Nglanggeran Aman, Matinya Gunungapi.


monyet.jpg

Haah Nglanggeran aktif !

Banyak yang terkaget-kaget mendengar kabar tentang aktifnya Gunung Purba Nglangeran yang terletak disebelah Tenggara dari kota Jogja. Beritanya memang bombastis

Namun jawaban sederhana dibuat oleh Pak Ton, Seorang Dosen Geologi UGM, yang langsung menuju ke “TKP” bersama Pak Agus Hendratno. Dan beliau mengirim sms pendek sbb :

Buat pnybr gosip Nglanggran c/q Detik.News: Brita anda TIDAK BENAR.
Sjk semula saya sdh tdk percaya, tapi buat konfirmasi :
1. Hari ini brsm tim UGM kami dtg ke Nglanggran.
2. Saya melihat disana tdk ada apa2, cuaca cerah, tdk ada asap
mengepul apalg suara gemuruh (penduduk stmpt heran ttg ini). Semua
tenang, silahkan bagi yang mau berwisata, panjat tebing. Secara
geologis, Nglanggran aman!!
Ir. Wartono Rahardjo

Jadi sms diatas merupakan jawaban singkat dari ilmu Geologi. Lantas seperti apa mekanisme matinya sebuah gunungapi ?

😦 “Pakdhe sebenarnya di Nglanggeran ada apa sih ?”

Nglanggeran merupakan daerah kawasan wisata. Daerah ini merupakan kawasan yang batu-batuannya tersusun oleh material vulkanik tua. Orang geologi menyebutnya Formasi Nglanggeran. Daerah ini memiliki morfologi yang unik dan juga dari sisi geologi sangat unik serta memiliki cerita ilmiah.

Kajian ilmiah Gunung Nglanggeran.

Menurut kajian geologi daerah ini, Gunung Nglanggeran adalah Gunung Berapi Purba. Usia gunung ini menjadi menarik bagi ilmuwan geologi karena ingin mengetahui genesa (pembentukan) gunung api ini serta memperkirakan bagaimana kondisi tektonik pada saat gunung Nglanggeran ini masih aktif. Kajian awal dahulu memperkirakan usia Gunung Nglanggeran ini sekitar 50 JUTA tahun. Namun kajian terbaru menemukan gunung ini sudah mati sejak 18 juta tahun yang lalu.

Menurut Awang Harun Satyana, seorang ahli geologi Indonesia, Formasi Nglanggran dan formasi-formasi Kebo Butak serta Semilir merupakan produk volkanisme Oligo-Miosen yang untuk pertama kalinya oleh Verbeek dan Fennema (1896, diteliti lagi oleh Bothe, 1929, 1934, dan dikompilasi van Bemmelen, 1949) disebutnya sebagai OAF (Oud Andesiet Formatie Old Andesite Formation atau OAF. Ini adalah volkanisme submarin (van Bemmelen, 1949) yang bersifat turbidit.

😦 “Pakde, turbidit itu apa sih ?”

😀 “Turbitdit itu batuan sedimen yang diendapkan pada kondisi arus turbit, atau olakan. Ini sering terdapat di laut dalam karena paparan yang longsor”

😦 “Wah kalau begitu longsornya pas ketika tsunami doong !”

Dalam teori plate tectonics, OAF dan semua formasi ekivalensinya di Jawa Barat (Jampang, Gabon) serta di Jawa Timur (Puger) (lihat evaluasi regional yang pernah dipublikasikan di Proceedings PIT IAGI 2003:   Satyana dan Purwaningsih, 2003, Oligo-Miocene Carbonates of Java: Tectonic Setting and Effects of Volcanism) merupakan jalur volkanik berumur Oliogo-Miosen (Oligosen Akhir-Miosen Awal) yang sekarang menjadi fisiografi Pegunungan Selatan di selatan Jawa. Jalur volkanik sejajar poros panjang Jawa ini timbul karena partial melting yang dialami kerak samudera Hindia di kedalaman 100-200 km di bawahnya dengan zona subduksinya di submarine ridge selatan Jawa sekarang. Berdasarkan umur mutlak menggunakan K-Ar (Soeria-Atmadja, 1994) volkanisme ini berakhir pada 18 Ma (Miosen Awal bagian bawah).

😦 “Waa kalau begitu dulunya jalur Volkanisme itu berubah ya Pakdhe ?. Terus gimana kok bisa berubah ?”

Setelah itu, pada 12 Ma (Miosen Tengah) mulai terjadi pelandaian kemiringan penunjaman (zone Wadati-Benioff) sehingga zone partial melting ikut bergerak ke arah utara dan menghasilkan volkanisme umur Miosen Tengah yang ternyata menerus sampai Kuarter dan meninggalkan jalur volkanik Nglanggran serta pusat2 erupsi di sekitarnya. Perpindahan jalur volkanik sekitar 50-100 km ke arah utara ini telah menonaktifkan semua gunungapi di jalur selatan – tak ada feeder magma hasil partial melting ke gunung2api ini.

Gunungapi juga bisa mati

Tidak selamanya gunungapi itu hidup dan aktif, ada masa-masany asebuah gunung api itu lahir, aktif akhirnya tertidur pulas dan mati. Secara mudah penjelasan diatas dapat digambarkan seperti dibawah ini.

Matinya Gunung Nglanggeran

Ketika zona subduksi itu sangat aktif maka material-material yang masuk kedalam bumi makin lama semakin maju menuju kerak benua. Bisa saja sudut penunjamannya semakin melandai dan akhirnya lokasi jalur penunjaman berubah seolah bergerak kearah kanan.

Yang diatas itu merupakan penjelasan matinya gunung-gunung api aktif akibat pergeseran zona subduksi atau zona penunjaman yang bergeser maju atau bergerak ke kanan. Namun dapat juga sebuah penunjaman bergerak mundur atau kekiri seperti dibawah ini.

Matinya gunungapi karena pergeseran zona subduksi

Untuk contoh kedua yang digambarkan oleh ilustrasi diatas salahsatunya menggambarkan kemungkinan terjadinya atau dongengan mekanisme tidurnya Gunung Muria di sebelah utara Pulau Jawa.

😦 “Woo, lah kalau matinya setelah jutaan tahun. Kalau gitu lima juta tahun lagi kita ga perlu penunggu Gunung Merapi ya, Pakdhe ?”

Dengan demikian pengetahuan tentang gunungapi akan sangat membantu dalam menelaah sejarah tektonik disebuah daerah. Itulah sebabnya banyak sekali penelitian-penelitian gerakan lempeng tektonik yang menggunakan penelitian gunungapi purba termasuk penelitian disekitar Gunung Nglanggeran.

Nah semua itu tentusaja ditelaah dengan melihat bagaimana gunung-gunung itu bergerak. Nah kalau memang bener-bener setiap lempeng ini bergerak maka akan menarik kalau melihat wajah bumi nanti. Kalau penasaran silahkan baca ini :

Wajah Bumi 250 juta tahun lagi (Benua Masa Depan !) [HOT]

😦 “Sik-sik pakde, gunung yang begerak ? Kok seperti kalimat yang pernah saya dengar “

😀  “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka ia tetap di tempatnya, padahal ia bergerak seperti awan.”

😦 “Surah An-Naml, 27:88, Looh Pakdhe kok malah khutbah. Tapi memang begitu ya makna ilmiahnya ?”

Jadi kalau akan ke Gunung Nglanggeran silahkan saja disana indah pemandangannya. Bahkan ketika malam hari melihat kota Jogja.

Jogja Night dari Pathuk dibawah Nglanggeran

Bacaan terkait :

23 Tanggapan

  1. […] Nglanggeran Aman, Matinya Gunungapi Haah Nglanggeran aktif ! […]

  2. […] Setelah itu, pada 12 Ma (Miosen Tengah) mulai terjadi pelandaian kemiringan penunjaman (zone Wadati-Benioff) sehingga zone partial melting ikut bergerak ke arah utara dan menghasilkan volkanisme umur Miosen Tengah yang ternyata menerus sampai Kuarter dan meninggalkan jalur volkanik Nglanggran serta pusat2 erupsi di sekitarnya. Perpindahan jalur volkanik sekitar 50-100 km ke arah utara ini telah menonaktifkan semua gunungapi di jalur selatan – tak ada feeder magma hasil partial melting ke gunung2api ini. (sumber: dongeng geologi) […]

  3. wah nggak nyangka begitu asyiknya baca artikel ini. Jadi ingat Hendra, Praseno, sarno dan Marhamah waktu di Nglanggeran th 90 an

  4. wahh.. Menarik sekali pelajari tentang gunung api purba. Jadi pengen lagi!

  5. waktu kuliah pengantar geologi pak Djati tadi pagi dijelasin pembentukan “bentuk gunung api yang menggunung tinggi ” dari dataran biasa yang menggunung akibat lelehan lava….
    apakah seperti itu juga gunung api yang bergeser itu????

    –> Pegunungan terbentuk sperti didongengan ini : https://rovicky.wordpress.com/2006/09/23/pantai-selatan-jawa-didongkrak/

  6. Maaf pak, Gunung Sinabung yang kembali meletus setelah 400 tahun tidur itu kan dulunya dikira sudah mati. Apa zona subduksi bergeser ke posisi yang lama sehingga sinabung bangun lagi?


    –> Sinabung memang tidak menunjukkan erupsi selama 400 tahun, tetapi pergeseran subduksi ini JUTAAN tahun. Jadi aktifnya Sinabung bukan karena pergeseran subduksi.

  7. @edi :Batuan yang dipagari di parangkusuma dapat diinterpretasikan akibat aktivitas vulkanik. batuan tersebut merupakan intrusi yang tumbuh akibat terobosan magma ke permukaan. adanya jejak vulkanisme di parangtritis dapat diamati pula dengan adanya mata air panas disana (parangwedang). air panas ini merupakan manifestasi panas bumi yang hadir akibat aliran hidrothermal.

  8. Boleh buat sedikit rencana tentang gunung bromo. adakah ia masih aktif dan bakal mengikuti jejak gunung merapi!

  9. Info ini baik untuk pelajar-pelajar geography.

  10. […] Nglanggeran Aman, Matinya Gunungapi. (via Dongeng Geologi) Posted on November 13, 2010 by swarakarumput Banyak yang terkaget-kaget mendengar kabar tentang aktifnya Gunung Purba Nglangeran yang terletak disebelah Tenggara dari kota Jogja. Beritanya memang bombastis Namun jawaban sederhana dibuat oleh Pak Ton, Seorang Dosen Geologi UGM, yang langsung menuju ke "TKP" bersama Pak Agus Hendratno. Dan beliau mengirim sms pendek sbb : Buat pnybr gosip Nglanggran c/ … Read More […]

  11. berarti dengan mempelajari gunung2 yang telah mati kita bisa meramalkan gempa besar dong pak..

  12. Kalau ada berita dengan fakta seperti ini rasanya puas… 🙂

  13. Editornya Detik memang radha ngaco,beberapa kali Hoax ditampilin..

  14. Nah ini yang ditunggu…..penjelasan yang terang…….dapat menangkal berita-berita yang lebih mencari sisi bombastisnya karena memang tuntutan komersial….hampir saja “kemakan” oleh berita tersebut…….
    Tapi sisi positifnya adalah Nglanggeran menjadi semakin terkenal lho……………

  15. Pakde apkh slatn jogja msh brpotensi gmpa yg bsar?.prnah dnger gosipnya sih akn ad gempa bsar. 😦

  16. Pakde, makin menarik saja ulasannya. Thats amazing! Ternyata Indonesia umumnya, Jogja khususnya punya sejarah geologi yang luar biasa. Itulah ajaibnya geologi dan arkeologi. Bisa berfungsi kaya sejarah untuk masa depan…he he. Termasuk menangkal rumor-rumor tak `bertanggungjawab` tentang Jogja. Trus, tentang rumor Jogja bakal jadi danau raksasa gimana pakde?

  17. wah, jd ingin tahu lebih banyak mengenai gunung-gunung di Indonesia….
    selain nglanggeran ada gunung purba apa saja di Indonesia mas?terus statusnya gmna tuh mas?
    http://arisyaoran.wordpress.com/

  18. Aku jadi ingat batuan berpagar yg dikeramatkan warga di parangkusumo, apakah itu juga akibat dari ulah vulkanik , apakah batu yg ada disitu juga punya kaki yang menghunjam ke perut bumi spt nglanggran. sejarah pembentukannya bagaimana. apa ada yg tahu ya. trims

  19. Yang mati lebih tua umure pak Dhe…. gimana yang tidur…
    sebagai contoh G. Singgalang diantara G. Tandikat dan G. Sorik Merapi Sumbar… dari jarak dekat sekali.. pipa letusan yang bergeser membentuk anak gunung baru… yang kemudian besar spt iduknya.. trim.

  20. Pak Dhe…
    Magma metungul ke permukaan bumi kan ya lewat tempat yang paling amoh.. ya kan Pak Dhe?…Nah kalau lewat Nglanggeran sepertinya yaa memang alot pak Dhe…. Nah bagaimana kalau lewat yona amoh itu Pak Dhe… misalnya daerah patahan disekitarnya Nglanggeran…

  21. Jadi inget cerita2 pak ton 🙂 senang sekali membaca dongeng dr bapak, belajar dgn cara yg lebih menyenangkan 😀

  22. wah, makasih pak Dhe.. sangat berguna sekali ilmunya..

Tinggalkan komentar