Banjir Situ Gintung : “Keringkan saja danau ini !”


Sumber dari mailist

Sumber dari mailist

Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat mengejutkan. Dengan korban lebih dari 50 orang meninggal tentusaja ini sebuah bencana yang cukup serius terjadi di dekat Ibu Kota lagi.

Melihat sepintas pada peta-peta yang dikoleksi kesimpulan sementara yang ada adalah “keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi“. Kesimpulan ini mungkin mengagetkan karena disitu ada sebuah taman wisata yg sangat bagus. Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara seksama.

😦 “Wah Pakdhe, cepet bilang ke Pak eSBeYe donk”

😀 “Ya wis kamu saja sampaikan ke beliau atau ke Gubernur Jakarta, Thole. Aku masih ada Pe-eR disini. Skalian dipakai untuk kampanye”

Tubuh air didekat pemukiman padat.

Dibawah ini memperlihatkan lokasi “danau” Situ Gintung yang terletak ditengah-tengah kepadatan penduduk. Sangat jelas dilihat dibawah ini. Atau bisa juga melihat di WikiMapia.

situ_gintung_1

Lokasi "danau" Situ Gintung diantara pemukiman padat.

Sedangkan dibawah ini memperlihatkan lokasi “danau” Situ Gintung dalam peta topografi, peta elevasi (peta ketinggian). Warna hijau muda menunjukkan tempat yang rendah, sedangkan warna kunging ke coklatan memperlihatkan tempat yang lebih tinggi. Tentusaja mudah sekali melihat

bahwa Jakarta memiliki kelandaian ke arah utara.

😦 “Wah kalau yang ini kan udah jelas Pakdhe. Jakarta itu yang tinggi di Selatan yang rendah di Utara. Sejak jaman kuda gigit besi juga gitu”

situ_gintung_2

Peta elevasi Jakarta. Lihat lokasi 'danau' Situ Gintung yang berada pada sebuah punggungan di dekat sungai Pesanggrahan.

Peta elevasi diatas memperlihatkan bahwa “danau” Situ Gintung tidak terletak pada lokasi bendungan pada umumnya. Dan bisa dipastikan bukan merupakan bendungan seperti lazimnya sebuah bendungan (DAM). Situ Gintung hanyalah sebuah tubuh air yang terperangkap dalam sebuah cekungan pada punggungan besar diantara lembah-lembah lainnya. Lembah disebelah timur berupa lembah Sungai Pesanggarahan. Sedangkan disebelah barat berupa lembang sungai lain.

Dalam peta geologi Jakarta dibawah ini terlihat bahwa Situ Gintung terletak pada batuan endapan volkanik. Dimana disebelah kiri kanannya berupa endapan sungai. Dengan demikian perlu dilihat bahwa bendung ini mirip bendung Lumpur Sidoarjo yang berupa tanah urugan, atau tanah biasalonsoran kiri kanannya, yang juga terjadi secara alami.

situ_gintung_3

Situ Gintung terletak pada lokasi yang tidak umum untuk sebuah konstruksi bendungan.

Untuk memperjelas bagaimana lokasi “danau” ini, dibawah ini digabungkan kedua peta diatas. Peta geologi dengan digabungkan peta ketinggian ini jelas sekali memperlihatkan bahwa “danau” Situ Gintung merupakan danau alami yang memiliki konstruksi alamiah. Tubuh air ini hanyalah tubuh air alami yang suatu saat memang akan membahayakan.

situ_gintung_4

Penggabungan peta topografi dengan peta geologi yang memperlihatkan bendung alam Situ Gintung

Gambar dibawah ini memperlihatkan peta yang lebih detail dari cekungan “danau” Situ Gintung.  Coba perhatikan bentuk cekungan situ gintung yang mirip dengan peta yang paling atas. Titik biru itumerupakan titik lemah dari konstruksi bendungan alami Situ Gintung.

situ_gintung_5

Kalau memang pengamatan selintas ini benar, maka sudah jelas bahwa “danau” Situ Gintung memang harus dikeringkan. Tubuh air ini bukanlah sebuah konstruksi bendungan yang umum dibuat oleh ahli-ahli pengairan atau Teknik Sipil. Bendung atau lebih tepatnya tanggul ini hanyalah urugan tanah atau tanah longsoran saja.

banjirgintung2dlm

Bendung yang berupa tanah (sumber Detik.com)

Foto di Detik.com disebelah ini memperlihatkan bahwa bendung itu hanyalah tanah urugan yang cukup tinggi.

Pada saat terjadinya banjir tanggul tanah ini kemungkinan tererosi akibat air yang meluap atau luber (overtopping) mirip seperti yang terjadi pada luberan tanggul Lusi (Lumpur Sidoarjo). Karena erosi ini tidak terkontrol dan berjalan sangat cepat, maka air bah yang meyapu ini mampu mengangkat mobil seperti yang terlihat pada foto dari Detik.com di atas.

“KERINGKAN SAJA SELAMANYA”.

Kalau melihat topografi Jakarta selatan ini, sangat mungkin ada daerah-daerah dengan situasi morfologi yang memiliki potensi banjir bandang akibat meluapnya tanggul-tanggul tanah baik yang alami maupun buatan yang tidak menggunakan konstruksi bendungan yang benar.

https://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/danaubaru_2.jpg

Bendung alami akibat longsoran

Melihat lokasi bendungan yang berada disekitar pemukiman padat ini sangat disarankan untuk tidak lagi membendung “danau” Situ Gintung. Konstruksi sisa yang ada merupakan konstruksi alami yang mirip dengan cerita danau tiban yang penah terjadi si Maluku yang pernah ditulis sebelumnya disini : Danau Baru

tanggul-tanah

Lebar tanggul tanah 300 meter

Danau ini bukanlah sebuah danau pengumpul dari sungai sehingga yang diperlukan adalah membuat drainasi yang optimum untukmengalirkan seandainya ada air limpasan dari hujan. Salah satu kandidat pengaliran akhir adalah sungai Pesanggrahan disebelah timur dari Situ Gintung ini.

Memang di daerah sekitar bendung ini terdapat lokasi wisata yang cukup strategis di tengah hiruk pikuknya Jakarta. Namun lokasi disebelah utara bendung ini jelas akan selalu terancam seandainya ada tubuh air disebelah selatannyanya.

Salah satu alternatif penyeleseiannya adalah dibuat taman kota atau bahkan HUTAN KOTA dengan monumen peringatan. Jadi fungsi resapannya masih berjalan, fungsi wisatanya juga masih ada. Dan yang penting tidak memberikan bahaya baru untuk perumahan padat disekitarnya.

Pada akhirnya ekonomi yang akan menjadi pertimbangan. Kalau akan dipaksa dibangun, maka bendungan sebelah utara sepanjang 300 meter harus dibuat dengan kontsruksi sipil yang benar.

dongeng_geologi

Bacaan terkait :

Turut berduka.

173 Tanggapan

  1. Informasi yang menarik..thanks

  2. Wah, kalau ingat ngeri juga, memang sebaiknya pemerintah mulai peduli ngrawat bangunan2 tua peninggalan Belanda dulu

  3. Nice post! This really helps me to find the answers to my question. Hoping that you will continue posting an article having a useful

    information. Thanks a lot!

  4. banjir lagi,,,

  5. […] Sejak peristiwa terjadinya jebolnya situ gintung tahun 2009 lalu, Dongeng Geologi menuliskan dengan tegas “Banjir Situ Gintung : “Keringkan saja danau ini !” […]

  6. waduh jangan begitu dong, sebaiknya cari soslusi agar danau tersebut di fungsikan lagi sehingga jakarta ga kebanjiran mulu…..

  7. g lbih dari kotoran anjing, itulah pemerintah di indonesia…

  8. gara-gara ini yang membuat jakarta banjir ya meskipun kagak ada ujan kagak ada angin….

  9. ulasan nya lengkap sekali…lengkap dengan foto dan peta….mantap…..thanks. Hampir setahun telah berlalu sejak tragedi tsb…

  10. […] Situ Gintung. 2009 Rovicky. Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini. Retrieved from : ttp://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-saja-danau-ini/. 2009 Russell, Michael. Management Principles of The Environment. EzineArticles.com. 2006 Selman, […]

  11. S I T U G I N T U N G
    S emuanya harus inyaf,kejln.ALLH SWT. [rakyat,pemerinth,pejabt,pengusaha,ulama]
    I ngat dunia hanya smentra -+ 60 an th.
    T idak ush tunggu waktu tua,mulai dekt ALLAH SWT
    U ang bukn segala2nya
    G antungkn nasibmu pd amal dan kebaikan
    I nsya ALLAH sisa hidupmu husnul chotimah
    N anti klak harapnmu di surga
    T ak pelak lagi kebahagian yg hakiki
    U ntuk selama-lmanya
    N an elok & & permai
    G ak ada kata terlambat,tdk tunggu dtg bencana,bencana 1000 x ayo sobat!

  12. Berdoa saja semoga ga terjadi disitu” yang lain’y…

  13. semoga jgn kejadian lagi amin amin

  14. ;uas banget jebolya tanggul situ gintung

  15. PARADOKS JOGGING TRACK ATAU PERBAIKAN SPILL WAY

    mengeringkan situ gintung adalah ide bodoh yang pernah saya tanggapi!
    situ kering karena tanggulnya jebol kami sudah merasakan sulitnya air (ngebor sumur lebih dalam)
    inti permasalahan situ gintung adalah pemerintah (Provinsi banten yang telah mengakui bahwa situ gintung adalah aseetnya, sebelum jebol papan pengakuan kepemilikan asset terpasang, namun begitu peristiwa tanggul jebol papan tersebut di hilangkan)tidak merawat dan menerima informasi dari masyarakat sekitar tentang keadaan tanggul situ gintung. patahan spill way (limpasan air ketika terjadi luapan air situ gintung, hal ini biasa terjadi ketika musim hujan datang) pada tahun 2007 sudah mencapai 1/4nya, kemudian tahun 2008 tinggal 2/3nya.dilaporkan namun yang dipilih dan diputuskanadlah pembangunan jogging track selebar 2 m dan sepanjang 500 m, bukan perbaikan spill way yang patah!ada apa ini?.kemudian tidak tegasnya pemda setempat mengenai pendirian bangunan yang tidak sesuai peraturan. terus terang bangunan yang didirikan adalah di atas tanah pengairan tidak ada IMB, namun mereka membayar PBB tiap tahunnya!
    dari segi teknis musibah ini adalah kelalaian dari pemilik asset situ gintung.
    ada aktivitas dalam pembangunan jogging track yaitu meninggikan sebagian pinggiran situ yang seharusnya ketika air berlebih maka air akan meluber kepinggir situ sehingga konsentrasi air tidak terpusat ke tanggul yang kondisi spill way sudah patah. sekolah dimana mereka ketika memutuskan hak tersebut?yang akhirnya mengakibatkan korban 90 orang (87 teridentifikasi 3 belum) dan tempat tinggal dan harta benda. padahal jika kita berjalan diatas jembatan tanggul sebelum jebol, patahan spill way akan terlihat jelas, tapi kok yang dikerjakan pembangunan jogging track bukan perbaikan spill way dan penertiban bangunan-bangunan yang tidak semestinya menurut peraturan!

  16. semoga tidak ada lagi situ gintung yang lain.

  17. amin amin

  18. Mudah-Mudahan Tidak ada Lagi peristiwa seperti ini

  19. Semoga tidak terulang lagi..

  20. setelah itu gintung, dimana lagi..

  21. kenapa tiap tahun ada bencana yang menimpa negara kita

  22. Iye sih bung amir, berawal dari manusianya juga segala bencana ini terjadi.
    Sebagian besar bangsa kita ( Ina) peduli terhadap lingkungan itu sudah hampir tidak ada, apalagi melestarikan lingkungan.Orang bagus bagus bikin pagar dgn biaya mahal, eh malah di coret coret dgn tulisan yg taj berarti.
    Sepanjang jalan setiap ada tembok banyak tulisan2 seperti itu. Pelakunya rasanya ta mungkin orang tua, dapat dipastikan anak muda entah anak sekolah atau bukan.Mudanya udah kaya gitu gimana tuanya.
    Eh, bener terbukti! Ketika dia kaya meditnya amit amit jabang beibeh, padahal dia ORIS ( Orang Islam )jangankan orang lain, saudaranya sendiri sakit minta bantuan untuk beli obat karena kehabisan duit, kagak dikasih ching!Luar biasa, padahal waktu itu dia mau ibadah ke tanah suci.
    Suatu hari ada DKM mesjid di kampung itu yang meminta bantuan dana untuk pembangunan mesjid, serta merta dia bilang, oke saya nyumbang Rp. 1,-juta tapi tolong diumumkan dan saya dibawa kedepan podium untuk diperkenalkan kepada masyarakat!
    Yah, si pengurus DKM tanpa basa basi mengiyakan saja.
    Nah! Orang Islam seperti ini di negara tercinta kita sangat banyak bung Amir!
    Jika kita ajak kepada obrolan yang agak serius menyangkut Al Qur’an misalnya, atau cerita tentang para Rosul terdahulu, bagaimana kaum tzsamud dan kaum Add dimusnahkan, terus kaum Nuh dilanda banjir, langsung ngacir ching! Kagak mau denger.
    Bagaimana Sodomi yang dilakukan kaumAdd pada zaman Rosul Luth AS, sehingga dimusnahkan dan sejarah mencatat tentang peristiwa itu yang dibuatkan prasasti Sodom and Gomorah.
    Jadi Sodomi bukanlah sesuatu yg baru tapi sudah ada sejak beberapa juta tahun yang lalu!
    Sebenarnya banyak yang ingin ane bahas, tapi sementara itu dulu deh,
    kurang lebihnya ane minta maaf dah, maklum status proses pembelajaran!
    Wassalam

  23. kenapa bsa trjadi situ gintung

  24. ini kalau dari sudut pandang berbeda nih.. hehehe mungkin gak asik..
    bencana alam terjadi, karena manusia sudah tidak mempunyai kepedulian religius dengan sekitarnya.. maksudnya nafsi-nafsi gitu deh.. contoh petra di jordania, terus sodom dan gomorah, orang yang mempunyai kepedulian untuk memperbaiki keadaan sekitarnya akan selamat, seperti loath dan kedua anaknya, atau noah dengan orang-orang dikapalnya. gimana? hehehe..
    suatu hari jibril disuruh menimbulkan suatu bencana alam di suatu kampung, jibril kembali ke langit saat melihat ada satu orang di kampung itu sedang beribadah.. eh jibril malah dapat perintah untuk menurunkan bencana di mulai dari orang tadi, dia bertanya mengapa? bukankah orang itu sedang memuja tuhan, dijawab bahwa, ketidak peduliannya dengan keadaan sekitar, membuat dia pantas menerima itu lebih dulu. meskipun dibangkitkan dalam keadaan baik nantinya.
    gak masuk ya??
    tapi bener lho, berhubungan banget, pada awal sembilan puluhan, ayah saya, pernah menceritakan keadaan pertanian di thailand, sang eksportir macam-macam ke indo, ternyata sosioreligi disekitar daerah itu bagus.
    saya ingin mengadakan riset hubungan antara ketaatan dan kemakmuran, ada yang mau join? hehehe..
    kalau kita nontot amazing construction atau apalah, saya lupa namanya, di discovery channel. setelah terjadi musibah di sebuah kota di amerika, maka konstruksi dam kembali di revisi. kalau di indonesia sih, mending cari sebab yang lain aja kali ya? abaikan saja keadaan kontur yang berubah, hilangnya daerah resapan air, dan kondisi jakarta yang sebenarnya salah kalau dibikin ibukota. keadaan tanahnya sangat mirip banjarmasin aluvial abis. dan banjarmasin sedang mengarah seperti jakarta, pembangunan dengan mengabaikan amdal. mengurangi daerah resapan air.
    sekarang beberapa daerah rawa sudah di blok kuasa penambangan batubara, asik kan? batubara di formasi aluvium, memang ada sih.
    ih jadi ngelantur.. btw thank’s banget pa de, untuk komennya 😛 banget-banget-banget.

  25. ana very prihatin about tilka mushiibatun karena our goverment la taklamu dan dont care tentang this disaster….
    oh…

  26. Saya setuju tuh pendapatnya Ning Purnomohadi, tegasnya PEMDA MANAPUN di JAWA dan DKI ini DILARANG KERAS MENGELUARKAN IZIN BANGUNAN/PEMBEBASAN TANAH kepada Pengembang/REI.
    Lahan bebas di luar Jawa Masih banyak!Kalimantan Sulawesi Sumatera, Maluku dan Irian Jaya.
    Kalau REI merasa takut rugi membangun dikawasan yang saya sebutkan, cukup dengan bangunan sederhana saja yang dapat dijangkau oleh daya beli warga setempat ( RSSSS = Rumah Sangat Sederhana dan Sempit Sekali )
    Sebagai bahan pertimbangan coba kita ungkap kembali Lahan Gambut sejuta hektar di Kalimantan nasibnya seperti apa sampai saat ini?Tidak jelas!
    Terus ada yang namanya Instisusi DEPNAKERTRANS, jadi ditawari kepada masyarakat siapa yang mau transmigrasi terutama untuk mengolah lahan gambut itu, kemudian dicoba kerjasama dengan REI untuk rencana pemukimannya.
    Trus di Aceh saat ini sedang membangun, cobalah teman2 REI tuh kesana tengokin warga kita di NAD tsb. jangan rame rame ngumpul di Jakarta ngegrecokin Jakarta melulu!Kasihan Jakarta jadi langganan banjir!

  27. bencana lg bencana lg…………….
    lindungi negara kta….!!!!!!!!!!!
    tanamilah pohon!!!!!!!!!!
    buanglah sampah pada tempatnya

  28. jadi yg salah siapa?
    masyarakat atau pemerintah atau presiden atau wakil presiden atau juga takdir?

  29. kalem kalem boss….klo kita liat dari akar masalah mengenai situ gintung.. ujung-ujung nya yang salah ya masyarakat dan pemerintah setempat yang terkait. salah masyarakat adalah, kenapa mereka ,e,buat rumah di sekitaran waduk dan mereka terlena seakan2 aman dari bencana, padahal yang namanya tinggal deket dananu resiko akan banjir ketika hujan sangat dekat.seharusnya masyarakat mengerti dong akan bahaya bencana alam. dan salah pemerintah, kenapa sampai terbit IMB di sekitar daerah berbahya. mungkin alasan nya adalah pemukiman dan motif ekonomi. seharus nya pemerintah tidak pernah mengeluarkan IMB di sekitar daerah rawan bencana seperti situ GINTUNG.

  30. Maaf saya rada awam mengeni hal seperti ini tapi sebelumnya saya ingin ikut berduka atas musibah yg terjadi pada saudara2 kita di Situ Gintung. Melihat pemaparan yg ada sangatlah jelas bahwa daerah utara dimana terjadi pecahan dan longsoran tanah merupakan daerah yg rawan. Terpaut pada bentuk geografis dan geologisnya. Saya punya pertanyaan kecil. Apakah daerah sekitar situ gintung juga punya kerentanan yg sama? Hingga radius berapa? karena kalau tak salah ada beberapa situ di sekitarnya. yg terdekat adalah situ mabad di jalan mabad rempoa sana. bila dilihat melalui google earth situ tersebut cukup besar dan memiliki elevasi yang cukup tinggi terhadap beberapa daerah. Apakah ini juga menimbulkan kerawanan pada daerah sekitar? Terima Kasih

  31. mana yg lbh dulu berada : situnya ato manusianya (perkampungan). sy koq yakin kasus situ gintung terjadi krn “aturan main” tidak dimainkan dgn arif dan bijaksana. misal aturan main radius aman dr situ u/ pemukiman, dll yg msh banyak. maaf bukan lg menyalahkan penduduk, pejabat, ato penyelenggara pemerintah tapi ayo kita bersama2 menjalankan aturan main yg lebih baik di masa yad dengan belajar dr pengalaman yg sdh terjadi.

  32. pasti ada yg setuju situ gintung di keringkan, siapa?? ya itu calo2 tanah… pasti ntar rebutan kapling2an tanah di situ untuk di bangun rumah..

    contohnya.. kira-kira 3 km dari situ gintung ke arah ciputat itu ada danau situ kuru, dulu waktu sy kecil itu situ masih luaaas… skrg.. udah di urug2in di kapling2in jadi rumah, kost2an, kontrakan.. toko… padahal itu tanah pemerintah… tapi kok mereka bisa aja bangun disitu,.. (hhuuh sebel) tanya kenapa???

  33. mengerikan, ini menunjukan ketidakbecusan untuk memelihara kekayaan alam dan warga sekitar cukup berandil atas kejadian ini. bagaimana lingkungan garis sempadan 100 m tidak boleh ada bangunan dan kita lihat apa yang terjadi, beban tanggul menahan air dan kerusakan pondasi tanggul ……, kita belum Merdeka karena nggopeni punya sendiri tidak becus. mari belajar menghayati arti kemerdekaan jangan bisanya hanya KORUPSI THOK………………..

  34. Peristiwa “marahnya” si Gintung itu bencana yang disebabkan kelalaian manusia 😦
    Salah itu selalu ada dalam diri manusia. Tapi belajar dari kesalahan itu yang wajib dilakukan oleh manusia.

  35. situ gintung itu bencana atau kelalaian atau salah manusia????????????????????????????????

  36. thank’s atas ilmunya pak de

  37. MENEER LIHAT LAGI ITU SITULAIN DI BATAVIA DI DALAM BERITA TV PARTIKELIR/SWASTA KEMAREIN ADA JUGA MASIH CEBLOK TANAH DEKAT SITU UNTUK BANGUNAN RUMAH …..MEMANG ORANG INDONESIA SUKA BIKIN-BIKIN YANG BUKAN HAK-NYA, BANGUNAN PERMANEN DI TEPI SITU DI BATAVIA….

  38. Kalau sudah tahu itu merupakan tubuh air, mestinya kawasan pemukiman yang dijauhkan. Nah yang ini malah di papas, dari yang tadinya seluas 31 ha disusut menjadi 21 ha, yang artinya jumlah air terus tambah, sementara tempat / penampungannya dipersempit.
    Selain diberikan sudetan-sudetan berupa sungai2 kecil untuk mengalirkan luberan, juga tidak boleh dijadikan pemukiman paling tidak 500 – 1 KM dari lokasi danau, serta pohon-pohonnya jangan digunduli. Soal gundul menggundul itu sudah jadi hobby masyarakat kita dengan dalih untuk alih fungsi, main babat saja tanpa memperhitungkan secara teknik dan dampaknya. Lihat saja kalimantan, ujung kulon. Tanam pohonnya saja butuh waktu minimal 10 tahun, tebang habis dalam hitungan hari. Pintar apa Gob ??

  39. ck ck ck..lagi2 karna tangan nakal si kuat..si lemah jadi sengsara..

  40. kebetulan dulu saya bersekolah dekat dgn situ gintung jadi sering main ke situ gintung abis pulang sekolah.tahun 99 saja tanah yg membendung situ gintung sdh mulai terlihat tdk stabil.

  41. situ gintung: bahaya yang ditantang..

    Setelah jatuhnya seratusan korban jiwa akibat jebolnya Situ Gintung di Ciputat, kini kita dan pemda setempat seolah ‘tersadarkan’ dan ‘mendapat pelajaran dan pengetahuan baru’ tentang apa yang disebut sebagai BAHAYA.

    Beberapa ‘pengetahuan’ tentang kondisi bahaya itu ialah:

    1. Bahwa yang namanya danau, tanggul, dam yang bocor/rusak jika tidak diperbaiki ternyata lama-lama bisa jebol juga dan terjangan airnya ternyata bisa menghancurkan pemukiman beserta isinya.

    2. Ternyata membiarkan danau/dam/situ dengan pintu air yang sengaja tidak difungsikan (agar di areal bantarannya dapat dibangun perumahan) sama saja dengan menyulut sebuah bom waktu dalam bentuk air bah karena sang air akan mencari dan membuat jalannya sendiri.

    3. ‘Pengetahuan baru’ lainnya tentang apa itu bahaya ialah bahwa pemukiman yang letaknya berdekatan atau dibawah danau/situ/dam ternyata berbahaya karena jika dam jebol maka airnya akan menerjang pemukiman di bawahnya. Mungkin para pemda juga baru tau bahwa air yang ada di dalam danau itu ternyata bisa meluap oleh curah hujan dan bisa berbahaya.

    4. Kita juga mungkin kini jadi ngerti bahwa curah/ debit air hujan ternyata bisa membebani danau dan jika danaunya jebol ternyata airnya menerjang ke areal yang lebih rendah. Dan ternyata terjangan air dari danau/dam yang jebol itu sangat kuat karena ternyata juga bisa menghancurkan bangunan, perumahan, jiwa penduduk, dsb.

    5. Kita pun kini dapat ‘pengetahuan baru’ bahwa vandalisasi lingkungan seperti mengambili batu-batu fondasi dam/situ untuk membangun rumah adalah berbahaya karena ternyata bisa mengurangi kekuatan dam/situ sehingga lama-lama bisa jebol.

    Itulah beberapa ‘pengetahuan’ tentang kondisi bahaya yang kita peroleh dari tragedi Situ Gintung. Dan untuk memperoleh kesadaran/pengetahuan tentang “Apakah yang dinamakan bahaya itu?” ternyata teori atau peringatan saja tidak cukup karena kita seolah ‘menunggu’ untuk kejadian dulu, damnya jebol beneran dulu, kita diseret air bah dulu, mengalami dulu, jadi korban dulu, rumah-rumah hancur dulu, sanak saudara kita tewas dulu, yang tewas harus banyak dulu..

    Kita seolah ‘menantang’ sang bahaya agar membuktikan potensi kebahayaannya dalam bentuk nyata agar kita benar-benar yakin bahwa bahaya itu benar adanya.

    Ibaratnya, kita tidak percaya dengan peringatan bahwa membangun rumah ditepi jurang itu berbahaya, sebelum kita mengalami dan melihat sendiri bahwa rumah kita dan isinya benar-benar terperosok masuk jurang..

    Atau mungkin secara struktural dan sistemik banyak dari kita yang tidak punya pilihan lain sehingga menomorsekiankan aspek bahaya atau terpaksa hidup menantang bahaya. Dan ketika bahaya benar-benar terjadi menyapu jiwa dan harta benda, kitapun menghibur diri, berapologi, menyebutnya sebagai musibah atau bencana alam, saling mengelak mengakui kelalaian, dan tak lupa ‘mengkambinghitamkan’ Tuhan dengan mengatakan bahwa semua itu terjadi karena ijin dan kehendak dari yang maha kuasa..

  42. Buatan Manusia ga ada yang sempurna
    Manusia yang buatan Tuhan aja Bisa “Rusak” apalagi buatan manusia sendiri….

  43. Kehadiran sebuah situ tidak bisa dihilangkan begitu saja. Gadis Sri Haryani, Kepala Pusat Penelitian Limnologi LIPI, menyatakan situ atau danau memiliki manfaat yang amat besar bagi masyarakat di sekitarnya sehingga perlu ada diskusi serius untuk memutuskan nasib Situ Gintung ke depan.

    Salah satu fungsi utama Situ Gintung adalah menampung air dan menyuplai air tanah. “Jika danau itu dihilangkan, air akan langsung mengalir ke Sungai Pesanggrahan sehingga meningkatkan risiko banjir,” katanya. “Pada musim kemarau, penduduk di sekitarnya akan kesulitan air.

    Penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian Limnologi LIPI terhadap situ-situ di Jawa Barat menunjukkan bahwa kondisinya telah menurun 50 persen. Tingginya sedimentasi dan tingginya kerawanan longsor di provinsi itu adalah penyebab terjadinya pendangkalan.

    Selasa lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan pemerintah berencana mengurangi luas dan volume Situ Gintung. Kawasan situ juga akan ditata ulang tata ruang karena pemerintah memutuskan tidak akan merelokasi warga secara besar-besaran.

    Edi Prasetyo Utomo mengatakan bila pengelolaan dilakukan sesuai dengan wawasan lingkungan, malapetaka itu sebenarnya bisa dihindari. Banyak tanggul dengan tipe itu yang tetap aman, bahkan tanggul di Belanda pun letaknya berdampingan dengan permukiman. “Yang harus dilakukan adalah pemeliharaan dan pemantauan,” ujarnya. “Sepanjang tanah urukan itu impermeable atau air tidak bisa lalu lalang dan semua parameter pemeliharaan dam dipenuhi tak mungkin jebol.”
    sumber:tempointeraktif.com

  44. betul katamu pakde, situ gintung tu harusnya dikeringkan saja. soalnya percuma ada juga, diurus ama pemerintah setempat juga engga, malah jadi bencana lagi nantinya. lebih baek dibuat hutan kota tempat serapan air saja, itu akan lbh bermanfaat…daripada ditambang uang nya dari pariwisata tapi ga dibuat untuk kemakmuran rakyat. cuma lha ya masyarakatnya juga harusnya berfikir, kalau ada situ diatasnya,kenapa dibawahnya dibikin rumah…kan udah tau resikonya kayak gitu. nah..pemerintah juga kenapa ga berusaha untuk ngingetin…makanya mending keringin aja deh….

  45. Kami keluarga Besar IMM UIN malang turut berduka atas musibah situ gintung.semoga ini sebagai renungan “situ-situ” yang lain.
    bagi yang berkuasa sekarang jangan terlalu sibuk dengan kampanye..ngono yo ngono tapi ojo ngono”

  46. turut berduka aja bagi yg ditinggal keluarganya terlebih dulu dalam musibah situ gintung…:(
    smoga diberi ketabahan…^_^

  47. Pak De, kalo dikeringkan dan dibuat hutan kota…..
    saya gak yakin itu hutan bertahan untuk sekedar 10 tahun saja
    pasti dalam waktu singkat, pemukiman lebih padat segera terbentuk.
    maklum manusia di sini kan gatel bener kalo liat tanah “nganggur”. penginnya bikin bangunan.

    tanggul itu kan tergerus oleh pengembang perumahan juga. yang tadinya lebar dan landai menjadi sempit dan curam karena lembah tanggulnya dibuat perumahan.

    jadi lebih baik direlokasi aja seluruh rumah di lereng yg curam itu. perbaiki kelebaran tanggulnya seperti dulu. dan tetep diisi air saja dari pada dihutankan terus dijadikan pemukiman yang lebih padat.

  48. DOA AJAH MOGA2 G’ BAKALAN TERJADI LAGI YG KAYAK BEGITU A(-) N’ SABAR YA… YG KELUARGA’E KENA MUSIBAH SEMOGA AMAL’E DITERIMA MA’ ALLAH N’DIAMPUNI DOSA2’E A(-)

  49. MENEER IKUT BERDUKA BERBELA SUNGKAWA SEMOGA KORBAN SAAT INI DITERIMA AMAL OLEH TUHAN DENGAN BAIK…DAN KESALAHAN ORANG TUA DAHULU YANG CEBLOKIN TANAH ITU KELIRU DIAMPUNKAN TUHAN….
    TERUS TERANG BANGUNAN HINDIA BELANDA BERKUALITAS TANGGUH KALAU SAAT ITU SITU DIBETON….
    TETAPI KARENA ITU SITU KAWASAN KONSERVASI JAUH DARI PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK DAN TANAH KAWASAN ITU MILIKI PEMERINTAH HINDIA BELANDA SAAT ITU MAKA HANYA DITANGGUL DENGAN ANCAMAN JEBOL AIR AKAN MENGALIR KE SUNGAI DAN KAWASAN TANAH KOSONG SEKITAR….TIDAK ADA RUMAH PADA JAMANNYA……
    SARAN BUAT SAUDARA DI BANTARAN KALI SEBAIKNYA JANGAN CEBLOK SAJA KARENA HATI KITA TIDAK BISA BERBOHONG BAHWA TANAH ITU BUKAN MILIK KITA, …..PAKAILAH HATI BILA AKAN CEBLOKIN ITU TANAH KOSONG APALAGI TANAH YANG BERBAHAYA….DEKAT SITU…KALI…DSB.

  50. KESIMPULAN DISKUSI :
    MANUSIA TIDAK BOLEH MERUSAK ALAM DENGAN MENGHALALKAN SEGALA CARA UNTUK MENDAPATKAN HAK TANAH DIWILAYAH KONSERVASI ALAM.
    PEMERINTAH HINDIA BELANDA SUDAH MEMBIKIN SITU DIBENDUNG ITU AMAN SAMPAI KALI BESAR DI DEKAT SITU ITU, TETAPI SETELAH MERDEKA, RAKYAT ITU KAPLING TANAH SENDIRI-SENDIRI DI TANAH KOSONG DEKAT SITU DITAMBAH BANYAK CUKONG TANAH ITU JUAL PAKE GIRIK PALSU JAMAN DAHULU….PADAHAL ITU LOKASI TANGGUL…KALAO DEKAT TANGGUL ITU ADA SERTIPIKAT TANAH BERARTI CUKONG DAHULU BISA MENGKIBULI PEMERINTAH SAMPAI MENGABULKAN TERBIT SERTIPIKAT ATAU PUN JUGA APARAT MAMPU KELUARIN ITU SERTIPIKAT TANAH. BILA DILIHAT GAMBAR YANG PAKDHE TAYANGKAN JELAS SEKITAR SITU SEBENARNYA TANAH PEMERINTAH HINDIA BELANDA YANG JADI MILIK ITU PEMERINTAH INDONESIA, TETAPI SAAT MERDEKA LANGSUNG RAKYAT CEBLOK AJA, HINGGA SEKARANG KOK ADA PERUMAHAN DI DEKAT SITU KAN YA LUCU. PERUMAHAN DAPAT IJIN DARI MANA DAN LIHAT ITU TINGGI TANGGUNL DENGAN RUMAH …
    KALO TANGGUL ITU DIBETON HINDIA BELANDA BERARTI SAAT ITU ADA RUMAH…
    TERNYATA TIDAK DIBETON BERARTI SAAT ITU TIDAK ADA RUMAH DAN KAWASAN KONSERVASI HINDIA BELANDA…..
    KESIMPULAN : RAKYAT DAHULU KELIRU CEBLOK MILIKIN TANAH KOSONG

  51. menurut aku, itulah kecerobohan pemerintah yang mata duitan, coba kalo kerja bener, pasti ga bakalan seperti ini jadinya. Emang semua itu takdir tuhan, tapi rasional harus di kedepankan.

  52. Rupanya Pemda DKI harus menerapkan Risk Assessment, yang nggak Asal bapak senang !

    Sayang,
    Hanya kemalasan segeintirorang, harus dibayar mahal.
    Coba kalau korban adalah sanak keluarga kita …, menyakitkan sekali.

    Wass, TWD

  53. Maksudte koyo ngene (begini) lho
    Jangan pernah melihat siapa yang mengatakan, tapi dengarkan apa yang dikatakan, karena itu biasanya bukan sebuah keluhan, tapi yang saya khawatirkan itu suara Tuhan yang disampaikan melalui tangan-tangan atau hamba Tuhan agar semua memperoleh kebaikan.

  54. mas, saya bisa ngutip tulisannya untuk saya masukkan ke website PII. Biar para Insinyur kita juga ngerti pandangane sampeyan. Boleh ya.
    tenkiu

    –> Silahkan saja. Trimaksih sudah berkenan menyebarkan pandangan lain ttg Situ Gintung

  55. Dari dulu sebenarnya masyarakat sudah minta diperbaiki, tapi baru dikerjakan sekitar 15-20 persen sudah dihentikan, alasannya dananya belum turun lah, nggak adalah, dan buanyak buanget dech tuch alasan, begini dech jadinya.
    Kenapa untuk kepentingan rakyat banyak selalu ditunda-tunda ya…….

  56. sejujurnya baca debat2 orang pinter tuh bikin vee keki,, tapi saluuuut deh,, jadi tambah ilmu

  57. Sejak tahun 90 saya tinggal di ciputat (Kelurahan Pisangan). Cukup dekat jaraknya dengan situ gintung. Sebagai orang awam saya hanya mau mengatakan bahwa situ gintung tidak lebih dari “kubangan besar”. Air yang menggenanginya berasal dari air buangan selokan-selokan. Di Pisangan dulunya ada beberapa rawa-rawa yang menjadi penampungan air jika hujan, namun sekarang sudah tidak ada lagi, dijadikan tempat hunian.

    Bendungan yang berada di sebelah utara hanyalah gundukan tanah yang sedikit dibeton pada pintu pembuangan airnya saja. Sisi-sisi yang lain sesungguhnya merupakan daerah yang lebih tinggi dan sekarang sudah dipenuhi perumahan mewah, terutama di sisi timur. Di sisi barat ada ISCI (International Sport Club Indonesia). Situ ini juga digunakan untuk berlatih selancar para bule. Di sebelah selatan ada Taman Wisata Pulau. Jadi memang buangan air situ gintung mengarah ke kali pesanggrahan.

    Seandainya situ gintung benar dikeringkan, alangkah sayangnya. Akhir-akhir ini di ujung selatan telah dijadikan tempat budi daya ikan dengan sistem karamba. Juga di sisi taman wisata untuk area wisata air (sepeda angsa). Selain itu tentu daerah-daerah di sekitar situ gintung akan cepat kekeringan di musim kemarau jika benar “SITU GINTUNG HARUS DIKERINGKAN”.

    Berkacalah pada perilaku kita: Pintu air (bendungan) sudah berusia tua dan tidak diperhatikan kekuatannya. Perbuatan tidak senonoh juga sering dilakukan di sekitar pintu air.

    Bukan tidak mungkin kalau ini merupakan peringatan agar kita lebih memperhatikan dan menjaga situ gintung dari perilaku negatif.

    Entahlah …

  58. info yang sangat menarik

    http://www.jadilahyangtebaik.wordpress.com

  59. ASW3.smoga korban yg terkena musibah di beri ktabahan n kta kembalikan pd yg di atas.

    bwt pmrintah : dengan banyaknya bencana yg da di negeri kita ini mka harus memperhatikan rakyatnya dan dana-dana yg smestinya untuk rakyat jangan di masukan ke kantong n trus brjuang untuk rakyat n dmi rakyat

    wasw3.

  60. Tadi baca koran malah beritanya mau ditambal lagi Situnya, Pak Dhe… Bagaimana ini?

  61. […] yang tertulis di blognya Pak Dhe, Situ Gintung seharusnya tidak dibiarkan berada di tengah kota dengan penduduk padat. Kumpulan air […]

  62. JANGAN LUPA BAHWA JAKARTA PERLU BANYAK TEMPAT PARKIR AIR…!
    JADI BUKAN DIKERINGKAN TAPI MALAH HARUS DITAMBAH …!
    KEPADATAN PERMUKIMAN BUKAN MENJADI ALASAN UNTUK TIDAK MEMBANGUN DANAU2 BARU…

  63. […] Informasi menarik berdasarkan data geologi dapat dilihat di blog pak de rovicky. […]

  64. Ulasannya sangat ilmiah sekali.Asyik dan enak dibaca

  65. Saya pikir keputusan untuk merekonstruksi ulang sebagai situ atau mengeringkannya untuk dibuat hutan kota perlu waktu untuk mengkaji. Perlu dilakukan kajian oleh beberapa ahli di banyak bidang. Tidak bisa hanya dalam waktu sehari dua hari. Herannya pemerintah kok cepat sekali ya bisa memutuskan untuk merekonstruksi sebagai situ kembali. Apakah tidak dilakukan kajian&penelitian dari berbagai sisi, perhitungan untung ruginya yang tentu butuh waktu juga. Diharapkan dengan perhitungan yang matang dan pertimbangan yang jauh ke depan bisa meminimalisir masalah. Untuk kasus ini sebaiknya jangah terlalu menggunakan perhitungan berorientasi bisnis dulu. Meskipun faktor ini juga penting. Kalau ide sederhana saya, jika akan dikembalikan fungsinya sebagai situ, maka seharusnya radius minimal 200 meter dari bantaran situ menjadi hutan kota dengan tanaman keras, misalnya mahoni, beringin, sonokeling dll. Radius tersebut harus bebas dari hunian, bangunan, pasar, toko dll. Proses administrasi dan pengawasan tanahnya juga harus jelas, tegas, dan perawatan/pemeliharaan hutan kota berikut situnya harus serius.

  66. Wach gak paham babar Blas………….Kelewat bodoh kali ya aku ini!

    salam kenal ja dech

  67. Dibalik musibah ada hikmah, meski banyak membawa musibah dan korban yang terkena air bah, hilangnya nyawa dan barang – barang mewah, membuat hati gundah, resah… Semoga aparat terkait hatinya tergugah, ambil tindakan untuk meringankan musibah,……amin

  68. Saya kurang sependapat kalau lokasi Situ Gintung tersebut dikeringkan, mengingat kondisinya sebagai cekungan yang mampu menampung air permukaan, yang penting sebagai intake bagi sumur-sumur di sekitarnya. Saat ini, banyak danau dan rawa yang mengalami proses kekeringan, seperti Danau Limboto di Gorontalo dan Rawa Biru di Papua. Kekeringan mengancam lingkungan hidup kita, kelangkaan air bersih untuk domestic use dan sumer energi. Saya setuju tetap dipertahankan sebagai danau dengan kontruksi yang memadai, selain itu juga daerah di sekitarnya ditata yang baik, sehingga asri dan tidak membahayakan.

  69. harusnya orang berebut buwadh ngebantu bukan malah berebut nonton ato saling tuding…

  70. betul situ gintung harus dikeringkan………
    pemerintah ajas yang kurang perhatian cuma perhatian sama pemilu hhhhhhhhhhhuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu

  71. ‘semua datang dari Allah SWT, dan juga akan kembali kepada-Nya…
    semoga apa yang terjadi di Situ Gintung bisa menjadi bahan renung bwat kta semua…
    amiin…

  72. ‘semua datang dari Allah SWT, dan juga akan kembali kepada-Nya…
    semoga apa yang terjadi di Situ Gintung bisa menjadi bahan renung bwat kta semua…
    amii…

  73. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un
    duka mendalam datang lagi
    dongeng yang bermanfaat PakDhe….mohon ijin saya link…

  74. Bila bapak mengusulkan dikeringkan saja danau itu, dan untuk dibuat hutan kota, saya sebagai pengajar MK AMDAL di Jurusan Biologi FMIPA Univ. Islam Malang; memberikan masukan untuk mengkalkulasi besar kecilnya dampak yang ada. Bila selama ini ada lapisan impermeable di bawah danau, maka sebagai reservoir ia hanya memanfaati terhadap irigasi pertanian dan wisata serta kelembaban areal sekitarnya (Jakarta). Saya kira bila demikian halnya, dilihat dari interaksi antara vegetasi (bila dihutankan) maka tetap saja tangkapan air oleh vegetasi tidak membuat pori tanah terisi air oleh sebab impermeabel tadi. Tapi lapisan tanah yang impermeable pada kedalaman berapa?. Bila masih ada dibawah dasar sungai, maka hutan kota akan lebih memanfaati sebagai daerah tangkapan air beneran (setelah jadi hutan) dan akan menyediakan air untuk sungai walaupun kecil.
    Disamping itu kalkulasi banyak mana antara biaya menghutankan dengan membangun bendungan baru sesuai standart sipil? berapa uap air rata-rata antara luasan danau pertahun dibanding dengan transpirasi oleh vegetasi pertahun? Berapa Oksigen yang dihasilkan oleh luasan air danau (diabangun kembanli) dibanding dengan luasan vegetasi yang menghasilkan oksigen?
    Sya kira masih banyak lagi atribut dan komponen yang harus dikalkulasi sebelum memutuskan penanganan bekas danau ditengah kota itu untuk memperoleh dampak dimasa yang akan datang yang paling kecil.

    –> Wah input yang bagus Pak Ahmad.
    Memang yang harus disadari adalah adanya “keterlanjuran” alih fungsi Situ ini. Namun dalam skala lebih besar lagi adalah alih fungsi dalam tata ruang. Saya sendiri belum tahu bagaimana proses “biopori”, tapi kalau saja dibuat “taman biopori” sebagai museum peringatan bersama bahwa dulu pernah ada korban karena salah urus disebuah tempat. Kebutuhan museum ini akan menjadi proses pembelajaran bila disertai juga sarana wisata alam. Ada banyak situ-situ di Jakarta ini, namun semua dalam taraf sekarat. Mungkin Si Gintung bisa dipakai sebagai musium “pengingat” akan perlunya mengetahui lingkungan tempat hidup kita ini. Membangun kembali hanyalah “menghapus ingatan akan kesalahan”

    Terima kasih.
    Saya kira kita pernah komunikasi di masalah air zam-zam?………..

  75. SITU GINTUNG DIBUAT UNTUK PENGAIRAN IRIGASI AGAR PRODUKSI PERTANIAN SELAMA BELANDA MENJAJAH TIDAK TERHENTI SEPANJANG TAHUN, SETELAH INDONESIA MERDEKA DIMANFAATKAN UNTUK KEPENTINGAN PETANI. KALAU ORANG MERUBAH FUNGSI LAHAN PERTANIAN JANGAN SALAHKAN SITU GINTUNGNYA DONG

  76. Ada cerita nich tentang kerajaan mataram, saat Panembahan Senopati diserang oleh kerajaan Demak, Panembahan Senopati buat pertahanan di barat Kali Opak, lha pada saat perang terjadi ada banjir bandang dikali tersebut, akhirnya pasukan Demak banyak yg mati dan lari kembali ke Demak. Mungkin stategi ini juga dapat dianalogikan keadaan Jkt dengan banyak situ tersebut. Apa mungkin seperti itu Pak Dhe ?

  77. Pak Dhe, saya jadi setuju dengan pemikiran pak Dhe mau ngeringin Situ Gintung, ini hanya sebuah dugaan aja ya, kemungkinan dulu Belanda bangun bendungan itu untuk pertahanan/penyerangan jika kalau sdh terpojok, nah bendungan ini dimanfaatkan dijebol supaya lawannya biar hanyut,apalagi kalau beritanya di Jkt banyak situ ?,
    dan peresapan air (kalau keadaan damai) lebih tepatnya untuk pengelolaan air, kita hrs belajar dari sejarah, Jakarta sejak dulu merupakan pusat pemerintahan dan langganan banjir, seperti umumnya kota-kota ditepi pantai lainnya. Dan untuk penanggulangan banjir alangkah baiknya kalau planologi kota Jkt ditinjau kembali, spy tdk semua lahan diperuntukkan untuk hunian.

  78. […] Banjir Situ Gintung : “Keringkan saja danau ini !” Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat mengejutkan. Dengan korban lebih dari 50 orang meninggal […] […]

  79. Innalillahi wainna ilaihi raji’un. Ikut berbela sungkawa atas musibah yg menimpa saudara kita. Mengenaskan sekali musibah ini.

    Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Semoga Allah ta’ala menyelamatkan kita.

  80. mari kita mulai latihan belajar agar tragedi yg demikian tak akan pernah terulang kembali kelak

  81. w turut prihatin atas kejadian yg menimpa sodara2 kita yg di situ gintung,,

    smoga kluarga yg di tinggal bisa tabah menerima kenyataan ini,,

  82. menurut saya kalo masyarakat di sekitar siru tidak ingin ada danau di lingkungan nya jangan di buat lagi danau situ gintung lagi lebih baik di buat penghijauan saja.

  83. wah aku dapat informasi dan ilmu baru.
    Tolong semua jangan saling menyalahkan, mari kita belajar dari kesalahan yang telah dilakukan, jangan sampai jatuh di lubang yang sama.
    Itu yang belum pernah dilakukan oleh negri ini, semua cuma bisa ngomong n saling menyalahkan.
    Semangat dan bersyukur.

  84. takada yang abadi ………………

    yang tadi ny muda akn jd tua , begitu jg dg situ gintung udah wktu ny dia pensiun

    ini pR

    buat para pejabat pemerintahan , bisa ga di kerjakan dgn baek pa ga?

    say fuck for indonesia goverment

  85. salah siapa hayoooooo

  86. Semoga dapat diambil hikmah dari musibah Situ Gintung.

  87. oalah pak-pak..lha kok mau ngeringin situ gintung…wong ada situ gintung yang luasnya 20x senayan jakarta juga masih banjir..pa lagi gak ada….yang ada situ nggantung ntar gr2 kebanjiran terus…

  88. Mestinya warga yang tinggal di daerah Situ Gintung khususnya dibagian hilir pindah, bukankah daerah itu merupakan daerah irigasi ? Dan jangan hanya salahkan PU. Perlu diingat bahwa DAS Situ Gintung sendiri sudah rusak karena ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

  89. […] juga yang berpendapat agar Danau Situ Gintung tidak kembali dibendung dan diperbaiki, akan tetapi lebih baik diurug dan dikeringkan saja dengan berbagai macam pertimbangan, […]

  90. ya…da kejadian mo gmana lg, biar saja yg dialirinya menjadi sungai yang ditepinya ditanami pohon, tidak memberikan ijin daerah sekitarnya untuk dibangun pemukiman. Yg jadi masalh skrg krn warga jakarta tuh tiap hari tambah banyak dan butuh tempat untuk tinggal, sampai2 menggusur daerah perairan. Bahkan ada pengembang yg menguruk laut jd daratn, ya jadi ga seimabng deh lingkungan ini. Trus kl gitu siapa yg tidak mau disalhkan?

  91. Analisa yg menarik,,
    banyak orang2 menyayangkan pendapat Bapak datang setelah kejadian, tapi akankah teori2 Bapak akan diterima sebelum kejadian terjadi????Apakah akan didengar???Gedung2 tinggi di bangun di DAS di Jakarta, apakah ini kalo saya bilang itu jangan dibangun nanti daerah sekitarnya akan kebanjiran kan kasihan mereka,,apakah pendapat ini akan di dengar??Kita kembalikan lagi kepada negara kita tercinta ini lebih berbenah lagi menata kota (terutama jakarta). Turut berduka cita semoga Allah menerima para korban disisiNya.Amin

  92. Semoga kejadian ini bisa memberikan pelajaran (meski buruk ya..) bahwa kita, manusia mesti bersahabat dengan alam..

  93. Ada yg kbkaran jenggot, ada yg prihatin sedih, ada yg kirim doa, ada yg cuma cengengesan, ada yg adu sok pinter, ada yg ‘ngeret2’ jalan berwarna…. Huwoooooiii..!!!! Kalian ini smua sama!! Iya!! Saya juga!! Yg bodo tu kita!! Bumi (alam) tu dah tua, renta, peyot mbrokodoth, jelek, rusak… Yg ngrusak bukan cuma manusia!! Ini smua dah da garisnya, belanda sono juga suatu saat bakal lebur! Jadi jgn nghebat-nghebatin dia! Kita mau diarahkan ke ‘bencana’ yg sesungguhnya… Dan itu harus lan musti terjadi… Kamu dan saya nda boleh lupa!! Kemana arah dan tujuan manusia dan seluruh makhluk di gugus planet dan semesta alam raya ini bakal dibawa…. Mau c embit gade bikin terusan lagu alamnya berapa kali juga, kamu dan saya cuma anggap itu suara seni yg menjerit, menggugat, tapi kamu dan saya ga bakalan bisa sadar!!

  94. Oh, begitu tho ceritanya, jadi tercerahkan….
    numpang nge-link pak dhe….

  95. yg penting jangan ampe kejadian lagi kaya yg kemaren,
    g tega kmaren liat di tv ada bapa kehilangan 7 anggota keluarganya langsung,
    semoga Allah mendengar semua doa dari para korban situ gintung,

  96. sbg orang yg beragama , tentunya semua kejadian-musibah diserahkan kpd pemilik kekuatan (TUHAN-ALLOH SWT) ,,,,,,, apapun argumentasinya tetap kejadian tsb. bermuara kpd kealpaan si manusia,,,,,,, alam (situ) hanya mengikuti dan mengarahkan dirinya pada keseimbangan yg dimilki, dgn berbagai konsekwensinya spt. kejadian pd jum’at dini hari….. aturan yg diciptakan pasti berpesan pd nilai-nilai kebaikan, menjaga bentuk keseimbangan antara manusia dan alam. ya barangkali itulah sifat manusia yg senang melanggar, menyepelekan pada pokok-2 aturan yg dibuatnya sendiri,,,,, dgn berbagai atas kepentingan,,,,,, mungkin bila kita berpikir secara bijak,,, bertindaklah dan memantaskan diri kita dengan takdir yg diberikan kepada kita, karena kesombongan manusia (aparat-sbg penyelenggara pelayanan publik) tentunya sdh dpt mengantisipasi untk mengatasi permasalahn yg dihadapinya. wallohualam bissowat,,,,,,, smoga nilai kebaikan (terhdp alam, manusia) membawa kedamaian bg sesama manusia

  97. Bencana Situ Gintung tak jauh beda dengan bencana banjir bandang di Jember 3 tahun silam. Intinya adalah bila manusia sudah tidak lagi bersahabat dengan alam. Maka jangan diharap tidak ada balasan balik dari mereka (alam).

    Bencana seperti Situ Gintung tak lebih dari sekedar keegoan manusia yang tidak dapat membendung nafsu keinginannya.

  98. “Melihat lokasi bendungan yang berada disekitar pemukiman padat ini sangat disarankan untuk tidak lagi membendung “danau” Situ Gintung.”
    Sya kurang tahu dg sejarah Situ Gintung,tp yg lebih dahulu berada di Situ permukimannya ato keberadaannya Situ Gintungnya?
    Menurut Pak Dhe,klo Situ Gintung dikeringkan, trus dilokasi mana sebaiknya dibangun “tanggul air” sbg sumur resapan utk wilayah Jkt? apa ada semacam rekayasa teknik utk memperkuat tanggul situ gintung (misalnya pembangunan dari beton ato apa gt)?

    – Terima kasih tanggapannya Pak Dhe –

  99. emang dilema sih………..
    amun teu diijinkeun ngawangun di sis situ pejabat moal boga duwit, amun diijinkeun masyarakat jadi korban……..

    ayeuna mah balik deui we kadiri urang masing-masing,
    Manusa teu daya teu upaya amun Allah geus masttikeun hiji sual pasti jadi. tapi amun urang upaya satekah polah amun ceuk Allah teu idin atuh nya kitu…………

    Cu… hayu urang balik kana dadasar…… sing inget, dimana kawah upas heus deet, sarta leuwi geus teu caiaan mangga antos amanat nini, kumaha bakal akibatna, maraneh sakola luhur, nini mak iwal ti nungguan bulan jeung ucing nini, najan angger watir nenjo anak incu anu hirup nandang kapeurih.

    peupeujeuh sing waspada awas permana tingal……

  100. kalo dikeringin, siap2 aja jakarta makin banjir

  101. kalo situ gintung mau dibangun lagi dengan bentuk permanent menggunakan semen, batu dll saya yakin gak akan bertahan LAMA.

    PERLU DIKETAHUI, zaman dulu belanda tidak asal bangun situ di daerah tersebut hanya dengan urugan tanah, ada alasannya yaitu daerah cirendeu tanahnya masih sangat muda sehingga masih labil untuk dibangun waduk permanent, kalo dibangun dengan waduk permanen sewaktu-waktu bisa retak dan jebol lagi apabila terjadi gerakan-gerakan tanah di situ gintung.
    belanda sengaja hanya menggunakan tanah, karena tanah bersifat lebih elastis ketimbang sement. alasan ini sama persis dengan alasan pembangunan TANGGUL LUMPUR SIDOARJO yang dibuat dari tanah juga…
    ahli geologi yang berperan di sini, bukan hanya orang sipil…

    jadi pemerintah bodoh sekali kalau situ gintung mau dibangun lagi menjadi waduk permanent.

    salam buat Mr. Rovicky…dalam waktu kurang dari 24 jam pak dhe telah mampu memberikan data yang lengkap dan analisa yang keren…saluu..t

  102. Sebenarnya, dulu situ gintung adalah sebuah fasilitas irigasi. waktu itu, di zaman Belanda, situ ini mengairi areal persawahan yang ada di sekitarnya. jadi ada semacam perputaran volume air. sekarang, sawah sudah tidak ada. daerah resapan berkurang. jadi, jika kemudian sekarang terjadi kasus bobol spillway, yang akhirnya membuat tanggul tanah jebol, itu hanya karena kurang antisipasi saja.

    saya kok cenderung supaya situ ini tetap dilestarikan. yah, tentunya dibuatkan semacam bendung baru permanen.

  103. Kalau dilihat tayangan video lewat udara, tampak aliran air bah dari situ gintung meninggalkan jejak seperti alur sungai, padahal warga bilang ini dulunya bukan sungai. Apakah mungkin jaman dulu kala itu memang sungai yang lalu dibendung oleh belanda dan lama2 dijadikan pemukiman? Kalau benar begitu adanya, tampaknya alam telah menemukan jalannya kembali (“life will find a way” – from jurrasic park).

    Bayangan saya, bendungan dibuat lebih kokoh seperti kelas jatiluhur (pakai batu), lalu yg sekarang habis diterjang air bah dijadikan sungai spill-way hingga ke pesanggrahan. Pemukiman hanya diperbolehkan di area yg lebih tinggi dari sungai tsb.

  104. TANGERANG, KOMPAS.com – Situ Gintung segera diperbaiki. Demikian hasil rapat tim ahli Jepang dengan Departeman Pekerjaan Umum RI.

    http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/03/28/19551050/Penyangga.Situ.Gintung.Segera.Dibangun

  105. Namanya hidup di alam ya..resikonya bencana alam. Analisanya kok dikeluarin sesudah bencana kenapa dulu2 tidak dianalisa Pak Dhe…?

  106. Sejak kecil tahunya ini hanya danau biasa, ternyata ada bendungannya. Sekarang tambah ilmu lagi, ternyata gak boleh ‘mbendung’ sembarangan.

    Dikeringkan, jadikan apartemen dan mall ajah.. turut berduka cita.

  107. Sip Pakdhe..udah disampaikan ke Pemerintah belum nie..analisa nya..
    Ayo donk ahli2 Indonesia turun tangan dan rembug masalah2 di Indonesia..Jangan jadi penonton doank ato bertarung di dunia maya tanpa ujud nyata..

    Salam,
    Aji PP

  108. wah penjelasan diatas memberikan tambahan wawasan juga buat saya yang HANYA SEORANG pribumi yang cuma bisa mengelus dada dan cemas akan kondisi bumi yang ia tempati ini……
    seharusnya dipikirkan matang2 lagi oleh AHLI-AHLI geografi dan sejenis nya (BUKAN POLITIKUS ATAU EKONOM YAH!!!)
    karena kalo dari segi ekonomi…pada saat ini ternyata lokasi tersebut POTENSIAL untuk perumahan Penduduk atau mungkin Apartemen beserta Mall..
    Kalo dari segi politik apa yahh.. hehehe ga ahli dey masalah politik ^_^
    Hehehe lagi pula kan AIR nya sudah SURUT …nanti kalo di buat bendungan NGISI NYA GIMANA YAHH hehehe *^_^*
    Kalo KEPERLUAN NYA hanya SEBATAS pemeliharaan OBYEK WISATA yang POTENSIAL , ya JANGAN atuhh…oh please this is JAKARTA (JABODETABEK deyy maksudnya!!!!! ) kalo mau wisata mahh ke puncak sana…..bandung , sekalian jogja, pulau komodo bahkan tuuuuuu DANAU TOBA … oh iya sekalian aja danau singkarak di padang ,
    kalau memang utk kepentingan penampungan air hujan ya sekalian aja di buat kanal yang BARU DAN KOKOH di lokasi tersebut dengan catatan apakah SANGGUP YAHH PEMERINTAH mengeluarkan DANA?!@#$% karena LOKASI situ gintung itu cukup LUAS… lalu memberikan jarak yang cukup untuk pemukiman.
    duhhh banyak juga yang buat binunn jadi mau lari aja dari JAKARTA- sekalian saja dari INDONESIA heeeeee abis ga jelas SEMUANYA aneh aneh aneh
    aneh juga JAKARTA ini…. ruas jalan tiap detik diPERBAIKi di LEBARi tapi kok JARANG dan bahkan ga PERNAH liat tuhh ada PEMBUATAN SALURAN AIR YANG BAIK
    *^_^* SEUMUR hidup saya(24 tahun), HANYA DUA KALI melihat upaya pembuatan saluran air
    1.perbesaran got/ selokan di kompleks rumah saya (setelah terjadi banyak nya hambatan karena banyak WARGA yang merasa DIRUGIKAN karena MEMPERSEMPIT ruas Jalan.. wewww… anehhh kalo jalan nya di perbesar MALAH BANYAK YANG DUKUNG !@#$##@@!)
    2.proyek banjir kanal timur daerah cipinang, yang saat ini masih dalam proses, semoga saja tepat guna dan bermanfaat.
    ^_^* TAPI kalau PEMBUATAN JALAN.. wahh ga bisa di hitung deyyyy SUDAH BERAPA banyak Jalanan yang di BUAT
    di PERBESAR(menggusur jalur HIJAU)
    di TINGKAT LAH (jalan layang maksudnya)
    di buat FLY OVER LAH ( yang katanya utk MENCEGAH kemacet padahal mahh sama saja hanya saja di alihkan ke atas macet nya hehehe)
    di buat UNDERPASS lah ( ulasan yang bagus lohhh,TERNYATA bisa di manfaatkan juga utk BENDUNGAN AIR HUJAN hehehe)
    di di WARNAIN LAH (jalan khusus jalur busway)

    huhuhuuu seyemmmm YA ALLAH RESCUE ME PLEASE
    hiks hiks hikss

  109. memprihatinkan sekali,,, bencana-bencana yang ada di Indonesia,,, maka dari itu kita harus waspada kapanpun dan di manapun,,,ok!!!

  110. analisis yah oke Pak…hanya data-data geologi atau peta-peta hasil seperti ini tidak mudah didapat padahal hal ini menjadi data kunci dalam perencanaan wilayah. Hal ini menyebabkan analisis geologi yang dilakukan para perencana kota lebih kepada common sense aja, tidak mendalam dan aspek history terutama geologi sering dikesampingkan. Maka kejedian-kejadian seperti situ gintung dan lumpur lapindo tidak dapat diantisipasi dengan baik….salam kenal Pak De ?

  111. itulah kita sebenarnya….kalau udah kejadian baru rame semuanya…saling claim paling benar…kita itu ngga pernah belajar dari pengalaman sering cepat lupa dan melupakan

  112. semoga pembda dimanapun itu berada apalagi diwilayahnya terdapat danau buatan untuk menahan banjir, semoga menjadi pelajaran bagi mereka dan mau kembali mengurus dananu-danau buatan di wilayah mereka agar tidak terjadi lagi musibah di situ gintung.

  113. Wah, makasih banyak infinya …, saya tinggal di ciputat tapi gak tau detail sejarah situgintung, dari sini saya jadi tau. tks ya

  114. semoga sabar menghadapi ujian ini,,,
    kami hanya bisa memberi doa…

    mau ngasih uang tp eman…
    jhhhahhhahha,,,,~ 😀

  115. Membangun itu baik dan bagus, tetapi yang lebih baik dan lebih bagus lagi
    adalah memelihara. Ini sangat penting sekali. Nah disini kurangnya pemeliharaan sehingga peristiwa itu terjadi. Allahu Akbar.

  116. Lo kok yang di’salah’kan danaunya, mana yang ADA lebih duLu? Situ Gintung (YANG LETAKNYA AKHIRNYA MENJADI DI ATAS KAWASAN PERMUKIMAN) atau permukiman itu?
    Sama seperti pembangunan lapangan terbang (CKG misalnya) penduduk sekitar mengeluh karena suara bising pesawat, dll. Tapi bukanlah permukiman itu yang “mendekati” pelabuhan udara? Demikian juga sudah biasa terjadi bila ada bangunan industri lalu pekerja membuat permukiman dekat-2 kawasan tsb untuk meperpendek jarak (dan ongkos transportasi tentunya), tetapi ada juga yang semula memang ‘ada’ penduduk (desa atau pinggiran kota) tetapi tetap dibangun pabrik (misalnya Pabrik semen Cibinnong.Citeureup).
    Jadi memang penataan ruang perlu dicermati serta tentunya penetapan kawasan-2 strategis yangs emuanya tentu HARU RAMAH LINGKUNGAN,. Jadi di pulau Jawa ini misalnya JANGAN ADA LAGI pembangunan/bangunan – fisik yang potensial dapat merusak dan atau mencemari lingkungan SEBAB akibatnya akan MENIMPA manusia sendiri yang selalu dikatakan di balik lindungan kata ‘MUSIBAH’ itu.
    Sialakn membangun tapi perhatikan kondisi alam lingkungan sekitarnya terlbih dahulu!.
    Salam prihatin, NIng P

  117. Pak Dhe (boleh gak aku melu ngundang Pak Dhe ya ?), memang sayang analisa Pak Dhe muncul setelah kejadian amat memilukan –mudah-mudah bukan karena menjelang pemilu–. 93 orang jadi korban lho Pak Dhe !. Di Jakarta ! Baromater Indonesia !. Apa nggak boleh muncul pitakon, seberapa besar seh pemimpin dan warga jakarta mikirin ‘keselamatan’ ?. Mudah2an para korban dapat tempat yang layak dan yang ditinggalkan diberi kekuatan untuk meneruskan perjuangandan cita-cita baiknya.

    Tentang usulan Pak Dhe sing ‘kemendel’ mengeringkan Situ Gintung –selamanya–. Bisa nggak diambil jalan tengahnya, misalnya buat pintu air pengendali misalnya. (tentu saja, itu tanggul juga harus dibuat layak dulu). Saat ini pintu-pintu air populer seperti katulampa, manggarai, sunter dll cukup efektif –menurut saya– untuk mengendalikan banjir. Paling tidak memberi informasi dini pada warga akan datangnya banjir. Soalnya, memang benar, Jakarta perlu banyak resepan air,seperti situ. Menurut saya teknologinya yang mesti ditingkatkan dalam membuat dan memelihara situ. Situ yang asal ada, ‘sami mawon’ ngundang bahaya.
    Barangkali data-data yang Pak Dhe punya bisa jadi mangsukan untuk pemda DKI/Botabek dalam mengelola situ di Jakarta. Dengan data seperti itu mestinya bisa dibuat situ-situ yang tepat lokasi, aman dan berdaya guna. Dan dengan data itu juga pemda Jabotabek juga bisa melakukan mitigasi bencana untuk situ-situ yang sudah ada.

    Mudah-mudahan cukup selaki sajah.

    Matur Nuwun

  118. aduh kasian banget org2 yang jd korban keganasan tsunami kecil itu,,,
    tapi dari sejarahnya bukannya bendungan itu dibangun sejak jaman kolonial dapat dikatakan kalo konstruksinya lebih kuat daripada bangunan sekarang kn???
    trus mengapa setelah sekian lama berdiri kokoh tiba2 bendungan itu jebol, apa ada proses2 geologi yang berpengaruh???

  119. Mungkin teori anda benar. Saya gak begitu ngerti. Tapi mengeringkan Situ Gintung dan membiarkannya menjadi sejarah rasanya kok kurang bijaksana. Saya teringat saat masih SD Situ Gintung ini begitu Asri dan banyak manfaatnya bagi sawah-sawah di sekitar (sekarang emang udah gak ada sawahnya). Kata kakek saya DAM ini di bangun oleh Kumpeni (Belanda maksudnya) yang kata orang emang jagoannya bikin bendungan. Jadi kayaknya gak tepat juga kalo dibilang DAM ini bukan dibangun oleh ahlinya. Lagian, Situ Gintung bukan danau buatan. Ditengah danau saat ini bisa diliat ada mata air yang masih ngegrujug, yang kalo orang ciputat bilang TUG. Saya cenderung memilih untuk menghimbau pemerintah agar melarang orang-orang tinggal di pinggiran danau itu. Danaunya mah jangan disalahin pak. Yang salah ya orang-orang yang pada nekat bikin rumah di sono. Bener kagak ya’

  120. You have interesting knowledge about the topography and the regional conditions of Situ Gintung.

    However, you failed to verify some historical facts:

    Who build the levies/bundwall?
    What was the original intent? Flood control? Irrigation?

    And also, you should have mentioned that the housing complexes should have never been allowed along the valley anyways.

    Whoever chose to build houses and live there should have known about the danger (or be well informed aboubt the risk).

  121. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.
    Turut Berduka Cita…Semoga Keluarga
    Yang Ditinggalkan Diberi Kesabaran dan
    Ketabahan…Amin

  122. Wah,,, ternyata sebegitu kompleksnya ya? Hebat euy,, kok oom ga jadi penasehatnya pak SBY aja oom? sapa tau bisa mencegah situ gintung-situ gintung lainnya,,,

  123. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.
    Turut Berduka Cita…Semoga Keluarga
    Yang Ditinggalkan Diberi Kesabaran dan
    Ketabahan…Amin

  124. Pertamanya turut berduka cita atas musibah ini..

    Keduanya, Analisis Anda benar2 keren pak Dhe…

    Saya bisa jadi tercerahkan, semoga pemerintah juga bisa memahami hal ini..

    Salam hangat Bocahbancar……

  125. Bener-bener dahsyat. Jadi inget betapa maha kuasanya Allah swt….

  126. teorinya bagus amat….kenapa tidak dari dulu-dulu kasi masukannya.

  127. wow moga apa yang terjadi di situ Gintung tidak pernah lagi terjadi di manapun..
    amiin

    edhenk

  128. waaaaaaaah.
    berguna! 🙂

  129. Sip… jadikan Situ Gintung sebagai Waduk Melati part II.

  130. Masalah Situ Gintung sepertinya itu disiplin ilmu anda, atau dengan kata lain anda lebih paham masalah geologi dari pada saya.
    Cuma ada sedikit saya belum paham kenapa anda menulis dengan istilah Lumpur Sidoarjo ? Bukankah orang menyebut Lumpur Lapindo ?
    Bisakah anda menjelaskan hal ini ? Kita sama-sama orang perminyakan tapi dari disiplin ilmu yang berbeda, terima kasih.


    –> Silahkan baca tulisan sebelumnya disini :
    https://rovicky.wordpress.com/2008/03/03/toponimi-soal-nama-semburan-lumpur/

  131. katanya negara ini makin bersatu jika ada bemcana, jadi ya Allah kasih bencana terus kali////// biar pada bersatu gitu ..

  132. analisa cukup baik tetapi jangan dilupakan dengan air tanah dalam yang dimanfaatkan penduduk setempat, seandainya tidak ada resapan air maka jakarta akan kemasukan air laut akibatnya sangat berbahaya bagi penduduk. sebaiknya perlu pemikiran yang lebih matang manfaat dan resiko yang akan terjadi.
    turut berduka atas musibah yang terjadi ” ohhh situ Gintung” ku

    –> Luas daerah tangkapan air situ ini hanya 3 Km2. Seluas kalurahan saja mungkin tidak sampai. Kalau saja dibuat pengaliran (drainasi) yang memadai akan cukup mengalirkan air hujan. Tanah ini dikeringkan dalam arti tidak menampung air, tapi masih akan berfungsi sebagai peresapan. Misal dibuat “Taman Biopori” -Taman resapan air … kenapa tidak ?

  133. […] ini, dan jangan dibendung lagi“. Kesimpulan ini mungkin mengagetkan karena disitu ada […] copy left […]

  134. iya juga…herannya orang2 sekitar gak ada yang peduli, bahkan yang punya wewenang…langkah awal yang mesti di ambil harusnya tingkatkan KEPEDULIAN.

  135. Klu kita renungkan, sejak reformasi, khususnya sejak pemerintahan SBY, sudah ratusan terjadi bencana alam di negeri tercinta ini. Sejak awal pemerintahan SBY, yg disambut dengan tsunami pada akhir 2004, trus …beruntun angin puting beliung, longsor, banjir, gempa Jogja, pesawat jatuh, kapal karam, kereta api tabrakan, tawuran pelajar, tawuran pilkada, ……kita jadi ingat lagu Ebiet G Ade : Mungkin Tuhan mulai bosan ..melihat tingkah kita ..yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Mungkin alam mulai enggan …bersahabat dengan kita, mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang (berdzikir) ….
    Dlm QS An-Nisaa : 79 Allah berfirman : “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.”
    Nah, ….tahukan kenapa ? Mari kita istighfar !

  136. Nice Post. . .
    Video lengkapnyaaa. . .

  137. parahnya jadi ajang kampanye :hammer:

  138. sekedar info, yang mau lihat kejaiban di balik tragedi situ gintung, silakan ikuti jejak ini

  139. kali pesanggrahan itu hampir setiap tahun bikin banjir di daerah pondok pinang dan bintaro walaupun beberapa kali sudah di’normalisasi’. nah kalau air yg mesti ditampung di situ gintung tadi dibiarkan saja lewat ke kali pesanggrahan maka musibah besarlah yang akan terjadi..

    situ gintung harus tetap dipertahankan, bukan untuk pariwisata saja tapi sebagai penampung air. tanggul harus dibangun dengan lebih kokoh, kurangi rumah2 yang berdiri di lereng tanggul, dan mumpung sedang surut situ dikeruk sekarang biar nanti kalau sudah jadi ‘danau’ kembali kedalamannya lebih banyak menampung kapasitas air daripada sebelum bencana terjadi. dan jangan lupa buat saluran buangan yang ada pintu airnya…

  140. Sebuah analisis yang up to date.

    Tidak lah pantas kalau kita menyalahkan alam atas bencana yang terjadi. “Ketika kesimbangan alam terganggu, maka dia akan mencari sebuah keseimbangan baru.” mungkin inilah yang muncul sebagai bencana.

    Dilihat dari tujuan dibangunnya bendungan ini oleh belanda pada zaman dulu adalah untuk mengairi sawah2 yang berada di bagian hilir, yang kemudian berubah fungsi menjadi tempat wisata kota.

    Akan lebih menarik kalau kita munculkan peta rencana tata ruang kota pada kawasan ini, Kalau kawasan hilirnya diperuntukkan sebagai kawasan pemukiman sangat kelewatan. Idealnya kawasan yang bakal terkena dampak dari jebolnya tanggul ini diperuntukkan sebagai kawasan lindung ataupun kawasan rawan bencana . Sehingga kalau terjadi bencana seperti sekarang tidak menimbulkan kerusakan dan kerugian yang besar.

    Masih banyak waduk yang lebih besar di negri ini, dan tidak tertutup kemungkinan akan terjadi kejadian yang sama ditempat lain dimasa yang akan datang. Semoga kejadian ini dapat diambil hikmahnya oleh penyelenggara negara dan kita semua.

    Salam

  141. hmm, bener juga ya pak Dhe, tapi kalo kering, kan bisa ngurangi pendapatan penduduk juga kan pak dhe…

    bukannya tempat itu udah jadi tempat wisata?

    http://reatheryan.co.cc

  142. PAK SEHARUSNYA KTA SMUA MIKIR MASALH, CRA PENYELESAIANYA BUKN MENYALAH KAN PIHK LAIN.OK BAPAK

  143. Klo melihat pemberitaan di media,ternyata kita lebih banyak menyalahkan alam.
    Bukan soal hujan yg turun terus menerus selama 5 hari,
    Semua musibah bisa di cegah, asal manusia bisa tidak bersifat sombong dengan lebih mempercayai sebuah tanggul buatan manusia.

    Salam knal mas rovicky.

  144. kami turut berduka atas kejadian ini, dan saya sependapat dgn bpk edo,bahwa kalau ada komentar menyalahkan alam, hujan, memang kita bisa atur supaya tidak ada hujan??? supaya situ tidak penuh…
    jelas sekali situ dibangun jaman belanda 1933 untuk menampung air yang luasnya semula 31 hektar sekarang menciut jd 20 hektar dan terdapat 2 pintu yang bisa dibuka untuk mengairi sawah disekitar situ spy air di situ tidak terlalu penuh…kemana lahan sawah kita, sudah berubah fungsinya menjadi tempat pemukiman penduduk, kalau pemerintah kita tegas dalam hal pemukiman tata kota, situ tidak akan ciut jd sebegitu banyak….
    Alangkah baiknya jika daerah situ dikembalikan fungsinya yakni:
    1, situ tempat penampungan air jika hujan (seperti layaknya sekarang lagi dibuat pemerintah banjir kanal)supaya mengurangi banjir dijakarta
    2. di area sekitar situ dikosongkan, dan ditanam pohon-pohon (hutan kota)atau sawah lagi…(seperti daerah kerawang saja, areal sawahnya jd semakin sempit sekarang ini, sedih ya melihatnya)
    semua demi kita semua…

  145. itu adalah TSUNAMI KECIL
    subhannallah..

    http://basobasri.wordpress.com

  146. pak musibah nie ,slah mnusia karena bnyak manusia tidk mengikuti sunah rosull.SAW

  147. Na… ari budaknya… kalahkah digaringkeun ?!
    Jaman Baheula, waktu Nagara urang di jajah walanda loba di adegkeun situ situ anu maksudna geusan nandean cai hujan sangkan ulah leber bahe kamana-mana anu ngaakibatkeub bahaya ka balaream tapi samemeh eta oge karajaan Tarumanagara kitu nyieun rupa rupa tanggul katut rupa rupa cara geusan ngo;ah cai, tapi kiwari anu ngarana cai so di api lainkeun majar maneh pira ukur cai bisa diaturm tapi kitu oge amun urang bener ngaturna, misalna ulah sok ngabeungbeuratan di sebagian sisi anu ngaakibatkeun dengdek jadi we bahe………………
    ya pokoke, bantaran air apakah itu disungai atau danau mohon di perhatiin bapa bapa…. pemerhati lingkungan kamarana ieu teh naha pemerhati lingkungan teh kalahkan jadi linglungan………..

    geus ah urang silih doakeun wae sangkan anu tos maot di hampura dosa dosana kitu deui nu hirup di paparin kakuatan ku Mantena Allah Robul Ijat….. Amien……….

  148. Jaman Baheula, waktu Nagara urang di jajah walanda loba di adegkeun situ situ anu maksudna geusan nandean cai hujan sangkan ulah leber bahe kamana-mana anu ngaakibatkeub bahaya ka balaream tapi samemeh eta oge karajaan Tarumanagara kitu nyieun rupa rupa tanggul katut rupa rupa cara geusan ngo;ah cai, tapi kiwari anu ngarana cai so di api lainkeun majar maneh pira ukur cai bisa diaturm tapi kitu oge amun urang bener ngaturna, misalna ulah sok ngabeungbeuratan di sebagian sisi anu ngaakibatkeun dengdek jadi we bahe………………
    ya pokoke, bantaran air apakah itu disungai atau danau mohon di perhatiin bapa bapa…. pemerhati lingkungan kamarana ieu teh naha pemerhati lingkungan teh kalahkan jadi linglungan………..

    geus ah urang silih doakeun wae sangkan anu tos maot di hampura dosa dosana kitu deui nu hirup di paparin kakuatan ku Mantena Allah Robul Ijat….. Amien……….

  149. kalau dikeringkan sayang banget.tidak semua tempat mempunyai keindahan seperti situ gintung. kalau bisa tempat tinggal penduduk lebih tinggi dari situ gintung dan beri irigasi untuk penampungan air yang berlebih.

  150. Kalo saya sih, menganggap masih perlu fungsi situ sbg area penampungan air buat tandon air untuk simpanan air musim kemarau dan penahan banjir air kiriman dr bogor. Toh dibelakang rumah ada kali terusan dr situ Pamulang. Moga2 ga ada apa2.

  151. selamat siang…..
    Whuah…pada jago jago semua yah dengan teori-teorinya. Sebetulnya kita semua sudah mempunyai pemikir2 yang mumpuni….
    Banyak aspek yang sudah terpikirkan dan terkonsep dengan jebolnya bendungan alami selebar hampir 300m ini. Dengan memperhatikan lingkungan sekitar dari debit air nantinya yang ada di jakarta, pemukiman sekitar, resapan air, drainasi di lingkungan sekitar, dan sampai dengan di bangun kembali dengan bendungan baru yang canggih yang nantinya bisa sebagai obyek wisata.
    Yah…sudah…..di bangun kembali aja…….seperti bendungan2 dengan konstruksi yang canggih. Tanpa perlu menghilangkan SITU yang memang terbentuk secara alami dengan mengeringkannya, ngga usah mendatangkan insinyur2 dari luar…..yah…kalo emang biaya insinyurnya saja sangat besar.
    Kalau di keringkan……..bukan menyelesaikan masalah.

  152. pu setempat atau pemda apa tidak memperkirakan akan terjadi hal seperti ini ya. pemukiman setempat pastinya juga mendapat ijin, karena sudah mempunyai sertifikat (kalau baca2 diberita).

  153. […] sak dusun. Gak cumak omah dusun thok sing melok kintir, omah regency apik-apik yo katut pisan. Situ Gintung  sing biyene apik, dadi […]

  154. Bertahun-tahun situ gintung gak menimbulkan bencana. Kalau sekarang ambrol, ya mungkin memang usianya yang telah tua. Semua bangunan kan ada life time-nya. Kan Kita sudah punya Dewan Keamanan Bendungan, lha mestinya catatan tentang kondisi seluruh bendungan yang ada selalu diperbaharui dan dilakukan analisis oleh pakarnya, masih aman atau gak. Kalau gak mesti dilakukan tindakan secepatnya. Saya gak tahu apakah instrument pengamatan keamanan bendungan ada di situ gintung atau gak ? kalau ada berfungsi atau gak ? semuanya mesti ditelusuri dulu kan pakdhe ? Lain cerita kalau memang situ gintung itu merupakan tubuh air tiban seperti yang digambarkan pakdhe, ya harus dihilangkan atau dibangun kembanli sebagai bendungan yang aman. Mau yang mana…. Monggo kerso kemauan masyarakat dan pemda setempat. Setiap pilihan pasti ada untung-ruginya kan ?

  155. maaf, Pak … saya kira pendapat anda yang mengatakan bahwa danau ini sebaiknya dikeringkan saja, bukanlah pendapat yang tepat.

    Sebetulnya yang salah bukan danaunya, tapi orang-orang yang menempati pinggiran danau itu. Anda sendiri mengatakan, danau itu bentukan alami. Artinya orang-orang-lah yang mendekat ke sana, di kemudian hari.

    Jadi sekarang, apa beda pinggiran danau itu dengan pinggir kali, sama saja. Jadi jangan asal krn berbahaya maka muncul pendapat bahwa danau sebaiknya dikeringkan. Ini sama saja dengan mengatakan, “karena hiu berbahaya bisa memakan manusia, maka sebaiknya hiu dibunuh saja”. Sama juga dengan mengatakan, “karena wereng memakan bulir padi, dan merugikan, maka wereng sebaiknya dibasmi saja pake pestisida”. Menghapus satu masalah, memang! Namun menimbulkan masalah yang lebih besar dikemudian hari.

    Manusia memang selalu punya persoalan, namun seringkali persoalan yang terjadi pada manusia, selalu dipersalahkan ke hal lain (dlm peristiwa kali ini, yang dipersalahkan adalah alam). Bukannya direfleksikan pd diri sendiri.

    Problem yang terjadi di Situ Gintung sekarang, sama seperti problem yang terjadi ketika masyarakat sekitar gunung menggunduli hutan, lalu saat terjadi longsor, apa yang terjadi dan apa yang dikatakan masyarakat : “Ah, itu karena hujan lebat”

    Lihat … sama persis khan …

    Jadi satu hal harus kita pahami betul.
    Segala peristiwa yang terjadi pada diri manusia, itu disebabkan oleh manusia itu sendiri yang tidak siap menghadapi peristiwa tersebut. Kelakuan manusia di masa lalu-lah yang selalu menjadi penyebab, entah dilakukan karena sengaja, atau karena tidak tahu (bukan tidak sengaja – semua kelakuan manusia selalu diperbuat dengan sengaja – yang dilakukan manusia adalah “tidak tahu” atau “sengaja dan tidak mau tahu”).

    Baik kembali ke Situ Gintung.
    Sekarang : peristiwa telah terjadi … apa tindakan selanjutnya?

    Menurut saya, konsep yang bagus dari Situ Gintung adalah, bersihkan bekas peristiwa barusan secepatnya, jangan isi dengan perumahan dulu, pelajari dulu berapa meter kubik air yang masuk ke Situ, berapa besar aliran air disana – seberapa besar elevasi ketinggian tanah disitu, bagaimana siklus air di sekitar Situ, buat bendungan baru yang lebih baik, biarkan aliran air yang sekarang terjadi menjadi sungai baru, buat sistem irigasi yang baik disana – yang menyatu dengan perumahan disekitar situ dan menyatu dengan siklus air, buat sistem pemantauan tanggul yang lebih konsisten – libatkan masyarakat sekitar, buat sistem pariwisata yang terkelola oleh masyarakat sekitar – dan dana hasil pariwisata dipakai untuk memelihara Situ – bukan untuk disetor ke oknum tertentu.

    Memang butuh dana dan “effort” masyarakat yang besar …
    Namun jika dana / “effort” itu tidak dikorupsi, pasti cukup, bahkan lebih dari cukup untuk mengatasi bencana di masa mendatang.

    Salam sejahtera

  156. Turut berduka yang sedalam-dalamnya, semoga arwah para korban diterima disisiNya.

    Dan semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang.

    salam,

  157. wah, gak perlu ndatangin ahli jepang kalo begini….saluuuut ulasannya.

  158. dari pada dikeringkan knp tidak di bangun bendungan dg konstruksi sipil yg benar aja pakde?

  159. ada sedikit pertanyaan yang bikin penasaran, apa perbedaan bendung dan bendungan sih pak dhe? kalau yang di situ gintung itu termasuk bendung atau bendungan? kalau yang ada spill way nya itu bendung atau bendungan? atau dua-duanya sama ya pakde?? Suwun nggih

  160. Ide yang bagus,

    memangsih untuk mengambil suatu keputusan, kadang kita harus mengorbankan beberapa hal.

  161. […] Beritanya detik.com yang ini menunjukkan setidaknya kelalaian pemerintah punya andil dalam bencana ini. Jikalau berita ini mengandung sedikit saja kebenaran, biar lah mereka yang mengaku pejabat yang bertanggung jawab di hadapan Allah kelak… Blog Dongeng Geologi malah punya analisis yang lebih seru dan menarik lagi di postingannya yang ini. […]

  162. Maaf lho mas Geologi. Anda menganalisanya mengingatkan saya, sewaktu zaman remaja banyak judi buntut. Orang2 Yogya pada membeli ramalan buntut. Orang pada ngramal kode kode itu. Gambar ini itu, kata ini itu dianalisa lalu dijadikan angka. Lalu mereka membeli lotre Buntut. Jelas dalam judi yang menang pasti bandarnya. Diramal pakai ilmu apapun, jarang yang dapat nomer yang keluar. Waaah blong lagi.
    Tapi LIHAY nya bangsa kita, kita suka jadi Beghawan yang bijaksana. SETELAH nomer keluar, ya SETELAHnya, maka di ulang lagi untuk menganalisa kode2 tadi… Lhooo ternyata koq cocok.. Ya jelas di cocok2 kan, wong sudah KELUAR? Alias TERJADI?
    Juga analisa anda ini HEBAT.Hanya sayangnya sudah KELUAR KEJADIANnya.
    Lagi pula Pemerintah sudah panggil Ahli2 Jepang..Mbok njenengan sebagai Ahli Indonesia ndaftar dengan bawa analisa2 itu?

    Tidak hanya Amsterdam dibawah air. Juga Almeere, 3 meter di bawah air. Apa hubungannya padat Jakarta dan padat Amsterdam terhadap jebolnya SITU atau sebuah bencana? Bangunan2 di Amsterdam merupakan “extreem enginering. Mega konstruksi. Lebih canggih.Resiko jebol lebih tinggi. Jadi lebih berbahaya. Tapi aman2 saja. Wong semennya nggak di korup? Dan Tenaga kerjanya bertanggung jawab. Dari Ir. sampai tukang2nya.
    Situ Gintung kan sudah 80 tahunan ada. Mana yang benar sih? Itu alam atau itu yang bikin Belanda? Kita tuntut aja Belanda, Insinyur2nya. Payah lo..bikin Waduk nggak bisa..Mari Insinyur Indonesia aja yang jagoan2..Maaf mas..saya agak keki, tanpa mengurangi rasa hormat upaya mas Geologi tunjukin peta2 itu. Kasus Sidoardjo ya begitu. Setelah kejadian bermunculan Begawan2 dari ITB lah, UGM lah yang mengutarakan analisa2 bijak..Tapi buat apa? Wong wis kedadhen?

    wassalam
    mbahh Pur

  163. wah tambah info lagi nich.. saya tahu berita musibah ini pas jam 12 siang.. waduh ketinggalan berita.. salam kenal mas

  164. mantap ekspose-nya. anak geologi ya mas? salam kenal, senang bisa menemukan blog bermutu seperti ini.

  165. pemerintah haarus segera mengambil tindakkaan yang seksama mengenai penanganan masaalah situ gintung ini,jangan cuma janji-janji saja..,segara kumpulkan instansi yang terkait…carilah pemecahan masalah ini …agar tidak terulang lagi….

  166. Pakdhe, saya rasa mengeringkan situ ini adalah pemikiran yang tergesa-gesa sementara banyak kanal2 diperlukan untuk mengurangi banjir di jakarta yang makin hari makin pelik. Memang air situ ini akan sangat berbahaya bagi masyarakat yang tinggal di elevasi yg lebih rendah, tapi dengan perhatian instasi terkait. Bukankah tentunya harus sudah diwaspadai kalo situ ini ada potensi jebol, makanya sirene disiapkan dan telah difungsikan pada kejadian ini(sumber detik). Di Amsterdam saja hampir separuh kotanya ada dibawah permukaan air laut, aman2 saja.

    Yang diperlukan adalah pemerintah yang perduli dan tanggap terhadap permasalahan masyarakat yg sebenarnya bisa dihindari dengan pengelolaan yang kuat dan bertanggung jawab; seperti tanggul jebol situ gintung, pohon yg berpotensi rubuh, bangunan2 yg sudah tidak aman (bisa rubuh) dst… Gimana nih BANG RANO dan BANG KUMIS??

    –> Amsterdam itu memang dibawah air laut, tetapi hunian disekitarnya tidak sepadat dan serapat Jakarta. Yang terpenting adalah melihat dan meneliti ulang lokasi-lokasi seputar.

  167. Ulasan yang menarik dan mudah dipahami. Moga2 banyak pembesar2 DKI Jakarta + Banten yang bisa lebih melihat dari sudut pandang seperti ini, supaya tidak asal dalam mengatur tataruang/tatakota Jakarta, Tangerang dan sekitarnya. Nice job!

  168. Apa karena terlalu percaya dengan bendungan ini yang katanya buatan belanda ya-yang konon kontruksinya sangat baik dan tahan lama?…
    Betul sih kalo melihat di tayangan TV bahwa dindingnya ternyata bukan dinding buatan (seperti yang dibayangkan) ternyata cuma sekedar tanah..

    Kejadian ini semakin menambah bukti bahwa Geology seharusnya perlu dilibatkan lebih dalam penentuan pembangunan dam ( skala kecil) dan pengembengan wilayah ( skala besar)..

    Tapi kadang ngelus dada juga bahwa Geology menjadi semakin populer di masyarakat justru melalui bencana mulai dari Tsunami Aceh, Gempa Yogya, Lapindo dan terakhir ini…

  169. pak, saya mau tanya, kalo seandainya situ gintung di keringkan dengan cara membuat saluran drainase ke sungai-sungai disebelahnya sesuai dengan saran pak dhe, apa gak meningkatkan potensi banjir yang lebih luas di kota jakarta???? kan volume air di sungai pesanggrahan akan meningkat…
    bener gak pak dhe???

    —> Luas tangkapan air yang masuk ke “danau” Situ Ginting ini relatif kecil. Jadi tidak banyak air yang ditangkap masuk ke kolam ini melalui hujan. Juga adanya air ini justru menunjukkan bahwa air tidak meresap. Ada lapisan impermeabel didasar “danau” ini.

  170. Yach kalau dikeringkan, negatifnya berkurang dunk Pakdhe daerah resapan airnya….penduduk jakarta khan sebagian besar menggunakan air tanah buat kebutuhan sehari-hari.
    Koreksi sedikit : Cirendeu termasuk wilayah Tangerang selatan

    –> Daerah ini (secara luas) memang kategori daerah resapan. Tetapi kondisi morfologinya sangat tidak strategis sebagai resapan karena “terlanjur” ada pemukiman penduduk disekitarnya. Makasi koreksi nya 🙂

  171. pak, sejauh mana Pemda menanggapi? Bukannya harusnya sudah tahu n diberitahu?

  172. terima kasih atas sharing ilmunya pak De, terbuka mata saya…

Tinggalkan komentar