Peta – Tingkat kerentanan tanah terhadap bahaya gempabumi di Kabupaten Bantul dan sekitarnya.


microzonation-and-faultsrev2.jpgNah ini Pakdhe dapet kiriman dari kawan, sahabat serta Guru- Pakdhe di Geologi UGM. Kiriman berupa press release hasil studi yang perlu diketahui oleh warga Jogja serta Warga sekitarnya. Press release ini merupakan hasil studi mereka di UGM bekerja sama dengan JICA dan juga kerja sama ASEAN.

Ada petanya boleh yang diunduh dan dipakai untuk pengembangan wilayah. Kalau ingin peta detilnya tentunya bisa menghubungi Jurusan Teknik Geologi UGM di Kampus Bulaksumur, Yogyakarta. Pssst …harus diingat bahwa peta ini masih preliminary artinya masih sementara. Namun kalau toh ada perubahan tidak akan banyak. Nantinya peta dan hasil penelitian ini akan dipresentasikan juga didepan forum ahli kebumian.


Tingkat kerentanan tanah terhadap bahaya gempabumi di Kabupaten Bantul dan sekitarnya.

Oleh :
* Dwikorita KarnawatiTeknik Geologi UGM
* Subagyo PramumijoyoTeknik Geologi UGM
* Salahuddin HusseinTeknik Geologi UGM

Sejak kejadian gempabumi tanggal 27 Mei 2006 yang lalu, tim Teknik Geologi UGM melakukan penyelidikan kondisi geologi dan kegempaan di wilayah Bantul dan sekitarnya. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan tanah terhadap bahaya gempabumi. Dari peta tersebut dapat diketahui zona atau daerah mana saja di wilayah Kabupaten Bantul yang rentan terhadap gempabumi dan tingkat intensitas kerentanannya. Jadi peta ini dapat dimanfaatkan sebagai rujukan dalam penataan ruang, serta sebagai panduan alam kegiatan rekonstruksi di wilayah Kabupaten Bantul.

Pemetaan tingkat kerentanan tersebut terutama dilakukan untuk mengetahui sifat/ karakteristik seismik tanah dalam merespon getaran gempa. Untuk menunjang pemetaan dilakukan beberapa penyelidikan, yaitu analisa foto udara dan citra satelit dengan resolusi tinggi, pemboran dalam (pemboran geoteknik), survey georadar, survey mikrotremor, survey magneto tulerik.

Hasil penyelidikan menunjukkan secara umum zona tanah yang sensitif merespon terhadap getaran berada pada kedalaman kurang dari 30 m, dan wilayah Bantul berbagi menjadi empat zona kerentanan dengan tingkatan yang bervariasi,
meliputi:

1. zona kerentanan sangat tinggi.
2. zona kerentanan tinggi.
3. zona kerentanan menengah.
4. zona kerentanan rendah.

klik untuk memperbesar gambar

Zona dengan kerentanan sangat tinggi

Zona dengan kerentanan sangat tinggi merupakan zona dengan kondisi lahan yang paling kuat dalam merespon getaran gempabumi.

Zona kerentanan sangat tinggi dijumpai di wilayah Bantul timur, terutama di sepanjang Sungai Opak, misalnya sebagian Kecamatan Kretek bagian timur-tenggara, sebagian Kecamatan Pundong memanjang dari selatan hingga utara dan sebagian kecil Kecamatan Imogiri bagian barat-baratlaut, sebagian besar Kecamatan Jetis memanjang di bagian tengah dari bagian selatan hingga timurlaut, sebagian Kecamatan Pleret memanjang dari bagian baratdaya hingga timurlaut, sebagian kecil Kecamatan Piyungan bagian baratdaya dan sebagian kecil Kecamatan Banguntapan bagian tenggara, serta Kecamatan Pandak bagian
barat daya-barat-barat laut. Sangat tingginya tingkat kerentanan ini dikontrol oleh kombinasi beberapa faktor berikut :

  • 1) Jenis tanah yang merupakan endapan sungai Opak saat ini yaitu pasir kerikilan, yang bersifat lepas-lepas dan tebal. Tanah dengan sifat lepas-lepas cenderung tidak memiliki kohesi (ikatan antar butir) yang kuat, sehingga sangat mudah bergetar saat dilalui gelombang gempa.
  • 2) Kehadiran zona patahan, yang sensitif untuk turut bergetar ketika gelombang gempa melalui zona patahan tersebut.
  • 3) Kehadiran air bawah tanah yang dangkal (dekat permukaan tanah, sekitar kurang dari 5 m dari permukaan tanah), yang sensitif mengakibatkan likuifaksi (pergerakan tanah yang disertai dengan munculnya/ memancarnya air dan aliran pasir/lumpur dari bawah tanah). Likuifaksi ini cenderung menghilangkan kohesi tanah sehingga kemampuan tanah menopang beban menjadi sangat berkurang atau hilang.
  • 4) Jarak suatu zona dari pusat gempabumi, yang diperkirakan berada di sekitar patahan Opak.

Zona kerentanan tinggi

Zona kerentanan tinggi dijumpai di sebagian wilayah Bantul timur, terutama yang berdekatan dengan kaki perbukitan, serta di sebagian wilayah Bantul utara bagian tengah, misalnya meliputi wilayah : sebagian besar Kecamatan Imogiri (kecuali di bagian timur), sebagian kecil Kecamatan Panggang bagian utara, sebagian Kecamatan Pleret dari bagian tenggara hingga baratdaya, sebagian kecil Kecamatan Banguntapan bagian selatan, sebagian Kecamatan Jetis memanjang dari bagian selatan hingga timurlaut, sebagian kecil Kecamatan Pundong di bagian timur yang memanjang dari bagian selatan hingga utara, sebagaian kecil Kecamatan Kretek bagian timurlaut memanjang dari bagian tengah hingga timurlaut dan di bagian baratlaut, sebagian kecil Kecamatan Sanden bagian timurlaut, serta sebagian kecil Kecamatan Bambanglipuro di bagian baratdaya hingga timurlaut, sebagian besar Kecamatan Sewon memanjang dari bagian baratdaya hingga timurlaut dan sebagian kecil Kecamatan Kasihan memanjang dari bagian tengah hingga utara. Kecamatan yang rentan di wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah sebagian kecil Kecamatan Lendah bagian timur, sedangkan di wilayah Kodya Yogyakarta adalah sebagian kecil di Kecamatan Purbayan, Kecamatan Giwangan, Kecamatan Sorosutan, Kecamatan Brontokusuman, Kecamatan Mantrijeron, Kecamatan Suryodiningratan di bagian selatan.

Tingginya tingkat kerentanan di daerah tersebut karena akibat kondisi tanahnya yang berupa pasir lepas. Namun endapan pasir ini merupakan endapan sungai purba, sehingga relatif lebih kompak dan lebih padat daripada endapan pasir Sungai Opak saat ini yang dijumpai di zona kerentanan sangat tinggi. Kondisi muka air tanah yang relatif dangkal (kurang dari 5 m) dan posisi wilayah-wilayah tersebut di atas yang relatif masih dekat dengan zona patahan juga mengontrol tingginya tingkat kerentanan.

Zona dengan kerentanan menengah

Zona dengan kerentanan menengah, dijumpai di sebagian kecil wilayah Kecamatan Kasihan bagian baratlaut dan memanjang di bagian timur dari timurlaut hingga selatan, dijumpai di sebagian kecil Kecamatan Pajangan bagian timur, sebagian besar Kecamatan Bantul bagian tengah memanjang dari bagian selatan hingga utara, sebagian besar Kecamatan Pandak bagian baratlaut dan di bagian selatan, timur hingga utara, hampir seluruh Kecamatan Bambanglipuro, sebagian kecil Kecamatan Sanden bagian utara dan timurlaut, sebagian Kecamatan Kretek bagian timurlaut hingga baratlaut, sebagian Kecamatan Pundong bagian barat, sebagian kecil Kecamatan Jetis bagian baratdaya, barat, dan baratlaut, sebagian kecil Kecamatan Pleret bagian tengah memanjang dari bagian baratdaya hingga timurlaut. Endapan tanah pada zona ini merupakan pasir sungai purba yang relatif lebih padat daripada endapan pasir sungai purba di zona dengan kerentanan tinggi. Frekuensi patahan pada batuan dasar relatif lebih rendah. Kombinasi antara kondisi kepadatan tanah dan frekuensi patahan pada batuan dasar mengakibatkan zona kerentanan menengah ini kurang kuat dalam merespon terhadap getaran gempa apabila dibandingkan dengan zona dengan kerentanan yang lebih tinggi.

Zona dengan kerentanan rendah

Zona dengan kerentanan rendah. Di wilayah Kabupaten Bantul, zona ini dijumpai di hampir seluruh Kecamatan Pajangan, sebagian kecil Kecamatan Sedayu bagian tenggara, sebagian kecil Kecamatan Pandak memanjang di bagian utara dari bagian utara hingga tengah dan di bagian selatan, sebagian kecil Kecamatan Bantul bagian barat dan di bagian tengah, dan sebagian kecil Kecamatan Sanden bagian utara, sebagian kecil Kecamatan Sewon bagian tenggara, dan sebagian kecil Kecamatan Pleret bagian barat. Di wilayah Kabupaten Kulon Progo, zona ini terdapat pada sebagian kecil wilayah Kecamatan Sentolo bagian timurlaut dan sebagian kecil Kecamatan Lendah bagian timurlaut. Kondisi tanah pada zona ini relatif kompak, kedalaman muka air tanah relatif lebih dalam (sekitar 5 m atau lebih dari permukaan tanah), dan posisinya relatif lebih jauh dari patahan di batuan dasar.

Jadi peta zonasi tingkat kerentanan terhadap gempabumi ini dapat dipakai sebagai acuan untuk memperhitungkan potensi tingkat kerusakan bangunan saat terjadi gempabumi, dan dimanfaatkan sebagai acuan rekonstruksi pembangunan di wilayah tersebut.

Fenomena Daerah Tempuran Sungai Opak-Sungai Oya.

Sejak bulan Agusutus 2006 lalu, di daerah Tempuran telah dilakukan pemboran dalam melalui tiga titik bor dengan kedalaman total 85 m, serta didukung dengan penyelidikan well logging dan penyelidikan georadar untuk mengetahui kondisi struktur geologi, stratigrafi atau urutan perlapisan tanah, densitas dan kepadatan tanah, serta kemungkinan adanya lapisan yang berongga. Dari hasil penyelidikan tersebut diketahui bahwa pada kedalaman 30 m di bawah daerah Tempuran terdapat batuan dasar yang kompak dan keras berupa breksi formasi Nglanggran. Breksi ini bagian permukaannya tertutup oleh lempung hitam endapan rawa purba dengan ketebalan 1m sampai 2 m, kemudian di atas lempung hitam terdapat endapan Sungai Opak purba yang berupa perselang selingan pasir kerikilan dan lempung pasiran, yang disisipi oleh endapan lahar berupa pasir kerikilan. Selain itu, teridentifikasi pula adanya patahan yang memotong daerah Tempuran Sungai Opak dan Sungai Oya, yaitu patahan turun berarah relatif Timur Laut – Barat Daya dan patahan berarah relatif Utara Selatan. Dari seluruh hasil penyelidikan tersebut TIDAK dijumpai adanya rongga, yang dikhawatirkan mengakibatkan amblesan batuan/tanah secara cepat. Dari rekaman tiga seismometer yang terpasang di wilayah tempuran pada bulan Juli 2006 lalu, diketahui bahwa pusat gempa susulan yang pernah terjadi berada pada kedalaman 10 km.

Yogyakarta, 12 Februari 2007.

Dr. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc.
Dr. Ir. Subagyo Pramumijoyo, DEA.
Salahuddin Hussein, M.Sc.

ayampun_blajar.png– 😦 “Dhe, apa yang bisa dipakai buat kawulo alit sperti kulo niki, Dhe ?”
+ 🙂 “Yo akeh to le, kowe bisa memakai sebagai patokan untuk membuat bangunan tahan gempa yang harus lebih kuat didaerah zona bahaya kerentanan sangat tinggi”
– 😦 “Lalu, mesti pindah rumah PakDhe ?”
+ 🙂 “Ya ndak gitu, perlu diperhatikan bahwa ini dibuat berdasarkan gempa sepanjang sistem Sesar Opak. Kan, kita tahu ada sesar Progo disebelah barat juga. Nah ini sedang dikaji juga oleh Bu Rita dkk”

26 Tanggapan

  1. Maaf pakde saya mau bertanya. Data yang digunakan itu data apa ya? Serta metode apa yang digunakan untuk mendapatkan hasil tersebut ? Karena saya berminat untuk membuat peta kerentanan thd gempa.bumi di wilayah jogja. Terimakasih sebelumnya.

  2. keren sih tapi aq carinya denah kecamatan jetis, bukan keterangan tentang kecamatan jetis……………………………..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

  3. pakdhe ,bisa minta dikirimin data mikroseismik daerah gempa bantul ?
    kalau berkenan mohon di kirim ke email saya.trima kasih.

  4. pak dhe, kalo peta untuk wilayah sleman ada gak ? soalnya mau bangun bangunan di sleman. ada saran gak daerah mana yang berpotensi tinggi kena gempa?

    –> Barangkali Sleman dianggap lebih aman dibanding Bantul, makanya yang dibuat dikhususkan untuk Kab Bantul saja. Ancaman bencana di Sleman, barangkali lebih berhubungan dengan Gunung Api (Merapi) ketimbang ancaman gempa.

  5. assalammualaikum…….

    aq dari malaysia,mau nanyak ma tmn2 klo bisa bantu.bntar lg aq mau ke jatirejo lendah,aq ngak tau budaya n keadaan di sna jg transportasinya.ada yang bisa bantu terangi pada aq ngak?reply at my email achik_sb@yahoo.com.my

  6. oh iya tadi lupa mencantumkan alamat saya biar bisa dihubungi, email : m.rudiyantara@yahoo.com.
    terima kasih

  7. ok banget, petanya, terus kalau temen-temen punya peta wilayah pundong tolong aku dikirimi untuk penelusuran wilayah pundong. terima kasih

  8. Nderek nyisip berita lelayu. Buat temen-temen angkatan 82 temen kita mas Ilman Muntalip telah meninggal dunia minggu kemarin tgl 25 juni 2007 beliau kerja di Coal mining PT. Jembayan Muara Bara di KALTIM. Jenazah sudah dikebumikan di Kediri.

  9. assalamu’alaikum pak de,,,,

    hmmm, maaf sblmnya,,, soalnya sy jarang (ato mgkn saya blm baca,,,:)) mengenai geologi indonesia timur,,, dari segi tektoniknya, geologi strukturnya, stratigrafinya, geomorfoliginya (kebanyakan ya?? ^_^) termasuk sejarah pembentukan cekungan-cekungan di irian jaya,,, seperti cekungan salawati,,,

    sekian pak dhe… terima kasih banyak,,,,
    wassalam

  10. halo kawan – kawan tukeran info terbaru ya!!!! kalo da kabar kabar

  11. minta gambar peta sungai bengawan solo mulai hulu samapi hilir

  12. apakah ada peta untuk daerah Jakarta? kira2 kemana saya mesti mencarinya ya?

  13. Memang sudah ada sih, tapinya dalam skala kecil tidak detil seperti mikrozonasi ini. Hmmm… tapi memang akan lebih bagus kalo langsung ditindaklanjuti dengan rekomendasi teknis, misalnya arahan ruang, building code, dll.

    BTW, kalo mbikin penelitian gini abis berapa duit yah, Pakde? Kepingin juga bikin buat Cekungan Bandung, soale dikepung sesar Lembang, Sesar Cimandiri, sesar baribis dan temen-temennya.

  14. sebetulnya peta peta resiko bencana gempa seperti itu sudah banyak untuk daerah daerah lain, bisa ditanyakan di dinas dinas geologi, pekerjaan umum, biasanya di setiap instansi ada yang namanya program pembinaan masyarakat( cuman ga tau jalan atau engganya sih ).

  15. Peta ini akan lebih aplikatip kalau dijadikan dalam bentuk peta risiko yang menggambarkan zona-zona berisiko terkena gempa.
    Risiko bencana adalah suatu peluang terjadinya akibat buruk, atau kemungkinan kerugian dalam hal kematian, luka-luka, kehilangan dan kerusakan harta benda, gangguan kegiatan matapencaharian dan ekonomi atau kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh interaksi antara ancaman bencana dan kondisi kerentanan
    International Strategy Disaster Reduction (2004) memberi rumusan sederhana bagaimana menghitung risiko bencana dengan rumusan (pernah saya tulis disisni) sbb:
    R = A x K/c, risko bencana merupakan fungsi dari ancaman, A (gempa), fungsi kerentanan, K, (struktural dan sosial) dan merupakan fungsi kemampuan (c).
    Peta yang dibuat idari UGM adalah peta ancaman gempa. Untuk menjadi peta risiko maka diperlukan peta kerentanan struktural dan sosial serta peta kemampuan.
    Bila bangunan dan infrastruktur yang dibuat tidak mengikuti kaidah struktur tahan gempa maka disebut risiko tinggi dan sebaliknya
    Bila kerentanan individual dan sosial (pemerintah) sangat tinggi maka bersiko tinggi dan sebaliknya.
    Bila kemampuan individual atau komunitas dalam menghadapi/mengatasi bencana gempa tidak punya sama sekali maka dikatakan berisiko tinggi dan sebaliknya.
    Masing-masing faktor kerentanan dan kemampuan dipetakan dan kemudian di tumpang susunkan dengan peta ancaman yang dibuat tersebut maka jadilah PETA RISIKO Bencana Gempa.
    Kalau kita berada di kawasan berisiko tinggi dan tidak mau pindah maka struktur bangunan kita harus mngikuti standar dan harus berlatih cara-cara menghadapi gempa.

    Maaf komentarnya panjang
    semoga bermanfaat
    AW

  16. makasih petanya pakdhe, tapi ngga jelas detailnya ( yang mana jalan yang mana sungai )

  17. Wadhuh Dhe,
    Lha daerah Kodya Jogja sendiri mana gambarnya?

  18. aduh pak rovicky tetep aja sy khawatir rmh saya di daerah imogiri barat, terus kok masih sering dengar suara glur… kaya batuan jatoh ke air itu apa yah?? di koran kedaulatan kemarin beritanya sudah di bor di sisi sebuah rumah tapi belum tahu hasilnya. hump…kami warga bantul ingin segera mengetahui hasilnya agar tidak was-was. makasih atas infonya di atas karena agak melegakan hati :))

  19. Salut deh buat Geolog UGM yang kata Pakdhe ‘universitas ndeso’, tapi yo ra po po, lha wong hampir semua presiden Ri ini asalnya juga wong ndeso 🙂 . semoga saja pengembangan pemetaannya bisa sampai Daerah Klaten, yang kemaren juga rusak berat. BTW, aku asale seko Piyungan lhoo, tepatnya pas di sebelah timur Kali Opak, tapi tingkat kerusakannya lebih kecil drpd Piyungan Timur yang berbatasan langsung dengan Gunung Kidul(daerah pinggir Kali Gawe, kali Gawe ini bermuara di Kali Opak tepatnya di daerah Bintaran Kidul) yang rata-rata bangunannya pada ambruk dan ada pergeseran tanah/patahan yang memanjang dari selatan ke utara.

  20. Wah daerahku koq gak di teliti yach. Di daerah berbah. Yang Sleman juga di teliti dung.. Kan besok kalo mo buat rumah di tempatku kan bisa pikir-pikir dulu ^_^
    Btw karena gempa kemaren desaku ( Karangwetan, Tegaltirto, Berbah ) 80 % rumahnya rata dengan tanah nih. Apa gara gara selatannya ada sungai opak yach ?
    Daerahku gimana ya ?
    pa termasuk zona kerentanan sangat tinggi yach….

  21. -> Die,
    Iya nantinya akan bermunculan peta-peta seperti ini. Paling tidak T Geologi UGM universitas ndeso ini terus mengembangkan teknik-teknik pemetaan kerentanan gempa tingkat detil untuk daerah-daerah lain di Indonesia.
    Boleh jadi inilah sebagai pilot project yang sukses.

    -> Dirac
    Nanti aku coba minta ke UGM kalau dikasih ya, soale ini masih preliminary (sementara) nantinya kalau sudah siap tentunya akan ada di website Geol UGM 😛

    –> Dee
    Sedayu aman dari Opak, tetapi seperti yg kutulis itu. Penelitian ini lebih mengarah ke dampak dari Opak Fault System. Sedangkan di Sedayu ada Progo Fault System yg sedang diteliti ulang. Ini daerah dulu tahun 1943 pernah bergoyang dengan kekuatan diperkirakan sekitar 8 Magnitude !!
    Jadi waspada dan mebneahi rumah-rumah yang syapa tahu ada blandar atau genteng yang mlorot 🙂

    –> Mas Hadi
    Wah yg mirip bantul mungkin Liwa, Lampung dsk. bisa saja diteliti utk dibuat peta kerentanan yang sama.
    Kalau aku sih maunya (eh usulnya) sekitar Sesar Grindulu (Pacitan dsk) juga sepanjang sesar Ujung Kulon di Jawa Barat

  22. Dhe, punya nggak info kira-kira , wilayah mana saja ya..yang karakteristik kerentanan tanah terhadap Gempabumi – nya mirip dengan Bantul ?

  23. Alhamdulillah, daerahku (Sedayu) termasuk yang tingkat kerentanannya rendah. Tapi bukan berarti terus nggak waspada kan Vick? Thanks infonya.

  24. Pakdhe, peta yang resolusi tinggi ada nggak ya? peta yang di atas sudah saya print, tapi hasilnya agak kurang bagus. Kebetulan rumah saya di daerah Pleret. penting banget petanya. Matur nuwun sebelumnya.

  25. Mestinya dari duluuuu banget, Indonesia sudah punya peta detail kayak begini. Wong lokasinya di “ring of fire” (kayak film lord of the ring yah???”. Kemudian penduduk diberi pesangon ilmu dikit-dikit, bagaimana caranya menyelaraskan hidup dengan kondisi yang ya… begini ini…

Tinggalkan komentar