Evolusi #4 – Mekanisme evolusi (1)


Gambar pohon evolusi pertama dari DarwinSetiap berbicara evolusi seringkali kita terantuk pada sandungan natural selection-nya C Darwin. Ya memang Teori evolusi dikemukakan oleh Charles Darwin. Pengertian evolusi sudah sejak lama sebelum Darwin membuat Origin of Species, dan ilmu evolusipun berkembang setelah itu. Teori evolusi sendiri sudah jauuh berkembang dan apa yang dikemukakan oleh C Darwin tahun 1937 dan 1959, dan hanya menjadi salah satu dari sekian mekanisme dalam proses besar evolusi.

– 😦 “Jadi teori evolusi sendiri sudah ber-evolusi ya dhe ?”.
+ 🙂 “Tapi harap diingat aku bukan ahli biologi apalagi ahli evolusi, tetapi disinilah kita bisa belajar bareng, tole. Belajar dari wong bodo lebih gampang ketimbang belajar dari wong pinter sing wis bundet” 😀

Nah liat juga disini :Teori yang berevolusi [HOT]

Saat ini yang sering diperdebatkan oleh para ahli adalah bagaimana mekanisme dari evolusi. Kalau ada yang masih berkutet dengan si individu Darwin ya jauh ketinggalan lah. Walaupun teori Darwin boleh dibilang akarnya, tetapi dalam evolusi akar dari pohon ini sudah rapuh dan bisa saja sudah punah. Dan yang tinggal hanyalah jejak-jejak fosil. Na, kalau ada yang tertarik dengan jejak fosilnya Darwin dan nguprek-uprek sambil misuh-misuhi Darwin, ya monggo saja. 😀

Paling tidak saat ini dikenal beberapa jenis mekanisme evolusi. Untuk mudahnya, dibawah ini list diambil dari Museum Berkelay,

  • Keturunan dengan perubahan. Descent with modification

Disini kita belajar bahwa evolusi tidak hanya menyangkut individu, tetapi evolusi juga melihat kondisi statistik sebuah kumpulan spesies. Misalnya ada sekumpulan spesies kepik dimana secara statistik gerombolan kepik ini terdiri atas 50:50 Kepik Hijau : Kepik Coklat. Kedua jenis kepik ini masih dalam satu spesies juga. Makanya mereka rukun walupun beda warnanya.

First generation of starving beetlesSecond generation of starving beetlesFirst GenerationSecond Generation
Coba saja bayangkan, seandainya suatu saat terjadi kelangkaan daun yang menjadi makanannya si Kepik Hijau dan Kepik Coklat. Hingga suatu saat makanan sangat langka dan populasi Kepik Hijau menjadi sedikit berkurang dibandingkan Kepik Coklat. Akhirnya gerombolan atau populasi kepik ini menjadi berbeda dari awalnya.

  • Mekanisme dari perubahan Mechanisms of change

Perubahan dapat terjadi dengan berbagai cara. Dan sekarang yang perlu diketahui adalah perubahan dalam evolusi tidak lagi hanya melihat individu tetapi kondisi statistikal. Jadi kalau ada satu individu berubah, belum bisa dikatakan terjadi evolusi dalam spesies tersebut. Jadi kalau kamu lihat ada kelahiran cacat dari seekor kambing atao domba jangan dianggap itu sebagai fenomena evolusi. Karena evolusi melihat kondisi kelompok secara statistik. Pengertian kondisi statistikal sebagai pertanda dalam proses evolusi ini tentunya baru buatku dan mungkin buat pembaca dongeng disini, kan ? Ya, karena memang teori evolsi sangat berkembang cepat saat ini.

Apa saja penyebab perubahan ini ? Salah empatnya adalah Mutasi, Migrasi

Mutasi

MutationMutasi dapat terjadi ketika kelahiran atau kemunculan gen untuk kepik Coklat sehingga merubahproporsi statistik kelompok kepik-kepik ini.

Dengan semakin banyaknya Kepik Hijau atau semakin sedikitnya kelahiran Kepik Coklat maka proporsi statistik berubah. Dan mekanisme ini bisa saja karena mutasi.

Following cell division, the copied DNA is imperfect

Penyebab Mutasi bisa dua hal yaitu karena kesalahan mengkopi gen, dan karena faktor dari luar karena radioaktif. Ini yang selalu diwanti-wanti kalau ada radiasi nuklir yang ditakutkan akan terjadi mutasi genetik.

Sebenernya ketika terjadi “kelahiran” sebuah atau seekor individu baru, maka akan terjadi juga replikasi (pengkopian) dari gen dalam DNA.

Yang perlu diketahui, replikasi DNA yang berubah karena “kesalahan” (salah dalam tanda kutip looh ya) tidak selalu menyebabkan munculnya spesies baru. Mengapa. Seperti yang sudah kita ketahui (eh dah tau belum, ya ?), bahwa dalam kode-kode DNA itu jumlahnya buanyak sekali. DNA merupakan kode, lebih banyak kode-kode yang tidak memilki arti yang sering disebut Junk DNA (DNA sampah). Jadi kalau mutasi karena “Junk DNA”-nya yang berubah ya tidak menyebabkan munculnya mahluk baru. Ini uniknya, makanya membuat monsterpun bukan hal yang mudah. Para ahli biologi genetik banyak yang melakukan coba-coba uji genetik ya gagal membuat mahluk dengan mencampur2 DNA. Kudu spesifik dan khas.

Pertanyaan saintis soal evolusi banyak terbantu dengan diketemukan adanya DNA ini. Teori serta ilmu tentang genetika jaman dahulu jelas tidak mengenal DNA. Darwin juga ga tau apa itu DNA. Sehingga teori diapun banyak modifikasi dengan diketahuinya ilmu baru tentang DNA.

– 😦 “Misale saja, antara gen bapak dan gen ibu digabungkan menjadi gen baru terjadi kesalahan kopi. Kali fotokopinya kehabisan tinta kali ya, dhe ? wupst ! “.

Migrasi dikenal juga sebagai Gen Flow.

Migration

Migrasi … Yaah, ini mirip transmigrasi juga dari satu pulau ke pulau yang lain, tetapi hal ini perpindahan populasi (bedol deso). Jadi karena perpindahan Kepik Coklat ke lingkungan kepik Hijau menjadikan kondisi statistik lingkungan Kepik Hijau berubah. Kalau hal ini terjadi terus menerus dan sangat lama, maka akan terlihat perubahan dalam Kepik-kepik ini.

– 😦 ” Looh Dhe, itu yang pindah cuman satu kepik kok dibilang sekelompok sih ?”
+ 🙂 ” Waddduh, ya jangan lugu gitu. Jangan dianggap satu kepik pindah saja sudah merubah kondisi statistik, tetapi satu kepik anggaplah mewakili ratusan ribu atau sejuta kepik. Lah opo aku trus mesti nggambar sejuta kepik, kapan rampunge le ?”

Pergeseran Genetik (Genetic Drift)Genetic driftNah ini yang rada aneh. Proses ini sepertinya terlihat random atau “by chance“. Jadi ndilalah saja Kepik Hijau ini lebih sering kepidak (keinjek) ketimbang Kepik Coklat. Mboh ini seragam ijo-ijo suatu saat kok ya apes kepidak terus sehingga kondisi statistik komunitas kepikpun berubah.

Aneh ya … kenapa kok ya science mengakui adanya faktor “ndilalah” (by chance). Tapi karena “chance” /peluang ini bisa saja berkembang dari generasi ke generasi akhirnya merubah nasib, dan takdirnya si Kepik Hijau.

– 😦 ” Looh Dhe, Science kok bicara takdir ta ?”
+ 😀 ” Lah yo iku, ternyata saintis Berkeley ini mengakui adanya “by chance” dalam mekanisme evolusi”

Seleksi Alam (Natural Selection)

Natural Selection Natural selection ini salah satu dari buanyak mekanisme evolusi. Mekanisme-mekanisme lain juga sedang dicari-cari dan digali para ahli biologi evolusi. Mekanisme ini merupakan mekanisme yang dikemukakan Darwin dahulu.

Nah disinilah terlihat bahwa ternyata Kepik Hijau ini disukai oleh burung pemakan kepik. Jadi alam-lah yang menyeleksi komposisi kelompok kepik-kepik ini. Sekalai lagi. ini pengertian baru bahwa spesies itu bukan sekedar individu satu jenis atau satu ekor saja, tetapi peninjauan spesies dalam teori evolusi yang dikembangkan Berkeley ini merupakan sekelompok dan dilihat secara statistikal. Skali lagi statistikal!

Masih ada banyak mekanisme lainnya yang nanti dibahas satu-satu ya .

– “Whalah Pakdhe niku lagi asyik malah mandeg maneh” 😦

Sumber gambar : Berkeley dot edu.

43 Tanggapan

  1. ad yg taw gk??
    4 tahapan teori darwin ituw ap aj??

  2. Wah apik-2 kabeh ulasane ! mripatku dadi melek ……

    pak dhe, coba kita buat percobaan antara hal yang mundur dan yang maju soal species ….
    1. Yang mundur, percobaan manusia kawin karo bangsa monyet (origin), hasilnya koyo opo ? dan seterusnya. dari hasil spesies baru itu kawin maneh dan seterusnya ….. opo mengko ono temuan teori baru ?
    2. Yang maju, percobaannya perkawinan antar suku dan ras terpilih (sing ganteng lan ayu), hasilnya pasti beda dan terus berlanjut. Mungkin bisa muncul Darwin seri 2.

    Saiki wis akeh sing nglakoni ! contohnya wong elek okeh duwite kawin karo wong ayu, hasilnya lumayan apik-2 lho. Lha koyo artis-2 kuwi (ayu-ayu) doh seneng kawin golek karo Bule-bule … hasilnya juga apik-2. Kalau terus berlangsung berarti nanti donyo iki okeh spesies baru bermunculan.

    Ono wong pinter mergo gaweane golek ilmu guna nambah pengetahuan dan wawasannya. Setuju !

    Wis saiki di teruske maneh ceritane …. tak gatekke kabeh.

  3. agama yaa.. agama…
    science ya science… jangan bawa-bawa agama dalam science ato sbalikanya…
    ngaco..

  4. tiada yang boleh dikatakan ‘ndilalah’ by change. Rekaan/Rekaya adalah dari yang Maha Agung. Terdapat juga sekelompok umat yang baru berusia seratus tahun (100) lebih ingin menjadi tuhan dengan membuat teori yang bukan2, dan ramai yg telah tertipu dan terus tertipu. Tak kurang yang telah sedar. Tiada perkara yang dikatakan ‘by chance’ itu. TIADA. Disamping sains, anda perlu menelusuri sejarah dunia untuk 100 tahun kebelakangan ini seperti Perang Dunia 1 dan 2, Penubuhan Negara Yahudi 1948, siap itu Thedore Herlz, Teori Evolusi Darwinism (anda sudah tahu, ok dah tu). Dan terbaru, kenaikan Emas dalam tempoh 100 tahun ini. Kalau semua ini ‘by change’, lembu dan kambing pun boleh pergi ke bulan ‘by change’…

    Allah Almighty Knows Best

    As a truthful servants, try to discuss don’t disguise.

  5. sry, utk memperjelas mksdnya

    Apa mungkin kita yang sudah membangun peradaban dapat kalah dalam seleksi alam oleh makhluk lain?? (selain Tuhan)

  6. nice info nich.. ^^

    Tp ap bedanya genetic drift n natural selection

    cth genetic drift kan sama aja dgn natural selection..
    gk bs adaptasi, ya kalah bersaing = pulang

    Btw, menurut Anda” apakah peradaban kita saat ini bisa dikalahkan oleh makhluk lain saat ini (selain Tuhan ya)??

  7. thax yach….

  8. hmm~ kalo boleh taw nama ilmiah nya dari kepik hijau sama kepik coklat itu apa ya? soalnya buat tgs skul… hehehe
    reply ASAp… thanx b4…

  9. Evolusi merupakan langkah atau tahap menuju kehidupan yang lebih baik

  10. […] [Evolusi (4) – Mekanisme Evolusi #1] [Evolusi (4) – Mekanisme Evolusi #2] […]

  11. makasih atas infonya mngenai mutasi. Besok saya ada ‘konferensi pers’ mata kuliah trtntu.. (jawab2 prtanyaan dari pendengar presentasi gt deh.. )

  12. NdiLaLaH iKu oPo mKsuD’e?

    — “ndilalah” (by chance) atau secara mudah ‘kebetulan’. Dalam Bahasa Jawa ada frase “nDilalah Kersaning Allah” ….maksudnya “Kebetulan karena maunya Tuhan begitu”

  13. Gak papa pak dhe dianggap liberal, dongengin aja.. tiap dongengan pak dhe, minimal akan menambah atau memperkaya wawasan pembaca blog ini. terlepas dari komentar2 yg sinis, atau mendukung, itu kan wajar aja. justru itu hal itu juga menambah ke dinamikaan blog ini.

  14. Aku barusan membeli buku yang kontroversial berjudul “Smithsonian Intimate Guide to Human Origins” (Hardcover)

    Wah ndongeng buku ini susyah juga, bisa-bisa dianggap liberal 🙂

  15. kenapa kok penasaran mas ramos?

  16. Wah saya merasa semakin penasaran dengan evolusi manusia

  17. Phy,
    Iya deh kalau bisa bermanfaat mengundang diskusi disekolahan tentunya akan seru. Crita donk diskusinya nanti.

    😦 “Pakdhe kok lama ga crita evolusi ta ?”
    😀 “Evolusi itu prosesnya lama thole, makanya nulisnya juga luambatttt !!!”
    😦 ” 😛 ”

  18. asw.
    mas, makasih bgd yaa dongengnya
    besok saya mw presentasi di sekolah ttg mekanisme evolusi

  19. “Proses ini sepertinya terlihat random atau “by chance“. Jadi ndilalah saja Kepik Hijau ini lebih sering kepidak (keinjek) ketimbang Kepik Coklat. Mboh ini seragam ijo-ijo suatu saat kok ya apes kepidak terus sehingga kondisi statistik komunitas kepikpun berubah.

    Aneh ya … kenapa kok ya science mengakui adanya faktor “ndilalah” (by chance). Tapi karena “chance” /peluang ini bisa saja berkembang dari generasi ke generasi akhirnya merubah nasib, dan takdirnya si Kepik Hijau.”

    Lho Mas, kalo gitu sebagian bangsa indonesia itu bisa ngalamin “genetic drift” ya soale berabad-abad nasibnya ngenes terus diinjak oleh orang asing maupun oleh bangsa sendiri?

  20. Makanya evolusi JANGAN DIPERCAYA. Tetapi dipelajari , diteliti, dan dimengerti apakah benar-benar terjadi, dan bagaiaman terjadinya.
    Saya setuju dengan pernyataan ini dan setelah dipelajari ada sedikit pertanyaan, pertanyaan itu adalah dalam evolusi apakah yang jadi titik sentralnya; mekanisme atau spesiasi-nya. Mekanisme seperti mutasi, seleksi alam, pemilihan pasangan dll saya setuju, tapi apakah mekanisme itu adalah mekanisme evolusi yang menyebabkan munculnya spesies baru ini yang saya tidak akan pernah percaya dan saya tidak yakin ini ilmiah. Kenapa:
    1. Mutasi memang ada, tapi mutasi tidak pernah menghasilkan spesies baru. Virus Influensa walaupun bermutasi dengan cepat tetap virus influnesa walupun berbeda tipe; ada H5N1, ada H2N5 ada type A, Type B ada yang lainnya tapi mereka tetap virus Influensa. Dalam sejarah belum pernah ditemukan bukti bahwa virus Flu bermutasi menjadi virus AIDS(HIV) ataupun bermutasi menjadi virus folio, campak atau lain2nya. Mutasi menjadi sesama virus yang berlainan jenis aja berlum pernah terjadi apalagi mutasi virus menjadi bakteri, amoeba, parasit. Ingat virus adalah makhluk hidup yang paling sederhana. Mutasi gen karena sebab alami seringkali meghasilkan degenerisasi. Contohnya mutasi karena radiasi nuklir seringkali melahirkan individu yang cacat bukan malah sebaliknya melahirkan individu yang lebih sehat ataupun kuat.
    Contoh sederhana adalah apakah mungkin seandainya sebuah besi rongsokan ditempat penampungan besi karena sebab yang acak (semisal cuaca, suhu, hujan, angin topan, petir,dll) tiba2 menjadi sebuah pesawat Airbus A380 atau setidaknya tiba2 berubah menjadi menjadi sepeda motorlah. Saya kira kemungkinan tumpukan besi karena sebab yang acak menjadi sepeda motor adalah nol persen. Demikian juga sebuah mutasi acak yang menyebabkan munculnya individu baru yang lebih baik/maju.
    2. Berdasarkan pohon evolusi diketahui bahwa evolusi berasal dari satu sumber kemudian bercabang-cabang banyak menjadi banyak spesies. Dan dari contoh evolusi kuda dalam Evolusi-Intermezo terdapat mahkluk2 perantara.
    Pertanyaannya sederhana pernakah dalam rentang waktu sejak mulai ditemukannya fosil2 sampai sekarang yang telah berjalan ratusan tahun dan telah ditemukannya jutaan atau bahkan puluhan juta fosil terdapat satu saja fosil lengkap yang dapat dinyatakan sebagai makhluk perantara. Contohnya sederhana apakah sudah pernah ditemukan fosil nenek moyang kuda secara lengkap no. 2 dari bawah di link berikut ini : http://dongenggeologi.files.wordpress.com/2007/02/evolusi_kuda.jpg

    Pertanyaan kedua adalah kalau memang nenek moyang kuda adalah hewan kecil yang mirip anjing maka seharusnya terdapat sangat banyak sekali fosil2 makhluk perantara karena sebelum nenek moyang kuda yang mirip anjing menjadi kuda terdapat banyak tahapan. Kenapa juga setiap menjelaskan asal-usul suatu makhluk lewat gambar dalam pohon evolusi setiap makhlkuk hidup sebelum yang ada seperti sekarang hampir selalu ditulis bahwa itu hanya ilustrasi atau rekaan saja.
    Apabila Teori Evolusi adalah ilmiah maka ia harus didukung oleh bukti2 ilmiah. Bukti2 paling ilmiah dari teori evolusi(kalau memang ada) seharusnya adalah fosil.
    Dari pohon evolusi diketahui bahwa seharusnya terdapat jumlah tak terhingga makhluk2 perantara antara satu spesies untuk menjadi spesies lain tapi kenapa bukti2 fosil yang ditemukan dari makhuluk hidup yang hidup pada masa ratusan juta tahun yang lalu banyak mirip atau sama dengan mahkluk sekarang sementara bukti fosil mahluk perantara yang seharusnya jumlahnya tak terbatas tidak pernah ditemukan. Jangan2 memang makhluk perantara itu memang tidak pernah ada.
    Kalau memang teori evolusi hanya mengandalkan pada rekaan semata itu berarti tidak ilmiah karena tidak didukung oleh bukti2 yang dapat dipertanggungjawabkan.
    Saya tidak percaya Teori Evolusi dan Pohon Evolusi bukan karena berdasarkan keyakinan atau agama saja tapi terlebih2 karena memang Teori Evolusi secara Ilmiah tidak dapat dibuktikan sampai sekarang, sementara teori2 yang lain seperti teori elektromagnetik, teori kuantum dan teori relativitas yang usia relatif lebih muda malah sudah dapat dibuktikan kebenarannya.

  21. wah asyik ya liat sekias sih aku belum masuk semmua coz baru nyoba

  22. Sudah baca “The Atlas of Creation” -nya Harun Yahya?
    jangan beranggapan dulu ‘ah paling sama dengan karya harun yahya lainnya’.
    Betul memang sama namun “The Atlas of Creation” lebih pada kapita selekta dari pemikiran Harun Yahya dengan pembawaan yang lebih logis.
    Ada versi Pdf-nya gratis di situs HY. Saya sendiri memilih membelinya, 2 hari lgs sampe pake DHL.
    Alhamdulillah bukunya tidakmengecewakan
    Dengan ukuran A3, kertas art paper full color, 768hlm efektif, dan berat buku hampir 5 kg (gak nimbang sih, tapi berat banget), isinya juga sangat bagus untuk menambah wawasan, agar tidak asal ngatain para anti-evolusi.
    Di Prancis buku ini digratisin, dan udah banyak nyuci otak para mahasiswa yang tadinya pro-evolusionist, makanya dilarang beredar lagi disana.
    Lebih asik lagi bacanya bareng The Origin of Spesies-nya CD, kan udah diterjemahin di Gramed gak sampe 100rb.

    Ingat, jangan meremehkan HY dulu sebelum baca ‘The Atlas of Creation’, terutama bab-bab Conclusion (hlm 578-768)
    sayang blom ada yang terjemahin.

  23. –>Ramadana
    Mekanisme terjadinya evolusi tidak hanya satu macam. Spesiasi itu nantinya menjadi titik sentral perdebatanya. Pemunculan ras itu salah satu mekanisme evolusi. Tetapi dalam pengertian evolusi tradisionil (Darwinian) dikatakan sudah berevolusi seandainya sudah muncul spesies baru.
    Saat ini para ahli biologi evolusi tidak hanya melihat spesiasi tetapi juga mekanisme sampai munculnya yg ternyata tidak hanya satu proses saja, tidak hanya natural selection .

  24. kalau berbicara mengenai teori evolusi, menurut saya orang banyak tertukar antara evolusi dan variasi. Kalau waktu saya diajarin di sma, misalkan ada manusia yg kulit putih, tinggi dan manusia yang hitam, cebol itu belum dapat dikatakan ber evolusi, karena itu bukan spesies baru. Suatu mahluk dikatakan beda spesies apabila tidak dapat menghasilkan keturuan apabila dikawinkan. Karena manusia cebol,item dan manusia tinggi, putih kalau dikawinkan masih menghasilkan keturunan maka itu masih belum bisa dibilang evolusi menghasilkan spesies baru.

    Saya setuju sama pak de, statistikal. Masa dengan hanya menemukan tengkoraknya saja sudah dapat menggambarkan bahwa itu spesies manusia purba yang turunan kera. Jika mungkin itu manusia purba masi hidup sampai skrg, nanti kita bisa coba kawinkan dengan manusia modern, kalau memang masi dapat menghasilkan keturunan maka manusia purba itu masih spesies manusia, hanya merupakan variasi fisik saja yg membedakan.

    Yah… hanya hasil pikiran saya yg bodoh ini =)

  25. Pakdhe, kulo tenggo lajengan dongengan evolusi puniko. Sinten mangertos saking seratanipun Pak Dhe puniko kulo saged nampi pun teori evolusi puniko. Nanging nggih pangapuntenipun kemawon menawi kulo sekedhik-kedhik “protes”(dipun waos: ndebat kanti radi ‘ngilmiah’ sekedhik 🙂 ), dipun anggep mawon sami-sami sinau teori evolusi.
    Rak nggih ngoten to Pakdhe????

  26. #mas agus

    Mungkin juga seperti mukjizat, kok sepertinya tidak alamiah (mengikuti kaidah alam = sunnatullah). Yg pernah dijelaskan pd saya; tetap ada sunnatullah yg berlaku pada hal tsb, hanya saja sampai saat ini kita belum “diberi ilmunya”. Seperti peristiwa isro’, dalam pengertian gampangnya: pergi ke tempat jauh (masih dibumi) dalam semalam (yg dlm ukuran jaman itu tdk mungkin), tapi ternyata saat ini kita sudah lumrah dg hal itu hanya “kendaraan”nya saja yg beda.

    Hal inilah yg makin menantang kita utk mengungkap dan mengambil hikmah&manfaat dari Ayat-ayatNYA yg bertebaran di seluruh alam.

    Dlm proses penciptaan Adam dan Isa itu ada lho yg punya penafsiran agak “aneh” dan sejalan dg teori evolusi.

  27. Mas Hadi
    Jangan buru2 kemunculan spescies baru atau disebut sebagai spesiasi. Kita masih bicara “mekanisme evolusi” nah stelah itu nanti kita akan masuk spesiasi. Dan spesiasi ini yg selalu menajdi perdebatan atau didebatkan oleh para anti evolusi.

    Mekanismenya sendiri banyak sekali, salah satunya natural selectionnya darwin yg dikritik trus-terusan. Padahal mekanisme evolusi tidak hanya itu saja.

  28. Pak dhe aku kok ra mudeng dengan gambar kepik-kepik sing akeh iku. Kalau dari awal sudah ada kepik hijau dan kepik coklat kemudian setelah proses masih ada kepik hijau dan kepik coklat lho evolusinya mana dhe. Pak dhe bisa nggak menceritakan kalau kepik hijau mudah diinjak terus kok dhilalah jadi manuk berbulu hijau.

  29. Wah gimana ya Dhe…
    “Kun fayakun” dalam pengertian seketika dan sebagai proses, sayapun meyakini dua-duanya ada. Contohnya ya penciptaan Nabi Adam dan Nabi Isa yang seketika(tidak bisa diamati secara ilmiah) dengan penciptaan manusia biasa(bisa diamati sbg suatu proses).

  30. Sebetulnya manusia juga sudah “menciptakan” evolusi. Buktinya, untuk beras, buah2an selalu dicari yg varietas unggul. Berarti kan puluhan tahun ke depan (nggak usah berjuta2 tahun) beras dari padi yg varietas nggak bagus mungkin sudah punah dari Indonesia. Sama aja kalau cari durian Thailand yg ukuran kecil mungkin nggak bisa lagi (karena di sana udah dievolusikan ke yg besar2). Kalau manusianya sendiri sih yg dulunya badannya besar2 dan kekar2 terus berevolusi jadi lebih kecil dan ramping, rasanya akan berevolusi lagi menjadi tinggi besar (walaupun mungkin tidak kekar kayak orang purba). Sebab semua orang berlomba2 memberi anaknya vitamin dsbnya supaya badannya tumbuh tinggi dan besar.

  31. Liburan Imlek kemana Pak Dhe?
    Aku saiki wis mulai mengerti evolusi yg didongengkan disini. Memang, kebanyakan orang (termasuk aku dhewe 🙂 ) ketika mendengar kata evolusi langsung yg muncul “Darwin dan manusia dari kera”.
    Ternyata lebih luas, dan belum pasti (wah, padahal wis podho kadung misuh2).

    Mengutip: “Yang menjadi sentra evolusi nantinya adalah pembentukan spesies baru atau “spesiasi”…… Saat inipun spesiasi masih diperdebatkan. Bagaimana munculnya spesies ? Rumusnya masih belum diketahui pasti……Buanyak evolution biologist sdg berlomba-lomba mencari2……”

    Boleh kan saya dikit ber-comment: barangkali inilah “ajang pertempuran” balatentara atheisme vs theisme (yg dlm istilah harokah disbut ghozwul fikri) . “si atheis” berusaha tanpa henti utk membuktikan ismenya melalui (diantaranya) evolusi dan kosmologi. sedangkan “si theis” mencoba menafsir ulang dogma2nya utk “disesuaikan” dengan perkembangan jaman, sains, dan teknologi.

    Duh, lek wis ngene njur piye? kabeh podho pingin menange dhewe. 😦
    Pak Dhe, dongenge dipunlajengaken mawon…

    Semakin banyak yg diketahui, semoga smakin bijak dalam bersikap & bertindak, rak nggih ngaten tho pak dhe? 😀

  32. Die,
    Soal jembatan atau relokasi aku coba bahas pekan depan setelah aku ikutan simposium internasional soal lumpur di jkt hari slasa ini. Moga2 ada info mnarik soal bpj yg bisa dishare ya.
    Ak juga pnasaran dengan bola2 it 🙂

  33. Mas Agus,
    Sains kalo “dibenturkan” dengan ayat pasti mleset. Interpretasi ayatpun sakjane mesti berkembang sesuai ilmu pengetahuan. Kunfayakun itu bisa saja menciptakan proses yang akhirnya jalan sendiri. Jaman dulu ga tau dna ya ga bisa njelasinnya. Dna itu seolah pre-define dari mahkluk hidup. Blueprint yg bisa difotokopi (replikasi) dan jenis fotokopinya bs macam2 ada copy itemputih ada berwarna ada pula yg high resolution dst.

    Bagi yg mengerti dunia berusia jutaan tahun yg akan mudah menerima betapa proses kunfayakun masih berjalan hingga kini.

    Duh sakjane aku ga mau nyentuh ayat dlm hal ini. 😀

  34. Dengan kriteria evolusi (diperluas???) diatas (evolusi karena mutasi, migrasi, genetic drift dan natural selection) maka keragaman ras manusia modern bisa dianggap sebagai ‘evidence’ evolusi manusia modern.
    Secara fisik yang paling mencolok adalah warna kulit, yaitu kulit hitam (negro), kulit putih(kaukasia), kulit kuning (asia). tapi di Al quran QS 49 (Al hujuraat) ayat 13, Allah menyebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang perempuan kemudian menjadikan manusia itu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku.
    Mungkin dalam hal ini antara religion dan teori evolusi serupa, tapi dalam hal asal-usul awal manusia dan makhluk hidup lainnya tetap akan berbeda.
    religion menyatakan bahwa manusia dan m.h lainnya sejak diciptakan sampai hari kiamat akan tetap sama seperti itu (tidak terjadi perubahan fisik), tentang perubahan sifat dan tingkah laku, itu sudah merupakan kodrat.
    evolusi menyatakan bahwa manusia dan makhluk hidup lainnya berasal dari satu nenek moyang yang sama (makhluk unicelular) kemudian karena sebab-sebab tertentu dan jangka waktu lama terjadi perubahan fisik, sifat dan tingkah laku menjadi berbagai macam makhluk hidup akibat adaptasi(manusia, hewan dan tumbuhan… eh tumbuhan termasuk kan???)

    Dhe…saya masih belum mengerti tentang pohon evolusi dan tangga evolusi, meskipun pakdhe mnyebut bahwa yang benar itu pohon evolusi bukan tangga evolusi, tetapi tetap saja bisa dianggap bahwa pohon evolusi itu gabungan dari beberapa tangga evolusi, buktinya yaitu tetap saja asalnya dari m.h. unicellular mjd m.h. multicellular, terutama jika kita melihat dari ‘cabang’ pohon evolusi, soalnya, dalam pengertian saya tiap cabang mewakili spesies baru yang samasekali berbeda dari nenek moyangnya.
    🙂 “Wah kalo gitu kita sodaraan dong ma hewan dan tumbuhan? Tapi sama sodara sendiri kok ya tego-tegone ngemplok to? Sadis tenan…” 🙂

  35. eh, brenti dulu omong-omong soal evolusi, ye…
    saya iseng-iseng tuh mikirin soal jalan tol + jalan KA di porong yang “akhirnya” terpaksa di relokasi juga (telat sampeyan….). Kira-kira, kalo menurut pak Rovicky, sistem strukturnya di atas tanah yang masih ada pergerakan gitu pake apa yah? Saya “jalan-jalan” ke portal luar kok mereka lebih seneng pake sistem condeep buat floating structure gitu??? Maap deh… saya cuma mau minta saran dari orang geologi, hik…hik… berhubung saya ini orang sipil yang pengetahuan geologinya pas-pas an untuk kasus macem gitu…. (Condeep kok jadi inget bangunan-2 off shore gitu loh!)

  36. Sebagai sebuah mekanisme, soal tikus dan nyamuk itu memang bisa dipakai. Yang menjadi sentra evolusi nantinya adalah pembentukan spesies baru atau “spesiasi”. Darwin membuatnya dalam buku “the origin of species”, walaupun masih hanya satu mekanisme “natural selection”.

    Saat inipun spesiasi masih diperdebatkan. Bagaimana munculnya spesies ? Rumusnya masih belum diketahui pasti. Apakah spesiasi bakteri sama dengan spesiasi cacing. Mreka sama2 tidak memiliki kelamin. Bagaimana dengan yg hermaprodit spt bekicot. Dan bagaimana spesiasi dari vertebrata dst ?

    Buanyak evolution biologist sdg berlomba-lomba mencari2. Lah yg ga stuju masih nguprek2 Darwin ya malah ktinggalan sepur.

    Duh dongengnya nanti ndak habis2

  37. Ngomongin soal evolusi, saya jadi inget salah dua dari penyebabnya selain karena natural selection (ini juga terjadi skala kecil di perusahaan-perusahaan loh! siapa yang kalah dalam natural selection pasti langsung extinct he he) juga akibat dari MUTASI GEN (aaaarggghhh!!!!) yang mana penyebab yang terakhir itu seringkali “lepas” dari perhatian kita!
    Padahal kita berperan serta secara aktif mempercepat evolusi jenis ini. Kalo nggak percaya, coba deh sekale-kale keluar rumah di atas jam sebelas malem, dan liat tikus-tikus got yang lagi berkeliaran di jalanan. Ukurannya tambah lama, (dari saya kecil), udah meningkat sekitar 30% lebih besar! Sampe kucing, musuh biologisnya aja takut! Sadar enggak kenapa mereka bisa segede itu? Karena mereka makan makanan manusia, yang mengandung banyak banget bahan kimia. MSG misalnya. SIKLAMAT, ASPARTAM atau lain-lain yang memang dalam jangka pendek nggak akan merubah sistem dalam tubuh manusia, tapi tikus?????
    Trus nggak usah jauh-jauh, ne! Sekarang lagi endemi demam berdarah. Kenapa ya, sekitar tahun 90 an nggak tercatat populasi nyamuk sebanyak sekarang? Kenapa hayooo? Karena sistem ekologi cenderung lebih seimbang. Populasi cicak banyak. Sekarang, populasi perusahaan pembuat obat anti nyamuk lebih banyak daripada populasi cicak, jadi si nyamuk makin kebal, si manusia makin banyak yang kena penyakit, termasuk kanker kulit karena keseringan oles-oles lotion anti nyamuk, he…he…he… payah ya?????

  38. …evolusi JANGAN DIPERCAYA. Tetapi dipelajari , diteliti, dan dimengerti apakah benar-benar terjadi, dan bagaiaman terjadinya. Kemudian ambil manfaatnya kalau masih ada yg bisa dimanfaatkan. Evolusi juga bukan aliran kepercayaan, kok. Jangan dihantem pakai keyakinan … mesti mleset !!

    Bener nich Pak Dhe, aq setuju… “A myth is a religion in which no one any longer believes.” James F 1904… Smoga teori evolusi bukan menjadi agama ilmiah, cm sekedar mitos ilmiah aja…

  39. Pak Dhe, dari dulu saya adalah salah satu pembaca yang seneng teori evolusi…apalagi yang menyangkut Dinosaurus…kemarin baru ajah beli buku tentang evolusi, matursuwun pak dhe…ini sangat bermanfaat…ditunggu lanjutannya..

  40. Nah disini kita bisa melihat, bagaimana fosil sebagai salah satu peninggalan mahkluk hidup.

    Memang yang dimaksud statistikalnya dalam evolusi ini terutama dalam melihat perubahan spesies, tingkat pembentukan species ini yang sering menjadi sentral pembicraan teori evolusi (biologi, ya dalam ilmu biologi).

    Penemuan fosil memang jarang yang lengkap. Bahkan kalau anda mencari 10% sebagai bukti walllah … ndak bakalan ketemu. Menurut statistikalnya orang paleontologist (orang yg ahli dalam ilmu per-fosil-an). Satu individu yang terpreserved atau terrekam ini mungkin mewakili sejuta mahluk hidup yang pernah ada. Iya bener, kemungkinan seekor kambing akan terrekam menjadi fosil hanyalah satu persejuta !!!

    Makanya evolusi JANGAN DIPERCAYA. Tetapi dipelajari , diteliti, dan dimengerti apakah benar-benar terjadi, dan bagaiaman terjadinya. Kemudian ambil manfaatnya kalau masih ada yg bisa dimanfaatkan.
    Evolusi juga bukan aliran kepercayaan, kok. Jangan dihantem pakai keyakinan … mesti mleset !!

  41. Statistikal!
    penemuan fosil yang hanya tungkai kaki, secara statistik, apakah dianggap cukup mewakili sehingga bisa digambarkan secara artistik suatu individu utuh, bahkan sampai warna rambutnya?
    Yang aneh lagi pakdhe, kenapa ya suatu rekonstruksi fosil manusia purba selalu berambut hitam? belum pernah saya temui yang berambut pirang? sengaja kali yee…
    Statistikal!!
    secara statistik, penemuan satu buah fosil manusia purba yang bahkan tidak lengkap dan tidak utuh, apakah bisa dianggap mewakili seluruh populasi saat itu?
    Statistical!!!
    by chance, bayangkan ndilalah secara kebetulan lha kok fosil yang ditemukan itu berasal dari manusia purba yang ‘abnormal’ misalnya, bisa terjadi kan? buktinya sekarang banyak loh manusia sekarang yang ukurannya (badannya maksud-e) abnormal, yang cebol sampai yang ‘raksasa’.

    Justru karena masalah statistik ini dari segi sains teori evolusi tidak dapat saya terima…, dan ternyata teori evolusi itu sendiri berubah

    Oalah gus gus, kowe kok yo protes wae tooo??? 😦

  42. Natural alam sudah tidak berlaku pada manusia, salah satunya karena ilmu pengobatan. Kalau yang mustinya sudah terusir dari muka bumi karena pengetahuan, maka masih tetap eksis. Karena itu, semakin dibutuhkan rumah sakit, rumah panti jompo…..

  43. Burung yang bangun pagi biasanya paling banyak dapat kepik..(peribahasa yang telah disesuaikan dengan teori evolusi)

Tinggalkan komentar