Mitos awan gempa !


Myth : a usually traditional story of ostensibly historical events that serves to unfold part of the world view of a people or explain a practice, belief, or natural phenomenon.

Tidak mudah ‘menghalau’ (mendebat 🙂 mitos awan gempa, mitos itu sendiri berkembang karena memang manusia menginginkan sesuatu dengan cara cepat. Penjelasan-penjelasan ilmiah semu (psudoscience) sering mengikuti berkembangnya mitos-mitos tentang gejala alam.

Darimana mitos awan ini berkembang, apa saja penjelasan psudo science yg ada, apa yg paling mungkin menjelaskannya, apakah ada cara yg sederhana untuk “mendebat“nya ?

Awan Kobe di Jepang. Mengapa awan ini begitu terkenal ?

Isu “awan gempa” bermula dengan kejadian gempa di Kobe. Gempa yg terjadi di Kobe tahun 1995 merupakan kejadian gempa yg menelan banyak korban. Jepang yg sudah canggih dalam hal ilmu kegempaanpun masih juga mengalami musibah dan bencana. Dan seolah olah menjadikan “monumen” khusus di abad moderen di Jepang. gempa berkekuatan 6.9 ini menjadi “insiden” khusus buat jepang. Nah, itulah kemudian banyak bermunculan issue-issue seputar gempa Jepang ini. Salah satunya “isu awan lurus” ini berawal dari bencana gempa Kobe. Issue awan lurus ini ndompleng gempa Kobe tahun 1995 itu dan menyebar lewat media internet dengan cepat. Bahkan menjadi berkembang sebagai mitos. Misalnya di sini yang katanya berhasil memprediksi dengan kebenaran 60 %, namun saya tetap tidak dapat meyakininya.

Mengapa saya tidak yakin ?

Kalau memang benar di Kobe ada awan sebelum gempa, sangat mungkin itu hanyalah kebetulan saja. Kebetulan ada awan, kebetulan setelah itu ada gempa. Tetapi bahwa awan itu pertanda gempa sama sekali tidak berdasar. Sama halnya ketika saya sedang duduk menghadap ketimur kemudian ada hujan deres setelah itu, tetapi saya yg sedang duduk santai jelas tidak ada hubungan dengan hujan deres disitu kan ? Walopun aku mengalaminya sudah 37 kali !
Website-website yang ditunjukkan ke saya yang ada di comments kebanyakan bukan dari website yg saya anggap secara ilmiah kompeten. Coba baca uraianku tentang memilih website yand sangat ketat mengikuti kaidah ilmiah disini.

http://www.enchantedlearning.com/ Nah sekarang coba tengok fakta tentang awan ini.

Awan itu ada bermacam-macam jenis. Bisa dibaca di eksiklopedia gratis wikipedia disini. Awan cirrus merupakan awan tinggi yg tersusun oleh kristal-krital es. Awan ini terlihat seperti serabut. Dan kadang berbentuk memanjang. Sperti dijelaskan didalam wikipedia bahwa awan itu berbentuk bermacam-macam dan komposisinya serta ketinggiannya berbeda-beda.

Geometri melihat ketiggian awan, dan jarak lateral awan

Awan lurus yg terlihat seringkali disebut sebagai Awan Cirrus, yaitu awan yg cukup tinggi attitude-nya. Awan ini memilki ketinggian antara rata-rata yg teramati sekitar 20 000 ft atau sekitar 6 Km tingginya. Sehingga akan teramati pada daerah yg cukup luas. Nah mari kita ingat-ingat pelajaran SMP, skali lagi ini pelajaran geometri di SMP saja. Kalau pelajaran geometri SMA aku saja dulu cuman dapet 6. Di SMA Teladan Jogja itu dulu gurunya pelit !!.

Coba kita ingat-ingat ketika melihat awan ini, apakah kita sambil mendongak atau sambil normal mengamati awan ?

– Kalau anda normal mengamati dengan sudut 30 derajat maka awan cirrus tersebut berada 12 Km dari tempat anda berdiri.
– Kalau anda mendongak (40 derajat) maka ketinggian jarak lateral awan itu hanya 6 Km.
– Kalau anda menggunakan padangan datar (<5 derajat) misal diatap genting maka jarak terjauh yg teramatipun hanyalah 60 Km, seandainya udara sangat cerah, tidak ada awan yg pendek (comulus).

Gambar Jawa dilihat dari angkasa dari sebelah selatan dan penampang Utara-SelatanDengan mengetahui ketinggian awan cirrus ini, maka kita dapat memperkirakan dimana awan itu berada. Dengan ketinggannya yang hanya 6 Km maka jarak pandang terjauh sebelum tertutup pohon atau gedung-gedung, dan juga karena kondisi udara di khatulistiwa yang banyak mengandung uap air (yg mengurangi feasibilty/ jarak lihat), maka awan yg teramati dengan mata telanjang mungkin hanya sekitar 30-40 Km saja. Yg tertangkap dengan baik oleh kamera rata-rata saya perkirakan terjauhnya hanya sekitar 20 Km saja.

Nah kalau anda melihat gambar penampang diatas, apakah anda yakin bahwa awan lurus yang dilihat dan dilaporkan dan ditulis dikoran-koran itu adalah awan gempa ? Awan Cirrus memilki kenampakan dan elevasi tertinggi sehingga kalau awan lain tentunya akan lebih dekat dengan pengamat.Coba amati saja fotonya dan perhatikan :

  • Apa kira-kira jenis awannya, anda bisa perkirakan elevasi/ketinggian awan
  • Perkirakan sudut pandangnya, kemana arah pandangnya
  • Hitung jarak awan dengan pengamat, dengan geometri SMP dulu diatas
  • Tentukan dimana lokasi awan itu.

Silahkan dipikirkan bareng-bareng, ya …
Apakah logis orang di Jogja melihat awan lurus pertanda gempa di Samodra Indonesia kemarin ? Apakah logis orang di Jakarta melihat awan lurus pertanda gempa di Jogja, padahal ketika mengamati awan dia sedang menghadap ke barat ?
Apalagi ketika ada yg di Batam melihat awan lurus sebagai pertanda awan gempa di Selat Sunda ? Lah dalam jarak lebih dari 200 Km itu sudah ada pengaruh kelengkungan bumi seperti terlihat pada gambar diatas.
Itulah sebabnya saya menuliskan anda berhati-hati kalau ada awan lurus vertikal karena kawan anda yg yakin itu awan gempa dan kebetulan dia pinter geometri, semestinya dia akan lari ketakutan, karena posisi episenter sangat dekat dengannya.

Artikel yg berhubungan :

149 Tanggapan

  1. […] Mitos awan gempa ! – dongeng geologi | geologi lingkungan […]

  2. Salam pak,
    Saya danua. Saya tertarik dengan artikel ini setelah gugling dan nemu penjelasan ilmiah soal awan vertikal. Di twitter, pagi 01-02-2014 di TL saya ada twit mengenai awan vertikal yg terlihat di langit jogja. Dan ada 2 twit soal penampakan awan vertikal. Lengkap dengan fotonya. Dan terkesan berukuran besar. Saya tidak tahu mesti berkomentar apa. Tapi yg jelas sangat mengundang rasa penasaran dengan segala tetek bengek mitos hubunganya dengan gempa.

    Sekian info saya. Salam. Dan terima kasih.

  3. tambahan dari komen sebelumnya..
    mengenai HAARP
    BENARKAH PENDAPAT ITU?

    Berikut penjelasan ilmiah tentang awan berwarna-warni tersebut sebelum munculnya gempa, dikutip dari makalah Bapak Ma’rufin seorang pakar geologi.

    Dalam beberapa gempa, seperti di Sichuan setengah tahun lalu maupun di Samudera Hindia 17 Juli 2006 teramati adanya kilatan cahaya yang berwarna-warni mirip aurora, yang dikenal sebagai earthquake lights/earthquake rays. Fenomena ini sebenarnya sudah teramati sejak lama,

    bahkan jauh hari menjelang Gempa Tangshan 1976 (gempa paling mematikan dalam sejarah yang membunuh 750 ribu jiwa) pun sudah teramati.

    Banyak penjelasan diajukan untuk earthquake lights ini. Satu yang bisa diterima, cahaya itu muncul sebagai akibat adanya peningkatan intensitas ion/elektron di atmosfer lokal menjelang terjadinya gempa, ketika segmen batuan mulai terpatahkan dan bergesekan antar sesamanya.

    Jumlah ion/elektron juga semakin meningkat karena retakan-retakan kulit Bumi yang mulai terbentuk menjelang meletupnya gempa menyemburkan gas radioaktif dalam jumlah besar, umumnya Radon, sang pemancar sinar alfa. Sebutir sinar alfa di udara mampu menciptakan 10.000 pasang ion-elektron di sepanjang lintasannya. Sama seperti aurora, tubrukan ion/elektron berlebih ini dengan molekul-molekul udara pun menghasilkan emisi cahaya.

    Sementara arus ion/elektron dalam medan magnet Bumi menghasilkan gelombang elektromagnetik dalam spektrum gelombang radio, sebagaimana teramati dalam beberapa gempa. Arus partikel ini sanggup pula mengganggu garis-garis gaya magnet Bumi setempat, sehingga menghasilkan perilaku anomalik pada makhluk hidup yang menggunakan magnet Bumi sebagai panduan navigasinya, misalnya burung.

    BISAKAH HAARP MEMICU TERJADINYA GEMPA?

    HAARP alias High-frequency Active Auroral Program memang salah satu proyek Pentagon, hasil kerjasama US Air Force, US Navy, DARPA (Defense Advanced Research Project Agency) dan Univ. of Alaska. Berdiri pada 1993, proyek ini menempati sisi barat Taman Nasional Wrangell-Saint Elias di Gakona, Alaska, dengan tujuan mengetahui, menyimulasikan dan mengontrol proses ionosferik yang barangkali saja bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan telekomunikasi dan surveilans.

    HAARP terdiri dari 180 antenna yang meradiasikan 3,981 megawatt ERP (total effective radiated power). Fasilitas seperti HAARP tidak hanya dibangun AS saja. Eropa juga memilikinya, dengan ERP 1 gigawatt yang berpangkalan di

    Tromso, Norwegia. Demikian pula Russia dengan fasilitas sejenis di Vasilsurk,

    yang sanggup menghasilkan 190 megawatt ERP. Dengan berpatokan pada ERP-nya saja, kita bisa lihat HAARP adalah yang terkecil. Seluruh fasilitas ini berada di lingkar kutub utara (Arktik).

    Intensitas gelombang elektromagnetik high-frequency yang dipancarkan HAARP ke ionosfer mencapai 3 mikrowatt/cm persegi. Sebagai pembanding, intensitas radiasi elektromagnetik dari Matahari (dalam semua spektrum panjang gelombang) yang sampai ke permukaan Bumi mencapai 0,15 watt/cm persegi atau 50 ribu kali lebih besar.

    Dan marilah kita berandai-andai sedikit : bisakah pancaran sinar Matahari memicu gempa tektonik? Tidak bukan? Dan lantas, bisakah sinyal HAARP yang puluhan ribu kali lebih lemah ketimbang sinar Matahari itu memicu gempa? Kontroversi HAARP sebagai senjata geofisika telah muncul sejak September 1995

  4. Dear all berikut ada penjelasan mengenai fenomena ini melanjutkan komen dari bocah lugu mengenai HAARP…saya kutip artikel ini dari
    http://www.lintasberita.com/Entertainment/Sains/senjata-as-palign-mutakhir-pemicu-gempa-dan-tsunami-

    Penjelasan Ilmiah atas Pertanyaan: Bisakah HAARP Memicu Gempa? ::

    HAARP adalah project investigasi yang bertujuan untuk “memahami, menstimulasi,dan mengontrol proses ionospheric yang dapat mengubah kinerja komunikasi dan menggunakan sistem surveilans”. Dimulai pada tahun 1992, project ditargetkan selesai dalam 20 tahun kedepan (selesai tahun 2012).

    HAARP terletak di Alaska, Amerika Serikat. Lebih tepatnya lagi HAARP berada di Gakona, Alaska (latitude:62.39,longitude:145,15) yang terletak di barat Taman Nasional Wrangell-Saint Elias . Dampak lingkungan yang disebabkan HAARP memicu pernyataan izin untuk array hingga 180 antena yang akan didirikan. HAARP telah dibangun sebelumnya di situs instalasi radar yang bernama over-the-horizon.

    HAARP itu bekerja dengan memanaskan ionosphere yang ada di langit sehingga dapat memanipulasi keadaan langit disekitarnya. Dengan kelebihan tersebut, HAARP digunakan sebagai kebutuhan militer.

    Banyak penggemar teori konspirasi yang menyebutkan bahwa HAARP dapat menciptakan bencana alam seperti gempa bumi yang didahului dengan munculnya awan berwarna-warni sebagai tanmda bahwa HAARP sedang diaktifkan

  5. good…..

  6. Hai mas Rovicky, tanda awan lurus sebelum gempa jangan dianggap mitos, atau anggapan yang keliru atau hanya kebetulan. Awan ini memang sering ada sebelum kejadian-kejadian gempa. Banyak orang telah menjadi saksi akan hal ini. Saya sendiri di Yogya pernah melihat awan lurus putih mirip bekas asap pesawat tempur memanjang dari timur ke arah barat daya. Awan ini saya lihat pada jam 5 sore dan sampai jam 7 malam masih terlihat jelas. Kemudian sekitar 5 hari kemudian ada gempa dan tsunami di Pangandaran yang lalu. Mungkin anda termasuk ahli dalam ilmu geografi, justru hal ini menjadi tantangan anda untuk meneliti kebenarannya secara ilmiah, bukan langsung menganggapnya sebagai mitos, karena bila terburu-buru menuduh sebagai mitos berarti anda tidak percaya dengan petunjuk Tuhan yang memberikan tanda-tanda bagi orang yang mau berpikir.

    –> Mas Prapto. Memang tidak semua awan merupakan awan gempa. Tidak semu aawan lurus awan gempa. Kalau toh memang itu benar mestinya tidak semudah itu menentukannya. Harus ada penjelasan ilmiah terbentuknya. Dan salah satu cara verifikasi yang saya tawarkan adalah dengan ilmu geometri. Kalau anda lihat awan lurus kemudian anda lihat dimana lokasi awan lurus itu dan apakah langsung muncul gempa atau nunggu 5 hari, atau bahkan sebulan baru ada, tentunya bukan awan gempa.
    Yang saya percayai Tuhan memberikan petunjuk lewat ilmu, bukan nggatuk-gatukke tanpa dasar. Kita perlu mengkaji segala bentuk gejala dengan berpikir, bukan hanya kebetulan. Contoh mudah begini. Tiap pagi banyak orang Indonesia mandi, apakah trus berarti matahari terbit itu menyebabkan manusia perlu mandi ? Seperti halnya awan lurus, apakah setiap ada awan lurus selalu diikuti gempa ? Mari berpikir lagi bersama-sama

  7. mari qta cek dan pelajari:
    SCALAR/HAARP
    then we shall know how we’ve been punked by scietiest

  8. Boleh aja Silahkan saya tunggu

  9. pak boleh kirimkan arikel tentang epicenter gempa dan hipocenter gempa????

    teima kasih pak sebelumnya.

  10. menarik banget,ada yang lain gak?

  11. […] awan yang bisa dibaca di sini. Lalu ada pula pembahasan panjang lebar soal mitos awan gempa oleh pendongeng geologi yang memunculkan beragam […]

  12. up date dong pak infonya, gimana dengan gempa agustus 2010 ini di jogja?

    plis deh pak,
    kalo emang ternyata pendapat bapak salah, gak ada salahnya juga kalo kemudian bapak meralatnya…

    semoga bermanfaat untuk semua2 yang membaca tulisan bapak ini.
    tq.

  13. bagi2 info berikutnya ya…..
    terimakasih

  14. kalo smua rakyat indo berfikiran logis kaya mas niscaya negri ini ngga mudah di terpa isyu ga jelas

  15. masuk akal

  16. analisis yang top

  17. Begini, saya juga kemarin tertarik mengenai awan gempa ini. bahkan sampi saya cari2 penyebabnya. dalam hal ini saya tidak memperhatikan posisi awan dan posisi hipocenter gempa. kalau dari yang saya liat, pada saat sebelum terjadi gempa bumi yang besar, pasti akan terjadi akumulasi stress akibat tekanan. tekanan tersebut membuat densitas bertambah, mengganggu grafitasi dan kemudia akibat tekanan pada batuan menimbulkan gangguan gelombang elektromagnet. gelombang elektromagnet ini kan bisa sampai ke awan. kemudia dengan adanya gelombang elektromagnet ini bisa jadi mengganggu awan, karena kita tahu kalau awan itu memiliki muatan juga.

  18. Apalagi awan ya Mas Blass akan sangat mudah terpengaruh gravitasi. seolah olah seperti tersedot ke bumi….
    Manusia dan gedung besar aja bisa tertahan di tanah juga karena gravitasi apalagi hanya awan yang ringan ……he..he..he

    betul..betul..betul…

  19. AKAN BIJAKSANA KALAU ITU SEBAGAI BAHAN PENGETAHUAN KITA.

    Karena Alam hanya dapat di atur oleh Alam.
    SIAPA YANG LIBIH TAHU RASA SAKIT DI JARIMU…. JAWABANYA….KAMU SENDIRI

    Dokter akan semakin lihai bila berusaha merasakan sakit si pasien.

    Pembentukan awan itu terjadi karena timbulnya grafitasi besar akibat gesekan lempeng tanah….. di dalam sana

    jangankan awan. ..bila grafitasi besar jaringan frequensi dan sejenisnya akan rusak. ( travo TV. RADIO, Pembangkit listrik, generator, masing masing =+- 50 hz)

    bahkan aliran listrik statis yang sangat kecil di dalam otak kita akan sangan berpengaruh terhadap gravitasi.

    SEMAKIN PANDAILAH ANDA MEMBACA ALAM SEKITAR…..

    (Saya korban gempa Jogja….dan tertimbun dalam rumah saya. saya ingat betul ketika gelombang gempa menerjang tubuh saya. walaupun saya di dalam rumah)

  20. […] Update 26/07/2006 Ternyata Masalah awan gempa ini masih kontroversi. Silahkan baca diskusi menarik tentang masalah ini. […]

  21. maap sebelumnya. terjadinya fenomena awan gempa bagaimana dengan awan yang di china ?…. yang seperti pelangi
    saat ini yang berkembang bahwa bencana alam gempa bumi adalah murni bencana dan diyakini bahwa itu adalah kehendak Tuhan dan ada yang menyangkal hal itu maka dibilang takabur atau kelewat batas.

    mungkin disini saya ingin menginformasikan ttg HAARRP senjata milik NASA Amerika di Alaska, dimana itu adalah senjata yang dapat digunakan untuk membuat Gempa.
    saya kira semua ini adalah politik, berdasarkan sejarah bisa diruntut kejadiannya. entah perhitungan saya ini salah atau kurang tepat semoga menjadi bahasan disini.
    ini contoh 1 kasus, negara terkenal minyak adalah arab saudi dan irak, kita bisa lihat saudi dan amerika sudah seperti saudara bahkan bisa jadi amerika itu adalah majikannya itu perumpaan saja maka tidak perlu diperangi oleh amerika. berbeda dengan irak yang dilakukan adalah gencatan senjata dengan berbagai macam caranya dia dapat menyerang irak.
    sedangkan indonesia bukan menjadi alasan untuk gencatan senjata, bisa dibayangkan gejolak dunia bila terjadi gencatan senjata. maka yang dilakukan adalah membuat bangsa indonesia lupa akan bangsanya sendiri. hanya dengan kurung waktu cukup singkat 40-50 thn saja indonesia sudah berubah kiblatnya ke arah kebarat2an.
    indonesia kaya akan sumber alam, apa iya minyak kita sedikit ? apa iya uranium di sumatera sedikit ? apa iya irian itu tembaga bukan emas ? kemana bukit emas yang sekarang menjadi lembah di papua ?…..
    sering kali kita menutup mata. kejadian gempa di jogya ada tanda merah bola di langit dan itu pagi hari bukan matahari karena disana sunset apakah itu ?
    dengan menggunakan modus bencana alam negara kita dapat dengan mudah dimasuki seperti kejadian sebelumnya. dengan budah pula negara luar melakukan berbagai aktifitas survey, dengan mudah pula orang kita disuap pihak luar agar rumah disewa oleh orang asing…….apakah kita memikirkan apa yang terjadi pada generasi berikutnya ?……

    terima kasih semoga menjadi banyak pertimbangan. saatnya indonesia menutup diri dengan bantuan2 yang tidak jelas. china mempersilahkan negara luar masuk saat terjadi bandara tetapi hanya di air port menerima bantuan tidak dengan masuk kelokasi, kenapa begitu …karena china tahu riwayat sejarah mereka dan jati diri mereka.

  22. artikel yang bagus..
    tp menurut saya, belum bisa membantah jg, kalo awan gempa ga ada..
    karena awan gempa kan lokasinya bukan di episenternya.

  23. Untuk teman2 yang menganggap gejala alam bukan merupakan cara berfikir yang Ilmiah menurut saya SALAH BESAR………..bijaknya adalah bahwa tanda alam itu belum mampu kita jabarkan menjadi teori ilmiah yang sistematis…jadi masih perlu dipelajari….Sama seperti halnya jaman dulu..bicara dan tatap muka jarak jauh hal yang GHAIB tapi sekarang jadi kenyataan dan tak Ghaib lagi….jadi menurut saya disitulah gunannya bahwa kita harus lebih banyak belajar..(Iqra”….baik dari Kitab maupun dari Alam) bukankah ada ayat yang berbunyi “seandainya seluruh airdilautan dijadikan tintanya untuk menuliskan Ilmu Allah maka itupun masih belum cukup” (kalau kurang pas mohon maklum ayatnya)…jadi seperti itulah perkembangan IPtek manusia ini…..pelajarilah ilmu dengan pikiran jernih dan hati terbuka..

  24. Ngomong2 masalah awan Gempa..saya jadi teringat ketika akan terjadi Gempa Bengkulu 1 atau 2 tahun yg lalu gempa pertama dan Gempa kedua (beberapa hari/minggu kemudian)….sungguh saya dari Lampung melihat ada awan dilangit yang tersusun seperti garis-garis lurus menuju arah propinsi bengkulu atau tepatnya mana tidak jelas tapi mengarah ke mata angin sana (bengkulu dan sekitarnya), saya melihatnya dari lampung, pada saat melihat awan seperti itu saya berucap dalam hati bertanya pertanda apakah ini tapi dalam keyakinan saya saat itu mengatakan ini seperti ada sebuah energi besar yang mempengaruhi awan2 jadi seperti itu.

  25. sy sgt percy kalo sblm terjadi bencana besar,alam pasti akan kasi tanda..nyatanya,blum ada alat yg bisa prediksiin scr tepat terjdinya gempa,so ada baiknya gt pahmi isyarat alam itu,awan gempa??bisa dijelaskan scr ilmiah bahwa hal ini memang terkait dgn pertanda gempa bumi,spt halnya binatang2 yang bertingkah aneh sblm kejadian or gangguan elektromagnetis diperalatan elektronik kita,hkm fisika kimia biologi ada smua disitu,..sm halnya dgn jepang,ada baiknya gt mulai belajar dari alam.tpi kalo piliannya menganggap ini mitos & mati konyol,yach terserah..tpi jgn salain Tuhan ya..

  26. sok pinter..

  27. Halo Mas…
    Hari ini ada yg melihat awan gempa di Padang. 2 hari setelah gempa ya…
    Saya setuju bahwa perlu penelitian yg lebih untuk mengetahui pengaruh dari apa awan ini terbentuk. Mungkin medan magnet atau energi dari/akibat pergeseran lempeng ? Lebih bermanfaat daripada mem-vonis tidak ada hubungannya. Semoga bisa memberikan keterangan yg lebih akurat dan bermanfaat mas… Tq

  28. Mas Rovicky apa kabar? Dah lama nih aku gak main ke blognya mas, masih di KL mas?
    Oh ya tentang awan tegak ini, kemarin sebelum gempa sumatera saya melihat ini sendiri dan seperti yang banyak orang bilang maksimal satu minggu setelah awan ini terjadi biasanya akan ada gempa besar, dan ternyata kejadian mas, nah apakah ini hanya kebetulan saja? Atau ada penjelasan ilmiahnya?
    detailnya baca http://murdox.multiply.com/journal/item/470/Fenomena_awan_tegak_dan_gempa_kemarin_di_sumatra

  29. thanks informasinya…
    awan yang menyebabkan hujan : awan cumulonimbus…
    aku hapal awan ini karena waktu tugas akhir aku ada membahas mengenai awan cumulonimbus….meskipun akhirnya aku membatalkan judul tugas akhirku yg membahas mengenai kepadatan sambaran petir di indonesia….akhirnya tugas akhirku mengenai kuat medan elektrik saluran udara tegangan extra tinggi…hehehehehe…

  30. memang kadang kita harus percaya sesuatu yang ilmiah ….tapi juga kadang alam sering memberikan tanda tanda yang jauh dari hal hal ilmiah….maka dari itu sebagai manusia dan orang indonesia waspada adalah hal yang sangat di butuhkan mengingat posisi indonesia yang sangat berada di daerah zona merah jalur sabuk dunia….

    tetep waspada…..

    wassalam.

  31. informasi tentang awan gempa, saya juga kurang yakin, tapi setelah saya membuktikan sendiri ketika hari kamis dan jum’at sebelum terjadinya gempa Tasik kemarin muncul awan yang berbetuk vertikal… Jika itu merupakan salah satu tanda alam, mungkin kita bisa teliti lebih lanjut tentang tanda gempa yang lebih ilmiah lagi…

  32. asli artikel anda sama ngawurnya dgn awan lurus…!!!
    kaya anak sd aja…

  33. Oya utk yang versi indonesia ada di http://www.baligifter.org

  34. Kalo saya membandingkan awan yang tidak sehat dengan awan sehat. Tapi ini pendapat subyektif sih. Coba kasih orgonite. Ada yg belum tahu orgonite? search aja di google.

  35. pda saat gempa di bantul
    sya sdg ada di kasongan, bantul
    pda aat pgi stlah gempa
    terdapat awan yg sma di langit
    awalnya sya tdk berfkir apa2 ttg awn itu
    setelah sya membca web ini
    sya bru menyadari bahwa awan itu ada sangkutannya dgn gempa

  36. sharing data saja,
    pagi ini melihat lintang kemukus/awan vertikal di utara dari depan taman makam pahlawan kalibata.

    salut untuk site ini!

  37. aku pernah melihat awan memanjang tanggal 21 maret 2009 seminggu setelah itu tanggal 29 maret 2009 gempa terjadi di sulawesi tengah, palu. gak kencang sih… cuma berasa goyangnya!!!

  38. Salam kenal kang Rovicky

    1. http://environment.newscientist.com/channel/earth/mg19926752.000-unknown-earth-can-we-predict-earthquakes-and-volcanic-eruptions.html

    terbitan akhir September 2008 disebut berbagai kemungkinan akibat tekanan lempeng2, geseran tanah/batu2, electrical disturbances,timbulnya electric currents akibat tekanan/geseran, gas radon dari bawah tanah terbebaskan di udara, perubahan2 suhu temperatur (yg membias ke gumpalan2 air tertentu di udara) dan dampak ke ladang electromagnetic bumi. Formasi awan2 luar (dari) biasa.

    2. Kalau ini masukan/tukar pendapat ttg hal2 empiris dan yg current dan serius di dunia kita, mengapa diheadline sbg ‘Dongeng’? Menarik dan sangat berpotensi utk berkembang luas sejajar dengan perkembangan ilmiah sains di dunia umum.

    3. Tak lupa, Salut juga ke yg kirim komen2.

  39. OKEHH BGD DAGHH,,,,,,

    HHHOOOO,,,,

    NO COMMENT….^_+

  40. KALO KITA PAS ENAK2 SEE THE SKY TRUS ADA AWAN GEMPA WAH MENGGANGGU KESENANGAN DONK EMANG BEDAX AWAN GEMPA MA WAN BIASA APA?KALO ADA AWAN GEMPA ADA AWAN BANJIR,AWAN KEBAKARAN,AWAN LONGSOR,AWAN-AWAN BENCANA LAINNYA GITU G?

  41. gimana ya gue ngungkappin ya deh keren abizzzzz

  42. […] Lain lagi kabar burung yg menurut gw sama aja dengan sampah…bisanya bikin orang jengkel dan panik aja. Sering donk denger / dapet email tentang "fenomena awan lurus sebagai penanda akan terjadinya gempa disekitar wilayah tsb"….itu juga gk masuk akal…cuman hoax..dan gk ada teorinya sama sekali.  Berikut ada penjelasan yg masuk akal  tentang fenomena  ini:https://rovicky.wordpress.com/2006/07/22/mitos-awan-gempa/ […]

  43. gue salut sama situs ini

  44. informasi lumayan membantu…thank y

  45. Nah ini, nyambung apa nggak.. hari rabu tgl. 23 Juli 2008 sekitar jam 7 pagi di Bengkulu saya lihat bentuk awan yg rada aneh, yaitu panjang2x menjari dan memusat pada satu titik diarah barat yg saya perkirakan daerah lais. Saya bercanda kesopir saya, “ati2x katanya awan begituan pertanda kurang baik alias bakal ada gempa” 3 jam kemudian awan hilang langit bersih.
    Pada hari kamis tgl 24 Juni 2008 pkl 20:25 (setengah sembilan malam) Bengkulu digoyang gempa 5,0 SR

  46. Dari komentar2 yg ada, saya cuma baca yg bagian atas (th 2006) dan bawah (2008) ttg awan aneh. Sebenarnya tdk ada yg mengatakan, kalo ada awan aneh maka ‘tepat di bawahnya’ akan ada gempa. Lokasi gempanya sendiri bisa di radius ratusan km dari awan. Saya juga tdk tahu, korelasinya awan aneh dengan gempa. Tapi kalo dengan argumen yg biasa disampaikan, gesekan bumi yg sudah terjadi menjelang gempa, akan mengeluarkan uap air, dan membentuk awan lurus. Bisa saja gesekannya di sumatra tetapi titik kritis plate-nya di jawa. Ada 3 plate di indonesia yg saling bertemu lho, dan itu skalanya ribuan km. Bisa saja dikatakan demikian, kalau ada awan aneh kemungkinan besar akan ada gempa, cuma dimana belum tahu (mestinya sepanjang plate yg bergesek-gesek itu, ribuan km), kapan, juga belum tahu (tergantung kekuatan titik2 kritis, sampai kapan akan benar2 runtuh, seperti bola lampu yg kelip2 menandakan akan rusak, tapi kapan?). Ini kalo mengikuti argumen scientifik yg biasanya disampaikan lho. Apa artinya? Tetap saja secara praktis kita tdk bisa memperkirakan dimana dan kapan terjadi gempa, meski ada awan aneh, sekalipun itu berkaitan.

    salam,
    poilak

  47. hmmm. . .
    sebatas yang saya tahu. . .
    awan vertikal tersebut disebabkan oleh gelombang elektromagnetik yang sangat besar yang terjadi akibat ada gesekan antar lempeng bumi. saking besarnya dia mampu menarik partikel2 (entah itu elektron “dan kawan2nya”) yang terdapat pada awan. sehingga awan tersebut menjadi tertarik kedalam bumi jadi seolah2 menyerupai awan lurus. . .
    hmmm. . .tapi itu semua gak menjamin bahwa kalo ada awan vertikal bakal terjadi gempa, banyak hal2 yang harus menguatkannya. . .
    seperti. . .lampu TL yang berkedap kedip (bukan karena rusak) akibat adanya gelombang elektromagnetik yang besar dari luar atau lingkungan. . .
    trus satu lagi. . .
    hewan. . .
    hewan lebih tahu apa yang akan terjadi bila ada sesuatu (bencana) yang akan terjadi didaerah mereka. . . mereka biasanya panik dan segera menyelamatkan diri. . .kan jarang banget banyak hewan yang mati akibat bencana alam???hehehe. . .

    (moga2 bermanfaat)

  48. waktu Sy nikah Minggu, 160707, ada sebaran sms bahwa akan ada gempa dan tsunami ditandai adanya awan lurus tsb, jadi banyak tamu datang kerumah sebelum hari H (krn takut gempa n tsunami bnr2 tjd), Ttp memang terjadi Tsunami di Pangandaran dan cilacap Senin Pagi 170779. Ini benar suatu Fenomena kan Pak Dhe?. Sekarang, sebagai PMG baru di Maluku (propinsi 1000 pulau)ada kecemasan ketika ada gempa lokal n tele tercatat di seismograf. Mengingat catatan Tsunami terbesar terjadi di pulau Buru. Pak dhe, sebagai Mahaguru, kawulo nyuwun petuah n sejarah geologi maluku. Nuwun

  49. betul pakdhe..
    meski aku belum baca semua isi tulisan ini, tapi begitu aku liat ada foto awan aku jadi inget pasca gempa jogja hampir 2 tahun lalu.
    aku sempat liat dengan mata kepala sendiri ada awan dengan tipe dan model seperti ini memanjang dari wilayah timur sampai barat jogja (klaten-bantul); dan memang benar beberapa hari kemudian (kalo gak salah sehari kemudian) terjadi gempa susulan yang cukup kenceng.
    dan kalo gak salah inget juga awan dengan tipe dan model seperti ini juga pernah aku liat sebelum munculnya tsunami di cilacap.
    keep give us great information ya pakdhe!!!
    tengyu tengyu…(kata thukul…)

  50. hiii. friends, gw rasa karya tulisnya dah bagus tp da kurangnya sdkt klo bs tulisannya lebih diperbanyak lg n lebih lngkap lg.

  51. zaman sekarang zaman moden, pengetahuan manusia semakin meluas tentang isu semasa, gak usah la kita mempercayai cerita2 rakyat yang bleh merusak akidah kita lagi. cukuplah kita sedar mungkin peringatan daripada yang maha Esa, ngak begitu sih.

  52. […] rasanya sudah ketinggalan jaman sekali jika kita masih mempercayai hal-hal yang berbau takhayul dan mitos. Tapi kita tetap tidak bisa menutup mata, telinga, dan hati pada kenyataan bahwa dengan kebudayaan […]

  53. apapun komentar ahli tetap aza ada rasa merinding begitu liat sendiri awan vertikal itu kemarin…

  54. walaupun itu bukan tanda gempa tapi tidak ada salahnya kita menyikapinya..saya pernah mengalaminya yaitu melihat semut-semut hitam dirumah saya pada keluar semua dari lubangnya (sepeti mengungsi), kondisi cuaca pada waktu itu sedang panas dan beberapa jam kemudian terjadi hujan lebat sekali dimana tidak lama kemudian jakarta kebanjiran.. jadi kita harus lebih banyak memperhatikan alam dari kondisi yang tidak seperti biasa…

  55. Soal awan gempa sudah lama diteliti baik dari citra satelit maupun foto2 langsung, lihat dan download di sini
    http://quake.exit.com

    pasti puas dan bukan kebatinan, tetapi memang proses penelitian terhadap gejala alam. Kita harus apresisasi kepada siapapun yang “temandang” bukan malah ngorupsi bantuan korban gempa.
    DW

  56. Di Jakarta sih banyak puser dimana-mana …. sampai dilarang pak SBY 😛
    Kalau di Jakarta dilewati patahan itu memang iya. Tapi kalau terjadi dan gempanya (episenternya) disitu ya ngga ada tsunami lah. Tsunami kan ada syaratnya, terjadi di laut, dengan kekuatan diatas M 6 dan ada pergerakan/dislokasi vertikal. Atau bisa juga memicu longsoran bawah laut yang menyebabkan tsunami.

  57. makasi ya pak.kalau lihat blog ini, saya jadi pingin sekolah lagi. belajar geologi jadi menyenangkan kali ya kalau penjelasan teks bukunya kayak gini 😀

    pak,yang tadi pertama belum dijawab lho (masih penasaran lho) … di bawah jakarta ada pusaran ndak ya? yg bisa memicu gempa atau malah mungkin tsunami? terima kasiiiiii

  58. Hm Pena menulis 🙂
    Kalau melihat petunjuk yang ada di jepang dan juga yang ada disini

    Tips – Tindakan Kita Saat Terjadi Gempabumi


    Kalau didalam gedung berlindung di bawah kolong meja dsb.

  59. pak, mohon dijawab ya.saya penasaran soalnya. maaf nggak ngikut nimbrung soal awan gempa.. saya baca aja dari yg sudah ditulis Pak Rovicky dan komentar-komentar lainnya …

    maturnuwun

  60. pak, di media kan dibilang kalau ada gempa sebaiknya salahsatunya berlindung di dalam gedung saja. Itu beneran aman nggak ya pak? kan kita nggak tau pasti di bawah tanah jakarta ini aman atau nggak. selain itu juga apa iya bangunan yang dari baja lebih tahan gempa? saya pernah baca juga tapi lupa dimana, katanya kalau di negara-negara maju mulai melengkapi konstruksi bangunannya dengan polymer, karena selain untuk antisipasi serangan teroris, juga tahan gempa.menurut bapak gimana?

  61. Moris
    Kalau melihat yang ada di tulisan :

    Gempa Bengkulu-Mentawai-Nias pun bergetar


    Saya meyakini bahwa gempa itu sangat mungkin mentrigger segment sebelahnya. Tetapi gempa sangat sulit mentriger segment gempa yang berjauhan.
    Gempa jogja tidak akan secara langsung mempengaruhi segment di Bali misalnya. Karena proses reorganisasi segment ini yang menyebabkan trigger segment sebelah.
    Gelombang gempa memang menjalar jauuh tetapi menurutku pengaruhnya sebagai trigger kok kecil saja.

  62. mas, migrasi gempa di barat sumatra kemarin bagaimana ya?? apakah ada pola khusus??

    morishige.worpress.com

  63. Wah menarik Mas Halim
    Dari Aceh terlihat kira-kira sudutnya berapa …. kita coba dengan geometri ya ?
    Jarak Aceh-Bengkulu = 1200 Km
    Ketinggian Awan = 6 Km
    Maka sudut yg terlihat seharusnya sebesar = .. derajat
    Hayooo syapa bisa ngitung ?

  64. kalau kita lebih mengkaji bumi dan isinya,jagat raya akan terjawab sudah,
    seperti gempa bengkulu terlihat juga awan yang memanjang,terlihat dari pesisir Aceh

  65. bisa kita saja kita mengkaji tentang bumi dan isinya,maupun grafitasi dan magnet bumi
    insya Allah kita akan tahu hubungan awan dengan gempa,maaf saya blm bisa menjelaskan disini

  66. ups..!!^^ bank mw nanya masalah gempa,soalnya besok q ada pelajaran gempa nich…,mengapa ya kok aneh bngtz,,,!!di yogyakarta ada awan gempa,padahalkan langit disekitarnya cerah apa karna terjadinya pergeseran.thx

  67. oh ya numang nanya sekalian belajar tentang gempa,mengapa ya kok bisa terjadi gunung berapi di yoyakarta n mengapa waktu itu kok ada awan gempa??cuman naya itu aja…!!thx

  68. awan gempa apakah benar menunjukkan gempa setelahnya apakah hanya waktu akan terjadi gempa saja?penuh keheranan terjadi kapan siang hari atau malam hari?dalam suasana malam yang cerahkah?apakah jika akan terjadi tsunami juga ada awan tegak vertikal dilangit yang cerah?

  69. […] pasca gempa – Kondisi Warga FLP Yogyakarta Pasca Gempa – Kawasan Rawan Tsunami DI Yogyakarta – Mitos awan gempa ! – […]

  70. Menurut saya keberadaan awan vertikal sebagai pertanda adanya gempa tektonik berskala besar SANGATLAH RASIONAL.
    Logikanya begini. Apabila dua buah benda (kecil) saling bergesekan, dapat saja menimbulkan percikan energi ke segala arah. Bahkan tidak jarang menimbulkan percikan api. Nah, sekarang bayangkan apabila dua (atau lebih) benda yang bergesekan tersebut bermassa SANGAT BESAR seperti lempeng bumi yang bermassa jutaan ton, apakah tidak mungkin akan menimbulkan percikan energi yang cukup besar ke segala arah?
    Menurut beberapa sumber yang saya pelajari, gesekan lempeng bumi yang menyebabkan gempa 27 Mei 2006 di DIY-Jateng yang lalu menyebabkan sangat panasnya suhu di bawah tanah yang berdekatan dengan lokasi pergesekan tersebut. Saking panasnya, tanah dan bebatuan di sekitarnya hencur dan meleleh menjadi LUMPUR PANAS bertekanan tinggi, yang kemungkinan besar menjadi penyebab utama musibah lumpur di Sidoarjo.
    Yang menjadi fokus saya kali ini, di detik-detik kedua lempeng saling bergesekan, energi yang dihasilkan tembus ke luar permukaan bumi, menghasilkan semacam energi atau medan energi statis yang menjulang ke arah vertikal. Awan yang kebetulan melewatinya (terutama awan rendah) akan membentuk sebuah garis vertikal. Fenomena inilah yang kita sebut sebagai AWAN VERTIKAL yang sesungguhnya.
    Kesimpulan saya, awan vertikal sebagai pertanda akan terjadinya gempa tektonik besar, PATUT DIWASPADAI. Dengan catatan, awan tersebut menampilkan ciri-ciri :
    1. Tidak terlalu tinggi.
    2. Lokasi garis vertikal tetap di tempat, walaupun awan bergerak.
    Sekian, terimakasih.

  71. […] Gejala Tsunami, ftjnet, Awan Vertical, Mitos2 Bencana Alam, Mitos Awan Gempa, Tsunami 17 july […]

  72. haturnuhun atas pelurusannya!

  73. Arfian
    TErlalu banyak info2 berseliweran tentang munculnya fenomena2 “kebetulan” yang sulit diverifikasi. Semua hanya menuliskan tanpa bukti fisik (otentik).
    Juga lebih banyak lapuran2 yang bersifat pengamatan (bukan pengukuran). Hal-hal seperti sering diabaikan dalam sains. Memang ada metodologi pengamatan yang dapat dimasukkan dalam “data pengamatan” namun pengamatannya kudu detil dan terekam tanpa pretensi. Ini yang sulit, terutama dalam ilmu2 sosial. Dalam ilmu pasti alam selalu diminta hasil pengukuran parameter fisis ketimbang pengamatan.

    Tapi bukan berarti sains mengabaikan kesemuanya itu looh, justru lebih sering sains digiring oleh pengamatan yang berasal dari ketertarikan (curiousity) seperti yang Mas Arfian tulis diatas.

  74. cuma info: 1.solo 26 mei pk 7.00pm: langit cerah n bersih, bintang n bulannya kliatan terang.
    2. solo 26 may 7.30pm: tiba2 bintang2 n bulan ketutup awan tipis yg lama2 tambah rada tebal. tapi bintang2 n bulan masih kliatan sinarnya.
    3. sukoharjo 26 may 8.00 pm: awan tipis tau2 ilang.
    4. wonogiri 27 may +-6.00 am: bumi gograk slma 57 detik

  75. saya mo nambahin, untuk yang lagi pada berdebat…

    yang lagi kita bahas kan tentang awan penanda gempa, yang terjadi beberapa hari ato beberapa jam sebelum terjadi gempa gitu kan…

    quote:

    “Menurut Sarmoko, awan gempa terjadi karena ada gesekan di sumber gempa atau episentrum. Gesekan tersebut lama-lama membuat retakan di dalam bumi dan menimbulkan panas serta mendidihkan air tanah yang kemudian menguap. Karena temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, uap air keluar melalui celah-celah retakan, ke permukaan bumi. Pada ketinggian tertentu uap tersebut bertemu dengan udara dingin dan terbentuklah awan.”

    CMIIW yah,
    disitu kan dicritain kalo awannya katanya terjadi karena gesekan di sumber gempa (bla bla bla), berarti harusnya kan kalo dipikir pake logika awan itu terjadinya pas gempa terjadi (soalnya yang dimaksud gempa itu kan (CMIIW lagi) pas terjadi gesekan itu kan?)..

    so untuk yang menulis tentang analisis yang membenarkan awan gempa, gmn tuh penjelasannya?

    bis masi bingung, ga da penjelasannya…

    ditunggu jawabnya, thx..!!

  76. Numpang nimbrung ya, waktu sebelum gempa besar jogja mei kemarin, tiga hari sebelumnya ada fenomena awan aneh. Awan tersebut terlihat di pagi hari (persis seperti waktu jam kejadian gempa) dengan bentuk memanjang dan bergelombang dan besar serta berjajar tiga. Awan itu juga membujur dari arah timur laut ke selatan (seperti mengikuti jejak patahan opak) jelas juga awan tersebut awan yang ketinggiannya rendah. Sayangnya tidak saya abadikan dengan kamera (jelas saya ngga tahu waktu itu kan belum gempa) Padahal langit disekitarnya cerah.
    Jadi kalau saya sih awan gempa memang benar2 ada karena saya melihat awan tersebut dan merasakan bagaimana dihajar gempa besar kemarin.

    Thx.

    Nb. Kalo nggak salah awan itu terekam oleh JogjaTV saat meliput aktifitas merapi sebelum gempa (24/25 mei 2006)

  77. Sebelum menghakimi kalau teori awan gempa ini suatu ‘quakery’ atau bukan, saya kira perlu diteliti dulu apa yang menyababkan terjadinya awan ‘panjang’ tsb.
    Apakah hanya ada satu jenis (cirrus)? Ataukah ada jenis-jenis lain yang termbentuk dari proses yang berbeda? Salah satu jenis awan yang spektakuler yang saya pernah baca (belum pernah lihat secara langsung) adalah awan soliton atau morning glory.
    Nah, kembali kepada ‘awan gempa’, yang dikutip oleh Anti Roficky di atas bisa saja merupakan suatu hipotesa. Akan tetapi bila penjelasannya bahwa awan tsb. terbentuk karena penguapan air pada sepanjang patahan (karena kenaikan suhu akibat gesekan atau proses konversi energi yang lain) seharusnya dengan satellite imaging (thermal/inframerah) korelasinya akan langsung terbukti dan tidak lagi menjadi misteri.

  78. Stau Qu gEmPa Yg TeRjAdi iTu bUkaN diLihat daRi aWan..Mungkin hAnya kebetulan aja orang yang lg ngeliat bentuk awan tersebut tba2 lngsng ad gempa….. gempa itu terjadi karena adanya pergeseran or perubahan batuan di dalam bumi sehingga menyebabkan lapisan luar bumi bergerak dan timbul getaran yang besar…menurutQu gempa dapat diperkirakan dari awn itu MITOS…THNX

  79. saya tertarik dengan awan yang panjang dan mendatar itu… saya coba2 mencari-cari datanya banyak sekali info yang saya dapat. Dan salah satunya ada didalam film dokumenter ini yang membuat terbetuknya awan tersebut. awan/asap bisa dilihat di akhir cuplikan film ini… pertanyaan saya apakah hasilnya berupa awan itu saja atau juga terbentuk gempa dan tsunami. minta pendapat. ini Link film http://www.metacafe.com/watch/267222/depth_charge_detonation/ ..

  80. Dedi,
    Gambar satelit dari sesuatu yg “dituduh” sebagai awan gempa ada di http://www.gisdevelopment.net/proceedings/tehran/p_session2/bam.htm
    tapi aku ragu karena dari sekian ribu kali gempa yg terjadi didunia ini hanya dijumpai beberapa gejala ini. lainnya tdk menunjukkan gejala ini.

  81. ada yang punya gambar awan gempa yang terekaman satelit gak?

  82. Mas Kukuh,
    Yah bagus ta anda sebagai pengamat awan. kenapa tidak wong yg tahu detil masalah awan di Indonesia ini ngga banyak kok. Padahal Indonesia termasuk negara berawan. Jadi cita2 langit biru di Indonesia ini bukannya ndak mungkin karena polusi, tetapi karena awan sangat banyak. Indonesia termasuk daerah beriklim tropis basah. Daerah katulistiwa yg banyak hujan tidak banyak looh. Yang lain deket katulistiwa tetapi malah isinya gurun.
    Kan tinggal mengamati awan dengan teori yg bener secara meteorologi aku yakin banyak berguna.
    Dan kepenasaranan dan keingintahuan jangan berhenti karena merasa amatiran. Lah saya juga hanya berbagi dengan teman-teman disini karena kepenasaranan dan keingintahuan saja, kan ?
    Gut lak !

  83. Ok, ngaku deh saya tuh penggemar bentuk awan dari kecil, karena bacaannya dulu salah satunya macam-macam awan berikut gambarnya. Tapi sayang saya bukan ahli cuaca, hanya pengamat teknologi salah satunya ya masalah cuaca. Sejak timbulnya mitos awan gempa, memang saya perhatikan awan ini unik, seperti tertarik suatu kekuatan besar ke arah bumi. Kekuatan itu bisa saja elektromagnet atau angin yang tersedot ke arah bumi. Lain dengan pemikiran pak Sarmoko dan peneliti lain yang mengatakan bahwa awan ini terbentuk dari uap air dari daerah gempa.

    Ini dia sebenarnya yang menjadi dasar pemikiran kembali. Mungkinkah hanya kekuatan elektromagnet atau ada kekuatan lain yang ikut menarik sehingga menjadi kekuatan yang luar biasa besarnya, sehingga awan yang jaraknya ratusan kilo pun akan terbentuk seperti awan gempa.

    Animasi yang ada di film Forces of Nature menggambarkan gesekan lempengan itu tidak hanya di episentrum tapi sepanjang patahan yang sedemikian jauhnya, akibatnya gempa yang terjadi juga bisa dirasakan atau terekam di seismograf yang jauh dari episentrum.

    Hal ini membuat pikiran saya berkembang, gejala dan efek dari suatu gempa tidak dapat difokuskan hanya di daerah terjadinya gempa.

    Nah bisa saja awan yang terlihat di Jakarta itu merupakan precursor juga.
    Sekali lagi sayang saya tidak bikin foto awannya yang memang menakjubkan.

    So, maaf lho ini hanya pengamatan amatiran dan tidak disertai data-data pengamatan.

  84. Mas Kukuh,
    Saya saat ini sedang baca2 studi Gel EM (electromagnetic wave) yg diperkirakan menjadi “precursor” gempa. Namun tentu saja membutuhkan data empiris. Salah satunya pengamatan. nah kalau saja anda wektu itu sedang berada di maluku (seperti pertanyaan saya). Barangkali itu memperkuat penggunaan Gel EM dalam “precursor” gempa. “precursor” itu artinya gejala2 sebelum munculnya kejadian.

    Hanya saja precursor ini berapa lama sebelum terjadinya gempa. Apakah sejam, dua jam, ataukah seminggu sebelumnya. Selama ini hanya beberapa detik sebelum gempa terjadi peningkatan gel EM pada frekuwnsi tertentu.
    Kalau anda punya detil informasi itulah yg dicari.

    Namun tetap haus diingat seperti jawaban saya no 26.
    Apakah definisi awannya juga sudah benar dll.

  85. Aduh boz, jangan ngeledek gitu dong. Saya gak tinggal di Maluku.
    Bos Ravicky boleh tertawa dengan orang-orang yang percaya akan awan gempa ini. Tetapi bisa jadi pembuktiannya makan waktu puluhan bahkan ratusan tahun.
    Anda sendiri belum nonton film Forces of Nature khan?

  86. Mas Kukuh tinggal di Maluku, ya ?

  87. Ikutan dong oom dan tante,

    Tepatnya tanggal 10 September 2006 lalu jam 6:05, saya lihat awan cirus yang tinggi sekali dengan sudut hampir 90 derajat di arah timur Jakarta. Sayang tidak bawa kamera. Tetapi hanya terlihat sekitar 15 menit kemudian berubah menjadi awan strato tak lama lalu buyar sama sekali.Mungkin buyar karena angin, tapi pembentukan awan itu memang unik. Dan ternyata beberapa jam kemudian dinyatakan ada gempa di sekitar laut Maluku. Tadinya saya juga kurang percaya adanya awan ini, sebelum melihatnya sendiri.

    Saran saya kalaupun belum ada penjelasan ilmiah yang terbukti, tidak ada salahnya ada pencatatan fenomena alam ini. Sebagai informasi, untuk yang ingin mengetahui gejala alam gempa vulkanik ataupun tektonik bisa menonton film IMAX yang baru diputar di teater Keong Emas judulnya Forces of Nature. Film ini diantaranya menggambarkan suatu pulau yang terancam bencana letusan gunungberapi, keadaan dataran Turki yang terbelah oleh patahan lempeng, dan kekuatan angin topan.
    Walaupun tidak membahas awan gempa, film ini cukup informatif dan perlu ditonton.

  88. Ada satu hal krusial tentang awan dan gempa. seperti yang aku ulas di comment #26
    – Kalau memang bener “ada” awan yg bisa menunjukkan potensi gempa. Definisi “awan yang mana” itu harus bener dulu. Jangan sembarang garis putih lurus keatas. Iya kalau itu awan gempa, kalau hanya asap vertikal karena engga ada angin ?.
    Coba perhatikan gambar2 yang ada di detik.com
    http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/08/tgl/01/time/125007/idnews/647529/idkanal/10
    dengan yg terlihat di Kobe.

    – Kemudian dichek lagi dengan geometri SMP diatas. Apakah bener secara geometrinya.
    Jangan sampai ada yg mengklaim melihat awan vertikal di Bandung tetapi lima hari kemudian ada gempa di selat Sunda dan di Klaim bahwa awan di Bandung itu merupakan petunjuk gempa Selat Sunda.

    – Dan yg lebih krusial buat scientist adalah, bagaimana mekanisme pembentukan awan vertikal ini ? Apakah semua gempa akan menunjukkan gejala yang sama ? Bagaimana untuk daerah yg sepanjang tahun ada awannya (tropis), bagaimana daerah yg beriklim sedang, atau kutub.

    Nah, sebelum dijawab dengan logika yang pas dengan pengetahuan saat ini, maka sesuatu gejala cenderung menjadi “mitos” yang menyesatkan atau bahkan membahayakan karena membuat panik. Walopun belum tentu salah, dan walaupun belum tentu buruk.

  89. Awalnya saya juga berpendapat bahwa awan tidak berhubungan dengan gempa, sependapat dengan Mas Rovicky.

    Tetapi setelah membaca tulisan Mas Rovicky + komentar + googling kok saya malah jadi berpendapat sebaliknya. Menurut saya memang ada hubungan awan gempa dengan gempa, tetapi ilmu kita belum sampai kesitu dan para ilmuwan masih silang pendapat soal ini.

  90. Mas Rovicky, terimakasih banyak untuk sharing pengetahuannya. Saya jadi tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai hal ini, dan saya setuju bahwa ide ini masih perlu diteliti lebih lanjut secara lebih komprehensif. Trims.

  91. gak usah terlalu menganggap pasti ilmu yg oleh para ahlinya sendiri saja belum dianggap pasti..
    mending kita waspada aja. toh ahlinya sendiri pada mengaku hal ini belum pasti.

    nih pemiliknya website yg sering di-refer untuk info awan gempa ini aja masih bilang kalo kerjaannya baru sekedar memecahkan misteri2 dalam sejarah gempa dunia..

    “I have to explain that my work only answers a historic puzzle of whether or not earthquakes can be predicted. There is a long distance between my work and a successful evacuation for three big problems…..” silakan baca:
    http://quake.exit.com/A050520.html

  92. Marilah kita sikapi perbedaan dgn kekeluargaan dan kepala dingin, saya pribadi sgt menghargai msetiap argumen2 ttg awan tp baiknya kita telaah dan teliti lbh dlm lg agar tidak menjd slh kaprah di kemudian hari . bukankah perbedaan itu anugrah dr Tuhan YME??? makasih 🙂

  93. saya pernah baca ada peneliti luar (aku lupa nama dan asalnya ) yang sudah melakukan penelitian dan pengamatan tentang awan gempa mengatakan bahwa memang ada keterkaitan antara awan gempa tersebut dengan gempa yang terjadi. Bahkan orang jepang yang berteknologi tinggi dan sangat dekat dengan gempa juga ada yang mengakui tentang hal tersebut. Saya jadi punya usul buat mas rovicky, gimana kalau mas melakukan penelitian lebih lanjut tentang hal itu, siapa tahu memang ada keterkaitan tapi ilmu kita belum nyape kesana. Kalau memang nanti terbukti entah terbukti benar atau salah, kita kan jadi punya ilmu baru untuk lebih waspada terhadap bencana yang sekarang mulai mengakrabi kita ini.
    Terlepas dari semua itu…tulisan mas rovicky emang tooooopppp!!!!!!

  94. Pak….eh mas…kan saya di kasih tau sama teman yg jd peneliti di LAPAN Bandung, setelah diamati ternyata awan itu termasuk kategori non weather-cloud atau bukan bentuk awan biasa yg menjadi penanda cuaca…nah itu gimana mas??? kalo emang itu hanya kebetulan dan hanya beda sudut pandang pengamat…terus koq LAPAN merilis kaya gitu???

  95. saya sarankan anda belajar:
    1.geofisika
    2.fisika bumi
    3.seismologi
    4.meteorologi
    5.mikrofisika awan
    6.elektromagnetik
    7.gelombang

    Nah setelah itu baru mengeluarkan statemen tentang ada atau tidaknya hubungan antara fenomena awan ini dengan gempa.

    Mungkin ini bisa dibaca:http://www.kompas.com/kompas-cetak/0607/24/daerah/2825522.htm

    Senin, 24 Juli 2006

    Sinar Putih
    Awan Gempa Sudah 384 Tahun Menjadi Misteri

    Pada Rabu (12/7) sekitar dua minggu lalu dikabarkan masyarakat di Yogyakarta melihat warna putih memanjang di langit Kota Gudeg itu. Lima hari kemudian Pangandaran diguncang gempa dan tsunami. Ratusan orang mati.

    Hingga kini belum ada yang memastikan bahwa sinar putih itu adalah awan khusus yang bisa menjadi penanda akan terjadinya gempa. Namun, fenomena hadirnya awan putih khusus sebelum gempa terjadi sudah terekam beberapa kali oleh satelit sebelum suatu gempa terjadi.

    Peneliti geomagnetik Dr Sarmoko Saroso dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memperlihatkan gambar-gambar awan khusus yang muncul sebelum beberapa gempa terjadi. Gambar tersebut terekam oleh IndoEx Satellite.

    Awan khusus ini dinamakan awan gempa. Awan gempa berbeda dengan awan yang terjadi karena proses kondensasi uap air di atmosfer. Awan dari proses kondensasi di atmosfer membentuk jenis-jenis awan sirus, stratus, dan cumulus.

    Menurut Sarmoko, awan gempa terjadi karena ada gesekan di sumber gempa atau episentrum. Gesekan tersebut lama-lama membuat retakan di dalam bumi dan menimbulkan panas serta mendidihkan air tanah yang kemudian menguap. Karena temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, uap air keluar melalui celah-celah retakan, ke permukaan bumi. Pada ketinggian tertentu uap tersebut bertemu dengan udara dingin dan terbentuklah awan.

    “Spesifikasi awan gempa adalah muncul secara tiba-tiba. Tadinya tidak ada, tiba-tiba muncul terus,” kata Sarmoko. Awan seolah-olah keluar dari suatu titik tertentu yang posisinya tetap.

    Dari titik munculnya, awan itu membesar memanjang ke samping, memanjang ke atas seperti asap roket, bergelombang, berlipat-lipat seperti lipatan lampion, atau tampak seperti pijar cahaya.

    Sebenarnya sudah lama dipikirkan tentang hubungan antara awan gempa dan gempa.

    China bahkan sudah membicarakan tanda alam tersebut tahun 1622. “Tahun itu, tepatnya 25 Oktober, terjadi gempa besar 7 skala Richter di Guyuan, Provinsi Ningxia, China barat. Masyarakat China barat saat itu melihat ada awan aneh sebelum gempa,” ujar Sarmoko.

    Tahun 1978, sehari sebelum gempa Kanto di Jepang, Wali Kota Kyoto Kagida melihat awan aneh. Ia mengaitkan gempa dengan awan tersebut. Fenomena itu lalu disebut Kagida Cloud atau Awan Kagida.

    Kagida memperkirakan sumber gempa di titik paling tengah awan gempa. Namun, tahun 1985 pendapatnya dibantah. Sumber gempa diduga di titik terus terjadinya pembentukan awan.

    Satelit IndoEx memperlihatkan rekaman-rekaman fenomena gempa diiringi awan. Pada 20 Desember 2003, langit sekitar Bam, Iran, muncul awan memanjang. Empat hari kemudian terjadi gempa 6,8 SR.

    Pada 17 Januari 1994 muncul awan seperti asap roket di sekitar Northride, Amerika Serikat. Sehari kemudian terjadi gempa. Pada 13 Februari 1994 muncul awan berbentuk gelombang di Northride dan 20 Maret 1994 ada gempa besar.

    Pada 31 Agustus 1994 ada awan bentuk bulu ayam di Northern California, Amerika Serikat. Pada 1 September 1994 terjadi gempa di daerah itu. Awan seperti sinar terjadi di kawasan Joshua Tree, Amerika Serikat, 22 Juli 1996, dan 23 hari kemudian terjadi gempa.

    “Awan-awan itu selalu muncul sebelum gempa di atas 5,5 SR,” kata Sarmoko. Awan gempa biasanya hanya sehari lalu menghilang sampai ada gempa. Jarak antara munculnya awan dan gempa adalah 1-100 hari. Proses hilangnya awan kini diteliti. “Saya menunggu dokumentasi rekaman satelit awan memanjang di Yogyakarta sebelum gempa Pangandaran,” ujar Sarmoko.

    Dia mengatakan, saat ini satelit di Indonesia dipakai untuk pemetaan sehingga umumnya resolusinya rendah. “Saya tak tahu apakah rekaman gambar awan di Indonesia bisa cukup baik?” ujarnya. Dia akan meneliti anomali medan magnet yang terekam magnetometer.

    Pembentukan awan gempa mirip dengan anomali perubahan medan magnet. Karena, saat aktivitas dalam kerak bumi meningkat akibat kenaikan temperatur, maka muatan listrik terpolarisasi sehingga meningkatkan konduktivitas listrik serta medan magnet yang mengakibatkan perubahan medan magnet bumi. Perubahan ini terekam dalam magnetometer.

    “Sebelum gempa Aceh dan Nias, berturut-turut magnometer Lapan di Kototabang, Sumatera Barat, mencatat anomali medan magnet bumi,” katanya. Ketika itu ada grafik lonjakan pada rekaman magnetometer sebelum gempa diikuti tsunami terjadi. (Yenti Aprianti)

  96. Wah tampaknya rovick ini sok tau ya..tidak pernah belajar awan, pembentukan dan mekanisme kok langsung mengatakan tak ada hubungannya dengan gempa.

    Tolong rovick, searching internet dan jelajahi situs nasa.
    trims

  97. kalau isu ttg awan lurus di bandung / jakarta ini bgmmn pak rovicky ? saya mau nulis blog ttg ini jadi keder .. penjelasan pak rovicky lebih jelas dan informatif

    ehehe

  98. saya pernah belajar optik atmosfer, awan itu memang ndak ada kesalahan pengamatan…,jadi benar-benar non-meteorogical clouds.., menarik untuk diteliti…

  99. mo comment nih.

    sya pnah baca di suatu website (dan banyak website lain yang senada – bahkan ada yang menyertakan referensi penelitian ttg EM) tentang hubungannya daya elektromagnetik yg sngat hbat karena gesekan lmpeng bumi dengan tertariknya awan yang ada atasnya. jd lurusnya vertikal (bukan horisontal)dan semburat seperti tertarik ke bawah (bener bener vertikal)gitu.
    dan koran2 jogja yg memberitakan ini, ditulisannya jg menyertakan analisa dan pendapat pr ahli gmpa dr univ univ di jogja ttg hub EM dan awan vertikal. sya kira ini masuk akal jg ya..

    Awan yg pak rofiq critakan sya kira adalah jenis2 awan yang biasa (normal), diluar awan yang terpengaruh EM ya..?
    Sayang waktu itu tidak ada yg mengukur EMnya di bantul atau tanda2 lain terkait EM gempa.

  100. Bro,

    Kalo Cara Lihat dari sisi Lengkung Bumi tapi jaraknya lebih dari lebih 30KM itu pun bisa dilihat bila kita diketinggian 20 m atao lebih… Mungkin juga sih, TAPI :
    1. Apa manusia dibumi pada posisi dibawah bisa melihatnya, lain kalo diatas … Logikanya Bisa bila posisi kita diposisi poros bumi paling miring mungkin kali yee
    2. Apa Awan selalu Rata … Khan awan selalu mengikuti lengkung dan putaran bumi … apa ada penelitian awan rata
    Kesimpulannya ada 2 :
    1. Cara pandang harus ada penelitian yang akurat.
    2. Effek dilangit karena sesuatu hal juga perlu penelitian.
    -. Ada pesawat lewat Model UFO hahahha… Ujicoba
    -. Karena Elekromagnetis yang digemborkan para pembicara
    sebelumnya.
    Dilihat dari efeknya mungkin perlu diteliti mendalam karena akan menjadikan Polemik atau isu yang tidak baik.

  101. Pak Rovicky, websitenya bagus sekali, sangat informatif dan membantu memahami tentang geologi. Mengenai masalah awan ini, hari ini saya lihat di Kompas Cyber Media ada berita tentang itu, mungkin Pak Rovicky bisa menanggapinya. Bisa dilihat di http://www.kompas.com/ver1/Metropolitan/0608/02/081837.htm

    terima kasih Pak Rovicky, sukses selalu !!

  102. Ada yang tau info terbaru tentang partikel awan aneh di atas pulau bali (tadi pagi ada beritanya di tv7)?.

    Tks

  103. Aww.
    makasih ya mas rovicky
    informasinya berguna banget
    pendekatannya juga lebih mudah dipahami

    www.

  104. Gini mas,
    selayaknya kita juga tidak bisa mengatakan bahwa awan gempa adalah mitos, dikarenakan ketidaktahuan kita sendiri.
    ternyata sudah ada ahlinya tentang ini, silakan kunjungi http://quake.exit.com/ .
    mudahan2-an kita bisa lebih membuka wawasan kita, dan menyadari bahwa ilmu kita ini memang benar2 masih sempit. rahasia alam masih banyak yang belum terungkap.

  105. “awan-gempa” yg terlihat di JKT jam 5.30 tadi pagi (saya baca di detik.com) dan jam 09.00-10.00 juga hri ini di Bandung oleh slh seorang peneliti/karyawan LAPAN, Bpk. Kadarsah, lulusan ITB-meteorologi di Jln.Pasteur, bentuknya bukan lurus-memanjang-kebawah….
    Kalau lihat fotonya di detik.com, adalah membentang….

    Wah2…. semoga tidak coinside atau korelasional yah dg “ramalan” gempa di Jkt???, wah sayang,…saya coba paste JPG-nya, kok gak bisa, saya kirim addr nya sbb:

    http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/08/tgl/01/time/125007/idnews/647529/idkanal/10

    Salam,
    MSA

  106. Pak Rovick, bagus banget blognya. Saya yang ga tau apa2 ttg Geology jadi “dong” deh gara2 baca dongeng Geology. Abis saya resah banget ama Jakarta kalo kena gempa. Abis ortu saya kan tinggal di Ancol (mungkin ga Tsunami?). Saya yang ada di Irian jadi kepikiran gitu. Belum2 ada email dr milis tentang awan gempa di Jakarta. Makasih

  107. Pak Dadang, Trims inputannya.

    Betul kalau ada theory “butterfly effect” atau “Chaos Theory”. Namun dalam chaos teori itu yg dibuktikan adalah sebuah proses sebab akibat atau hubungan kausal, atau boleh juga disebut “Coinside”. Sedangkan selama ini antara awan dan gempa masih bersifat hubungan relasional, atau coinsidence.
    jadi memang masih banyak harus dipelajari :

    Coinside vs Coinsidence
    Korelasional vs Kausal

    rdp

  108. Pak rovick,

    Dengan membaca dongen geologi anda mengenai awan lurus, saya jadi ngerti. Tapi tadi temen saya email dan memotret awan lurus, udah saya post ke mailing list, saya malahan baru baca artikel bapak :(:( ketinggalan info nih. Semoga tidak terjadi apa2. Seandaninya terjadi pun Allahualam, harapan saya, dalam kondisi apapun ketika terjadi sesuatu saya bersama anak2 saya. Tetep waspada ya kan Pak. Salam kenal terima kasih artikelnya membantu saya memahami hal diluar jangkauan saya.

  109. Ada atau tidak adanya hubungan/korelasi antara gempa dan awan dua-duanya harus dibuktikan secara ilmiah melalui pengujian dan observasi yang komprehensif.Karena menurut “Fuzzy set Theory” semua komponen penyusun bumi saling berhubungan,hanya saja derajat kontribusinya yang bermacam-macam. Seperti “theory butterfly effect” yang merupakan landasan theory chaos, kepak sayap kupu-kupu di Amazon dpt menimbulkan Tornado di Texas. Jelas kalau sepintas ini keliru, tapi kalau belajar “Fuzzy set Theory” maka bisa dimaklumi.Alhasil kontroversi tentang awan-gempa, baik yang menyatakan tdk ada atau ada hubungan, keduanya harus dibuktikan, bukan hannya berdasarkan pengalaman, karena iptek itu bukan hanya pengalama, tapi eksperimental dan teoritis.

  110. Rievees,
    Wah ya hebatan blog anda, ada yg pakai bhasa inggeris. Nadine aja ngga bisa tuh ;-P

  111. Bagus banget web nya… Sangat2 informatif dgn bahasa yang gampang dimengerti orangawam kaya saya… =)

  112. Achiel, anda benar.
    Kalau memang “ada” awan yg menunjukkan pertanda gempa. Awan yg terlihat di Kobe harus benar-2 diperhatikan. kalau itu benar2 awan gempa harus jelas dulu diskripsinya. Jangan sekedar awan lurus saja.
    Masalahe di Indonesia ini daerah hujan sehingga awan akan berbentuk macem-macem. Seperti juga jawaban saya no 26 diatas.

    Nah, kalau yg terlihat di Jogja saya yakin PASTI SALAH !
    Mengapa ? Karena kalau terlihat di Jogja berarti ketinggian awan harus diatas 20 Km supaya jarak lateralnya 200-an KM dari jogja. Itupun cuaca sangat cerah, Kabut akan sangat menghalangi pandangan kita.
    Padahal ndak ada awan diatas 20 Km karena ketinggian sebelumnya awan sudah menjadi kristal2 es karena suhunya sangat dingin dibawah titik beku air !

  113. Aww.
    awan yang diliat orang jogja sebelon gempa di pangandaran itu emang awan cirrus, tapi itu kan awannya beda sama”awan tanda gempa” yang di Kobe…
    ya udah gt dl, mohon dikaji ulang en diperhatiin lagi.
    thx b4
    WWW

  114. Terima kasih. Penjelasannya sangat make sense sekali.

  115. Salam juga,
    Mas itu namanya mengkaji dengan kronologis. Artinya menkaji berdasarkan urut2an kejadian. Seharusnya ya urut, apa yang terjadi kemudian gejala yg satu menyebabkan apa dan seterusnya.
    Nah kalau ngga mengikuti kronologis, misalnya kita tahu ada perang amtara Indonesia melawan penjajah (belanda). Nah kalau mleset-mleset urutannya nanti muncul perang Ken Arok melawan Mc Arthur 😦

  116. Saya sangat-sangat-sangat salut atas ide Dik/mas/Oom/rekan Rovicky ini, selain ada WN RI yg Absolut Winner di Olim.fisika 2-3 mg lalu, wah..rupanya ada yg “the hidden winner’ dlm hal menambah wawasan bangsa melalui blog ini…..

    Di-tengah2 waktu luang kerja di kantor (tepatnya sih “nyolong waktu alias korupsi waktu”) , saya sempatkan lihat2 ini dan di-copy/paste lalu email ke anak2/keponakan/ dan rekan2 di Milis IOM-ITB (Ikt org-Tua mhsi/a ITB agar ilmu mas Rovicky tersebar…dan pahalanya oleh Allah swt semoga diberi ganjaran setimpal..

    Keep it up….dan juga reply yg terus-menerus agar ilmu kita semua ber+…hee..heee amiiin.

  117. syaloom,
    waaa..ternyata awan gempa ini memang masih jadi kontroversi bahkan di kalangan ahli..yaa.

    jika ada hipotesa bahwa pergerakan sesar/kulit bumi berakibat panas dan ujung2nya terjadi kondensasi sesaat lalu timbul gejala awan gempa tersebut….itu bisa diterima tidak..Oom

    masalahnya kompas cetak edisi semingguan kemarin ada mengupas hal ini……dah baca kan!?

    tapi logikanya nggak masuk ya…
    1.medio Mei gempa jogjaterjadi

    2.seminggusetelahnya berkali2muncul
    garis putih memanjang -entah awan entah cahaya-dari S ke U di pantai Paris.

    3.lalu medio Juli gempa Pangandaran

  118. Dear Viar,
    Iya gimana kalau bener … ada beberapa hal yg perlu dimengerti yaitu:
    – Kalau memang bener “ada” awan yg bisa menunjukkan potensi gempa. Definisi “awan yang mana” itu harus bener dulu. Jangan sembarang garis putih lurus keatas. Iya kalau itu awan gempa, kalau hanya asap vertikal karena engga ada angin ?.
    – Kemudian dichek lagi dengan geometri SMP diatas. Apakah bener secara geometrinya.
    – Dan yg lebih krusial buat scientist adalah, bagaimana mekanisme pembentukan awan vertikal ini ? Apakah semua gempa akan menunjukkan gejala yang sama ? Bagaimana untuk daerah yg sepanjang tahun ada awannya (tropis), bagaimana daerah yg beriklim sedang, atau kutub.
    Nah sebelum dijawab dengan logika yang pas dengan pengetahuan saat ini, maka sesuatu gejala cenderung menjadi mitos. Walopun belum tentu salah, dan walaupun belum tentu buruk.

    Nah tanggung jawab itu jelas tanggung jawab pribadi, masing2. Nanti Gusti juga hanya akan tanya mengapa kita melakukan perbuatan. Bukan siapa yg menyuruh melakukan. Lah kalau dijawab sama malaikat. Lah kok mau disuruh ? Rak malah rekasa ta …

    Jadi intinya … coba kalau ada yg menyebutkan akan gempa, walopun orang itu “mengaku” seorang ahli geologi sekalipun, kita harus kritis ! Berpikir dengan bekal kemampuan otak kita.
    Se-kritis pertanyaan Viar, sapa yg tanggung jawab hayo ?

    hef e nais dey

  119. gimana kalo bener emang itu gejala2nya? siapa yang akan bertanggung jawab akan penolakan informasi tsb?!

  120. Good writing. It’s nice to have an Indonesian blog with quality. Keep up.

  121. Ketika adik saya di Yogya melihat awan vertikal, beberapa hari kemudian ada gempa Pangandaran. Konon ketika gempa Bantul akan terjadi jg ada awan vertikal.
    Saya tanya kepada kawan yang Doktor Geologi (DR. Eko Yulianto) belum dijawab. Penjelasan Mas Rovik bisa menjelaskan secara ilmiah sementara.
    Bagaimana kalau memang gempa yang ada sekarang karena memang posisi planet bumi terpengaruh posisi planet dan benda angkasa lain sehingga menjadi trigger terjadinya gempa?
    Ilmu (ilmiah tentunya) apa yang mempelajari hubungan antara posisi planet (gravitasi benda angkasa) dengan gempa bumi tersebut (bukan astrologi lho!)?
    Saya tunggu upload ilmu yang lain.
    Thanks.

    elfarid

  122. Nambahin buat Tika ya Mas Rovicky,

    Kalo mo running riset mengenai awan sih .. boleh-boleh saja .., tapi perlu juga dipikirkan sedekat mana hubungannya dengan yang akan dievaluasi (hubungan kausalitas) .. i.e. gempa, karena gempa terjadinya di darat dan laut dan seputarannya .., tentunya akan lebih kena kalo risetnya yang di seputaran itu juga ..

    Rach

  123. nenek moyang kita sudah mengajarkan…setiap mau melihat sesuatu, selalu bilang “tanda-tanda dari langit”

  124. Analogi duduk & hujan kayaknya kurang pas pak.. harusnya ditambahin, kalo terduduk karena kaget ada suara gludug nah itu baru mirip dg cerita awan gempa 🙂

  125. Hampir semua website yg crita ttg awan gempa bukan berasal dari website yg kompeten.
    http://quake.exit.com/ dan juga http://www.gisdevelopment.net/proceedings/tehran/p_session2/bama.htm dll. Ada banyak ribuan website ttg hal ini. Selain itu aku lihat semua web itu domainnya dot org, dot net ataupun dot gratisan, sehingga aku ndak yakin kredibilitasnya. Kalau ada yg dot edu seperti studi EM yg aku lihat masih mengatakan studi EM ini masih belum bisa dipakai sebagai bahan prediksi praktis. Aku lebih mathuk dengan istilahnya Pak Djedi dari LIPI, bahwa penelitian dengan gelombang EM masih dalam pengertian “scientific EQ prediction” ketimbang “practical EQ prediction“.

    Salah satu yang saya lakukan ketika melihat atau menilai kompetensi sebuah web adalah domain (dot edu paling aku sukai, juga dot gov atau go). Juga seringkali website yg kunilai kurang adalah ketika ada “permintaan sumbangan“, buatku permintaan sumbangan ini menunjukkan kurangnya kredibilitas. Walopun beberapa mencuplik istilah serta penelitian science (dengan percobaan).

    Nah kalau ada yg meneliti awan vertikal dari dot edu aku mungkin tertarik.

  126. Salam kenal Om,
    mengenai prediksi awan gempa yg dimuat di http://quake.exit.com/ itu gimana tuh om? belum baca2 sih cuman kayaknya menarik juga tuh.

    prediksi gempa dengan melihat awan dari atas (satelit), nah bener ga yah tuh situs?

  127. hehehehehe… Mas Rovick aku lagi nunggu opininya tentang fenomena sumber air panas di Ciseeng dan di Gedung Arsip Nasional… ada apaa sih di bwh bumi Jakarta ini??

  128. Ini alatnya kayak apa sih ?
    memadatkan tanah sih masih mungkin, tapi kalau memadatkan “molekul” iku piye ?

    Teoritis tanah atau batuan itu memang punya pori-pori, Tetapi alat utk memadatkan tanah ini yg mnurut sependek pengetahuanku kok “mokal” muskil. Apalagi dengan radius 30 Km. Lah wong yg tergencet karena gerakan lempeng tektobik ini seluruh permukaan bumi kok. Jadi memadatkan tanah inipun tidak mengurangi kegempaan daerah ini.
    Penyebab utama gempa ya gerakan kerak bumi/tektonik ini.

    Di bulan mungkin tidak ada gempa karena tidak ada tektonik disana, demikian juga di Planet Mars. Smua permukaan planet mars itu batuan “beku”. Tektonik di planet mars telah “gagal” sehingga tidak ada siklus alamiah disana, tidak ada air disana, tidak ada kehidupan layaknya di bumi. Mars telah gagal sebagai pusat kehidupan seperti kehidupan di bumi.

    RDP

  129. spam
    spam
    spam
    spam
    hehehe

    Btw, ditunggu loh mas bahasan tentang alat anti gempanya. Secara ilmu geologi apa mungkin ada teknologi yang bisa “memadatkan” struktur tanah seluas radius 30Km sehingga bebas gempa.

  130. jadi ndak masuk tiga kali ?
    wah brarti yg ngisi itu justru yg dianggep spam sama wordpess kaleee :p

  131. emang sengaja di salahin, takut kejaring anti spam:P soale dua kali post komen gagal mulu, itu yang ketiga baru sukses.

  132. lah nulise salah hxxp … mestinya http tah ?

  133. kok ga bisa nulis request?
    tadi saya minta bahas tentang alat anti gempa yang ada di
    hxxp://rony.dgworks.net/2006/07/22/alat-anti-gempa-lanjutan/

  134. Gimana kalau diikutkan lomba BLOG ?

    rdp

  135. Salam kenal Mas Rovick ! Yang jelas saya suka blog Mas Rovick! Hebat! Blog terbaik yg pernah saya baca, terutama mengenai mslh geologi dan kegempaan… salut…

  136. Hush … lah kamu tau ndak … aku tahunya dari sapa … ?
    ya dari peramal .. upst !
    huehehehehehe

    rdp

  137. waspadalah!!! waspadalah!!!kalo di glodok, banyak copet euuuy…bang rovickiyes!!! peramal no!!!

  138. kalau saya sih..mending waspada aja karena dari dua kejadian semuanya diawali dengan awan aneh 🙂 waspda! dan waspada! itu jalan yang lebih adil 🙂

  139. waktu sodara di yogya cerita soal fenomena alam awan lurus ini saya tdk begitu yakin dgn kebenarannya, tapi saya juga kesulitan mencari penjelasannya. untung lah ada blog ini. sedikit demi sedikit mengerti ttg geologi.

    terima kasih oom, website-nya informatif sekali.
    salam kenal.. 😀

  140. akhirnya, nemu blog yg informatif dan edukatif yang nggak bikin sensitif dari rumours para dukun yang sok “positif”… makasih, yak Oom… jadi nambah wawasan 🙂

  141. Tika,
    Ini mirip seperti astrologi, yaitu hubungan sifat manusia dengan pergerakan bintang-bintang di langit.
    Ada yg percaya, ada yg meneliti, dan ada yg brani sumprit-sumprit kalau dia percaya, apakah itu membuktikan kebenaran?.
    Jadi kalau ditanya adakah awan gempa berhubungan ? ya tentusaja mungkin ada, cuman awan yang mana ?. Coba saja kalau dilihat jaraknya saja sudah “mleset-mleset”, gimana penjelasan ilmiahnya. Kecuali kau kita lihat ada awan lurus dimana posisinya memang pas di posisi episenter gempa, barangkali itu bener yg dimaksud awan gempa, kalau emang awan gempa itu ada.

    itu hubungan statistikal saja. dan yg bilang 60% korelasinya itu cuman beberapa awan saja, lah wong gempanya selama tahun ini saja sudah ribuan kali, kok.

  142. Tapi mungkin gak, kalau hal itu dipelajari keterkaitannya?
    Di luar logis atau tidaknya keterkaitan antara awan lurus dan gempa yang terjadi, mungkin emang ilmu kita belum sampai kesana?
    Selalu ada kemungkinan kan Om Rofiq?
    *saya panggil om, ya.. :D*

  143. Kang, kalo ndangak ada duwik ceblok malah ndak liat ya …

Tinggalkan komentar