Menantang Lembaga Survey untuk Menghitung Kebutuhan BBM


pm_survey[1]Kalau memang para lembaga survey mengklaim mampu memprediksi hasil pemilu dengan margin error dibawah 3% dengan tingkat kepercayaan 95% lebih tentunya memperkirakan kebutuhan dan konsumsi BBM-pun juga lebih mudah. Mengapa tidak dimanfaatkan keahlian ini ? Mudah-mudahan Komite Reformasi Tata Kelola Migas memanfaatkan survey ini untuk mengetahui kebutuhan riil BBM di Indonesia.

Perilaku manusia merupakan satu proses paling kompleks di dunia ini. Bahkan dengan perubahan lingkungan dan kemampuan adaptasinya, perilaku manusia sulit ditebak. Namun kepiawaian sains dan juga juga kehebatan ahli-ahli statistik mereka mengklaim mampu memprediksi dan mensurvey hasil pemilu dengan jitu.

😦 “Whaduh, Pakde kenapa survey ?”

😀 “hasil pengamatan atau survey merupakan bukti yang terpercaya bila dilakukan dengan benar, Thole”

Kebutuhan BBM di negeri ini seolah sebuah kantong karet yang tidak diketahui kapasitasnya. berapapun BBM yang digelontorkan selalu habis terjual. Tidak pernah ada satu kantong Depo BBM yang memiliki “barang busuk” karena tidak dikonsumsi.

😦 “Bukan hanya kantong dari karet, tapi ini kantoingnya … bolong !”

Survey, Exit poll dan metode “real count”

Kita hanya disodori pola rumit, tapi angka riil kebutuhan BBM itu tidak ada yang tahu.

Dalam pemilu kemarin kita diajari banyak hal tentang teknik-teknik survey statistik. Yang diklaim oleh lembaga survey sebagai metode akurat dan dapat dipercaya. Sejatinya, dengan modifikasi tentunya, teknik ini dapat dipakai juga dalam memperkirakan dan menghitung kebutuhan BBM kita. Teknik exit poll merupakan salah satu teknik dari konsumen, seperti dalam exit poll diluar TPS. Asumsikan saja Pompa Bensin sebagai TPS, kenapa tidak ? Demikian juga berapa jumlah truk yang keluar dari Depo dsb. Semua teknik tersedia dan kehandalannya sudah diakui bahkan cocok dengan metode “riil count” yang dipakai untuk sebuah keputusan politik.

😦 “Pakdhe, kalau hasil survey BBM nggak tepat berarti metodenya ga bisa diakui, apakah pemilu kemarin salah ?”

😀 “Hust bukan untuk itu !”

Komite Reformasi Tata Kelola Migas sudah dibentuk Salah satu tugasnya adalah mereformasi kebutuhan hilir BBM. Barangkali ini merupakan salah satu pekerjaan yang harus dilakukan di tahap awal.

2 Tanggapan

  1. Semoga tetap sasaaaran aja kebijakannya tersebut, biar masyarakat miskin tidak tambah menderita

  2. Mas Rovicky apakah tau, siapa saja yg ada di Komite Reformasi Tata Kelola Migas?. Semoga mas masuk dalam komite tersebut

Tinggalkan komentar