Patahan Opak Yang Unik


Patahan Opak ternyata tidak sesederhana yang terlihat dalam peta. Dalam peta geologi lembar Yogyakarta yang dibuat oleh Dosen saya di UGM Pak Wartono Rahardjo patahan opak ini digambarkan sebagai patahan normal yang memisahkan dataran tinggi perbukitan Wonosari dengan dataran rendah Yogyakarta yang terisi oleh endapan Merapi yang masih muda.

Namun kegempaan dalam empat tahun terakhir ini memperlihatkan kemungkinan adanya interpretasi baru pada “Kompleks Patahan Opak”.

Peta Geologi Lembar Yogyakarta.

Dibawah ini peta yang menggambarkan kondisi geologi daerah Yogyakarta dan sekitarnya.

Peta Geologi Lembar Yogyakarta (Wartono Raharjo)

Dalam peta geologi diatas Patahan Opak digambarkan sederhana sebagai patahan turun, karena memang tidak mudah melihat bidang patahannya yang diperkirakan tertutup oleh endapan Merapi muda. Morfologi atau bentang alam yang sangat berbeda antara dataran Jogja dan dataran Wonosari juga jelas terlihat pada peta morfologi dibawah ini :

Peta

Peta morfologi/ketinggian. Putih-coklat = tinggi, hijau-kuning = rendah

Perhatikan bentuk Gunung Merapi dan Gunung Merbabu yang terususn endapan muda.  Bandingkan dengan bentuk yang tidak halus dari dataran Wonosari. Lihat sungai Opak yang “membatasi” kedua bentang alam ini. Untuk lebih jelasnya hubungan antara morfologi dan batuan silahkan tengok dongengan disini : Topografi dan batuan yang menyusunnya

Penampang dari barat timur secara mudah digambarkan sebelumnya seperti dibawah ini :

Gambaran sederhana diatas menunjukkan bahwa patahan Opak berupa patahan normal, dimana memiliki bidang yang miring kearah barat, dan dibagian atasnya terkubur dibawah endapan Merapi. Sehingga bidangnya tidak terlihat

Gempa rupture dan Patahan Opak.

Pada saat gempa Jogja 26 May 2006, ternyata titik pusat gempanya berada disebelah timur dari lokasi Patahan Opak yang diperkirakan dari peta geologi sebelumnya. Sehingga diperkirakan patahan Opak ini tidak sesederhana berupa patahan normal seperti yang diduga sebelumnya.

Dari USGS terlihat pusat gempa utama dan susulannya berada pada jalur Patahan Opak, Sedangkan EMSC memperkirakan pusat gempa utama dan susulannya berada pada tempat sekitar 10 Km disebelah timur Patahan Opak.

Sedangkan Gempa Jogja menjelang sholat taraweh Agustus 2010 ini, pusat gempanya berada kira-kira dibawah pusat gempa utama yang diperkirakan EMSC sebelumnya. Tanpa menggunakan analisa tensor, yaitu analisa arah gerakan dari gelombang gempa maka diperkirakan pola kemiringan Patahan Opak ini menjadi terbalik, yaitu bidang yang disebelah timur relatif naik dengan arah bidang patahannya miring kearah timur.

Peta kerusakan pada saat gempa Jogja 2006 pun sesuai dengan penampang diatas.

Peta kerusakan gempa 2006 dan peta geologi lembar Jogja

Jadi seperti apakah Kompleks Patahan Opak ini yang sebenarnya ? Apakah Patahan Normal, ataukah Patahan naik, ataukah ada patahan lain yang belum pernah terpetakan sebelumnya ? Tentusaja ini PeeR untuk para ahli kebumian untuk menguak misteri Patahan Opak.

 

😦 “wah Pakdhe memberi PeeR pada Pak Ton untuk mengkoreksi peta ya ?”

😀 “Tidak Thole, justru Pak Wartono sudah memulai dan generasi penerusnyalah yang wajib meneruskan untuk menjawab teka-teki ini”

Lanjutan dari tulisan ini Patahan Opak Yang Unik – 2 (Yang mana penyebab gempa itu?)

Tulisan terkait kegempaan di Jogja :

 

19 Tanggapan

  1. Patahan Opak Yang Unik Dongeng Geologi I was suggested this website by my cousin. I am not sure whether this post is written by him as no one else know such detailed about my difficulty. You are incredible! Thanks! your article about Patahan Opak Yang Unik Dongeng Geologi Best Regards Craig Veronica

  2. […] Prambanan hingga Parangtritis. Dalam paper ini patahan Opak diperkirakan sebaipatahan geser. Ingat keunikan patahan ini. Penampang B memperlihatkan bagimana posisi gempa tahun 2001 yang terdapat pada zona […]

  3. bisa sesar mendatar ga pak Dhe??

  4. […] Patahan Opak ternyata tidak sesederhana yang terlihat dalam peta. Dalam peta geologi lembar Yogyakarta yang dibuat oleh Dosen saya di UGM Pak Wartono Rahardjo patahan opak ini digambarkan sebagai patahan normal yang memisahkan dataran tinggi perbukitan Wonosari dengan dataran rendah Yogyakarta yang terisi oleh endapan Merapi yang masih muda. Namun kegempaan dalam empat tahun terakhir ini memperlihatkan kemungkinan adanya interpretasi baru pada "K … Read More […]

  5. […] Patahan Opak ternyata tidak sesederhana yang terlihat dalam peta. Dalam peta geologi lembar Yogyakarta yang dibuat oleh Dosen saya di UGM Pak Wartono Rahardjo patahan opak ini digambarkan sebagai patahan normal yang memisahkan dataran tinggi perbukitan Wonosari dengan dataran rendah Yogyakarta yang terisi oleh endapan Merapi yang masih muda. Namun kegempaan dalam empat tahun terakhir ini memperlihatkan kemungkinan adanya interpretasi baru pada "K … Read More […]

  6. pakdhe, informasi yang bagus..

  7. Pakde, pernah ada yang melakukan atau mungkin menginterpretasi data gravity melintang memotong sesar opak tersebut gak ya? gak perlu jauh-jauh asal dipastikan memotong sesar tersebut. mungkin bisa di coba di modelkan (2 dimensi) pakde.

  8. mantap Pakdhe. petanya bagus…

  9. Pakdhe, apakah tersedia peta geologi lembar Jogja yang versi high resolution? pengen banget ngintip, gambar di atas legenda petanya nggak terbaca 😦

  10. wah analisa si bos ini sangat membantu bagi pengembang yang mau membuat perumahan diarea patahan tersebut supaya hati hati memilih lokasi perumahan …. kedepannya wilayah patahan tersebut bisa membuat harga tanah turun dong?????

  11. Tulisan Pakdhe RDP ini sangat jelas buat orang awam, apalagi kalau yg baca ahli kebumian… pasti melongo (kayak aku ini); konsep sederhana tapi jarang orang yg menjelaskan seperti ‘dongeng geologi’ ini proses gempa yogya ini.
    Ikutan baca dengan ratusan reader lainnya. Mungkin ribuan lainnya… Terima kasih mas Vicky.

  12. kenapa gak diukur aja tinggi permukaan di daerah endapan merapi, apa dia naik setelah gempa atau turun, bagaimana dengan barat sungai progo?

  13. Ehm, Luar biasa. Ulasan yang bernas.

  14. Aku masih penasaran…. saya pandang-pandang letak epicenter versi EMSC kemudian 2 gempa susulan juga tahun 2006 dan versi BMG yang agak di selatan posisi versi EMSC, tapi yang jelas semuanya berada di sebelah kanan sesar Opak yang di daratan, juga jika sesar Opak diperpanjang ke laut Indonesia maka posisi hipocenter maupun epicenter versi BMG juga di sebelah kanan sesar Opak. Gempa 2 hari yang lalu juga di sebelah kanan.

    Jika hipotesa sesar naik ini benar, maka dari strain analisis, primary stress ketika gempa 2006 adalah dari Arah E – SE bukan dari Selatan yang langsung dari pergerakan Lempeng Indo-Australia. Hal ini juga mungkin terjadi menurut teori Moody & Hill dengan keterangan bahwa, tekanan lempeng Indo-Australia yang dari Selatan adalah Orde satu sedangkan sesar naik Opak adalah dua atau tiga tergantung data valid yang ada.

    Kemungkinan ada sesar Turun di Opak juga tidak salah pendapat Pak Ton, cuma mungkin dibatasi sebagai terjadinya step fault akibat sesar utama yang sesar naik. Kita juga harus pertimbangkan betul bahwa ketika peta Geologi lembar Jogja dibuat posisi keilmuan Pak Ton sudah Matang dan standar Nasional, saya yakin beliau waktu itu menemukan beberapa fakta adanya sesar turun, tetapi karena kondisi sekarang ditafsirkan sebagai KOMPLEKS SESAR, maka tidak mudah untuk menyederhanankan menjadi satu sesar. Mungkin dipilah-pilah mana yang naik, mana yang turun, mana yang geser, mana yang orde satu mana yang orde 2 dan 3 dst…..wah jadi sangat menarik problema ini baik dari segi kegempaan, subsurface Geology dan Struktur Geologi.

  15. hmmmm….tambahan pengetahuan yang menarik….
    dimas RDP bener…pak Ton yang memulai, dan generasi berikutnya yg wajib melakukan pengembangannya. bahwa peta adalah senantiasa (bisa) berkembang, sesuai perkembangan temuan data terbaru, basic pengetahuan, kejelian atau perkembangan yang lain….
    salam hormat dan kangen kagem pak Ton, salam hangat buat dimas RDP dan teman2 yg lain….
    sukses selalu…

  16. wah wah …… terimakasih dongeng barunya Vick, hipotesa yang sangat rasional dan perlu ditindak lanjuti dengan survey bawah permukaan entah seismik atau yang lain. Aku kok setuju dan mendukung pendapat Vicky bahwa sesar Opak adalah sesar NAIK. Ketika saya masih aktif sosialisasi gempa 2006 sebenarnya dalam hati ada dua pertanyaan yang tidak mampu saya jawab karena ketiadaan data . 1. Jika sesar Opak dan Progo adalah Graben, mengapa dampak kerusakan jauh lebih besar di sekitar Opak, sedangkan di sesar K.Progo relatif tidak begitu rusak ???, 2. Secara teori lebih mudah sesar Turun berasosiasi dengan Proses Perlipatan dan pada batuan yang elastis, sedangkan sesar naik lebih mudah terjadi pada batuan yang brittle dimana pada batuan tersebut lebih banyak terjadi sesar Geser dan sesar Naik, Padahal Formasi Wonosari dengan tebal lebih dari 100 meter adalah batuan yang brittle, tapi waktu 2006 bingung data pendukungnya apa untuk sesar Naik ???

    Sekarang pendapat saya : Jika sesar Opak adalah Naik, pantas sekali tingkat kerusakan gempa 2006 di kanan kiri K.Opak sangat besar dan ada asosiasi dengan sesar geser. Saya tidak menyalahkan Pak Ton yang merupakan Dosen Favorit pilihan Mahasiswa jaman dulu, karena data ketika peta geologi dibuat memang terbatas, saya salut dengan kejujuran Pak Ton dan sikap Saintis yang masih kental, saya dulu asisten Bapak di Mikropaleontologi dan bimbingan seminar Terumbu, maaf nama saya Dulu bapak kenal dengan Agus Karyo.

    OK hipotesa Vicky cukup cerdas, saya angkat topi dan berterimakasih atas info baru ini, jika sudah ada data subsurface yang valid bisa diusulkan ke Badan Geologi untuk revisi peta lembar Jogja.

  17. Seandainya saja ada penampang seismik baratlaut-tenggara yg memotong Kali Opak, mungkin jenis dan model patahannya mudah direkonstruksi…, (hanya berandai-andai)

  18. Benar sekali Pak De Vicky. Dari segala gejala yang terkumpul sejak tahun 1977 (saat setalah publikasi Edisi pertama) sdh ada & mulai terkumpul data baru yang menimbulkan keraguan ttg jenis dan kinematika patahan Opak tersebut. Perlu diketahui bahwa data yang digunakan untuk mendelineasi patahan tersebut pada tahun 1974 -1975 (saat field survey) semata2 adalah data lapangan (perbedan ma peta torfologi yang menyolok). Pada peta tersebut keberadaan patahan tersebut diperkirakan, karena tertutup endapan Kuarter (Merapi) yang tebal. Menjadi tugas kita sekarang untuk mencoba membuka tabir rahasia patahan tersebut. Suatu peta geologi tdk pernah absolutely final. Subject to change based on additional data. Mari kita usahakan bersama revisinya.

  19. […] This post was mentioned on Twitter by Agus Yuniarso and Rovicky Putrohari, Kampung-ugm.org. Kampung-ugm.org said: Patahan Opak Yang Unik http://bit.ly/cSeGy9 […]

Tinggalkan komentar