Harga minyak dan pasaran kerja tahun 2009


oil_price_1946-2008

Melanjutkan crita prediksi harga minyak sebelumnya disini tentang prediksi-harga-minyak-perlu-tahu-walaupun-selalu-salah/, sekarang kita lanjutkan bagaimana kira-kira situasi pasaran kerja di sektor migas.

Ketidakpastian lebih berbahaya ketimbang harga rendah

Ketidak pastian harga minyak dimasa depan sering dipakai sebagai alasan untuk enggan mengambil keputusan. Namun sebenernya kalau dilihat dari sejarah masa lalu turunnya harga hingga sepertiga dari harga sebelumnya juga pernah terjadi.

Sejarah harga minyak sejak 1946-2008 ini memperlihatkan bagaimana dahulu ditahun 1985 harga minyak juga jatuh hingga separonya. Bahkan  harga minyak ini jatuh sekitar seperempat dari puncak harga ditahun 1979-1980 lima tahun sebelumnya.

😦 “Oooh jadi dulu pernah terjadi juga ya Pakdhe. Tapi apa iya trus tenang-tenang saja nanti bakalan naik lagi ?”

😀 “Lah maumu harganya tinggi opo rendah tole ?. Yang diinginkan para usahawan sebenernya kestabilan harga untuk menjaga kepastian usaha”

Dulu juga pernah rendah tapi sekarang ini beda

oil_price_2008

Prakiraan harga minyak juga akan selalu berkembang dan berubah.

Kalau dicermati kondisi perekonomian serta iklim industri pada tahun 1985 itu sangat berbeda dengan tahun 2009 ini. Sehingga sangat mungkin yang akan dikerjakan oleh pengambil kebijakan (Executive) di sektor migas akan berbeda dengan keputusan tahun 1985 itu.

Pada tahun 1985, setelah dihitung inflasinya, harga minyak longsor hingga setara dibawah 20 USD/bbl. Saat itu tentusaja juga ada kepanikan di kalangan industri perminyakan. Namun kondisi lingkungan ekonomi saat itu cukup kondusif.  Kestabilan inilah yang tidak membuat kepanikan yang menggangu sektor lain.

😦 “Tahun 1985 itu Pakdhe masih kuliah, kan ?”

😀 “Ya thole, tetapi pada wektu itupun banyak mahasiswa geologi yang ditawari kerja. Bukan hanya karenakondisi ekonomi yang stabil tetapi saat itu industri perminyakan memang sedang cukup tinggi didukung oleh tehnologi”.

😦 “Jadi bagaimana kondisi tenaga kerja tahun 2009 ini pakdhe ?”

Kondisi ekonomi yang rontok ini akan sangat mempengaruhi proyek-proyek yang sudah direncanakan. Beberapa perusahaan yang merasa rugi mencoba membatasi pengeluaran “cash”. Sehingga yang akan dilakukan bukan pryek konstruksi, sangat mungkin akan lebih banyak konsolidasi didalam. Misalnya pembenahan database, studi-studi, serta perencanaan jangka panjang sambil menunggu situasi ekonomi diluar membaik.

Di tahun 2001-2005 harga minyak juga sangat rendah. Saat itu banyak terjadi merger untuk memperkuat posisi ekonomi perusahaan. Namun kondisi perekonomian yang tidak menentu saat ini tidak mungkin mengulang strategi yang dijalankan ditahun 2001-2005 itu. Kemungkinan mergernya perusahaan sangat kecil.

Oil service (konsultan) selalu terkena dampak lebih dahulu.

Perusahaan yang tergolong sebagai service company dan konsultan, yaitu perusahaan bukan pemegang area operasi (PSC) akan mengalami dampak terlebih dahulu. Hal ini karena mereka merupakan konsultan yang dibutuhkan pada waktu tertentu saja. Perusahaan ini misalnya Halliburton, Schlumberger, Baker beserta. Berita dibawah ini menunjukkan bahwa mereka sudah mengalami kekurangan pekerjaan.

Demikian juga dengan pekerja kontrak tentunya akan lebih merasakan ancaman ketimbang rekan-rekannya yang bekerja sebagai pekerja tetap (permanen employee). Hal ini sudah pernah dituliskan disini sebelumnya Milih kerja kontrak atau permanen ?

Bagian produksi dan operasi lebih aman dibanding eksplorasi.

Berbeda dengan pabrik elektronik, migas merupakan kebutuhan primer. Jumlah yang diperlukan (konsumsi) tidak akan jauh berkurang walaupun kondisi ekonominya buruk. Manusia tetep perlu makan, tetapi tidak akan mengganti televisi dan VCD dalam 5 tahun kedepan. Pabrik elektronik serta industri penghasil kebutuhan sekunder dan tersier mungkin akan lebih awal mengalami dampak krisis ini.

Industri migas merupakan industri yang assetnya terutama dari sumberdaya alam. Maka perusahaan migas yang sudah masuk dalam tahap produksi lebih aman dari perusahaan yang masih dalam tahap eksplorasi. Juga mereka yang bekerja di bagian produksi dan operasi jelas akan aman, karena ditangan merekalah yang menjadi sumber pemasukan (income) keuangan perusahaan.

Dengan logika yang sama tentusaja teman-teman yang bekerja di seputar kegiatan eksplorasi mungkin akan terpengaruh lebih dahulu ketimbang kawannya di bagian produksi dan operasi.

Bagaimana dengan GGRE (Core) ?

geoscience_demographic

Sumber: AAPG

Disebelah ini grafik dari statistik usia pekerja geosciences.  Geologist-Geophysicist-Reservoir Engineer (GGRE) yang merupakan core bussiness industri perminyakan.

Grafik disebelah ini menunjukkan bahwa lebih dari 30% pekerja Geoscience akan memasuki masa pensiun lima tahun lagi. Jadi kebutuhan tenaga kerja usia matang, dengan pengalaman diatas 15 tahun, akan sangat langka.  Grafik ini mungkin tidak hanya mewakili G-G saja tetapi semua yang bekerja di core-bisnis perminyakan.

Kelangkaan tenaga kerja corebinis ini sudah pernah saya tuliskan sebelumnya disini : https://rovicky.wordpress.com/2008/08/15/10-risiko-terbesar-dalam-industri-migas/ .

Namun perlu kehati-hatian dalam menyikapi kelangkaan ini. Kondisi perekonomian yang runyem di sektor indistri lain ini menjadikan posisi tawar perusahaan juga tidak surut dimata (calon) pekerja.

Artinya hanya pekerja yang mumpuni (mampu dan berani) yang akan mudah menclok sana-sini. Bagi yang hanya kualitas so-so juga akan tersungkur kesenggol jalannya si belalang yang suka loncat-loncat seenaknya. Demikian juga para pekerja handal yang berkiprah sebagai konsultan-pun barangkali bisa menjadi saingan pekerja permanen karena mereka memang lebih mumpuni (mampu dan berani).

Pekerja bagian support (Non Core) perlu berhati-hati.

Tenaga support (non core) dalam industri migas mungkin perlu berhati-hati. Posisi mereka berbeda dengan posisi core yang sulit tergantikan. Sebagai sekretaris di industri perminyakan ngga akan jauh berbeda dengan sekretaris di perbank-an. Demikian juga pekerja bagian ITCom (ITCommunication) di perminyakan juga ngga beda dengan ITCom di industri manufaktur.

Ketiadaan tenaga support di migas dapat disubstitusi pekerja di industri lain.

Pada intinya kebutuhan minyak serta jumlah minyak yang diproduksi tidak banyak berkurang. Hanya saja prediksi peningkatannya tidak akan sebesar yang sebelumnya. Jumlah tenaga (bag produksi) yg diperlukan tidak tergantung dari harga, tetapi tergantung dari jumlah fluida yang diproduksi. Pengurangan jumlah pekerja akan meningkatakan beban pekerja, yang bermuara kepada risiko kecelakaan. Ini akan dihindari perusahaan migas yang menunjung tinggi tingkat safety-nya.

Mudahnya begini, misalnya memproduksi minyak 1ooo barel memerlukan 5 engineer. Dengan demikian sama juga untuk memproduksi 1000 barel tetep saja membutuhkan 5 engineer, walau harga minyak naik turun. Mengurangi engineer akan menambah beban pekerja yang sangat mungkin akan meningkatkan risiko bahaya celaka. Dan ini bukan keputusan yang tepat di industri migas.

Salah satu yang mungkin menolong perusahaan ketika mengurangi jumlah pekerja adalah memanfaatkan teknologi. Hanya saja teknologi juga membutuhkan biaya sebagai gantinya. Teknologi murah juga memerlukan waktu untuk implementasinya. Dalam 2 tahun belum tetntu ada teknologi baru.

😦 “Jadi kalau masih mahasiswa seperti aku gimana Pakdhe?”

D “Ya, bagaimanapun tetep harus belajar terus, kita ngga akan pernah tahu apa yang bakal terjadi 2 tahun lagi kan ? Belajar terus itu tidak akan menjadi sebuah tindakan salah. Kapanpun !”

😦 “Ya wis nanti Pakdhe bikin ramalan lagi ya ?”

😀 “Hust, emange aku dukun !”

Bacaan terkait :

19 Tanggapan

  1. […] Harga minyak dan pasaran kerja tahun 2009 […]

  2. PakDe,

    Punya top 5 oil producer, dan top 5 gas producer di Indonesia khan ya, yang update lho,…ada report atau data yang publish ya….

    Kalo bisa lewat japri aja ya PakDhe

    Thanks

    Regards
    Sigit

  3. Hehe…cadangan HC tu ada di kepala nya Reservoir Engineering dan Geosciences. Klo informasi penemuan cadangan terlalu banyak di hambur2kan, bisa bahaya untuk Investasi dalam negeri. Klo Infonya cuman sedikit, orang pati berebut untuk menanamkan modalnya. Begitu kan Pakdhe….
    Pakdhe ulasannya bagus2…salut buat Pakdhe.

  4. Saya kok kurang paham

    –> stabil walau mahal lebih baik dari pada murah yang tidak stabil

  5. –> minak mahal lebih baik dari pada murah tapi tidak stabil

    saya kok jadi bingung

  6. Pa’dhe, pernahkah mbahas produksi puncak minyak dunia? Apa bener kita sedang menghadapi krisis minyak karena berkurangnya temuan cadangan baru seperti omongan pengamat barat? Amerika sudah mencapainya tahun 1970. Sejak itu kapasitas produksi Pa’dhe Sam terus menerus turun tiap tahun.

    Akibat dari permintaan (demand) yang melampaui persediaan (supply)? Gimana nih Pa’dhe, bukannya wilayah kekuasaannya Pa’dhe ngorek2 tanah mengendus sumber hidrokarbon yang potensial?

  7. yg jelas sekarang ni ekonomi dunia memburuk…apalgi di US…most companies, bahkan oil and gas corps juga terkena imbasnya….apalagi contractornya, betul banget tu Mas reportnya mengenai Baker Hughes and Schlumberger…pemotongan dimana2 deh, freeze gaji n bonus, reduction executive compensation, ga ada abisnya…oil companies musti adjust jg lah, gimana wall street react kalo yg laen pada pemotongan tapi oil and gas nyante2…kasian yg lulus taon ini karena kondisi gini…oil price kapan ya bisa mulai naik lagi…penghancur ekonomi amerika kayak merryl lynch, GS, Citibank, JPMorgan pada estimate avg oil price at $75-100/bbl selama 2009, pesimist de bisa setinggi itu…lulusan2 MBA yg ga merakyat tu isinya

  8. Terima kasih jawabannya, Pa’dhe. Betul kalimat Pa’dhe mengenai harfiah energi, sekarang juga sedang menunggu kabar baik untuk MCU dari CVX (yang beritanya produsen geothermal terbesar di dunia – ex-Unocal).

    Nuwun do’anya ya Pa’dhe biar bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa melalui penyediaan energi (terutama listrik) ke segala penjuru negeri walaupun di bawah bendera perusahaan asing.

  9. Pakdhe Rovicky,

    Salam kenal. saya kebetulan kerja di oil & gas company di indonesia dan dari sekolah yang sama dengan Pakdhe. Kalo mengenai production support kira-kira bagaimana Pakdhe di masa suram seperti ini? (saya kebetulan di bagian maintenace & construction)

    matur nuwun sanget sebelumnya Pakdhe.

  10. Maaf kalau agak melenceng dari judul. Sebagai lulusan baru yang sedang bergerilya menembus industri energi, ketemu blognya Pa’dhe saat cari-cari informasi di dunia maya.

    –> Dunia energi tidak hanya migas. Masih terbuka lebar utk geothermal di Indonesia. Jangan lupa Indonesia memiliki 40% cadangan geothermal dunia !!!

  11. Salam kenal Pa’dhe. Saya blogger pemula dari Pangkalpinang, Bangka-Belitung. Wacana-wacana yang ditampilkan sangat menarik dengan penggunaan bahasa yang cukup sederhana. Nuwun bimbingan dari Pa’dhe baik dalam hal tulis menulis maupun mendesain halaman yang menawan.

    Oh ya, Pa’dhe. Sedikit penasaran. Ketika masih kuliah dulu, apakah Pa’dhe rajin berorganisasi (khususnya org kampus)? Matur nuwun sanget.

    –> Selama di Kampus dulu emang suka ikut organisasi. Dulu aku jadi bendahara Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM, wektu itu ketua SMFT-nya Airlangga Hartarto yang sekarang jadi ketua Komisi VII-DPR dan Ketum PII. Lah sekarang keranjingan ngumpulin temen-temen lawas.

  12. Saya kerja di perusahaan EPC , aman ndak pakdhe?

    –> EPC itu apa ta ? Saat ini perusahaan yang aman adalah perusahaan yang memproduksi barang kebutuhan primer. Makan Minum, dan Energi. Terutama industri ekstraksi (minyak, tambang bahan primer). Kalau tambang nikel, baja ya rada rawan dibanding tambang batubara (energi). Kalau fabrikasi kebutuhan barang tertier misal elektronik ya orang sekarang kan enggan mengganti TV. Dulu 4 tahun sekali ganti TV, sekarang TV dieman-eman. Lah, kalau kebutuhan listrik ya tetep saja perlu

  13. siklus pakdhe

    –> Memang ada siklusnya. Tapi lingkungan (iklim bisnis)nya tidak sama dengan waktu dulu. Sehingga reaksinya juga berbeda dengan yang dulu.

  14. harapan saya pribadi, pada saat kondisi perekonomian menemukan posisi equilibriumnya yang baru nanti, dapat tercipta kondisi suppy-demand yang ideal, yang gak terlalu dipengaruhi oleh ekspektasi berlebihan dari para spekulan…

    wallahu alam bisshawab….

    –> Yang penting jangan sampai terlambat mengantisipasinya.

  15. Salam kenal Pakdhe, terima kasih atas artikelnya yg sangat berguna sekali untuk prediksi industri migas kedepannya. Kebetulan saya sekarang lagi fighting untuk bisa masuk ke oil and gas company setelah hampir 10 tahun di manufacturing. Yah mudah-mudahan krisis global cepat berakhir dan industri migas menggeliat kembali.

  16. Tapi geosains yang income-nya di atas rata-rata. Jadi masih banyak yang tertarik ke geosains, pakdhe.
    Kalau hazard mitigation income-nya kecil, meskipun pahalanya gedhe. 😀

  17. Bamtri,
    sebagai sebuah harapan itu ngga apa-apa, malah harus berharap yang positip sebagai penambah energi 🙂 .
    Yang penting bersiap-siap menghadapi kesuksesan serta tidak panik menghadapi kesuraman.
    Geosains tidak hanya untuk energi dan ekstraksi. Bencana alam di Indonesia ini sangat-sangat merugikan karena (minimnya) tidak adanya mitigasi. Satu kali terkena bencana bisa menghabiskan biaya sebesar keuntungan perusahaan minyak setahun ! Nah kalau dilakukan mitigasi yang benar kerugiannya bisa diminimalisasi. Jumlahnya sama dengan usaha eksplorasi.
    Jadi kebutuhan geosains jangan hanya ke ekstraksi doank dunk !

  18. Pakde,boleh ngasih uneg2?
    Gini,mungkin krisis msih ada hingga 3-5 tahun ke dpan. Nah setelah itu industri2 bakalan bergairah untuk berproduksi. Industri trsebut bakal bergairah untuk mnciptakan,mmproduksi barang baru.
    Nah,industri kan butuh energi. Ujung2nya,perminyakan,batubara,ato sumber energi lain akan meningkatkan produksinya. Sehingga,karir geosains trbuka lebar

    Nah,gimana pakde,logis ngga pendapatku ini?

  19. haduh pakde,analisanya kalau tentang tabungan/ aset energy terkait Migas di Indonesia kedepan akan tambah atau berkurang pakde [ yang akan di ekplorasi]…
    katanya pertamina juga akan melakukan perampingan ya???


    –> Perampingan bisa saja dalam bentuk tetapi ukuran bisa saja membesar. Artinya efisiensi yang ditingkatkan tetapi produksi bisa tetep dinaikkan. Pertamina sebagai sebuah NOC mnurutku malah masih terlalu kecil ukurannya saat ini.

Tinggalkan komentar