Gunung dan Al-Quran #1 –Gunung Penahan Goncangan


Quran-and-Science[1]Kata “Gunung” ditemukan di 56 ayat dalam AlQuran. Memang tidak secara eksplisit disebutkan gunungapi. Namun juga dapat diartikan bukit serta gunung akibat pengangkatan atau perlipatan. Diantaranya disebutkan : (15:19) Gunung itu diciptakan dengan ukuran tertentu; gunung sebagai stabilisator menahan guncangan bumi (16:15; 21:31; 31:10; 50: 78:7; 79:32; 88:19); gunung-gunung itu sejatinya juga dinamis berjalan seperti beraraknya awan, tidak diam di tempatnya (18:47; 27:88; 52;10); Gunung memfasilitasi terbentuknya air tawar yang segar (77:27).  Gunung itu menjulang dan bisa juga tererosi hingga rata (20:106); Gunung bersujud patuh dan bertasbih pada Allah (22:18; 34:10; 38:18); Ahli geologi atau kebumian tentunya mengetahui gunung, nah mari kita coba “gatuk-gatuk” antara ilmu kebumian dengan tafsir diatas. Ini bukan kajian science, ini hanya mencocok-cocokkan tetapi siapa tahu ada yang memeroleh hidayah dan hikmah dari ini.

😦 “Wah pakde ini sudah mulai menggatuk-gatukke ilmu dengan Alquran. Apa memang AQ itu sumber ilmu bumi ?” 😀 “Ini memang bukan kajian ‘scientific approach’, tapi sekedar mencocokkan kalau cocok ya syukur kalau enggak ya kita cari lagi, thole”

Nah Mari kita lihat satu persatu apa kira-kira maksud beberapa ayat ini dan apakah ada dalam sains.

Gunung sebagai paku bumi penahan goncangan. (16:15; 21:31; 31:10; 50: 78:7; 79:32; 88:19);

Dalam beberapa ayat disebutkan bahwa gunung sebagai stabilisator menahan guncangan bumi, salah satunya Dan telah Kami jadikan di bumi ini gununggunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka…” (Al Qur’an, 21:31). Apakah benar dalam sains memiliki potensi menahan itu ? Coba tengok peta goyangan sebuah gempa dibawah ini :

TertahanolehGunung

Perhatikan angka 0.25 yg merupakan “kekuatan goyangan” yg tertahan di daerah gunung dan melaju di daerah landai.

وَأَلْقَى فِي الأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَاراً وَسُبُلاً لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ    An-Nahl:015 Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, Mengapa begini ? Ini yang lebih penting. Mengapa goyangan gempa itu tidak terasa di daerah gunung-gunung tetapi terasa kuat di daerah yang landai. Daerah landai seringkali tertutup oleh lapisan muda yang lunak. Sehingga getarannya (goyangan) akan teramplifikasi. Masih ingat gempa Jogja 2006 ? Nah di Jogjakarta yang tertutup oleh endapan merapi muda terasa goyangannya lebih besar sedangkan di pegunungan selatan “relatif” tidak besar goyangannya. Perhatikan peta dibawah ini.

UNOSAT_Java_EQ_damage30may06_lowres

Perhatikan lokasi kerusakan terbesar pada landaian, bukan pegunungan. karena gunung yang masif, pejal dan keras akan melalukan (meneruskan) energi gelombang (goyangan) sehingga gelombang gempanya hanya lewat saja. Seolah memang benar bahwa gunung telah menahan kerusakan.

Detil keterangan peta diatas sudah didongengkan disini : Peta kerusakan Gempa Jogja 27 Mei 2006

😦 “Wah Pakdhe berarti Al Quran bener doonk”. 😀 “Ya, Thole. Tetapi kenapa bukan kamu yang menelitinya sejak dulu ? Mengapa hanya gatuk-gatuk saja ?” 😦 “Iya deh, diteruskan dengan ayat-ayat yang lainnya ya Pakde”

Di Meksiko juga mengalami hal yang sama. Walaupun sumbergempanya jauh, namun pegunungan yang berada diantara pusat gempa dan Meksiko justru mengalami goncangan kecil ketimbang kota Meksiko yang berupa landaian dan dibawahnya merupakan endapan lunak.

proses-amplifikasi-pada-gempa-meksiko--courtesy--prof-masyhur-irsyan-[1]

Proses “amplifikasi” hingga 4.5 kali lipat dari batuan dasar yg seringkali batuan dasar ini muncul dan tersingkap di daerah gunung. (courtesy prof masyhur irsyan)

Dengan demikian perlu diperhatikan batuan penyangga dibawah bangunan-bangunan serta gedung-gedung di daerah perkotaan ini.

Selanjutnya ….

Lanjutan :

12 Tanggapan

  1. Adanya pembumbungan keatas membentuk gunung seperti himalaya sama besaran kedalaman akarnya dengan ketinggian gunung tersebut. begitu juga pada akar gunung volkanik, dimana para ahli geologi meyakini, akar akar pegunungan tersebut berfungsi sebagai peredam gerakan liar diantara ineraksi lempeng, sehingga lempeng lebih teratur gerekannya, maka gempapun akan memiliki keteraturan episode. Fenomena tersebut adalam Isostasi

  2. jadinya rentan bahaya ya tinggal di tempat landai

  3. Menambah kuat Iman, dan jadi ilmu yang bermanfaat

  4. Penjelasan yang masuk akal dan bisa diterima logika nie
    Insya Allah iman kita akan semakit kuat 🙂

  5. Subhanallah, diciptakannya gunung ada manfaatnya ya…

  6. Wah, penjelasan yg sangat luar biasa pak Dhe. Gunung/bukit sebagai pasak bumi juga menarik dijelaskan mengingat 2/3 dari total volume bukit berada di bawah permukaan tanah.

    Thanks ya salam dari Aceh

  7. AWW, pakdhe Rov, mohon ijin berbagi ttg “cocoklogi” tdk bermaksud “islamisasi science”, berikut catatan pak Rubi Ono

    Dalam Al Qur’an kata Autaad hanya terdapat pada Surah An Nabaa[78]:7 dan Surah Al Fajr[89]:10.

    أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَـنِ الرَّجِيمِ
    ‘Audzu billahiminasy syaithonir rojim
    Aku mohon perlindungan kepada Alloh dari godaan setan yang terkutuk

    وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
    Wal jibaala AUTAADA
    dan gunung-gunung “Autad” (QS 78:7)

    وَفِرْعَوْنَ ذِى الْأَوْتَادِ
    Wal Fir’auna dzil AUTAADI
    Dan kaum Fir’aun mempunyai banyak “Autad” (QS 89:10)

    Shodaqollohul ‘adzim (Maha Benar Alloh dengan segala firmanNya)

    Autad adalah teknologi yang sangat tinggi yang dimiliki oleh kaum Fir’aun, yang ide dasarnya mengadobsi dari pembentukan lempeng gunung oleh magma bumi sebagaiman kita ketahui cerobong magma atau di sebut diatrema adalah saluran-saluran seperti pipa yang terbentuk batuan beku yang merupakan kerak hingga dapat di lalui oleh Magma yang bergerak naik ke permukaan bumi (erupsi magma) inilah yang menyebabkan terbentuknya gunung api atau vulkan.
    Dunia ilmu pengetahuan sekarang inipun hanya baru tahu bahwa pembuatan Piramid dengan cara autad tsb diatas, sebagaimana yang saya kutip dari beberapa media :
    ——
    Sejak lama para ilmuwan bingung bagaimana cara sebuah piramida dibangun. Hal ini karena teknologi mengangkat batu-batu besar yang bisa mencapai ribuan kilogram ke puncak-puncak bangunan belum ditemukan di zamannya.

    Apa rahasia di balik pembangunan piramida ini?
    Dalam edisi tanggal 1 Desember 2006, Koran Amerika Times menerbitkan berita ilmiah yang mengkonfirmasi bahwa Firaun menggunakan tanah liat untuk membangun piramida! Menurut penelitian tersebut disebutkan bahwa batu yang digunakan untuk membuat piramida adalah tanah liat yang dipanaskan hingga membentuk batu keras yang sulit dibedakan dengan batu aslinya.

    Para ilmuwan mengatakan bahwa Firaun mahir dalam ilmu kimia dalam mengelola tanah liat hingga menjadi batu. Dan teknik tersebut menjadi hal yang sangat rahasia jika dilihat dari kodifikasi nomor di batu yang mereka tinggalkan.
    Profesor Gilles Hug, dan Michel Profesor Barsoum menegaskan bahwa Piramida yang paling besar di Giza, terbuat dari dua jenis batu: batu alam dan batu-batu yang dibuat secara manual alias olahan tanah liat.

    Dan dalam penelitian yang dipublikasikan oleh majalah “Journal of American Ceramic Society” menegaskan bahwa Firaun menggunakan jenis tanah slurry untuk membangun monumen yang tinggi, termasuk piramida. Karena tidak mungkin bagi seseorang untuk mengangkat batu berat ribuan kilogram. Sementara untuk dasarnya, Firaun menggunakan batu alam.
    Piramida, dan lumpur yang sudah diolah menurut ukuran yang diinginkan dibakar untuk diletakkan di tempat yang paling tinggi.
    Lumpur tersebut merupakan campuran lumpur kapur di tungku perapian yang dipanaskan dengan uap air garam dan berhasil membuat uap air sehingga membentuk campuran tanah liat. Kemudian olahan itu dituangkan dalam tempat yang disediakan di dinding piramida.
    Profesor Davidovits telah mengambil batu piramida yang terbesar untuk dilakukan analisis dengan menggunakan mikroskop elektron terhadap batu tersebut dan menemukan jejak reaksi cepat yang menegaskan bahwa batu terbuat dari lumpur. Selama ini, tanpa penggunaan mikroskop elektron, ahli geologi belum mampu membedakan antara batu alam dan batu buatan.

    Dengan metode pembuatan batu besar melalui cara ini, sang profesor membutuhkan waktu sepuluh hari hingga mirip dengan batu aslinya.
    Sebelumnya, seorang ilmuwan Belgia, Guy Demortier, telah bertahun-tahun mencari jawaban dari rahasia di balik pembuatan batu besar di puncak-puncak piramida. Ia pun berkata, “Setelah bertahun-tahun melakukan riset dan studi, sekarang saya baru yakin bahwa piramida yang terletak di Mesir dibuat dengan menggunakan tanah liat.”
    Selama ini, ilmuwan hanya mempunyai jawaban yang fiktif soal cara membangun piramida Firaun. Bagaimana mengangkat batu-batu besar yang jumlahnya mencapai 2,8 juta batu. Waktu itu, mereka menyatakan secara fiktif bahwa orang Mesir kuno memiliki kemampuan mengangkat jutaan batu yang beratnya sekitar lima atau enam ribu kilogram!
    Penemuan oleh Profesor Prancis Joseph Davidovits soal batu-batu piramida yang ternyata terbuat dari olahan lumpur ini memakan waktu sekitar dua puluh tahun.

    Sebuah penelitian yang luas tentang piramida Bosnia, “Piramida Matahari” dan menjelaskan bahwa batu-batunya terbuat dari tanah liat! Ini menegaskan bahwa metode ini tersebar luas di masa lalu. (Gambar dari batu piramida).
    Sebuah gambar yang digunakan dalam casting batu-batu kuno piramida matahari mengalir di Bosnia, dan kebenaran ilmiah mengatakan bahwa sangat jelas bahwa metode tertentu pada pengecoran batu berasal dari tanah liat telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dalam peradaban yang berbeda baik Rumania atau Firaun!

    Al Qur’an ternyata Lebih Dulu Punya Jawaban
    Jika dipahami lebih dalam, ternyata Al Qur’an telah mengungkapkan hal ini dari beberapa ayat-ayat yang Alloh firmankan. Antara lain:
    “Dan berkata Fir’aun: ‘Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang Tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa Dia Termasuk orang-orang pendusta.” (Al-Qashash:38)

    Ayat ini menunjukkan rahasia dari teknologi konstruksi yang digunakan untuk bangunan tinggi sebuah monumen seperti disebutkan “buatkanlah untukku bangunan yang Tinggi”. Teknik ini didasarkan pada lumpur dan panas seperti dalam ayat: “Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat!”

    Subhanalloh! Ada bukti yang menunjukkan bahwa patung-patung raksasa dan tiang-tiang yang ditemukan dalam peradaban Rumania dan yang lainnya juga dibangun dari tanah liat! Dapat dikatakan: bahwa keajaiban Al Qur’an menunjukkan cara untuk membangun bangunan-bangunan dari tanah liat dan ini yang tidak diketahui pada waktu turunnya Al Qur’an hingga zaman “modern” saat ini.
    Siapa yang memberitahukan kepada Rosululloh tentang berita ini?
    Al Qur’an adalah kitab pertama yang mengungkapkan rahasia bangunan piramida, bukan para Ilmuwan Amerika dan Perancis. Pertanyaannya adalah:
    Kita tahu bahwa Nabi Muhammad s.a.w tidak pergi ke Mesir dan tidak pernah melihat piramida, bahkan mungkin tidak pernah mendengar tentangnya. Kisah Fir’aun, terjadi sebelum masa Nabi Muhammad s.a.w ribuan tahun yang lalu, dan tidak ada satupun di muka bumi ini pada waktu itu yang mengetahui tentang rahasia piramida. Sebelum ini, para ilmuwan tidak yakin bahwa Fir’aun menggunakan tanah liat dan panas untuk membangun monumen tinggi kecuali beberapa tahun belakangan ini.
    ——
    Para ahli geologi yang katanya “modern” menggambarkan lipatan tanah yang mengambil tempat duduk di atas relief, dan yang dimensinya berbeda-beda sampai beberapa kilometer bahkan beberapa puluh kilometer.
    Insya Alloh dengan rasa kagum dan bangga para Geolog Islam akan berucap subhanalloh, ternyata jangankan dengan kaum Fir’aun para ilmuwan sekarangpun masih tertinggal jauh dengan teknologi pembangunan Candi Borobudur.

    Wa Allohu’alam bishshowab (والله أعلمُ بالـصـواب)Lihat Selengkapnya
    — bersama Handi Yawan dan 47 lainnya.

    source :https://www.facebook.com/rubi.ono.9?hc_location=stream

  8. Gunung sbg pasak bumi, dapat dibuktikan dengan menghitung simpangan tanah ketika terjadi gempa, ternyata semakin besar beban di atas tanah semakin kecil simpangannya, nah kalau diatas tanah terdapat gunung yang bebannya sangat besar maka dapat meredam simpangan ke samping maupun arah vertikal.

  9. Share yg menarik pakde Rov. Sekedar informasi, di pasaran tersedia Al Quran edisi ilmu pengetahuan. Isinya ayat ayat yg berkaitan dengan sains, alam semesta, makhluk hidup, dll ditandai dengan cetak berwarna, utk nandain kl ayat itu bs digatuk-gatuk kan ato di teliti lebih lanjut. Cocok utk org2 yg tertarik dengan sains, dan merangsang utk melakukan research yg berbasis al quran. (Note: ini bkn promosi lho pakde,cm berbagi info.hehe)

  10. Pakdhe, kalau dikaitkan dengan isostasy bgmn?

  11. Shadaqallahu al-‘Azhiem, Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

  12. Rupanya benar “kajian” “nggathuk-nggathukke” tersebut pak dhe, kebetulan saya wong Jogja yang merasakan langsung kejadian gempa Jogja 2006, sekitar kampung saya (Kalasan) banyak rumah-rumah yang hancur dan getaran terasa begitu kuat, tetapi, di daerah Gunungkidul yang merupakan kawasa pegunungan malah ada yang tidak merasakan goncangan, padahal jarak dari epicentrum gempa malah lebih dekat. Ini merupakan salah satu manfaat al Jabal (gunung) untuk manusia

Tinggalkan komentar