Bersejarah – Kesadaran soal waktu


Lukisan dining 2Dimensi

Kesadaran manusia untuk bersejarah juga sebenernya belum lama kalo kita runut balik. Waktu sebagai dimensi ke empat juga belum lama kita sadari looh ….

Tulisan dibawah sebelum ini merupakan salah satu kemungkinan bagaimana kalau aku berjalan mengikuti garis waktu, kembali ke masa lalu … limabelas juta tahun yang lalu 🙂

Apa iya time travel itu bisa ?

Kesadaran dan penggambaran 3 dimensi.

egypt.jpgManusia jaman dahulu tidak dapat menggambarkan tiga dimensi … percaya ndak … cubak saja kalo dilihat di peninggalan-peninggalan “early painting” (Cave painting) di Ustrali hingga relief di Pyramid Mesir … semua digambarkan miring alias dari samping. Begitu repotnya mereka membuat gambar tiga dimensi, begitu sulitnya menggambar manusia dengan dua tangan “dari samping” … Saya melihat gejala ini sebagai kesadaran atau penggambaran ruang pun belum lama kita dapatkan. Selain itu masih ada looh yang percaya bumi ini datar atau dikenal dengan “flat earth

Di Indonesia ini anda akan dengan mudah melihat pada candi-candi yang menggambarkan dalam 2 dimensi. Walaupun beberapa relief candi ada yang sedikit menggambarkan manusia dari samping dengan mata terlihat dua, disebalah ini relief candi Borobudur yang menggambarkan sedikit diatas dua dimensi. Wayang kulit juga satu matanya (makanya ada sitilah semata wayang ) …. Namun faktor jarak jauh dan deket susah sekali menggambarkannya dalam bidang 2 dimensi (kertas, kulit atau relief) …. kuncinya “Persepective” atau cara pandang.

Lukisan atau penggambaran perspective yang sangat terkenal adalah “The Last supper“-nya Leonardo da Vinci (1498). Da Vinci yang ini memang hebatt, yang dengan piawainya menggambarkan perspective ruang ini. Barulah kemudian Descartes (1596-1650) memunculkan geometri dengan cartesian coordinate (koordinat kartesian) dengan sumbu x,y dan z. Namun ada yang menyatakan Nicole Oresme (1323-1382) yang lebih dulu menggambarkan koordinat geometri, seratus tahun sebelum Da Vincy menggambar the Last Supper.

Kesadaran dimensi ke 4 (Sang Kala)

Einstein (1879 – 1955) dengan early quantum physicsnya hanya menyatakan relativitas pengamat dalam arti posisi namun ini juga mencetuskan sedikit kesadaran akan waktu karena dia banyak menyinggung soal waktu dan banyak pertanyaan tentang “time travel” sejak saat itu… Juga Charles Darwin (1809-1882)dengan evolusi darwiniannya juga membuka mata adanya “perubahan” memberi andil juga dalam kesadaran soal waktu .. karena melihat perubahan itu adalah melihat dalam garis waktu ….

Padahal 1500 tahun yang lalu Aurelius Augustine (354-430) sudah bertanya-tanya soal waktu ini apakah itu “past present and future” ? dan ndak terjawab sampai 1500 tahun !

Kemudian perkembangan fisika moderen saat ini menyinggung abis soal waktu ini aku ndak tahu persisnya siapa yang memulai …

Namun aku lebih suka dengan Stephen Hawking yang dengan piawainya menuliskan “Brief History of Time“, Dalam buku ini Hawking menceriterakan soal waktu. Bagaimana dengan waktu paralel, cone waktu … hingga dia sendiri masih mempunyai tiga anak panah sang waktu :Hawking Time

  • Psychological arrow (kenapa kita ingat ‘kemaren’ tapi ngga tau ‘besok’ ?)
  • Thermodynamic arrow (ini sakjannya menyinggung non zero sum, semua membesar)
  • Cosmologic arrow

Nah jadi kesadaran akan dimensi waktupun belum lama dikenal dengan baik oleh manungsa …. itulah sebabnya aku sekarang meragukan,  … ya kalo masih ndak boleh ya mempertanyakan saja lah …. karena sejatinya teori-teori sejarah yang notabene berpikir tentang masa lalu lalu itu muncul sebelum kesadaran akan waktu seperti sadarnya saat ini ….

Sudah semestinya pendapat-pendapat tentang masalalu harus dilihat dengan pandangan saat ini, banyak istilah khusus tentang hal ini. Ada yang menyebutkan membumikan sejarah, menerjemahkan bahasa dewa atau bisa juga reinterpretasi masalalu. Dengan demikian sejarah bukanlah harga mati dan statis, sejarah haruslah dinamis dan dipandang sesuai dengan jamannya masing-masing.

(Nanti suatu saat kali ada “sejarah masa depan”..!!)

Tulisan sebelumnya hanyalah berbicara psychological time arrow Ya karena penulis artikel ini adalah seorang geologist yang dalam setiap analisanya menggunakan waktu bahkan  mencoba berbalik ke masa 15 juta tahun yang lalu 🙂

12 Tanggapan

  1. kita jaga kelestarian alam di sekitar kita,dari kita melakukan pelestarian terhadap lingkungan,kita akan terhindar dari banjir ddan bencana alam yang lainnya..

  2. Waktu
Seperti matahari yang datang diufuk timur dan tenggelam diufuk barat.masa depan cma bisa dibayangkan tidak bsa dilihat atau dirasakan saat ini. Misteri dan kuasa pencipta alam semesta. Masa depan adalah hal yang belum pasti,tidak seperti masa lalu dan saat ini.yang pasti waktu yang akan menjawab.

  3. Waktu itu mengandung kenangan. Dan kenangan kita tentang masa lalu dan masa depan di masa kini sejatinya terenkonstuksikan dalam sistem dasar ilmu pengetahuan kita sendiri yaitu simbologi dasar, geometri, bilangan dan huruf untuk menjelaskan apa yang bisa kita cerap dengan inderawi maupun yang lebih halus lagi.

    Konsep waktu karena itu seiring dengan munculnya ukuran2 materialistik yang kita pahami hari ini untuk menafsirkan kenyataan atau realitas kehidupan.

    Tapi karena pengetahuan dasar kita mentok di bilangan irrasional, makanya akan selalu muncul dislokasi2 dalam pemahaman kita tentang alam semesta.

    Termasuk dalam hal ini ketika manusia mulai menyadari adanya Tuhan sebagai sesuatu yang ideal sempurna yang masih bisa diharapkan dan Maha Tinggi.

    Karena itu kesadaran atas waktu bagi manusia yang paling indah sebenarnya tercantum dalam firman Allah:

    Demi masa,
    sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian kecuali mereka yang saling menasihati dan mempunyai kesabaran.(QS 103:1-3)

    3 ayat Qs 103 itu sebenarnya mewakili konsep Hawking tentang waktu dan kesadaran psikis mansuia atas waktu yang dibagi menjadi masa lalu, masa kini dan masa depan.

  4. hmmm…. menurutku waktu yang telah berlalu tidak bisa kembali lagi dan masa depan adalah masa yang belum datang. Ngomong opo aku iki.

  5. Wah…wah..wah, mudah-mudahan yang di 4D memang santun-santun ya Dhe, jadi ntar pas kita sampe “sana” diterima dengan penuh kesantunan (tapi mereka sudah pergi kemasa depannya lagi ya Dhe?). Jadi taon 2010, 2020, ato 2050 sekarang udah ada ya Dhe, dan kita bisa kesana kapan saja (kalo ada perantaranya)?, memang standratnya kita mesti lewat 2008, 2009 baru 2010. tapi wong tahun 2005 saja memang pasti ada (karena sudah kita lewati), jadi bener..bener…bener Dhe, memang kalo dinalar-nalar memang harusnya masa depan itu sudah ada, cuma kita belum sampe kesana kali. bingung..ngung…ngung Dhe.

  6. Ziarah Kemasa depan .. 🙂

    Seringkali yang menjadi sulit ketika adanya “waktu” dianggap sebagai sumbu ke empat dari alam 3 dimensi.

    Di alam dua dimensi orang tidak mengenal atas dan bawah, mereka mengenal utara dan selatan timur barat … tetepi kata2 atas sangat absurd bagi mereka ini … Dunia dua dimensi ini juga kaget ketika tiba2 ada bola datang dari entah barantah membal (mantul), mereka hanya bilang wah ada yang tiba2 muncul dan hilang lagi … Padahal bagi yg hidup di alam tiga dimensi bilang … halllah cuman bola mantul aja bingung … wekekekeke 😀

    Bagi mahluk manusia yg hidup di tiga dimensi … kebingungan si manusia dua dimensi jadi lucu .. wuikikiki ….

    Brangkali mirip begitu juga jika ada orang yg mampu hidup di alam 4 dimensi … namun disini jangan dipahami bahwa dimensi ke empat tambahan sebagai sumbu tambahan …. karena waktu itu bukan bagian dari dimensi ruang. Mereka mungkin akan akan ketawa-ketiwi seperti kita menertawakan mereka yg hidup di alam dua dimensi (flat earth era).

    Mengapa mereka yag memilki dimensi hidup 4D ngga menyapa kita? … mungkin mereka ini sangat santun ngga seperti pengendara motor yg suka naik ke trotoar. 🙂
    wekekeke

  7. Edi,
    Kalau inget kemarin dan inget nanti itu akan kaco, karena ingatan (momory) selama ini berjalan satu “arah”. Tapi juga belum tentu looh … karena syapa tahu nantinya ada dimensi atau “sumbu” lain yang diketemukan.

    Dulu ketikuka orang berpikir flat earth, juga takut berlayar ke ujung laut kan ?

  8. P’dhe, kira2 mesin waktu itu bisa dibikin gak ya? tapi kalo baca buku2 teorinya kang hawking (lebih tepatnya tanggapan) tentang teori relativitasnya pak liknya-einstein- kan mungkin2 saja ya. Nah kalo bener2 mesin waktu bisa dibikin nih, brarti kita ada di zaman kebingungan dan serba ndak jelas. Lha coba bayangin, sekarang kita merasa ada di waktu kita sekarang, yang kita percayai bahwa “waktu kita ini adalah bener-bener real time”, eee tiba2 ada orang datang dan ngaku sbg “kita” di masa mendatang, apa ndak bingung. Brarti kita skrg hidup di waktu yang pernah dia jalani, dan itu brarti lak kita hidup di waktu apus-apusan to. Trus piye niku pak dhe. Kalo ada mesin waktu lak blaik tenan to.

  9. Tapi Dhe,
    Kalo ingat kemarin dan tau esok hari atao minggu depan, atao bulan depan …. kira-kira akan kaco enggak ya??

  10. oke juga! gua jadi inget lagunya raihan “demi masa”. pasti ada awal ada akhir. semua waktu yang menentukan

  11. wah… jan ada juga yang ngoprek masalah ini. udah lama aku tidak mendalami tentang hal ini. yah begitulah pak Dhe, agaknya kesadaran tentang arti penting sejarah dalam masa tertentu sangat wajib menjadi pandangan dalam menentukan arah selanjutnya. eh… apakah maksudnya begitu pak Dhe? bingung aku….

Tinggalkan komentar