Menjadi pekerja “excellent” tanpa kerja lembur


Bank Al ngirimin email yang isinya sebuah quote tentang perlunya kerja ekstra supaya mendapatkan penghargaan performance kerja dari perusahaan. Sebagian yang ditulis adalah sebuah quote seperti ini :

“You don’t get promoted because you work hard, or because you work long hours, and deliver superb result.. You have already been paid for that! But in order to achieve the highest level in a company you must work extra and able to distinguish yourself by volunteering and sacrificing your free time to deliver something outside your job description, to bring values for the company and people around you.”

Tapi kata Bank Al, banyak kawan-kawannya yang kerja ekstra lembur sampai larut malam tidak mendapatkan imbalan yang berarti dari perusahaan. Konon katanya ada orang yang bisa mendapatkan kenaikan gaji sampai 30% dalam setahun diperusahaan yang sama hanya karena kerja ekstra.

😦 “Looh Pak Lik sebelah rumah itu juga sudah kerja sampai larut malam ngga dapet imbalan yang pantas. Lah Pakdhe dulu gimana caranya ?”

monyet.jpgBanyak yang menerjemahkan kerja ekstra sebagai sebuah kerja tambahan waktu dan usaha sedemikian sehingga hasil kerjanya menjadi optimal. Pulang hingga larut malam, mengerjakan tugas kantor dengan rapi, presisi, teliti dan perfect. Tapi seringkali di akhir tahun ketika mendapatkan penilaian dari perusahaan sering ngedumel karena merasa kerjanya ngga dihargai. Howgh !

Tahukan anda salah satu yang dilihat perusahaan atau management seringkali bukan sesuatu yang ditunjukkan oleh pekerja ? Pekerja seringkali mikirnya hanya kerjaan rutinnya saja. Seringkali produknya hanyalah sesuatu atau hasil yang sudah dituliskan dalam diskripsi kerja (Job Desc). Padahal seperti dalam quote paling atas itu, semua yang dikerjakan itu sudah dibayar oleh perusahaan tiap bulan. Jadi kita perlu ekstra untuk supaya dianggap berbeda dengan yang lain.

Extra job

Wah ekstra Job yang mestinya dilakukan bukan kerja extra waktu sampai lembur pulang larut malam tetapi mengerjakan pekerjaan lain selain yang ada di Job Desc.

😦 “Lah trus Pakdhe dulu kok bisa dapet performance excellent sampai dua kali itu kerja apa saja to, Dhe ?

Ya, dengan sering mengerjakan pekerjaan yang membantu perusahaan tetapi tidak ada dalam JobDesc. Misalnya membantu divisi IT. Karena kebetulan dulu suka belajar Kompie. sekitar 15 tahun lalu maka bisa menjadi mentor untuk WordPerfect (15 tahun lalu saingannya MSword). Nah yang ngikut kebanyakan kan sekretaris-sekretaris di kantor, tuh. Maksudte supaya kenal dengan mereka-meraka Juga beberapa waktu membantu drafter-drafter 15 tahun lalu untuk memulai menggunakan komputer, mereka harus mulai meninggalkan meja gambar. Juga akhirnya harus mengajar mereka untuk menggunakan CorelDraw. Walaupun akhirnya mereka aku minta untuk kursus sendiri di luar … lah mulai nanya yang susyah2 😦 .

Juga salah satu hobi sewaktu kerja di perusahan yang dulu adalah bermain di lingkungan HR (Human Resources). Sampai akhirnya aku ikutan kursus untuk menghitung beban kerja dengan HAY Point. Makanya sekarang mudah melihat bagaimana perusahaan-perusahaan menentukan gaji, remunerasi, performance dan bonus. Dan yang lebih penting adalah tambahan pengetahuan khusus bagaimana supaya masuk sistem penggajian dan bonus itu dengan pas. 😛

Jadi kerja ekstra ini jangan hanya yang ada di jobdescnya saja. Kalau anda mau dapet penilaian  excellent performance harus dikenal diseluruh divisi. Jadi semua tahu syapa anda. Seringkali ketika sesorang akan diusulkan mendapat excellent performance akan ditanyakan atau diujikan ke team management. Manajer-manajer divisi lain akan ditanya. Lah disitulah makanya perlunya sering main-main ke seluruh departemen dan membantu sesama pekerja untuk dapat bekerja lebih baik. Kalau jaman sekarang namanya TEBAR PESONA !!!

TEBAR PeSON@ sesuai kemampuan !

Weeeh jangan dianggep “tebar pesona” yang ini sama seperti tebar pesona sebagai mengumbar “ketampanan atau kecantikan wajah” looh. Maksudte itu melakukan segala kemampuan yang dimiliki utk dibagi (sharing) ke pegawai lain. Lah kalau sekedar berbagi itu ya mestinnya berbagi kemampuan yang sudah dimiliki.

Ndak usah mencari-cari ilmu atau skill baru untuk menambah kemampuan. Pakai saja yang sudah ada. Seperti yang aku bilang sebelumnya, cari saja apa yang kamu mampu. Tebar pesonanya ya ngikut kemampuanmu itu aja. Ngga perlu kursus njahit supaya bisa ngajari njahit. Kalau ngga bisa golep ya jangan beli stick golep biar bisa mejeng bareng-bareng pemain golep di kantor. Kalau bisanya cuman main “benthik” ya coba saja membuat kegiatan “benthik bersama“, atau bikin “lomba benthik antar divisi!” … seru kaan ?.

Itulah sebabnya saya bilang “everybody special“. Semua orang memiliki kemampuan sendiri-sendiri.

😦 “Betul setiap orang spesial, tapi apa sih yang membuat saya spesial ?”

😀 “Nah itu PeeR buat kamu thole”

Pekerjaan ekstra itu dikerjakan setelah yang wajib dipenuhi

Kalau supervisor atau manager mendapati anakbuah yang memberikan secukupnya ya nilainya secukupnya ta. Tapi nanti kalau ada manajer lain bilang wah anak buwahmu hebat, bisa ngasih pelajaran anak buahku looh. Nah itu point positip dari manajer lain ini tentunya ngga bisa aku kurangi. Ada rasa malu kan kalau seorang boss (supervisor) malah ndak ngerti kemampuan anakbuahnya sendiri. Dalam rapat team manajement gimana doonk 🙂

Kalau kamu hanya melihat ke atasan langsung (direct supervisor) saja ya paling banter dapet nilai B itu juga mungkin B minus. Kalau kau sudah memenuhi pekerjaanmu sesuai target. Kalau sudah sesuai target …Wis brenti situ saja sumbangan utk si direct supervisor. Sisanya untuk tebar pesona di seantero ruangan perusahaan secara keseluruhan.

Ada satu hal yang kudu diperhatiin adalah “tanggung jawab” terhadap target pribadi. Kalau bahasa Jawanya KPI (Key Performance Index). KPI harus dipenuhi dulu. Jadi jangan terlalu banyak mengerjakan pekerjaan di luar dari jobdesc kalau KPI saja belum terpenuhi.

Teamwork dan Network

Pada intinya dengan banyak mengerjakan pekerjaan ekstra itu akhirnya pekerjaan rutin menjadi lebih lancar dan mudah dikerjakan. Hampir setiap tugas anda di kantor itu berhubungan dengan divisi lain dan bahkan seringkali perlu bantuan mereka. Jadi dengan semakin akrab dengan mereka maka pekerjaan itu dengan sendirinya akan lebih lancar juga, kan ?

Selamat bekerja !

29 Tanggapan

  1. siapa sih gak pengen dipuji mas..teori diatas cm melahirkan penjilat ato tkg cari muka.ini hanya mnimbulkan kecemburuan sosial yg akhirnya mngganggu kelancaran pekerjaan scr keseluruhan

  2. […] This post was mentioned on Twitter by Rovicky Putrohari. Rovicky Putrohari said: Menjadi pekerja "excellent" tanpa kerja lembur: http://t.co/ZbALSGU […]

  3. Pak Dhe,
    Ada contoh kasus, seorang karyawan (A) bekerja sungguh2 kemudian menghasilkan sesuatu yang dapat membantu rekan2 yang laen atw mempermudah pekerjaan mereka. Lalu kemudian dia menjadi populer dimata rekan2 kerjanya. Tapi… dimata si boss dia terlalu banyak mencampuri pekerjaan orang lain dan dianggap “one man show” tidak bisa bekerja secara team.Walau pun si boss mengakui A melakukan pekerjaan job desc nya dengan sangat baik.
    Dibanding kan rekan selevel (B) hanya mengerjakan as per Job Desc. tapi membantu kebutuhan si Boss walaupun dimata rekan2 nya di kurang disukai, sehingga dipanggil dengan sebutan “orang yang Nya-Muk”.

    Diakhir tahun Si boss akan menilai lebih baik B dari pada si A.
    Jadi dari kasus ini dapatlah dikatakan bahwa “tebar Pesona” kepada rekan2 kerja lainnya tidak lah membantu proses karier kita dibandingkan jika kita Tebar Pesona kepada Boss kita. Istilahnya “Nya-Muk” nempel terus biar gemuk.

    –> Kasus khusus memang selalu saja ada. Boss aneh selalu ada di setiap kantor. Anomali memang terjadi. Tapi jangan sampai anomali negatif lebih diberi peluang ketimbang anomali positif.

  4. Mas Arie
    Yang mungkin perlu dilakukan dengan cara anda diatas itu adalah “sharing the experience” atau berbagi pengalaman.
    Dunia ini tidak hanya satu-satunya “betul/benar”. Ada banyak kebenaran yang bisa dibagi, karena kebenaran dunia ini kan relatif.
    Saya tunggu sharing pengalamannya.
    Salam,

  5. Aku tidak sepenuhnya setuju..di jaman yang penuh sesak seperti ini, panggilan untuk kerja over2 time adalah sesuatu yang menghanyutkan, semakin dipenuhi maka akan membuat nilai2 diri sesorang bias.

    Membaca buku karangan Rick Warren maka saya tidak diciptakan untuk bekerja, tapi untuk tujuan yang telah ditentukan pencipta..jika bekerja sampai over2 maka aspek di luar pekerjaan bisa dilalaikan, semisal keluarga, atau kehidupan batin (hubungan dengan sang Pencipta)

    Saya sendiri bekerja over2, meski tidak banyak, yah minimal 50 jam per minggu..saya mulai mengatur kerja dan menjalankan fungsi delegasi dan prinsip 80:20..

    hasilnya masih menunggu proses..
    gimana?

  6. Wah, bener2 artikrl yang sangat berguna, terutama bagi rekan2 yang sedang meniti karir maupun yang sedang siap2 menuju dunia kerja (seperti saya). Makasih ya pakdhe. Jangan bosen2 kasi wejangan buat kita2 ya ^_^

  7. Yup. Seperti ini yang namanya “be smart” at work. Saya masukin feednya ke list ya Pak Dhe.

  8. Wah pak dhe artikelnya bener – bener menggugah selera ah senang rasanya ada artikel yg seperti ini…

  9. Pak Dhe,

    Bisa dong dikirimkan lewat email japri , tentang simulasi metoda Hay yang diceritakan diatas

    Thanks

    Regards
    Sigit

    –> Sila donlod sendiri disini : http://www.uleth.ca/hum/Documents/JobEval/Job_Evaluation_Manual.doc

  10. Salah satu fenomena lembur bisa jadi karena tidak bisa mengefisienkan waktu kerja… contohnya suka menunda-nunda kerjaan untuk nanti ato besok. kalo untuk yang lain setuju wae lah……..

  11. Saya sependapat dengan ulasan Pak RDP. Lembur dalam artian kerja ekstra waktu bisa jadi karena pada jam kerja regular yang diberikan perusahaan yang bersangkutan tidak efektif dan efisien. Banyak melakukan hal yang bukan proritas utama. Baca dan nulis blog misalnya 🙂
    Mohon ijin kalo kalau blognya saya taruh di link blog saya.

  12. Betul pakde ulasannya itu..kadang pekerja menilai kerja keras (banyak lembur) layak dihargai dengan peningkatan karir, padahal tidak. Ada hal-hal lain….yang jadi acuan.

  13. Setuju…
    Buat aku,orang yg setiap hari lembur adalah orang yg sepertinya ga pny kehidupan lain.Hidup nya ga balance….
    Aku aja yg hampir selalu plg teng-go,merasa waktu cepat ekali berlalu.perasaan baru plg kantor tp koq sudah harus berangkat ke kantor lagi yah? hahahahhahaha….

  14. Itulah sebabnya saya bilang “everybody special“. Semua orang memiliki kemampuan sendiri-sendiri, jadi “Betul setiap orang spesial, tapi apa sih yang membuat saya spesial ?”
    Jawaban: Karena anda sudah pada posisi seorang specialist bukan generalist, menurut penuturan orang Inggris kepada saya bahwa kata GENERALIS(T) tidak dikenal dalam bahasanya, mungkin maksudnya adalah orang yang ingin mengetahui/mempelajari dan menjadi pintar dalam segala hal, nah kalau itu disebut Jack of All Trade.
    General >>> special >>> general >>> selamanya bentuk penjabarannya seri jangan di paralel.

    Maaf, saya bukan mengkritisi hasil karya pak Rovicky yang sudah excellent, tapi ingin menyampaikan yang saya tahu sewaktu ada kesempatan belajar disana.

  15. tips n trikx yang T O P BGT. :))

    moga2 manJur…

  16. wah genk TANGO nih!!??
    (jam 5 Teng…langsung Go!!!)

  17. tak nyoba ah,
    barangkali apa yang dikatakan pak uwa bener.

    matur nuwun wa, tip & triknya.

  18. Hhoho.. Bekal bwt masa depan neh =P

  19. waduh…kalo kerjaannya nggak banyak berhubungan dgn dept lain..repot juga…

  20. wah pakdhe sudah cocok jadi caleg nih..
    aritkel yang menggugah selera makan..

  21. bolang mo mulai coba tebar pesona ah

  22. baguslah .. saya juga anti lembur ..

  23. Setuju mas…tidak semua lembur itu bagus (baca : karyawan baik) dan tidak selamanya karyawan baik itu dinilai bagus oleh perusahaan..bingung kan ? heee

  24. ternyat ajadi pekerja juga harus tebar pesona juga. Makasih pak.

  25. artikel yang menggugah selera…….

  26. Oo…*manggut2
    jadi kerja ekstra itu bukan lembur, tapi melakukan pekerjaan di luar jobdes
    kalau seorang akunting mungkin kerja ekstranya bantu ngepel ato bantu bag. produksi, bener tidak?

  27. nice article:)

  28. ooh, jadi yang namanya “tebar pesona” itu bisa diartikan bagaimana “memasarkan” diri sendiri ya, pakdhe… (self performance marketing).

    Tapi awas, jangan sampai terpeleset sampai-sampai harus menjual harga diri…

  29. Wah pakdhe lemburnya kalau ngeblog, ya.
    Yang ini saja posting jam 11 malam 🙂

Tinggalkan komentar