Membangun Terowongan MRT Dibawah Kota Sesibuk Jakarta

MRT_jakarta[1]Membuat terowongan dengan mesin bor

Membuat terowongan dijaman moderen yang sudah supersibuk ini tentusaja tidak boleh menganggu jalannya aktifitas di permukaan. Juga tidak boleh mempengaruhi konstruksi yang sudah ada diatasnya. Salah satu teknologi yang saat ini sudah banyak diaplikasikan adalah dengan TBM – Tunelling Boring Machine, Mesin Pengebor Terowongan).

PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta yg akan membangun MRT Jakarta ini mengungkapkan Tunnel Bore Machine (TBM) atau mesin bor terowongan untuk pengerjaan stasiun bawah tanah MRT akan tiba pada April mendatang. Dengan begitu, proses penggalian terowongan untuk stasiun bawah tanah dapat dimulai pada bulan Agustus.

1425372782[1]

TBM (Tunnel Boring Machine)

Alat bor ini memiliki ukuran diameter 12 meter dengan panjang sekitar 100 meter. Sering juga disebut Mole (sejenis tikus pembuat lubang terowongan). Ada beberapa perusahaan yang melakukan pengeboran dengan MOLE ini. Salah satunya dapat dilihat cara kerjanya dibawah ini.

Alat bor raksasa ini akan melakukan kegiatannya dibawah tanah tanpa menganggu aktifitas dipermukaan. Alat ini cocok utk tanah lunak seperti Jakarta. Karena batuannya tidak perlu di ledakkan seperti kalau membuat terowongan pertambangan.

Dibagian depan dipakai untuk mengebor dan memasang dinding beton tahan air. Dibelakang alat bor ini ada bagian yang berfungsi sebagai alat angkut logistik. Terutama beton-beton yang nantinya akan menjadi dinding terowongan.

😦 “Mudah-mudahan tidak ada banjir besar selama tahap konstruksi ya Pakde”.

Tantangan selama tahap konstruksi

Untuk membangun terowongan di kota super padat dan super sibuk seperti jakarta ini tantangannya tentunya cukup banyak. Selain kondisi geologi diatas (subsidence dan patahan aktif), tantangan bawah permukaan yang harus diperhitungkan misalnya konstruksi yang sudah ada diatas jalur terowongan. Kerentanan konstruksi diatasnya juga harus diketahui dan diperhitungkan supaya tidak terpengaruh oleh akibat getaran mesin bor, perubahan perilaku penurunan tanah, dsb.

Semoga saja dengan alat super canggih ini tidak hanya satu terowongan yang akan dibuat di Jakarta. Bahkan mungkin kita juga mungkin membuat MPT (Multi Purpose Tunnel). Walaupun sulit dan mahal, pembuatan terowongan inipun perlu dibuat, kan ?

159448_475[1]

Penampang “Multi Purpose Tunnel” Dua pertiga diatas untuk jalan kendaraan, dibawah untuk jalan air.

😦 “Betul Pakde, mendingan dana APBD untuk membuat Deep Tunnel walaupun mahal. Daripada dipakai buat belanja UPS !”

Jakarta, Sudah Siapkah Menghadapi Banjir … Lagi ?

Flooded+HI+Round+Jan+2013[1]

Banjir Jakarta Januari 2013

Membicarakan banjir Jakarta tidak akan pernah basi terutama bila memasuki bulan Nopember – Desember. Hampir semua akan “maklum” (yang dipaksakan) ketika ada cerita banjir Jakarta. Sedangkan kalau berbicara kebutuhan air di Jakarta ini termasuk daerah yg susah mendapatkan air “bersih”.

😦 “Pakde, bukannya air hujan ini kan air bersih ?”
😀 “Justru itu Thole. Persoalan AIR di Jakarta ini perlu dilihat secara menyeluruh, bukan hanya soal banjir, thok !”

Baca lebih lanjut

Yang Ambles Tidak Hanya Jakarta

Batuan sedimen yang ada di beberapa tempat terutama di pantai utara Jawa adalah endapan laut. Bahkan batuan dasar yang berada pada kedalaman lebih dari seratus meter. Artinya dulu tanah itu ada di dasar laut tetapi sekarang sudah turun ambles hingga seratus meter.

Penampang Bawah Permukaan Jakarta

Gambar diatas memperlihatkan lapisan dibawah Jakarta. Perhatikan warna hijau, itu lapisan batuan yang pada saat diendapkan berupa lapisan mendatar, namun terlihat bahwa dibagian utara (kanan) sudah jauh dibawah karena proses ambles. Terlihat di bagian utara (kanan) lebih ambles ketimbang bagian selatan (kiri).

😦 “Wah Pakdhe, kok amblesnya sampai ratusan meter begitu ?”

😀 “Ya, proses amblesan ini kan pelan-pelan. Bisa ribuan bahkan juta tahun digambar itu tertulis Pleistocene artinya diendapkan antara 2.5 juta tahun lalu hingga 12 000 tahun lalu”

Baca lebih lanjut

Banjir Jakarta 2013 : 1. Peta terdampak

2013-01-16_Banjir_Jakarta_Update_1200-575x812[1]

Banjir Jakarta 2013-01-16 Update 12:00

Dibawah ini peta lokasi banjir di Jakarta tanggal 16 Januari 2013.

:(” Whadduh Pakdhe, kok lebih sepertiga jakarta tergenang ?”

Seperti ditulisan sebelumnya banjir di Jakarta ini sudah pernah diperkirakan sebelumnya. Namun tentusaja perkiraan bisa salah, hanya kebetulan kali ini benar. Yang diperkirakan adalah curah hujannya sedangkan curah hujan hanya sebagian dari penyebab datangnya banjir. Selain curah hujan tentunya kondisi hidrologi, drainasi, serta perubahan morfologi akibat perilaku manusia. Membangun di jalan air, tidak merawat drainasi buatannya sendiri, termasuk membuang sampah sembarangan tentunya.

Baca lebih lanjut

Bencana alam sebagai ancaman nasional (Belajar dari banjir Bangkok)

Daerah tangkapan (DAS) Chao Praya. Mirip dengan dengan DAS Ciliwung Jakarta. (Wikipedia)

Banjir yang saat ini (Oktober 2011) terjadi di Thailand dan ancaman banjir terhadap ibukota Bangkok, dengan volume air yang begitu banyak, yang disebut-sebut sebagai banjir terburuk dalam 5 dekade terakhir, betul-betul membuka mata kawan saya, Minarwan, bahwa kurangnya pengalaman manusia dalam menanggulangi sebuah bencana besar membuat kita tidak siap sehingga tidak bisa meminimalkan ancaman tersebut.

😦 “Pakdhe, Lik Minarwan ini kan seorang dokteor dari Indonesia kan ? Kok kerjanya di Thailand ?”

😀 “Barangkali Pak Lik Minarwan masih ingin menimba ilmu disana thole. Siapa tahu di Eropa ilmunya tidak sebanyak di Thailand” 😉

Baca lebih lanjut

Potensi Gempa Selat Sunda

Gempa-gempa sebelah barat Sumatera

Sentilan atau malah disebut cletukan Andi Arief, Staff Khusus Presiden bidang kebencanaan dan bantuan sosial beberapa waktu lalu tentunya mengagetkan. Lah gimana tidak wong di koran dan media disebutkan salah satunya di detik Potensi bahaya gempa sebesar 8.7 SR di Jakarta“. Karuan saja masyarakat se Jakarta kebingungan. bagaimana tidak Jogja yang digoyang 6.2 SR  saja sudah membuat porak poranda. Lah ini 8,7 berarti 10 Kalilipat lebih !

😦 “Pakdhe, Ini cuman pengalihan issue ya ?”

😀 “mmmpfhh !”

Memang semua sudah mengerti tentang plate tectonic, sudah banyak yang ngeh soal patahan, sudah banyak yang sadar bahwa gempa itu penting dan bahkan sudah mengerti kalau bangunan itulah yang membunuh. Tetapi seperti apa sih potensi gempa yang di Selat Sunda ini ? Baca lebih lanjut

Bisakah Banjir Jakarta Dikurangi?

Pintu Manggarai tahun 1920-an

Bisakah Banjir Jakarta Dikurangi? Begitu sebuah artikel di LIPI. Sebuah pertanyaan yang sering mengemuka ketika musim Banjir di Jakarta. Ya, saat musim hujan sudah tiba, kita harus mulai bersiap-siap lagi.

Dalam artikel bernuansa dongengan ilmiah populer ini Pusat Geoteknologi LIPI, atau sering dikenal dengan Geotek ini menceriterakan bahwa  banjir di Jakarta memang sudah sejak dulu. Sejak jaman Bang Pitung dan Bang Jampang. Tercatat yang terbesar adalah yang terjadi pada tahun 1621, 1654, 1725 dan yang paling besar adalah yang terjadi pada tahun 1918, yang merupakan akibat dari pembabatan hutan untuk perkebunan teh di Puncak. Waktu itu, banyak korban manusia dan harta benda yang lain. Banjir itulah yang membuat Pemerintah Belanda pada saat itu membuat perencanaan untuk mencegah banjir di Batavia. Rencana pencegahan itu kemudian terkenal dengan apa yang disebut sebagai “Strategi Herman van Breen” (1920 -1926), disebut demikian karena meneer van Breen adalah ketua tim pencegahan banjir di Batavia pada saat itu.

😦 “Pakdhe, kok jadi mirip cerita Merapi yang awanpanasnya sudah pernah juga sampai Cangkringan sebelumnya. Ini banjir Jakarta sudah ada sejak jaman rekiplik juga, ya”

😀 “Itulah perlunya belajar sejarah, Thole. Tidak hanya sejarah perjuangan bangsa tetapi termasuk belajar sejarah geologinya. Karena manusia jangka hidupnya terlalu bayi dibanding usia bumi tempat dipijak.”

Baca lebih lanjut

AWAS Cuaca Ekstrim !

Satelite cuaca 19 Januari 2010

BMG mengeluarkan amaran cuaca yang ekstrim mungkin akan terjadi antara 19 hingga 21 Januari 2010.

Adanya daerah tekanan rendah di sebelah Utara dan Barat Australia bagian Utara yang membentuk daerah pumpunan/pertemuan angin yang memanjang dari Sumatera bagian Tengah hingga Laut Jawa serta dari Laut Maluku hingga Papua Barat yang berpengaruh terhadap proses pertumbuhan awan hujan di wilayah sekitarnya. Nilai labilitas udara cukup labil, kelembaban udara yang cukup besar dan suhu muka laut yang masih hangat mendukung pertumbuhan awan hujan terutama di wilayah Indonesia bagian Timur.

Wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang adalah :

Kereta super canggih, tetapi bukan super cepat

Walaupun disebut sebagai hi-speed tetapi kereta ini bukanlah kereta supercepat seperti TGV-Prancis, juga bukan seperti Shinkansen Jepang, dan juga bukan seperti Maglevnya China. Tapi kereta ini jelas super canggih. Terutama karena ecofriendly.

Dibawah ini salah satu impian dari Hi-Speed Hydrogen Super Highway Rail Concession (H2RSH).

Kenapa eco-friendly ?

Teoritis, hal ini memang memungkinkan. Disepanjang rel ini akan dipasang Solar Cell, di solar cell ini asal dari energy yang dihasilkan. Tentusaja terutama dari energi matahari. Baca lebih lanjut

Banjir Situ Gintung : “Keringkan saja danau ini !”

Sumber dari mailist

Sumber dari mailist

Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat mengejutkan. Dengan korban lebih dari 50 orang meninggal tentusaja ini sebuah bencana yang cukup serius terjadi di dekat Ibu Kota lagi.

Melihat sepintas pada peta-peta yang dikoleksi kesimpulan sementara yang ada adalah “keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi“. Kesimpulan ini mungkin mengagetkan karena disitu ada sebuah taman wisata yg sangat bagus. Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara seksama.

😦 “Wah Pakdhe, cepet bilang ke Pak eSBeYe donk”

😀 “Ya wis kamu saja sampaikan ke beliau atau ke Gubernur Jakarta, Thole. Aku masih ada Pe-eR disini. Skalian dipakai untuk kampanye”

Baca lebih lanjut

Laju Aliran Lalulintas

polwan_indonesia

mBak PolWan ini yang pinter ngatur lalulintas. Nurut ya !

Sebelumnya kita tahu tentang ilmu gelombang yang dapat dipakai dalam menganalisa lalu lintas (Gelombang lalulintas ! ), dan belajar bahwa laju lalulintas sangat dikontrol oleh si pengendara. Demikian juga kita blajar bahwa kemacetan lalulintas dapat dilihat sebagai sebuah gelombang. Sekarang kita akan melihat bagaimana kalau lalulintas ini dilihat sebagai sebuah aliran berbagai jenis kendaraan.

😦 “Sebenernya Pakdhe niku geologist atau pulisi lalulintas to ?”

😀 “Hust ! Ntar di semprit mBak Pul “

Kali ini teori lain yang ada dalam ilmu aliran fluida kita pakai untuk menerangkan laju lalu lintas. Teori laju aliran ini dikenal didalam ilmu reservoir engineering maupun piping engineering. Ilmu yang mempelajari bagaimana fluida itu berjalan dan mengalir disebut dinamika fluida, atau “fluid dynamics”.

Daya alir atau permeabilitas

Baca lebih lanjut

Jakarta yang “makin” sumpek – 2. Tak se’sexy’ dulu ! 

pindaah.gif

Jakarta berkembang pesat !!

Setelah melihat perkembangan Batavia masa penjajahan dengan nama awal Jacatra (Proto-Jakarta), sekarang kita lihat bersama perkembangan Modern-Jakart.

😦 “Pakdhe, Jakarta itu berkembang cepat atau berkembang tak terkontrol ?”
😀 “Hust !”

Ya, benar Jakarta berkembang sangat pesat setelah kemerdekaan, suangat cepat !!. Perkembangan Jakarta dapat dilihat dari statistik jumlah penduduknya. Juga perkembangan Jakarta dapat dilihat juga dari perkembangan penggunaan lahan. Berikut ini ada peta perkembangan Jakarta setelah ditangan Indonesia. Maksudte setelah rakyat Indonesia mampu mengembangkan diri secara mandiri, MERDEKA !. Lihat penjelasannya dibawah. Baca lebih lanjut

Jakarta hanya cukup satu juta jiwa ! Blaik … !

dromodelpenghijauan.jpgMasih soal banjir Jakarta. Banyak yang sering mengatakan soal tataruang dan penegakan aturan yang ada menjadi sebuah kambing paling item kalau menghadapi kesemrawutan Jakarta. Hmmm … Aturan sih memang bisa saja ditegakkan. Tetapi aturan yang benar haruslah didasari dengan riset dan penelitian ilmiah yang bener juga. Skali lagi harus didasari dengan penelitian dasar ilmiah. Penelitian ini juga mestinya menyeluruh, walaupun belum detail tetapi penelitian ilmiah harus menyeluruh. Benarkan membuat serapan akan menambah daya serap air permukaan, seberapa besar dampaknya terhadap air permukaan ? Berapa koefisien bangunannya ? Pertanyaan ini hanya bisa dijawab dng riset, bukan dengan aturan.

Baca lebih lanjut