Microburst : Angin turun saat kecelakaan Lion Air (kajian cuaca)


Kecelakaan pesawat selalu dihubungkan dengan cuaca, kelalaian pilot, kesalahan alat dll.

Dibawah ini salah satu kajian dari rekan HAGI (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia) yg diterima dari mailist HAGI.

Sebagai bacaan saja dulu ya, sebagai pembelajaran tentang mengenali cuaca.

😦 “Iya Pakdhe, Ini hanya belajar ilmu meteorologi saja kan ?. Nanti jangan dianggap mendahului penelitian resmi, ya”

Kajian Data Cuaca saat Jatuhnya Pesawat di Denpasar 13 April 2013

Oleh : Paulus Agus Winarso
Mantan Anggota KNKT bidang Meteorologi 2003 – 2010
Kepala Unit Penelitian dan Pengabdain Masyarakat Akademi Meteorologi & Geofisika

 

Jatuhnya sebuah pesawat angkutan udara di Bandara Ngurah Rai, Denpasar Bali pada hari Sabtu, 13 April 2013 telah menimbulkan berbagai tanda tanya tentang sebab musababnya pesawat baru jatuh sebelum mendarat di landasan. Berbagai analisis dan komentar seputar jatuhnya telah bermunculan dan pada kesempatan lain hasil penyelidikan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi yang bekerja secara professional umumnya membutuhkan waktu yang cukup panjang. Dan yang menarik dari kondisi jatuhnya pesawat adalah dalam kondisi pesawat baru dan crew pesawat yang dari hasilnya sehat dan tak ada indikasi pengaruh narkoba, apakah masalah peralatan dan kesalahan manusia patut diperhatikan. Maka dari berbagai wacana dan sudut pandang telah memberi persepsi dan kondisi yang cukup menarik dan menarik untuk dikaji dan diperhatikan dari peristiwa jatuhnya pesawat di Denpasar pada Hari Minggu sore lalu.

Karena berbagai pandangan dan wacana yang berkembang hingga kini ada yang berpandangan bahwa pengaruh arus turun atau dalam istilah dunia penerbangan arus udara turun dari pesawat secara tiba-tiba yang umumnya berasal dari awan penghasil kondisi cuaca buruk yang diistilahkan sebagai awan Cumulonimbus (awa Cb.).  Awan Cb. bila terjadi di suatu kawasan umumnya memberikan kondisi yang kurang kondusif bagi mahluk hidup karena menghasilkan kondisi hujan badai (hujan lebat yang terkadang ada esnya), badai guntur (petir bersahut-sahutan) dan angin badai (angin kencang yang turun dari awan atau dalam awan itu  sendiri yang terkadang berlanjut dengan hadirnya putting beliung. Ke tiga kondisi badai inilah yang umumnya terjadi bila awan Cb. giat di suatu lingkungan. Kondisi cuaca buruk yang terjadi umumnya pada ketinggian dasar awan atau sekitar ketinggian 1000 meter dari muka tanah hingga muka tanah. Awan Cb. yang umumnya diikuti dengan cuaca buruk termasuk umumnya diikuti oleh awan hitam pekat yang bergolak atau istilah teknisnya awan Nimbostartus (Ns). Bila Awan Cb. dan awan Ns. ada memberi petunjuk adanya kondisi salah satu dari ketiga badai terjadi. Seperti telah diinformasikan bahwa pada saat akan mendarat menurut berita disinyalir adanya awan hitam pekat pada saat pesawat bahas tersebut akan mendarat. Untuk meninjau kondisi termaksud akan disajikan beberapa data hasil pengamtan cuaca yang dilaksanakan oleh Stasiun Pengamatan Cuaca di Bandara, hasil pengamatan awan dari satelit cuaca dan analisis angin permukaan untuk mengetahui situasi kondisi cuaca yang terjadi. Data cuaca termaksud merupakan data sekunder yang berasal dari situs-situs seperti ogimet, Biro Meteorologi Australia dan tambahan analis sebagai kondisi yang umumnya dilaksanakan untuk menganalisis kondisi cuaca saat terjadi musibah kecelakaan pesawat akibat cuaca buruk.

Menilik jatuhnya pesawat yang tidak mencapai landasan pacu menujukan bahwa pesawat mengalami pemaksaan penurunan ketinggian jelajah dan jatuh ke laut, sebagai mana pesawat yang akan mendarat umumnya diatur dan disesuaikan dengan kondisi cuaca saat pendaratan yang cukup kondusif bagi pendaratan. Tetapi hadirnya kondisi di luar kendali dengan hadirnya arus turun dari awan merupakan kondisi yang mungkin terjadi, karena dari perhitungan awal saat akan landing terkesan tidak ada kondisi yang mengganggu dan mendarat dengan mulus. Namun hadirnya angin turun dari awan atau beda kecepatan angin baik mendatar dan vertikal secara mendadak berakibat perubahan besar saat pesawat turun secara perlahan-lahan untuk mencapai landasan pacu untuk mendarat, dimana terjadi penurunan ketinggian secara mendadak. Pengalaman pengaruh downdraft dalam skala kecil atau istilahnya Microburst pernah terjadi dan mengganggu kondisi cuaca beberapa puluh tahun lalu di Bandara Polonia Medan. Dimana saat pesawat mendarat yang kemudian mendapat angin turun dalam skala kecil atau microburst mendaratkan pesawat sejauh beberapa kilometer jaraknya dari landasan untuk mendarat.  Gambaran awan dan microburst termaksud akan disajikan dalam gambar berikut ini,

Gambar 1

Gambar 1 : Awan badai (awan Cb.) dan gambaran arus angin yang tidak beraturan mulai tumbuh (a), giat (b) dan (c) dengan beda angin kecepatan yang menciptakan arus udara golak-galik (udara naik/turun)

Dari gambar 1 tersebut untuk gambar (b) dan (c) dimana dasar awan tersebut umumnya menyatu dengan awan hitam pekat jenis awan Ns. seperti yang banyak dibicarakan dari berbagai berita seputar kondisi saat mendarat teramati adanya awan hitam pekat. Downdraft atau arus turun ini ada dalam awan Cb. yang ada seperti tergambar bahwa dalam awan telah ada beda kecepatan angin sedemikian yang umumnya tidak beraturan dan kondisi udara golak-galik/turbulensi terjadi dan lahirlah kondisi microburst seperti gambar berikut ini,

Gambar 2

Gambar 2 : Kondisi microburst menghadang pesawat yang akan mendarat .

Untuk mengetahui kondisi cuaca saat terjadi musibah akan disajikan hasil pengamatan cuaca tiap jam dari stasiun pengamatan cuaca Bandara Ngurah Rai seperti berikut,

Tabel 1 : Hasil Pengamatan Cuaca tiap 3 jam Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali

Tabel 1

Data pengamatan tiap 3 jam menggunakan data UTC (Unit Time Conversion) atau tambah 8 untuk WITA (Waktu Indonesia Tengah). Lihat baris diatas data 04/13/2013 jam 06.00, 09.00 dan 12.00 UTC (jam 14.00, 17.00 dan 20.00 WITA), dimana kondisi berawan dan antara jam 18.00 – 19.00 terjadi hujan dan petir) yang berarti bila ada petir menunjukan kondisi hujan badai dan badai Guntur terjadi. Sedangkan data angin kencang dapat diperhatikan dari kondisi angin dari arah Timur dengan kecepatan di atas 5 km/jam terjadi sejak jam 11.00 s/d jam 17.00 WITA. Untuk kondisi kencang tidak terdapat dari pengamatan stasiun karena jaraknya cukup jauh dari musibah jatuhnya pesawat di laut.

Dari kondisi di Bandara Ngurah Rai Denpasar saat mendarat memang benar berawan banyak dan kemudian giat suatu kondisi cuaca buruk atau hadirnya awan Cb. Seperti biasa awan Cb tersebut hadirnya cuaca buruk tidak lepas dari adanya gangguan cuaca seperti tekanan rendah atau palung tekanan rendah dan sepertinya kondisi tersebut terjadi dari gambar awan dari satelit cuaca dalam gambar terlampir yang menunjukan bahwa benar pada Minggu sore tanggal 13 April 2013 kawasan Bandara Ngurah Rai Denpasar tertutup awan dan terjadi gangguan berupa giatnya sebuah tekanan rendah seperti dalam gambar 3 dan 4 berikut ini.

Gambar 3

Gambar 3 : Kondisi awan tanggal 13 April jam 17.00 WITA, warna putih adalah awan

Dari pantauan satelit tiap jam mulai dari jam 14.30 WITA s/d jam 16.30 WITA awan menutup dan cenderung meningkat akibat adanya kondisi pusat tekanan rendah. Sebagai kondisi tekanan rendah umumnya menarik udara dari sekitarnya yang basah, maka awan penghasil cuaca buruk berkembang mulai menjelang sore jam 15.30 hingga malam hari.  Seperti terlampir dalam lampiran dari kondisi analisis garis arus tream line pada jam 08.00 WITA atau jam 00.00 UTC.

Gambar 4

 

Gambar 4: Analisis Medan Angin saat terjadi musibah jam 08.00 WITA yang menunjukan adanya pusat tekanan rendah yang memicu perkembangan awan Cb. dan awan Ns. yang berlanjut terjadinya cuaca buruk dan peluang kejadian arus udara turun/downdraft atau dalam istilah dunia penerbangan “Microburst”

Hadirnya gangguan pusat tekanan rendah di paghi hari tanggal 13 April 2013 di sekitar kawasan P. Bali dan P. Lombok telah menggiatkan udara masuk dan mengumpul. Dalam dunia meteorologi udara bertemu atau mengumpul (convergen) akan menyebabkan udara terangkat ke atas, selanjutnya pembentukan awan terbentuk. Seiring tambahan gangguan cuaca  pembentukan awan badai Cb. dan awan cuaca penanda hadirnya buruk (awan hitam pekat atau awan Ns.) terjadi dan terjadilah 3 kondisi angin badai yang menghasilkan beda angin/wind shear yang berlanjut terjadinya micro burst di sekitar pantai dekat landasan pacu. Terpantaunya awan, hujan dan petir setelah terjadi musibah dari hasil memberi  indikasi hadirnya cuaca buruk khususnya down burst.  Sebagai mana down burst atau angin turun dala awan sulit terpantau dalam pengamatan radar dan hadirnya secara mendadak, kondisi ini memberi gambaran khususnya dari sisi ilmu cuaca berdasarkan hasil pengamatan, penelitian dan pengkajian dengan memperhitungkan data dan pengetahuan meteorologi.  Sebagai mana kondisi hadirnya downburs secara mendadak, maka menghindari kawasan awan Cb.  dan awan Ns. yang giat di suatu kawasan merupakan cara terbaik untuk menghindari kondisi yang mengganggu dunia penerbangan khususnya pesawat  yang akan mendarat di suatu lokasi. Pelajaran ini akan menjadi bahan dan pertimbangan sekaligus mengingatkan pentingnya pengetahuan ilmu cuaca untuk menguak lebih lanjut kondisi cuaca di kemudian hari.

7 Tanggapan

  1. Lautnya kok gak tercemar BBM pesawat…mestinya tangki BBM bocor….padahal harusnya BBM masih cukup utk kembali terbang ke Jakarta ……Zangan2 kehabisan BBM….

  2. Lion air menurut YLKI perlu diaudit Management oleh siapa? atau yang mengaudit KNKT? Pesawat baru dan type nya juga yang paling baru

  3. lagi pas mau darat mungkin ada hempasan angin kali yah gan, sehingga salah landing,

  4. Kenapa di Blognya Ahli Geologi Indonesia sudah lama tidak menayangkan artikel?

  5. Kasus kecelakaan pesawat terbang di Bandung 2 tahun yang lalu juga karena faktor hembusan angin. Tapi sangat menyukai kajian data cuaca.

  6. Pak, kalau orang jawa bilang masih untung ya, jatuhnya di laut, coba kalau di darat. kayaknya bisa lebih fatal.

  7. Pakdhe, ini ada dokumenter tentang microburst di Delta Air Lines Flight 191, dan ini mematikan : Ntionl Geogrphic’s Air Crash Investigation : Slammed To The Ground

Tinggalkan komentar