Meramal Gempa #2 – Pasti bisa atau harus bisa !!


terbang.jpgSejarah membuktikan !

  • Tahun 1895 Lord Kelvin (ahli matematika Inggris dan ahli fisika, president of the British Royal Society), membuat fatwa : Mesin terbang yang beratnya lebih besar dari udara adalah mustahil
  • Tomas Edison di tahun yang sama (1895) juga sudah angkat tangan mengatakan “Semua kemungkinan untuk pembuatan pesawat terbang sudah sangat melelahkan, sekarang saatnya kita beripikir untuk hal yang lain“.
  • Manusia tidak akan bisa terbang dalam limapuluh tahun kedepan, kata Wilbur Wright kepada saudaranya Orville Wright tahun 1901
    dan,
  • Di tahun 1903, Wright bersaudara TERBANG !!

😦 “Pakdhe jadi harus harus berani bermimpi, kaan ? Kalau gitu aku mau tidur eh mimpi meramal gempa, aah …. “ 😛

Pemicu gempa: dari dalam, dari samping dan dari atas.

gempapemicu.jpg

Sebelum ini kita tahu ada beberapa cara untuk meramalkan gempa, sekarang kita lihat ulang seperti apa gempa itu terjadi secara global. Disebelah ini menggambarkan terjadinya gempa dapat dipicu oleh beberapa aktifitas alam. Dari dalam bumi kita tahu adanya aktifitas inti (core), aktifitas mantle serta aktifitas kerak bumi. Semua aktifitas dari dalam ini akan sangat mungkin menjadi pemicu dari terjadinya gempa. Disamping itu gunung api yang sering juga muncul sebagai akibat dari aktifitas tektonik yang juga merupakan penyebab langsung dari gempa. Keduanya (gempa-gunungapi) dapat saling mempengaruhi. Gempa Jogja tahun 2006 lalu diperkirakan disebabkan oleh aktifitas Gunung Merapi, namun dilain pihak goyangan gempa Jogja meruntuhkan “geger boyo” sebuah tebing di puncak G Merapi yang akhirnya juga mempengaruhi aktifitas letusan. Selain itu pengalaman beberapa gempa besar terakhir ini sangat erat hubungannya dengan gerakan-gerakan benda-benda angkasa terutama bulan.

Sehingga kita tahu bahwa gempa bukanlah “single couse“, pemicu gempa bukan disebabkan satu jenis mekanisme saja.

😦 “Lah hiya rumit dhe, tapi sakjane bisa diramal enggak sih Pakdhe ?”

Mudah-mudahan dapat dimengerti betapa rumitnya mengetahui atau membuat model untuk meramal gempa. Sehingga perlu cara lain selain cara pertama sebelumnya dengan mempelajari/memprediksi secara statistikal berdasar kejadian masa lalu. Berikut ini dilanjutkan lagi bagaimana meramalkan gempa dengan metode-metode yang lain yaitu Pengukuran dan pengamatan tidak langsung (Indirect Measurement) dan Pengukuran langsung (Direct measurement).

Pengukuran tidak langsung adalah mengukur semua gejala yang muncul akibat adanya tekanan atau stress pada batuan. Pengukuran langsung adalah mengukur ada tidaknya stress didalam batuan atau lempeng segment gempa itu.

  • Pengukuran dan pengamatan tidak langsung (Indirect Measurement)

GAs Radon dan GempaGas Radon

Waktu saya kuliah tahun 1980-an emisi gas radon merupakan sebuah impian untuk mewujudkan prediksi gempa. Radon merupakan unsur radioaktif, dipercaya akan keluar ketika batuan akan melepaskan stressnya. Gas radon akan muncul pada air tanah ketika terjadi gempa. Namun hasil pengamatan ini seringkali hanya berlaku lokal, sehingga sulit diterapkan ditempat lain.

EM (ElectroMagnetic)

Saat ini yang sedang HOT dalam memprediksi gempa adalah mengukur Medan Elektromagnetik, atau EM (ElectroMagnetic). Di Indonesia merode ini juga diteliti oleh ahli-ahli di LIPI. Pak Doktor Djedi dari LIPI pernah mengatakan ada beberapa mekanisme yang diusulkan untuk menjelaskan fenomena medan EM yang berhubungan dengan gempa.

  • 1. Mechanism of charge generation due to piezoelectricity (lihat Ikeya and Takaki, 1996; Japan J. Appl. Phys.).
  • 2. Efek elektrokinetik, yang disebabkan oleh kehadiran lapisan elektrik ganda yang terbentuk pada ‘solid-liquid interface’ (i.e.: Bernabe, JGR, 103, 1998; Bernard, JGR, 97, 1992; Mizutani et el., GRL, 3, 1976).
  • 3. Pressure stimulated currents (i.e. Varotsos and Alexopoulos, 1986)
  • 4. Charged dislocation mechanism (i.e. Slifkin, Tectonophysics, 224, 1993)
  • 5. Phase transition mechanism (i.e. Lazarus, 1996)
  • 6. Stress induced electric signals in ionic cristals (i.e. Nowick, Ann. Rev. mater. Sci., 26, 1996).

Menurut Pak Dr. Djedi S. Widarto (Chairman of the IWSEP2007, LIPI, Indonesia), saking banyaknya mekanisme pembentukan perubahan gelombang EM, banyak para ahli gempa dan fisika bumi jadi bingung yang mana lebih dominan. Tapi paling tidak, penentuan jenis mekanisme ini sifatnya case by case atas suatu fenomena. Yang jelas, fenomena EM di litosfer lebih sederhana untuk menjelaskannya dibandingkan dengan fenomena EM di atmosfer atau ionosfer.

😦 “Whallah Pakdhe, kalau pak doktor bilang lebih sederhana itu mesti bikin sakit kepala, trus mesti untuk yang IPKnya tinggi saja ya dhe?” 😦
😀 “Mengko disik Thole, aku dewe yo mumeth kalau lihat rumusnya. Pakai gambar saja ya ?”

Electromagnetic Earthquake

eqf31

Deteksi Electro Magnetic (Source: http://www.spectrum.ieee.org)

Batuan yang menunjam kedalam bumi masuk ke dalam mantel. Mantel bumi ini diperkirakan memiliki fase cair. Batuan yang menekan dan tertekan ini akan menimbulkan gejala piezoelectric dengan memancarkan ion-ion yang mempengaruhi sifat elektrik materi disekitarnya.

Perubahan sifat elektrik ini yang akan mempengaruhi sifat-sifat gelombang EM di atmosfer dan ionosfer. Tentunya kita juga harus mengerti bahwa atmosfer dan ionosfer juga memiliki dinamikanya sendiri selain dipengaruhi oleh gejala lithosfer (gejala didalam bumi).

image351

Demeter (smsc.cnes.fr)

Kerumitan faktor pemicu diatas belumlah cukup untuk menggambarkan bagaimana rumitnya kejadian gempa ini. Problem tambahan ketika akan mengukur gejala-gejala EM ini terlihat di gambar sebelah. Selain EM itu disebabkan oleh adanya aktifitas gempa, gelombang EM juga dipengaruhi oleh :

  • Gejala angkasa : Matahari, meteor, dll
  • Gangguan aktifitas manusia : Ledakan, roket, jaringan listrik, pemancar radio dan televisi, gas emisi termasuk gas rumah kaca.
  • Gangguan dari alam : erupsi gunung api dan gepa bumi.

Perekaman gelombang EM

Sudah banyak alat perekam yang dipasang di daerah-daerah yg diperkirakan menjadi sumber gempa, bahkan sudah ada satelit yang di luncurkan ke luar angkasa untuk mengamati gejala-gejala perubahan EM yg berhubungan dengan gempa. Salah satunya DEMETER (Detection of Electro-Magnetic Emissions Transmitted from Earthquake Regions), sebuah satelit milik perancis yang diluncurkan ke orbit pada tahun 2004.

contoh-pengamatan-demeter.jpgdemeter-diatas-selat-makassar.jpgSalah satu hasil pengamatan DEMETER dapat dilihat disamping ini. Pada saat DEMETER melintasi selat Makassar ada tanggal 21 Jan 2005, tercatat adanya anomali pengukuran gelombang EM. Dan dua hari setelahnya terjadi gempa di sesar Palu-Koro di Sulawesi pada tanggal 23 Jan 2005, atau dua hari setelah terukur adanya anomali ini. Lihat hasil pengukurannya disebelah kanan.

Tentunya hal ini merupakan pertanda baik akan kemungkinan pengukuran gelombang EM sebagai petunjuk (precursor dari gempa).

😦 “Wah jadi sudah banyak peneliti-peneliti yang melihat gempa dengan cara fisis ya Pakdhe?”
😀 “Iya, jadi walaupun rumit, memprediksi gempa merupakan impian yang harus mampu diwujudkan untuk kelangsungan hidup manusia di bumi ini”

Jadi gempa bumi merupakan salah satu dari sekian faktor yang berpengaruh dalam dinamika gelombang EM.
Jangan putus asa hanya karena mendapat kesulitan.

Yang terpenting adalah serumit apapun permasalahan manusia ini selalu ada jalan seandainya manusia tidak hanya menyerahkan segalanya ke Yang Maha Membuat. Dia akan menunjukkan jalan kalau kita tidak putus asa dalam menghadapi cobaan.
Nah sementara ini dulu, nanti dilanjutkan lagi, ya. 😛

Bencana itu mulai datang ketika manusia sudah patah arang dan putus asa !

Referensi dan sumber gambar dan bacaan selanjutnya:

31 Tanggapan

  1. […] Meramal Gempa #2 – Pasti bisa atau harus bisa !! […]

  2. […] Sejarah membuktikan ! Tahun 1895 Lord Kelvin (ahli matematika Inggris dan ahli fisika, president of the British Royal Society), membuat fatwa : Mesin terbang yang beratnya lebih besar dari udara adalah mustahil Tomas Edison di tahun yang sama (1895) juga sudah angkat tangan mengatakan "Semua kemungkinan untuk pembuatan pesawat terbang sudah sangat melelahkan, sekarang saatnya kita beripikir untuk hal yang lain". Manusia tidak akan bisa terbang da … Read More […]

  3. Apabila terjadi hari kiamat,
    tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya.
    (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain),
    apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya,
    dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya,
    maka jadilah ia debu yang beterbangan,
    dan kamu menjadi tiga golongan.
    Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu.
    Dan golongan kiri[1449]. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu.
    Dan orang-orang yang beriman paling dahulu,
    Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah.
    Berada dalam jannah kenikmatan.
    QS 56: 1 ~ 12

  4. .

  5. Manusia meramal, Allah, SWT jualah yg menentukan

  6. Bukannya sok tau…! tapi saya memang pernah belajar “sedikit” tentang perbintangan. jauh sebelum alat bantu perbintangan (Teleskop, GPS Device dan semacamnya) ditemukan para pelaut telah menggunakan bintang sebagai petunjuk dilautan (dan itu pun tersurat dalam kitab suci). konon ada bentuk (rasi) bintang yang dapat dijadikan alat ukur kondisi alam (baik itu untuk meramalkan cuaca, kecepatan angin dan bahkan kekuatan dan lokasi gempa) dan ini terbukti pada gempa 26 desember 2004, dan gempa Nias 28 Mar 2005. menurut saya gerhana ini akan membawa kekeringan dihampir sepanjang tahun 2009. jadi bidang pertanian harus siap2 untuk bertahan.

  7. aveliansyah kah??

  8. LUAR BIASA…
    saya termasuk ke dalam salah satu dari sekian banyak pengunjung setia blog ini, tapi biasanya cuma baca doank, tanpa comment,, tapi kali ini gak tahan mo ngasi comment..

    pak dhe rovicky yg saya kagumi,, ternyata anda selain sabagai ilmuan juga sebagai motivator yA..
    terlihat dari paragraf pembuka dongeng ini, keren..

    sebelumnya saya merupakan salah seorang mahasiswa yg sangat percaya bahwa suatu waktu nanti gempa dapat diramalkan,..

    membaca dongeng pakdhe menambah wacana baru bagi saya,,

    sebelumnya saya pernah menghadiri seminar yg pembicaranya seismolog asal jepang, prof. sachio ehara namanya,, beliau mengaku pernah berhasil meramal gempa di jepang berdasarkan penyelidikan hidrologi…

    lalu dosen saya juga pernah bercerita bahwa dia percaya bahwa “the present is the key to the past”.. gempa itu memiliki periode yg harus dipelajari,,

    saya juga ingin jadi seperti wright bersaudara…
    hehee

  9. saya mau minta bantuan dong buat gempa
    apa si saja sih bisa dilakukan oleh masyarakat (terutama anak muda) dalam membantu menangani dan mengantisipasi saat gempa dan sesudah gempa..
    tolong di bantu ya..
    mungkin nanti saya juga bisa benar2 merealisasikan kampanye agar anak muda bisa membantu mengantisipasi gemnpa
    karena saat ini anak muda di kota2 besar sepertinya tidak begitu peduli dengan mengantisipasi bencana gempa
    trima kasih bantuannya
    dan kalau bisa di kirim ke alamat email saya
    michael_37837@yahoo.com

  10. Pak Djedi dan Pakdhe Rovick, BTW yg hobi ‘gituan’ sebentar lagi bakalan tinggal satu nih … 🙂

  11. Berbagi dongeng untuk Agung:

    Prediksi gempa tidak pernah dilakukan hanya berdasarkan pada teori, karena teori prediksi gempa ‘belum pernah tersedia’ sampai hari ini, atau ia sedang ‘dibangun’ oleh banyak ahli di dunia. Yang kami lakukan saat ini (secara kolaborasi antara Jepang, Rusia, Taiwan, Perancis, India, Cina, US, dll. dan Indonesia juga) adalah melakukan observasi di hampir seluruh wilayah tektonik aktif di dunia oleh masing-masing negara tersebut. Bermacam metode observasi dilakukan sesuai dengan kemampuan (ekonomi dan SDM) negara masing-masing. Perancis pasang DEMETER yang khusus untuk studi medan EM yang berasosiasi dgn gempa lewat satelit (2004), Jepang pasang ALOS (multi-fungsi, 2006), Taiwan punya FORMOSAT (multi-fungsi), dsbnya. Itu semuanya via satelit. Studi ‘ground-based EM monitoring’ sudah dilakukan di banyak negara, termasuk Indonesia. Indonesia, melalui kerjasama (baca: bantuan) dgn Jepang, memasang sistem ultra-low frequency EM/Magnetic monitoring di Kototabang (Sumbar), Pelabuhanratu (Jabar), Kotabumi (Lampung, Maret 2008 nanti), Biak, Kupang, Pare-pare, Menado. Sementara itu, untuk very-low frequency (VLF) EM monitoring, kami pasang di Stasiun BMG Lembang. Bahkan dalam waktu 5 tahun ke depan, Tim Jepang bekerjasama dgn BMG akan memasang beberapa magnetometer di sepanjang katulistiwa. Riset prediksi gempa dgn mempelajari fenomena medan EM ini dilakukan secara multi-disiplin (solid state physics, space physics, rock physics, geophysics, electronics, statistics, dll) dan multi-scale (mulai dari perconto batuan yang kecil, lalu kerak bumi, menerus ke atmosfer, dan naik sampai ionosfer). Semua itu dikenal dengan seismo-electromagnetics phenomena in the lithosphere-atmosphere-ionosphere coupling. Dalam arti praktis, kami tidak pernah ‘meramal’ kedatangan sebuah gempa, hanya dengan pengamatan medan EM tersebut. Kami hanya melakukan sesuatu yang lebih kepada ‘scientific evaluation’ dari fenomena tersebut, yang hilirnya adalah tentu saja membangun konsep yang dapat dimanfaatkan secara praktis. Kapan itu akan selesai? No body knows! Gak ono sing ngerti, kapan pekerjaan iki iso rampung. Lha wong ndak gampang iku Cak. Kalo sampeyan mau ikutan kita-kita sebentar dan mau banyak baca publikasi riset kami (dalam kacamata seorang pembaca keilmuan yang bijak), tentu sampeyan bisa ‘ngeh’ pada apa yang kami lakukan. Hanya ‘dua’ orang Indonesia yang ber-hobby di bidang ini (Dr. Sarmoko Saroso, LAPAN Bandung dan saya). Saya katakan ini hobby, karena kami semata sangat suka berteman dengan orang-orang (peneliti) dari negara lain yang berpikiran jauh lebih terbuka dan bijak. Wah, kalau sampeyan pada November 2007 lalu bisa ikutan IWSEP2007 di LAPAN Bandung, mungkin sampeyan akan menyadari bahwa ‘riset’ prediksi gempa itu memang kompleks secara fisis, mekanis dan matematis (statistik).
    Salam hangat,
    Djedi Widarto

  12. pakde….ente dulu pernah kuliah dimana n sekarang kerja dimana seeh ???
    kok kayaknya berpengalaman bgt masalah gempa???
    oiya,,,,pakde kayaknya terlalu garing deh…klo prediksi gempabumi hanya berdasarka teori2 doank!!!!
    soalnya banyak banget teori2 yang dikemukakan oleh para ahli tentang predict earthquake dari gravitasi, medan magnet, statistik, radon, pengindraan panasbumi sampe pengamatan GPS tapi cuma teori doank!!!…sedangkan untuk pembuktiannya cuma sedikit yang bener…itupun menurut saya terjadi secara kebetulan!!! dan setelah itu pembuktian selajutnya nol gede.

    emang seeh,,,untuk predict gempa itu suatu tantangan!!!,,tetapi pemerintah sendiri nggak mw peduli masalah research predict gempa,,gmn dunk ???…harusnya pemerintah memfasilitasi research2 secara besar2an n terbuka bwat para peneliti2 diseluruh indonesia,,,jangan cuma ngemenk doank!!! kita tw kan banyak banget doktor, proffesor, ahli2 n mahasiswa geo…..baik itu geofisika, geologi, geodesi, geografi n geo-geo yang lain. coba donk diberdayakan!!!!

    pakde ad pertanyaan mendasar bwat pakde,,yaitu:
    mengapa gelombang sekunder pada gempabumi itu lebih merusak daripada gelombang primer ????
    pakde tw gelombang primer n sekunder kan ???
    kayaknya itu aj deh pertanyaan bwat pakde,,,,soalnya hal yang mendasar bwat saya yaitu bagaimana cara mengurangi dampak n jumlah korban akibat gempa…daripada memikirkan cara predict earthquake yang notabene sangat complicated.

  13. Mas Grandis,
    Kalau bisa ngramal gempa nanti bayarane “sahohah” sebagai “pahala di syurga” nanti …
    whallah sama-sama bicara barang “abstrak” emang asyiiik 😛

  14. kalau ada yg bisa meramal gempa nanti, mau bayar berapa ???

  15. Pakdhe mo tanya nih….Gas rodon tuh muncul karena apa?..berbau gak?..yang di lumpur lapindo, ada kejadian air keluar dari tanah trus berbau tuh gas radon bukan?…makasih.

  16. oke, siip pak Dhe, kalo udah bisa diramalkan, tinggal cari cara gimana menyampaikan kepada masyarakat agar mereka gak panik, karena kepanikan malah sering-sering menimbulkan kerugian yang lebih besar dari gempa itu sendiri, terutama di negara berkembang atau pemerintahan yang terbelakang (mental) seperti Indonesia, akan selalu ada saja pihak-pihak yang menggunting dalam lipatan, memancing di air keruh atau bahkan lempar batu sembunyi tangan. Bila gempa yang diramalkan terjadi atau tak terjadi, bersiaplah, bagi yang meramalkan untuk terima hujatan, bagi yang berseberangan dengan peramal untuk menghujat dan mencaci maki peramal serta mencari rupa.
    Hegh…, repotnya….

  17. Maztegh
    Aku kok ga pecaya kalau puasa menghemat bahan makanan. Wong kenyataan kebutuhan makanan dibulan puasa justru meningkat. Coba tanyake ke BULOG. Mreka harus menyediakan ekstra tabahan selama bulan puasa looh … bukan untuk zakat atau fidyah saja tentunya.

  18. Pak Dhe,….

    Saya setuju, bahwa sebenarnya bukanlah gempa yg kita takutkan ato penyebab banyaknya jatuh korban.

    Tapi manusia sendirilah sebenarnya penyebab semua musibah itu sendiri. Sudah dibekali akal pikiran dan hati (atau intuisi, khusus pd org2 tertentu). Juga sdh berpengalaman ribuan tahun menghadapi gempa. Juga sdh berpengetahuan ttg banyak hal, diantaranya ttg keselamatan diri dari musibah bawaan gempa (bangunan roboh, tanah retak,dll).

    Kenapa ya, manusia (termasuk saya jg) itu tidak belajar dari semuanya itu. bikin bangunan hanya seadanya, bukan seharusnya, malah kadang spek.nya dikurangi karena anggaran dipotong biaya sana-sini. kebanyakan hanya memikirkan kebutuhan sesaat dan diri sendiri/kelompok kecilnya sendiri.

    Padahal Puasa ngajarin kita utk saling peduli dan berbagi. Coba anda bayangkan, berapa galon air minum yg bisa dihemat, selama 1 (satu) milyar umat islam berpuasa = 1 milyar x 30 hari x 8 liter. berapa banyak bahan makanan bisa dihemat. dll.

    Seribu kali gempa, seribu kali banjir, seribu kali tsunami…. tidak masalah. Jika manusia mampu jujur dan menggunakan kemampuannya dengan benar (utk kebaikan) dan tepat sasaran.

    Matur suwun.

  19. menurut aku sih begini..setiap sesuatu di dunia ini punya ikatan yang saling mempengaruhi guna tercapainya keseimbangan. dan salah satu yang menghubungkan itu adalah energi…
    trims….eh ya mungkin gak kalo bakal terjadi gempa bumi hebat atau tsunami kurang dari 2 bulan ini?….atau kurang dari 7 minggu, 3 minggu, 2 minggu, 1 minggu?…atau kurang dari 3 hari lagi bakal ada gempa bumi lumayan besar….?
    he..he..he..kemungkinan memang bisa saja terjadi yah…..

  20. eh iya…jangan dilupain yah..menurut berita yang aku baca dan aku dengar, kabarnya bumi terancam tabrakan dengan asteroid pada tahun 2036 yang dilangsir harian kompas…menurut sumber yang lain, diperkirakan tahun 2008 juga akan terjadi benturan asteroid..dan tempat jatuhnya adalah pulau jawa…bukannya baru – baru ini ada asteroid yang jatuh di meksiko?…tapi tuh tergolong kecil…menurut berita tersebut, asteroid yang akan jatuh diamaternya cukup besar..hampir setara dengan asteroid yang jatuh jutaan tahun silam yang menewaskan hampir semua dinosaurus saat itu dan penghuni – penghuni lainnya….
    wah pembahasan artikel di atas sungguh menarik.

  21. Wah pak Dhe cepet sekali mbalesnya 🙂
    Saya sebenernya penggemar blog ini tapi baru ngikuti tahun 2007 jadi posting-posting terdahulu jarang mbaca hehe…
    Saya baru tahu kalau ternyata hubungan gerakan benda angkasa terutama bulan terutama pada bulan mati berpengaruh besar pada gravity bumi. Jadi pada saat itu terjadi combo antara tektonik dan gravity yang dipengaruhi oleh pergerakan bulan. Yang seperti ini nih yang ga saya dapet di geologi dulu :;-)

  22. Walaupun banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi anomali EM untuk memprediksi gempa, tetapi setidaknya bisa sebagai titik tolak riset ke depan untuk memprediksi gempa.
    Namun ada sedikit dari tulisan tersebut yang menggelitik saya Pak Dhe

    Selain itu pengalaman beberapa gempa besar terakhir ini sangat erat hubungannya dengan gerakan-gerakan benda-benda angkasa terutama bulan.

    Gempa besar tersebut bagaimana ceritanya sampai bisa berhubungan dengan gerakan bulan? sementara yang saya tahu gempa-gempa tersebut dipicu oleh aktivitas tektonik terutama oleh pergerakan atau tumbukan antara lempeng-lempeng lithosfer yang ada di kerak bumi. Mohon pencerahannya ya pak Dhe 😉

  23. Mas Vicky,
    Kalo ternyata ada gelombang EM di udara, berarti ada kemungkinan gelombang tersebut dapat mengumpulkan awan, yang akan mengakibatkan awan panjang yang di uraikan mas Vicky lalu). Apaka itu mungkin?

  24. semoga aja suatu hari nanti ada the next generation dari Indonesia yang nyampe technologynya kesini…
    tapi, selaen bisa ngeramal gempa… pemerintah tak lupa juga dong…Padang ,tata letak kotanya udah keduluan dikawasn harbour.. 1 jt penduduknya, bermukim disana…. kenapa nggak bikin tsunami wall gitu sama parit2 yang mengairi kalo terjadi itu…. kasiannnn…. property rakyat yg udah kerja keras puluhan tahunnnn… Jepang aja bisa ngakalin..
    kita nggak pernah diajarin dipelajaran sejarah kalo 2 abad lalu pantai barat ini udah langganan ombak monster ituuu… harusnya diajarin dipelajaran sejarahhh…. biar nggak kaya’ gini jadinya.. jangan nyeritain anti imperialisme dan kehebatan perang mulu.. yg berlalu udah lewat.. sejarah bencana alam juga harus dicari solusinya…

  25. soal ramal-meramal, kelihatanya agak gimana gitu, tapi kalau pakai logika ilmiah dan hakikat ilmu yang diberikan Tuhan kepada kita bisa nambah daya tajam analisisnya.tq

  26. Pak Dhe, pakai binatang saja. Mereka lebih sensitif sensornya 🙂

  27. abis ngeramal, rakyat selamat. amien. 🙂

    -IT-

  28. Pak, kalau metode yang dilakukan Wang Chungqing pada tahun 1976 menggunakan yang mana ? Apakah kita bisa juga melakukannya ?

    http://auliahazza.belajar-islam.com/2007/01/26/e-mail-dari-tiongkok-percayai-informasi-gempa/

    Terima kasih 🙂

  29. Semoga ada penemuan baru untuk mengatasi masalah gempa ini…

    Amin…

  30. Jadi, kesimpulannya gimana Pak Dhe? Kapan Pak Dhe bisa meramal terjadinya gempa?

Tinggalkan komentar