dimana ini perlu ‘keberanian’ karena akan melewati titik kritis dimana menjadi negara dengan energi perkapita meningkat tetapi jumlah energi perkapita melampaui titik kritis.

)* Note: Elastisitas energi atau elasticity “ε” merupakan perbandingan antara banyaknya energi yang dipakai dibandingkan dengan besarnya GDP (kemajuan ekonomi suatu negara).

Panasbumi tidak harus berasosiasi dengan gunung api

Salah satu manifestasi energi panasbumi yang terlihat dipermukaan adalah adanya gunungapi. Sehingga selama ini kebanyakan kita melihat potensi panasbumi hanya bila ada asosiasi dengan gunung api disekitarnya. Namun sumberpanas bumi tidak harus dari proses gunung api atau vulkanis.

Slide11

Panas Bumi adalah mencari panas dari dalam bumi. Apapun sumber panas itu, tidak selalu berhubungan dengan gunung api. Perhatikan proses pemanfaatan panas yang tertutup, air panas diambil dan yang sudah dingin diinjeksikan untuk menjaga kelestarian sirkulasi panasnya.

Baca lebih lanjut

Turun ke Gelanggang : Dewan Energi Nasional (DEN).

Mohon doa restu kawan-kawan saudara Indonesia yang baik. Saya mengikuti proses pencalonan Dewan Energi Nasional dan masih akan mengikuti satu proses akhir dalam Fit and Proper Test di Komisi 7 DPR RI. Monggo silahkan memberikan input dukungan ke set_komisi7@dpr.go.id dengan disertakan dokumen tanda pengenal.

RDP4DEN

#RDP4DEN

Baca lebih lanjut

Siap-siap Import Energi

Satu hal yang saya soroti adalah adanya potensi besar di Indonesia pada tahun 2020-2030 dimana Indonesia mendapatkan bonus demografi. Saat itu nanti lebih dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.

Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang sedang menduduki posisi kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat mereka sibuk dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga bahan mineral tambang dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta lingkungan yang sehat dan aman.

Dalam beberapa kesempatan diskusi dan seminar saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya dari eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta eksplorasi pada tahun 2020 akan masih jauh dibawah dari kebutuhan. Sehingga menjadi tugas para pemerhati dan investor energi untuk mulai membangun recieving LNG terminal di Indonesia.

DemografiBunus

Demografi Bonus. Masa tahun 2020-2030 dimana ada 260 juta penduduk Indonesia dengan 180 juta diantaranya berusia kerja (15-64 tahun).

Proyeksi yang pernah saya coba memperkirakan Indonesia akan menjadi net importir gas pada 2022, dan net-importir energi pada tahun 2028. Sehingga persiapan pembuatan dan konstruksi LNG recieving terminal ini harus sudah dimulai dari sekarang. Lokasi-lokasi pembangunan recieving terminal ini menjadi sebuah keputusan penting dan strategis karena ini akan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi nantinya.

Proyeksi kebutuhan energi pernah ditulis disini sebelumnya. Tahun 2005 perkiraankebutuhan energi meningkat 3xlipat dalam 20 tahun. Lengkapnya disini Kebijakan Energi Nasional (PP 05/2006) Yang Terasa Jadul – 2

Perkiraan tahun 2005 masih valid.

BPPT tahun 2012 jjuga sudah membuat perkiraan jumlah kebutuhan energi Indonesia hingga tahun 2030. Proyeksi kebutuhan dasar dengan pertumbuhan ekonomi diatas 7.6% pertahun. Juga proyeksi kebutuhan apabila kita sukses menjalankan MP3EI dengan pertumbuhan diatas 10% pertahun. Dengan profil kebutuhan energi seperti dibawah ini.

Indonesia Energi 2030

Dengan tersedianya sumberdaya dan lingkungan sehat dan aman ini tidak mustahil Indonesia akan masuk dalam jajaran 10 negara perekonomian terbesar di dunia pada 2030 mendatang. Mengalahkan Jerman dan Inggris !

Jangan takut jadi importir !

Jadi jangan takut menjadi net importir asalkan mempersiapkan diri memasuki era itu. Dimana harus disadari bahwa energi itu sangat berharga. Tidak bisa dihamburkan, tidak mudah diperoleh dan harus dihemat !

😦 “Whaduuh Pakdhe, itu skenarionya mesti ada eenergi nuklir juga ya ?”

😀 “Emang kamu berani ?”

Perkembangan Tata Kelola Migas di Indonesia (1900-2012)

Perkembangan Tata Kelola dan Tantangan serta Strategi Eksplorasi Migas di Indonesia

Tata kelola MIGAS akan berubah besar dalam beberapa waktu dekat ini pasca pembubaran BPMIGAS. Dibawah ini sebgian dari tulisan yang pernah saya bawakan dalam acara Lokakarya Jurnalistik tentang Migas untuk Wartawan di Jawa Timur 3 Desember 2011

Sejarah Eksplorasi Migas di Indonesia

Perminyakan Sebelum Kemerdekaan.

Uraian dibawah ini dikumpulkan dari berbagai sumber terutama di internet yang sumber asalnya tidak diketahui serta beberapa buku bacaan dan diskusi di mailist IAGI-net. Untuk perkembangan yuridis telah disusun oleh BPK terlampir sebagai addendum tulisan ini.

😦 ” Mendongeng Sejarah ya Pak Dhe ?” Baca lebih lanjut

BPMIGAS BUBAR SO WHAT ?

BPMIGAS BUBAR SO WHAT ?

  • Apa sebenernya yang terjadi ?
    Yang terjadi MK membatalkan beberapa pasal dari UUMIGAS 22/2001.
  • Apa alasan keputusan ini ?
    Alasan Pemohon mengapa bertentangan dg pasal 33 UUD45 :
    “Bahwa menurut para Pemohon, lahirnya Badan Pelaksana Migas (BPMigas) sebagai perintah Pasal 1 angka 23, Pasal 4 ayat (3) dan Pasal 44 UU Migas menjadikan konsep Kuasa Pertambangan menjadi kabur (obscuur) karena mereduksi makna negara dalam frasa “dikuasa negara” yang terkandung dalam Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) UUD 1945; …”
  • Apa konsekuensinya ?
    Salah satu yang utama adalah BPMIGAS menjadi inkonsitusional, fungsi dan tugasnya dialihkan ke kementrian terkait.
  • Apakah UU22/2001 menjadi inskonstitusional
    Tidak seluruhnya, sudah ada beberapa pasal yg sebelumnya juga dibatalkan MK, dan sekarang pasal-pasal lain juga dibatalkan termasuk tentang fungsi dan wenenang Badan Pelaksana (BPMIGAS).
  • Apakah ini kesalahan pekerja BPPMIGAS ?
    Sama sekali bukan. ini bukan urusan kriminal, tetapi ini urusan legislasi dan konstitusi.
  • Bagaimana dengan Pekerja BPMIGAS ?
    Tergantung langkah pemerintah. Menurut putusan MK, dikembalikan kepada kementrian terkait.
  • Apakah BPHMIGAS (Hilir) juga mengalami hal yang sama ?
    Tidak. Putusan MK hanya untuk BPMIGAS. Dan putusan MK itu final tidak dikenal naik banding.
  • Apakah wewenangnya BPMIGAS beralih ke Pertamina ?
    Kalau pasal 61 dan 63 UU/2001 ini dibatalkan maka wewenangnya wajar kalau kembali ke Pertamina. Karena bunyi pasal-pasal itu menyebutkan peralihan wewenang Pertamina ke Badan Pelaksana menjadi batal. Mungkin saja diterjemahkan kembali ke semula. Tapi itu tergantung Pemerintah dalam menerjemahkan putusan MK.
  • Bagaimana operasi Migas apakah harus dihentikan ?
    Tentusaja tidak proses operasi harus tetap berjalan, negara harus tetap berjalan sehingga produksi dan kegiatan tidak boleh berhenti karena adanya perubahan tatakelola.
  • Apakah ini pertama terjadi di Indonesia ?
    Indonesia sudah melakukan kegiatan migas lebih seratus tahun. Proses-proses perubahan tata kelola migas sudah berkali-kali terjadi.
  • Lantas Pakdhe gimana ?
    Sebagai pegawai perusahaan migas ya tetep saja bekerja mencari minyak. Produksi migas tetap berjalan. Semoga perubahan pengelolaan ini berjalan lancar.

Pengelolaan migas di Indonesia sudah 100 tahun lebih.

Sudah berkali-kali pengelolaan migas itu berubah sejak seratus tahun yang lalu. Perubahan kepemilikan atau nasionalisasi juga pernah terjadi karena penjajahan dan karena kemerdekaan.

Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

Menasionalisasi perusahaan asing yang dilakukan pada saat kontrak habis merupakan cara yang paling elegan. Malaysia telah sukses melakukan hal itu dan tidak ada huru-hara. Wong memang seperti yg ditulis di kontrak PSC, bahwa kontrak HABIS !.

Diperpanjang atau tidak diperpanjang, tidak disinggung sama sekali dalam kontrak PSC. Kalau mau menasionalisasi ya saat kontrak habis itu adalah yang sangat tepat ! Tanpa perlu perubahan UUD, tidak perlu membuat UU dan tanpa takut melanggar kesepakatan kontrak PSC.

Baca lebih lanjut

Benarkah kita dibohongi “Peak Oil” ?

Hingar dan bingarnya pembahasan harga BBM juga membuka pembahasan lain tentang pengetahuan pembentukan minyak bumi. Salah satu yang sering disebarkan adalah dongengan dengan judul Kebohongan Peak Oil. Dibawah ini beberapa penjelasan tentang pembentukan minyak dan benarkah dugaan peak oil ini ?

😦 “Pakdhe, menutup kebohongan dengan kebohongan ya akhirnya terkuak”
😀 “Lah kalau sudah jujur saja dibilangin bohong mau ngomong apa lagi ?”
😦 “Pakdhe, Itu kan tulisannya dari sini. Mosok unipersitas buat propaganda bohong ?”
😀 “Hust … itu kan servernya sajah ! yang nulis bukan atas nama institusinya”

Baca lebih lanjut

Penurunan Produksi (Nasional) Bukan Kewajaran

Penurunan Produksi (Nasional) Bukan Kewajaran 

Semua geologist yang bekerja dalam industri migas mengerti tentang karakteristik produksi minyak dan gas dalam satu lapangan. Untuk skala individu lapangan penurunan produksii tidaklah aneh, palagi untuk lapangan tua. Tetapi, menurunnya produksi di Indonesia sebetulnya jangan hanya dilihat sebagai sebuah kewajaran alamiah karena production depletion saja, tetapi mestinya juga dilihat secara menyeluruh mengapa produksi menurun dalam skala nasional. Saya melihatnya sebagai akibat kegagalan eksplorasi di Indonesia.

😦 “Wah pakdhe, melihat kewajaran profil produksi tingkat individu lapangan minyak berbeda dengan kewajaran tingkat nasional ya ?”

😀 “Itulah Thole, melihat kewajaran juga harus jeli. Pandangan wajar seorang insinyur perminyakan melihat satu lapangan jangan dijadikan alasan kewajaran pengabil kebijakan donk.”

Baca lebih lanjut

Minyak Dan Energi Lain Masih Cukup Untuk Menghidupi Dunia [Skenario dunia damai]

Paradigm Shift

kekiri atau kekanan ?

Krisis minyak atau krisis energi barangkali benar-benar akan terjadi tetapi tidak akan membuat dunia ini kiamat atau kepunahan manusia, yang mungkin akan terjadi adalah “pergeseran cara berpikir manusia”  untuk lebih inovatif dan kreatif dalam penghematan dan pemanfaatan energi. Negara maju saat ini adalah negara boros energi, tapi nanti negara majulah yang paling sedikit kebutuhan energi perkapitanya. Barangkali itulah “survival of the fittest“nya Darwin !

Apakah Indonesia mesti berhemat dari sekarang ? JANGAN BURU-BURU ! Indonesia masih harus maju dulu, perlu memberikann listrik ke seluruh rakyat supaya memiliki daya juang dan daya saing, terutama ketika dunia nanti mulai berlomba menguasai ilmu dan teknologi. Posisi kita saat masih memanfaatkan energi untuk hidup dan bertahan.

Peak oil yg mulai dianggap sebagai mitos Baca lebih lanjut

Bukan sekedar muter keran – Perlu “Exploration Sharing Contract”

Gambar dibawah ini merupakan salah satu slide yang saya presentasikan kemarin diacara Panelis Discussion di acara Join Convention Makassar (HAGI-IAGI). Gambar ini menunjukkan bahwa jeda waktu (time lag) sejak diketemukan hingga mencapai puncak produksi migas itu berkisar 15-30 tahun !! (tercepat saat ini masih 5 tahun, dan untuk lapangan raksasa (Duri) memerlukan 50 tahun !) Jadi keputusan strategis itu ndak bisa dipakai untuk mendongkrak popularitas politis.

Yang diperlukan saat ini adalah seorang negarawan sejati untuk memikirkan strategi masa depan negeri !!

Selang waktu antara penemuan hingga puncak produksi migas di Indonesia.

Baca lebih lanjut

Sumberdaya Gas Alam – 1

Dalam setiap pembicraan energi di dunia saat ini, gas sering menjadi primadona karena issue semakin menipisnya cadangan minyak dunia. Tidak kalah serunya juga membicarakan energi di dalam negeri NKRI tercinta ini.
Sumberdaya Gas Alam, dalam hal ini gas yang dapat dibakar (Combustible gas) adalah gas hidrokarbon. Ya, seperti halnya minyakbumi, gas juga berupa hidrokarbon, merupakan rangkaian hidrogen (H) dan karbon (C). Gas memiliki rangkaian C pendek sedangkan minyak memiliki rangkaian dengan C lebih dari 5. Karena gas ini juga hidrokarbon, maka terdapatnya minyak dan gas alam ini dapat dijelaskan menjadi satu. Itulah sebabnya minyak dan gas ditangani oleh satu badan tersendiri dirjen MIGAS. Namun, apakah semua harus ditangani dengan cara yang sama, atau berbeda ? Okelah, kita mulai dari bagaimana terbentuknya gas ini dan kemudian bagaimana terdpaatnya gas ini. Nah selanjutnya dengan mengetahui karakterstik gas ini kita bisa melihat bagaimana semestinya menangani atau menggunakan gas-gas alam ini. Baca lebih lanjut

Memperkirakan profil produksi migas Indonesia hingga 2050.

Setiap perusahaan migas selalu membuat prakiraan profil produksi hingga akhir proyek atau akhir kontrak. Dengan demikian perusahaan akan cenderung menggenjot produksi secepatnya, dan kalau mungkin tidak menyisakan pada akhir kontrak sehingga keuntungannya optimal. Ya, karena pada prinsipnya perusahaan mencari profit (keuntungan) dan perlu diketahui juga sepanjang hal itu tidak menyalahi persetujuan kontrak. Optimalisasi produksi memang perlu dilakukan dengan persyaratan tentunya tidak meinggalkan kerusakan. Tetapi bagi sebuah negara memproduksi minyak bukan hanya soal untung rugi, karena keberadaan negara diharapkan langgeng seterusnya.

Apapun background falsafahnya, kurva produksi migas pada umumnya memiliki kesamaan. Secara natural alam akan memberikan pola tertentu pada produksi sumberdaya alam yang diambil.

Hubbert memperkenalkan teorinya yang dikenal dengan nama Hubbert Peak, atau Puncak Hubbert, yaitu bentuk kurva normal dari produksi migas. Baca lebih lanjut

Minyak di Indonesia sudah jenuh di-ekplorasi ?

well-density-1

Yang warna biru ini adalah gerumbulan titik

Seringkali banyak yang bertanya-tanya bahkan mengirim email. Apakah minyak di Indonesia sudah akan habis ? Benarkan di Indonesia sudah tidak mungkin diketemukan giant field atau lapangan minyak dan gas raksasa seperti Duri, Minas, Tunu, atau Arun dan lainnya lagi ?

Tidak mudah menjawabnya, karena eksplorasi bukan sekedar di bor dan ditinggalkan kalau tidak dijumpai tanda-tanda minyak dan gas.

😦 “Lah kalau masih ada trus gimana nyarinya Pakdhe ?”

😀 “Thole, ngebor trus ngga dapet bukan berarti ngga ada minyak. tetapi barangkali belum diketemukan. Dan yang terpenting dalam esplorasi migas itu ya ngebor, bukan hanya riset !”

Dibawah ini dongeng seputar eksplorasi minyak yang secara sederhana dengan cara membandingkan kegiatan eksplorasi di Indonesia dengan tempat lain.

Kunci ekplorasi minyak ya ngebor ! Baca lebih lanjut

Batasi dengan GRID ! untuk mempermudah dan menghemat.

grid1

Grid (kotak-kotak beraturan)

Sudah jenuh dengan mendongeng transportasi “Aliran Jamaah Haji di Mina”, Laju Aliran Lalulintas dan “Gelombang lalulintas !” yang ruwet sekarang mendongeng yang santai dan rileks tapi perlu diperhatikan terutama kawan-kawan perminyakan. Walaupun idenya ini bisa diterapkan untuk kawan-kawan yang selalu berhubungan dengan peta kehutanan, lokasi pertanian, serta konsesi pertambangan dll.

😦 “Looh, Pakdhe, lalu-lintasnya emang dah lancar ya ?”

:D: Ya ben, biar ngga bikin bosen thole”

Beberapa kali diskusi tentang grid dalam menentukan daerah operasi perminyakan selalu saja meleset ke luasan daerah, bukan titik-tiktik lokasi dalam penentuan daerah operasi (daerah konsesi). Banyak yang masih memiliki pengertian GRID seperti dibawah ini :

Konon yang dibawah ini infonya dari Ditjen MIGAS. Baca lebih lanjut

Harga minyak dan pasaran kerja tahun 2009

oil_price_1946-2008

Melanjutkan crita prediksi harga minyak sebelumnya disini tentang prediksi-harga-minyak-perlu-tahu-walaupun-selalu-salah/, sekarang kita lanjutkan bagaimana kira-kira situasi pasaran kerja di sektor migas.

Ketidakpastian lebih berbahaya ketimbang harga rendah

Ketidak pastian harga minyak dimasa depan sering dipakai sebagai alasan untuk enggan mengambil keputusan. Namun sebenernya kalau dilihat dari sejarah masa lalu turunnya harga hingga sepertiga dari harga sebelumnya juga pernah terjadi.

Sejarah harga minyak sejak 1946-2008 ini memperlihatkan bagaimana dahulu ditahun 1985 harga minyak juga jatuh hingga separonya. Bahkan  harga minyak ini jatuh sekitar seperempat dari puncak harga ditahun 1979-1980 lima tahun sebelumnya.

😦 “Oooh jadi dulu pernah terjadi juga ya Pakdhe. Tapi apa iya trus tenang-tenang saja nanti bakalan naik lagi ?”

😀 “Lah maumu harganya tinggi opo rendah tole ?. Yang diinginkan para usahawan sebenernya kestabilan harga untuk menjaga kepastian usaha”

Baca lebih lanjut

Kebijakan Energi Nasional (PP 05/2006) Yang Terasa Jadul – 1

Peraturan Pemerintah no 5 tahun 2006 ini memang (relatif) baru saja dibuat. Baru berusia dua tahun. Namun perkembangan energi di dunia ini suangat cepat sehingga Peraturan Pemerintah inipun menjadi perlu dilihat lagi. Benerkah Jadul ?

😦 “Hallah Pakdhe ini looh. Nganggu Pak SBY saja !”

😀 “Thole penyusunan PP ini dikerjakan sudah sejak sebelum SBY menjadi RI-1, namun sayangnya kalau dilihat kajian ilmiah yang mendasarinya kurang greget. Secara saintifik ilmiah kurang mendukung untuk sebuah kebijakan dengan target masa depan yang lebih dari 25 tahun (tahun 2025)”

Latar belakang Baca lebih lanjut

Sepintas mengenal IOC – International Oil Corporation 

https://i0.wp.com/www.armsdeal-vpo.co.za/cartoons/big_merger.jpgSebelum melanjutkan dongengan ke Pertamina kita tengok dahulu beberapa IOC atau International Oil Corporation. Perusahaan-perusahaan ini memang bener-bener perusahaan yang mengusai dunia minyak diawal eksplorasi minyak bumi di mulai. Tentunya saya tidak bercerita bagaimana Rockefeller dan Zijlker.

Kali ini akan didongengkan munculnya perusahaan-perusahaan raksasa saat ini.

Baca lebih lanjut