28 Mei dan 16 Juli – Hari Meluruskan Arah Kiblat


Sahabat angkasa, Muthoha Arkanudin, dibawah ini menuliskan hari khusus dan istimewa buat kaum muslimin, yaitu hari dimana pada jam tertentu merupakan saat matahari tepat berada diatas Kabah. Sehingga mudah bagi daerah-daerah lain untuk mengukur ulang, mengkoreksi atau malah membuat masjid baru yang mengarah ke kiblat.

Hari Meluruskan Arah Kiblat

Oleh : Mutoha Arkanuddin

Istiwa A’dhom, teknik sederhananamun akurat dalam penentuan arah kiblat.

Apakah arah kiblat masjid bisa berubah atau bergeser akibat gempa bumi maupun bergeraknya lempeng Bumi seperti isu yang tengah berkembang? Jawabannya tentu TIDAK! Artinya pengukuran sebelumnya memang yang membuat arah kiblat masjid tersebut tidak tepat.

Apakah arah kiblat cukup ke BARAT? Sebagaimana yang difatwakan oleh MUI beberapa waktu yang lalu? Jawabannya tentu TIDAK! Sebab di zaman sekarang menentukan arah kiblat semudah membalik telapak tangan (saking mudahnya RED)

“Dan dari mana saja engkau keluar (untuk shalat), maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka’bah), dan sesungguhnya perintah berkiblat ke Ka’bah itu adalah benar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan.” (QS. Al-Baqarah : 149)

“Baitullah ( Ka’bah ) adalah kiblat bagi orang-orang di dalam Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Haram adalah kiblat bagi orang-orang yang tinggal di Tanah Haram (Makkah) dan Makkah adalah qiblat bagi seluruh penduduk bumi Timur dan Barat dari umatku” (HR. Al-Baihaqi)

“Jika kamu mendirikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadap kiblat, lalu takbir, kemudian bacalah apa yang kamu hafal dari qur’an, lalu ruku’ sampai sempurna, kemudian i’tidal sampai sempurna, kemudian sujud sampai sempurna, kemudian duduk di antara dua sujud sampai sempurna, kemudian sujud sampai sempurna, lakukanlah yang demikian itu setiap rekaat.” (HR. Abu Hurairah)

Dalam ajaran Islam, mengadap ke arah kiblat atau bangunan Ka’bah yang berada di Masjidil Haram adalah merupakan tuntutan syariah dalam melaksanakan ibadah tertentu. Berkiblat wajib dilakukan ketika hendak mengerjakan shalat dan menguburkan jenazah Muslim. Menghadap kiblat juga merupakan ibadah sunah ketika tengah azan, berdoa, berzikir, membaca Al-Quran, menyembelih binatang dan sebagainya.

Theodolit dan GPS dikenal sebagai pengukur arah kiblat yang presisi, namun demikian penggunaan peralatan ini tergolong sulit dan mahal biayanya.

Berdasarkan kebiasaan yang berkembang di masyarakat, terdapat beberapa kaidah yang sering digunakan untuk mengetahui ketepatan arah kiblat. Diantaranya adalah menggunakan kompas kiblat, kompas sajadah atau peralatan canggih seperti pesawat GPS dan theodoliti. Kini, melalui teknologi penginderaan jarah jauh yang disediakan cuma-cuma oleh Google via internet menggunakan software Google Earth atau secara online disediakan oleh situs-situs seperti Qibla Locator atau RHI Qibla Locator yang memanfaatkan fasilitas Google Map Api (GMA) kita dengan mudah dapat mengetahui arah kiblat sebuah bangunan masjid secara visual dan jelas. Namun demikian penggunaan kaidah-kaidah tersebut sering terkendala beberapa masalah. Kompas belumlah dikatakan sebagai alat ukur yang presisi. Sebab dalam penggunaannya, kompas sering mengalami kesalahan. Kesalahan tersebut berupa penyimpangan jarum kompas baik oleh variasi magnetik secara global maupun atraksi magnetis secara lokal oleh logam di sekitarnya. Belum lagi skala kompas biasanya terlalu kasar. Sementara, penggunaan GPS dan theodolit untuk mengukur arah kiblat walaupun bisa mendapatkan hasil yang lebih presisi namun dalam prakteknya kedua peralatan tersebut tidak mudah didapatkan karena harganya yang cukup mahal. Walaupun Google Earth maupun fasilitas qibla locator secara online dapat membantu mengetahui arah kiblat secara visual dengan perhitungan yang sangat akurat, namun piranti tersebut bukan merupakan alat ukur yang presisi di lapangan dan hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu.

Pada setiap tanggal 28 Mei dan 16 Juli Matahari tepat berada di atas Ka’bah.

Lantas apakah bisa mengukur arah kiblat secara presisi dengan biaya yang murah? Jawabannya adalah BISA! Yaitu dengan menggunakan fenomena astronomis yang terjadi pada hari yang disebut sebagai yaumul rashdul qiblat atau hari meluruskan arah kiblat karena saat itu Matahari tepat di atas Ka’bah. Fenomena yang terjadi 2 kali selama setahun ini dikenal juga dengan istilah Transit Utama atau Istiwa A’dhom.

Istiwa, dalam bahasa astronomi adalah transit yaitu fenomena saat posisi Matahari melintasi di meridian langit. Dalam penentuan waktu shalat, istiwa digunakan sebagai pertanda masuknya waktu shalat Zuhur. Setiap hari dalam wilayah Zona Tropis yaitu wilayah sekitar garis Katulistiwa antara 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS posisi Matahari saat istiwa selalu berubah, terkadang di Utara dan disaat lain di Selatan sepanjang garis Meridian. Hingga pada saat tertentu sebuah tempat akan mengalami peristiwa yang disebut Istiwa A’dhom yaitu saat Matahari berada tepat di atas kepala pengamat di lokasi tersebut.

Konsepnya sederhana! Saat Matahari di atas Ka’bah maka semua bayangan benda tegak akan mengarah ke Ka’bah

Hal ini bisa difahami sebab akibat gerakan semu Matahari yang disebut sebagai gerak tahunan Matahari. Ini diakibat selama Bumi beredar mengelilingi Matahari sumbu Bumi miring 66,5˚ terhadap bidang edarnya sehingga selama setahun Matahari terlihat mengalami pergeseran antara 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS. Pada saat nilai azimuth Matahari sama dengan nilai azimuth lintang geografis sebuah tempat maka di tempat tersebut terjadi Istiwa A’dhom yaitu melintasnya Matahari melewati zenit lokasi setempat.

Demikian halnya Ka’bah yang berada pada koordinat 21,4° LU dan 39,8° BT dalam setahun juga akan mengalami 2 kali peristiwa Istiwa A’dhom yaitu setiap tanggal 28 Mei sekitar pukul 12.18 waktu setempat dan 16 Juli sekitar pukul 12.27 waktu setempat. Jika waktu tersebut dikonversi maka di Indonesia peristiwanya terjadi pada 28 Mei pukul 16.18 WIB dan 16 Juli pukul 16.27 WIB. Dengan adanya peristiwa Matahari tepat di atas Ka’bah tersebut maka umat Islam yang berada jauh dan berbeda waktu tidak lebih dari 5 atau 6 jam dapat menentukan arah kiblat secara presisi menggunakan teknik bayangan Matahari.

28 MEI 2010 @ 16:18 WIB

16 JULI 2010 @ 16:27 WIB

MATAHARI TEPAT DI ATAS KA’BAH
POSISI MATAHARI = ARAH KIBLAT
BAYANGAN MATAHARI = ARAH KIBLAT

Tidak hanya saat matahari ada diatas kiblat saja, bahkan saat antipodenya 13 Januari dan 28 Nopember, kita dapat mengkoreksi kiblat.

Untuk lebih akurat pengukuran disarankan menggunakan benang besar yang berbandul daripada sekedar menggunakan tongkat yang ternyata sulit membuatnya benar-benar tegak.
Saya menyebut untuk alat benang berbandul tersebut dengan istilah Solar Shadow Tracker (SST) – penjejak bayangan Matahari.

kiblat[1]Teknik penentuan arah kiblat pada hari Rashdul Qiblat sebenarnya sudah dipakai lama sejak ilmu falak berkembang di Timur Tengah. Demikian halnya di Indonesia dan beberapa negara Islam yang lain juga sudah banyak yang menggunakan teknik ini. Sebab teknik ini memang tidak memerlukan perhitungan yang rumit dan siapapun dapat melakukannya. Yang diperlukan hanyalah sebatang tongkat lurus dengan panjang lebih kurang 1 meter dan diletakkan berdiri tegak di tempat yang datar dan mendapat sinar matahari. Pada tanggal dan jam saat terjadinya peristiwa Istiwa A’dhom tersebut maka arah bayangan tongkat menunjukkan kiblat yang benar.

Bahkan dengan menggunakan software khusus yang dapat mengetahui pergerakan benda langit secara presisi kapan secara persis terjadinya Istiwa A’dham dapat diketahui. Untuk tahun 2010 ini misalnya menurut software Starrynight Pro Plus Versi 6.3.8 yaitu sebuah software astronomi yang memiliki tingkat ketepatan sangat tinggi, peristiwa Istiwa A’dhom terjadi pada 28 Mei 2010 pukul 12:17:59 WS atau 16:17:59 WIB dan 16 Juli 2010 pukul 12:26:48 WS atau 16:26:48 WIB. Namun secara praktis angka tersebut bisa dibulatkan ke menit.

Tempat yang memungkinkan penentuan arah kiblat pada 28 Mei dan 16 Juli hanya di daerah terang saja.

Karena di negara kita peristiwanya terjadi pada sore hari maka arah bayangan adalah ke Timur, maka arah bayangan yang menuju ke tongkat adalah merupakan arah kiblat yang benar. Jika anda khawatir gagal karena Matahari terhalang oleh mendung maka toleransi pengukuran dapat dilakukan pada H-2 hingga H+2. Satu hal penting yang harus kita perhatikan adalah JAM yang kita gunakan hendaknya sudah terkalibrasi dengan tepat. Untuk mengetahui standard waktu yang tepat bisa digunakan tanda waktu saat Berita di RRI, layanan telpon 103 atau menggunakan jam atom yang disediakan oleh layanan internet.

Istiwa A’dhom di antipode (Nadir) Ka’bah dapat digunakan sebagai acuan penentuan arah kiblat secara presisi untuk wilayah yang tidak memungkinkan melakukan penentuan arah kiblat pada 28 Mei dan 16 Juli.

Penentuan arah kiblat menggunakan fenomena ini hanya berlaku untuk tempat-tempat yang pada saat peristiwa Istiwa A’dhom dapat secara langsung melihat Matahari. Sementara untuk daerah lain di mana saat itu Matahari sudah terbenam seperti Wilayah Indonesia Timur (WIT) praktis teknik ini tidak dapat digunakan. Maka ada fenomena lain yang dapat digunakan oleh daerah-daerah tersebut sehingga dapat mengetahui arah kiblat secara presisi. Fenomena itu adalah saat Matahari berada tepat di bawah Ka’bah yaitu saat Istiwa A’dhom terjadi di titik Nadir (Antipode) Ka’bah yang terjadi pada setiap tanggal 13 Januari dan 28 November.

Teknik Penentuan Arah Kiblat menggunakan Istiwa A’dhom :

  1. Tentukan lokasi masjid/mushalla/ langgar atau rumah yang akan diluruskan arah kiblatnya.
  2. Sediakan tongkat lurus panjang minimal 1 meter. Akan lebih bagus jika menggunakan benang besar yang diberi bandul sehingga tegak benar.
  3. Siapkan jam/arloji yang sudah dicocokkan / dikalibrasi waktunya secara tepat dengan radio/ televisi/ internet atau telpon ke 103.
  4. Tentukan lokasi pengukuran; di dalam masjid (diutamakan) atau di sisi Selatan Masjid atau di sisi Utara atau di halaman depan masjid. Yang penting tempat tersebut datar dan masih mendapatkan penyinaran Matahari saat peristiwa Istiwa A’dhom berlangsung.
  5. Pasang tongkat secara tegak dengan bantuan lot tukang (jika menggunakan tongkat) atau pasang benang lengkap dengan bandul serta penyangganya di tempat tersebut. (Persiapan jangan terlalu mendekati waktu terjadinya fenomena agar tidak terburu-buru)
  6. Tunggu sampai saat Istiwa A’dhom terjadi dan amatilah bayangan Matahari yang terjadi. Berilah tanda menggunakan spidol, benang, lakban, penggaris atau alat lain yang dapat membuat tanda lurus. Maka itulah arah kiblat yang sebenarnya
  7. Gunakan benang, sambungan pada tegel lantai, atau teknik lain yang dapat meluruskan arah kiblat ini ini ke dalam masjid. Intinya yang hendak kita ukur sebenarnya adalah garis shaff yang posisinya tegak lurus (90°) terhadap arah kiblat. Maka setelah garis arah kiblat kita dapatkan untuk membuat garis shaff dapat dilakukan dengan mengukur arah sikunya dengan bantuan benda-benda yang memiliki sudut siku misalnya lembaran triplek atau kertas karton.

Sebaiknya bukan hanya masjid atau mushalla / langgar saja yang perlu diluruskan arah kiblatnya. Mungkin kiblat di rumah kita sendiri selama ini juga saat kita shalat belum tepat menghadap ke arah yang benar. Sehingga saat peristiwa tersebut ada baiknya kita juga bisa melakukan pelurusan arah kiblat di rumah masing-masing. Semoga cuaca cerah.

Semoga dengan lurusnya arah kiblat kita, ibadah shalat yang kita kerjakan menjadi lebih afdhal dan doanya lebih dikabulkan. Amin.

Keterangan lengkap hubungi Rukyat Hilal Indonesia (RHI) di 0274-552630 atau 08122743082.

CATATAN:
Untuk lebih akurat yg 28 Mei, hari sebelumnya dikurangi 3 menit per hari sesudahnya ditambah 3 menit per hari. Yang 16 Juli hari sebelumnya ditambah 3 menit per hari sesudahnya dikurangi 3 menit per hari. Masih cukup presisi. Kalaupun tidak dikoreksi jg masih ckp akurat krn hanya berbeda 0,2drjt setiap hari atau sekitar 10′ (menit busur) sementara diameter sumber cahaya (matahari) jauh lebih besar yaitu sekitar 0,5drjt atau 30′.

43 Tanggapan

  1. Reblogged this on azfiamandiri and commented:
    Cek Ulang Arah Kiblatmu

  2. Izin share,pak.. kebetulan besok; 27 mei 2015, matahari kembali tepat diatas ka’bah..yang sering disebut ‘Hari Cek Arah Kiblat Internasional’ ..:)

  3. ijin share pakde

  4. Ternyata rumit sekali, yang tugas meluruskan arah kiblat moga2 sukses dan amalnya berlimpah

  5. […] saya masih penasaran juga, pernah nih saya nyoba membetulkan arah kiblat saya sendiri dengan metode ini. Asyik lhoo, kalau ada yang belum nyoba boleh dicoba. Ada banyak metode kok untuk memeriksa arah […]

  6. maaf,,

    menurut panduan yang saya pelajari adalah :

    matahari berada tepat melintasi Ka’bah pada tanggal 28 Mei dan 19 Juli,, [[ bukan 16 Juli, red ]]…

    dan waktunya adalah pada pukul 4,30 waktu setempat,,

    yaitu, setelah menghitung jam yang sebenarnya,,
    dengan pengukuran pada pukul 9.00.

    untuk mengetahui jam tersebut dengan menggunakan Rubu’ (alat rimbangan faLak yang berbentuk seperempat lingkaran),,

    sekian,,

    terima kasih,,

  7. moga bermanfaat bagi kita umat Islam, aaamiin

  8. Subhanallah, artikel diatas sangat bermanfaat …. jelas Ilmu Allah itu pasti, semoga menambah khasanah ilmu kita…. terus berkarya untuk kemurnian ibadah kita

  9. terima kasih infonya pakde…

    saya baru baca hari ini, kalau utk thn 2011 tepatnya jam berapa pakde?

    Waktunya tepat sama Mei 28, 16:18 WIB utk tahun 2011

  10. Betul. Harus disesuaikan waktu (jamnya) dengan jam lokal. Karena matahari ada diatas itu tepat jam itu.

  11. Wah pakde, kalau untuk daerah Indonesia Timur Bagaiamana? Kalau WIB jam 16.00 disana kan 18.00 WIT

  12. saya mau tanya… kenapa perhitungannya pakai tanggal masehi.. sedangkan kita tahu kalau tanggal HIJRIAH ADALAH TANGGAL YANG PALING AKURAT…

    AWAS… SEKULARISME…

    INGAT ISLAM BERASA 100% ISLAM.. BUKAN PAKAI YANG LAIN..

  13. sangat ilmiah sekali.

  14. pa cara menghitung kalender masehi ke hijriah aku lupa rumusnya kalau bapak tahu, terima kasih sekali

  15. […] Baca Detail Dongeng: 28 Mei dan 16 Juli – Hari Meluruskan Arah Kiblat « Dongeng Geologi […]

  16. yang pertama yang paling penting adalah niatnya, soal arahnya ya semakin presisi semakin baik…
    sayangnya, saya terlambat menyimak tulisan ini… *nunggu tahun depan nih!* 🙂

  17. wah smoga slat qt slama ini diterima ya…
    makasi atas infonya

  18. Asslm wr wb.

    Alhamdulillah, terima kasih atas pencerahannya Pak Dhe…
    Beda banget ma MUI yg mengeluarkan fatwa tapi kurang adanya sosialisasi dan solusi

    Wassalam wr wb

  19. Ass.
    Saya sangat terima kasih sekali atas termuatnya berita ini, karena sangat membantu untuk lebih meyakinkan kemantapan sholah kita seberapa jauhsih perubahan yang terjadi, jadi bukan hanya kata orang saja. kalau tidak keberatan jika ada informasi apa saja yang berhubungan dengan ibadah kami diberikan info.kebetulan saya jadi ketua pembangunan masjid dan ketua yayasan sosial
    jaza kumullohi khoiron kasiro wassalam.

  20. Terima kasih atas info yang penting ini

  21. di daerah saya banyak banget masjid yang jadi geser arah kiblatnya,,, waduch…!!

  22. Wuah.. pak kyai-nya tau cara centering ama leveling alatnya ndak ya?

  23. Ok, matur thenkyu semoga tidak terlewat, dan menambah khusyuk sholat kita. Salaam

  24. Terimakasih infonnya, kebetulan saya baru mau mengevaluasi kembali arah kiblatnya, setelah tahun lalu saya luruskan.

  25. Salam kenal Pak, saya blogger baru nih 🙂

    Artikelnya bagus banget Pak, baru tau kalo ada cara semudah ini meluruskan arah kiblat. Moga-moga dengan arah kiblat yang benar, ibadah kita makin afdhal..Amiin

  26. Terimakasih sekali atas informasi yg saya tunggu2, selama ini penghitungan arah kiblat masih kira2, sehingga banyak musholla/langgar/masjid yg belum tepat arah kiblatnya. Tapi mudah2an kekeliruan ini tidak mengurangi kekhusukan dalam sholat, amin..

  27. Pak Ustadz,

    Ada yang pernah nanya masalah kiblat ini, sebagaimana komentar yang diatas memang sering ada masalah kiblat ini, tapi seharusnya janganlah sampai menimbulkan perpecahan dalam beribadah. Janganlah sampai karena perkara miring 1-2 derajat malah mendirikan shaf (barisan) yang tersendiri.
    Kata guru ngaji saya, jaman Rasul dulu juga ga Rasul ga bawa kompas ketika berpergian, jadi untuk detail 1-2 derajat ga dipermalahkan yang penting kita sudah berusaha untuk menghadap ke posisi yang benar.

    salam,
    argo

  28. gak ada salahny diikuti

  29. Artikel ini sangat bermanfaat. Semoga berkah bagi penulis dan pembaca. Amiiiin.

  30. Artikelnya bermanfaat banget
    Terima Kasih Pak,,,

  31. wah.. makasih pak, dah lama nyari ulasan ini dan nunggu moment untuk ini, walau agak telas saya bacanya 🙂
    maturnuwun.

  32. pakde, minta izin di share ke fb

  33. terima kasih atas infonya.. sangat urgent untuk masalah ini..

  34. slam kenal Mas,, saya blogger Newbie nih..
    Artikelnya sangat Menarik Mas… ^_^

  35. buat putrago::

    shalat khusyu’ kalo kiblatnya gak bener (padhal sudah tau, atau mendapatkan informasi tentang arah kiblat yang bener) kok rasa²nya juga kurang tepat.

    bukankah dalam niat shalat ada kata² “mustaqbilal qiblati” (menghadap kiblat), dan kiblat kita sudah ditentukan yaitu Ka’bah yang ada di Makkah???

    Analogi mudahnya, kita menghadap raja/presiden dengan memiringkan badan… apakah ini etis???

  36. Assalamualaikum, Wr, Wb.

    Dalam buku “Berjumpa 26 Nabi”, (Pustaka Pesantren, 2008), yang dikarang oleh Syekh Pandrik / Argawi Kandito, dalam salah satu wawancara dengan Yang Terhormat, Nabi Ibrahim, di jelaskan bahwa salah satu kriteria pembangunan ka’bah dipermukaan bumi adalah: suatu tempat dimana tidak terdapat bayang-bayang matahari, tepat pada saat dzuhur. Jadi pendapat tersebut mendukung kriteria tersebut, dan dapat dipergunakan secara tepat dan praktis. Terutama apabila kita sedang berpetualang di tengah hutan, atau berlayar di lautan, berperahu di danau yang luas, mendaki gunung, dll. Kalau pakai kompas agak sulit sedikit, karena ada hitung-hitungannya. Sesuai dengan anjuran MUI pun gak masalah. Akan tetapi kalau kita cinta kepada-Nya, dan melihat permasalahan dengan jernih, dan mematuhi hukum-hukum alam yang telah ditetapkan-Nya, semoga hal tersebut mendapat ridho dan barokah dari Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi. Dalam hal ini kita pun merasakan secara langsung nilai tambah dari ilmu pengetahuan yang dapat meringankan beban hidup kita, dan kita dapat memahami ALAM SEMESTA Ciptaan-Nya, yang kesemuanya diciptakan untuk membantu kita dalam menjalani hidup ini. Salah satu manfaat lain yang telah lebih dahulu digunakan oleh umat manusia adalah letak bintang di malam hari, yang dapat dipergunakan sebagai sarana menentukan arah dalam sebuah pelayaran. Demikian Wallahualam bishowab. Wassalamualaikum Wr.Wb, Semoga Allah selalu meridhoi dan memberkahi Web ini serta Bapak Roviky dan Keluarga Amien.

  37. mudah2an aku ndak lupa pas 26 july lah, soale baru baca tadi 29 mei. dah kelewatan ya.. makasih banyak infonya. semoga sholat kita tambah khusuk ya..amin

  38. yang penting sholatnya khusyuk

  39. […] Sahabat angkasa, Muthoha Arkanudin, dibawah ini menuliskan hari khusus dan istimewa buat kaum muslimin, yaitu hari dimana pada jam tertentu merupakan saat matahari tepat berada diatas Kabah. Sehingga mudah bagi daerah-daerah lain untuk mengukur […] View full post on WordPress.com Top Posts […]

  40. pokoke jgn sampe ada perpecahan di antara ummat Islam. jgn sampe di masjid ada dua shaf yg beda arahnya.
    penjelasan panjang bisa baca di http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/polemik-arah-kiblat-yang-tidak-tepat.html

Tinggalkan komentar