Main Shock itulah warningnya !


Benarkan bencana gempa tidak memiliki tanda-tanda sebelum terjadinya, apa iya alam tanpa warning sign ?
Bagaimana dengan perilaku hewan, bagaimana dengan awan gempa ?

😦 “Lah iya ta pakdhe, wong gempa itu datangnya ujug-ujug gituh ”
😀 “Sing ujung-ujug itu kan awalnya thole. Selanjutnya bisa diprediksi, kan ?

Apa itu main-shock ?

Semua getaran yang terjadi sebelum gempa besar disebut gempa awalfore-shock, getaran terbesar yang terjadi disebut gempa utama – main-shock dan getaran-getaran gempa yang terjadi setelahnya disebut gempa susulan – aftershock. Kali ini akan ditunjukkan bahwa peristiwa bencana gempa tidak hanya terjadi pada saat goyangan gempa utama mainshock saja.

😦 “Looh Pakdhe, mengapa tidak melihat atau mengamati foreshock-nya saja, sehingga kita bisa tahu bahwa gempa besar akan terjadi ?

Dapatkan Foreshock dipakai untuk memperkirakan gempa utama ?

mana-foreshock.jpg

Ini yang seringkali sulit diketahui karena tidak setiap gempa kecil-kecil ini akan diikui oleh gempa besar. Coba seandainya yang terjadi seperti disebalah kiri ini. Kita tidak akan tahu kapan gempa utama itu akan terjadi. Gempa kecil-kecil ini sering kali terjadi namun tidak diikuti gempa besar. Sehingga sama saja kita tidak mengetahui kapan gempa utama akan terjadi setelahnya.

😦 “Lah kalau setiap gempa kecil dianggap foreshock pertanda, kapan datengnya mainshock juga masih tandatanya ya pakde?”

Pada waktu mainshock terjadi goyangan akan terasa paling kuat. Besarnya goyangan gempa yang dirasakan ini sangat tergantung dari besarnya magnitude gempa, kedalaman pusat gempa serta jarak dari pusat gempa. Semakin dangkal pusat gempanya maka dipermukaan akan sangat terasa goyangannya. Semakin jauh dari pusat gempa juga akan semakin kecil rasa goyangannya. Pada dasarnya gempa adalah gelombang sama dengan gelombang suara, maka getarannya akan mengikuti kaidah suara juga. Seperti kalau kita mendengarkan suara yang semakin jauh semakin sayup-sayup. Juga gempa dapat memantul-mantul seperti suara yang memantul-mantul. Ingat kasus gempa Jogja, kan ?

Pada saat mainshock terjadi tentu saja kondisi bangunan masih paling kuat, sehingga daya tahan bangunan sebenarnya masih paling OK untuk menahan goyangan ini. Tentu saja juga tergantung konstruksinya. Ada konstruksi yang di desain tahan gempa kekuatan tertentu namun ada pula (kebanyakan) yang tidak. Namun secara umum kondisi bangunan pasca gempa utama justru masih OK untuk melarikan diri. Goyangan gempa dangkal dengan kekuatan 6 SR biasanya kurang dari satu menit.

Setelah terjadi gempa utama akan disusul oleh gempa susulan (aftershock). Selang waktu antara gempa utama dengan gempa susulan biasanya lebih dari satu jam hingga beberapa hari. Dengan semikian kita memiliki peluang emas untuk menyelamatkan diri sejak saat gempa utama berhenti hingga gempa susulan.

Bagaimana dengan tsunami akibat gempa ?

Apabila merasakan gempa di pinggir pantai yang diikuti surutnya air laut, larilah keatas.

Menurut model yang dibuat oleh Pak Hamzah  (ITB) serta animasi tsunami disini Animasi Tsunami Mentawai Oktober 2010 memperlihatkan bahwa tsunami datang di pantai barat kepulauan Mentawai ini hanya 15 menit setelah gempa. Sedangkan kalau kita teliti pada pengumuman BMG muncul 7 menit setelah gempa. Artinya kalau mengandalkan alat kita hanya punya 8 menit saja. Mana cukup waktu buat menyelamatkan diri ?

Dengan demikian yang paling tepat adalah menggunakan goyangan gempa itu sendiri sebagai early warning tanpa harus menunggu hasil pengukuran lainnya. Pengukuran goyangan gempa saat ini sudah lebih akurat serta tersedia dalam waktu yang sangat cepat.

Tradisi cerita dari Eyang Buyut

Cerita legenda dapat menyelamatkan

Di Simeulue dikenal cerita SMONG, ya ceritera yang menggambarkan bagaimana kisah munculnya tsunami setelah gempa dan air surut. SMONG ini telah menyelamatkan penduduk Pulau Simeulue pada Tsunami Aceh 2004. Walaupun desa mereka hancur tetapi mereka semua selamat.

Cerita Simbah buyut pada anaknya akan menyelamatkan anak-cucunya kelak. Tsunami besar  sebelumnya terjadi pada tahun 1907, namun cerita turun temurun menyelamatkan anakcucunya pada tahun 2004. Cerita legenda yang lintas generasi.

Salam WASPADA

Tulisan terkait :

7 Tanggapan

  1. […] 2. Main Shock itulah warningnya […]

  2. awan gempa ? apa’an itu pa’dhe……..terangin dong : )

  3. bukankah pejabat dan pegawai di lembaga yang ngurusin itu berisi orang-orang pandai?
    saya yakin mereka juga sudah mengetahui seperti apa yang dijelaskan pak Dhe, kalau tidak pandai dalam bidangnya masak mereka bisa masuk ke lembaga itu.
    percayalah Pak Dhe, mereka mumpuni juga dalam bidang itu.

    –> Yups trims konfirmasi bahwa mereka memang orang-orang yang terpilih. Semoga bukan karena kemalasan yg menjadikan jatuhnya korban. Amien.

  4. Pak De, tentu bisa hitung jarak sumber gempa ke Pagai Selatan dan tau kecepatan tsunami. Masa sih menempuh 15 menit ????? Cukup lama tuh.

  5. Memang benar kearifan lokal ‘smong’ menyelamatkan sebahagian besar jiwa penduduk S’lue. Ada juga korban jiwa waktu musibah 2004 lalu yakni 3 org anak beranak yg tergiur melihat ikan-ikan menggelepar akibat air laut surut jauh ketengah serta 4 orang lagi akibat runtuhan bangunan gempa 9,2 SR yg menimpa mereka.
    Prinsipnya bila terjadi gempa –baik skala kecil maupun besar– dibarengi ‘surut’nya air laut maka tanpa dikomando seluruh lapisan masyarakat lari ketempat-tempat tinggi atau bukit.
    Suatu pengecualian bila hanya gempa saja tanpa adanya surut air laut, penduduk hanya mengamankan diri dari gempa saja dan tidak sertamerta lari ke bukit!
    D’kian tambahan info, salam.

  6. pas aku dipadang, orang ndak nunggu sirine TEWS buat lari pak dhe, gempanya yg mengakibatkan orang ngungsi ke bukit.. udah ada simulasinya kan ya disana.. di pagai mungkin simulasinya ndak ada

Tinggalkan komentar