Lusi binti Lula Mengandung Emas !


https://i0.wp.com/www.3dchem.com/imagesofmolecules/gold2.jpgAdanya kandungan emas di dalam Lusi memang bukan isapan jempol, ya memang bukan jempol gede tapi isapan jari kelingking. Nah kmarin kawan dari Bandung cerita kalau ada penelitian yang dipublikasikan oleh Badan Geologi yg kantornya Bandung mengenai kandungan ini.

😦 “Wah Pakdhe ini beneran apa boongan ?”
😀 “Looh, beneran iki thole. Tetapi kandungannya seberapa besar itu yang perlu diketahui kaan ?”

Penelitian kandungan kimiawi telah dilakukan pada sebaran lumpur yang sudah menyebar hingga seluas lebih dari 700 hektar. Penyelidikan geokimia ini diutamakan pada unsur-unsur logam. Tentunya ini bukan dengan tujuan eksplorasi atau mencari emas, tetapi lebih pada tujuan ilmiah untuk mengetahui fenomena semburan lumpur ini dengan lebih baik.

Penyelidikan geokimia sebaran unsur logam pada endapan lumpur Sidoarjo didasari pada hipotesis akan kemungkinan adanya fluida geotermal yang terbawa bersama semburan lumpur panas. Fluida geotermal atau dikenal dengan hidrotermal pada suhu sekitar 100 C potensial melarutkan unsur-unsur logam Cu, Pb, Zn, Mn, Ag, Fe, Cd, As, Sb, Au, dan Se.

Penelitian kali ini dilakukan oleh bangsa sendiri looh, sumpih dilakukan oleh kawan-kawan saya di Bandung. Dan hasilnya juga dipublikasikan oleh Pusat Sumberdaya Geologi, yang berkantor di Bandung. Yang dibawah ini merupakan ringkasan dari laporan yang telah tersebut. Untukdibaca-bacasaja atau sebagai bahan tulisan juga boleh, yang pasti kan berguna.

Sampling

peta-sampel.jpg

Sampel lumpur diambil pada lokasi di sekitar tanggul. Pada setiap lokasi diambil satu conto. Pengambilan lumpur untuk mendapatkan gambaran sebaran unsur secara vertikal sulit dilakukan mengingat kondisi lumpur masih sangat lunak sehingga pada kisaran ketebalan sekitar lima meter hanya terambil satu sampel. Pengambilan sampel lumpur dilakukan di antara tanggal 28 Maret 2007 dan 11 Mei 2007. Sebaran unsur logam disusun berdasarkan hasil analisis kimia conto lumpur dari 86 lokasi, yang jarak antar titik lokasi 200 – 400 meter (Gambar sebelah kiri). Analisis kimia unsur logam dilakukan di Laboratorium Kimia Pusat Sumber Daya Geologi.

kandungan.jpg

Gambar sebelah kanan diatas merupakan daftar atau tabel konsentasi logam-logam yang diteliti. (Satuan dalam ppm kecuali Fe : %, Au & Hg : ppb). Nah kalau melihat angkanya saja kok kurang sreg ! ya … semestinya juga ada penyebarannya kaan ?

Peta sebaran kandungan logam pada lumpur

au.jpg

Kadar emas (au)

😀 “Nah ini dia, kalau ada emasnya pasti menarik. Dan saya yakin langsung mata ini jadi hijau, eh kuning ya … wong warna emasnya kuning juga, je “

Rata-rata kadar Au relatif lebih tinggi dibandingkan rata-rata umumnya pada batu lempung. Sebaran Au pada dekat pusat semburan mempunyai nilai rendah. Akan tetapi sedikit ke arah utara pusat semburan terdapat pola peninggian nilai Au (Gambar sebelah kiri ini). Pola tersebut kurang memberikan gambaran asal dispersi dari Au. Namun kemungkinan besar peninggian tersebut terdispersi dari dari pusat semburan, hal ini mengingat kuantitas Au secara keseluruhan cukup besar maka apabila sebagai akibat kontaminasi dari lingkungan sekitarnya sangat kecil kemungkinannya.

Endapan lumpur di Desa Siring dan Kedung Bendo yang terendapkan relatif lebih awal mempunyai pola kandungan Au lebih tinggi dibandingkan pola sebaran kandungan Au di dekat pusat semburan yang merupakan endapan luapan lumpur lebih belakangan, hal ini kemungkinan sebagai akibat fluktuasi kandungan Au pada lumpur yang keluar.

Angka 15 dalamkandungan emas ini satuannya ppb (part perbillion) jadi angka itu suangaat kecil kalau dalam pertambangan. Biasanya untuk ditambang itu kadarnya sekitar >15 ppm. Atau seribu kali dari yang terukur di lumpur ini.

hg.jpgHg (raksa)
Unsur Hg mempunyai harga rata-rata relatif tinggi dan mempunyai pola meninggi pada daerah sekitar pusat semburan (Gambar sebelah kiri). Pola tersebut kemungkinan merupakan indikasi bahwa terdispersi dari pusat semburan.

Dahulu memang pernah menjadi issue hangat ketika ada unsur Hg yang sangat besar ketika diawal semburan. Waktu itu menjadi polemik karena lumpur peboran tidak menggunakan unsur Hg sama sekali. Namun yang pasti unsur ini tidak berkadar sebagai bahan galian. Namun perlu dicermati sebagai kemungkinan pencemar alamiah.

mn.jpg

Mangan. Kisaran harga Mn 317 – 1095 ppm, rata-rata relatif rendah, akan tetapi terdapat nilai tinggi di beberapa lokasi. Pola sebaran Mn cenderung kurang teratur. Nilai tinggi terdapat di dekat pusat semburan dan pada beberapa lokasi yang jauh dari pusat semburan.

Pola sebaran ini juga menentukan atau menunjukkan bagaimana sebaran lumpur ini secara umum. Lumpur ini dahulu juga tidak tersebar nerata begitu saja, tetapi “diatur” supaya tidak membanjiri daerah-daerah pemukiman.

ag.jpgSebaran unsur Ag mempunyai rata-rata agak tinggi, namun harga tertinggi hanya 2 ppm. Pola sebaran unsur (Gambar di kanan ini) menunjukkan peninggian harga Ag di sekitar pusat semburan.

Meningginya konsentrasi di pusat semburan barangkali menunjukkan bahwa unsur ini keluar belakangan ketimbang unsur-unsur logam lainnya.

cu.jpg

Kandungan unsur Cu mempunyai rata-rata rendah. Nilai maksimum meskipun lebih tinggi dibandingkan rata-rata pada kandungan lempung, akan tetapi tidak jauh berbeda (Gambar sebelah). Pola sebaran unsur Cu mirip dengan Cd.

Kesamaan pola penyebaran Cu dan Cd ini mungkin menunjukkan bahwa unsur ini keberadaanya bersama sama.

fe.jpgRata-rata kadar Fe relatif rendah. Pola sebaran mirip dengan Cu dan Cd. Kandungan Fe meskipun ada imbuhan dari semburan lumpur, akan tetapi mempunyai nilai kisaran harga yang tidak menunjukkan adanya peninggian secara signifikan, lihat gambar sebelah ini.

Kemiripan pola sebaran ini nantinya dipakai dalam memperkirakan bagaimana proses terjadinya atau proses pembentukannya.

zn.jpg

Zinc (seng)
Kadar rata-rata Zn di bawah rata-rata pada batu lempung. Namun kisaran nilai yang agak tinggi 100 -142 ppm berada pada dekat pusat semburan menerus ke arah selatan (Gambar kiri). Pola sebaran Zn mengindikasikan bahwa kemungkinan sumber dispersi dari pusat semburan.

Dispersi atau penyebaran pola unsur ini mungkin menunjukkan bahwa unsur ini merupakan unsur bawaan sejak awal semburan terjadi. Sehingga sudah menyebar ke beberapa tempat di sekelilingnya.

pb.jpg

Pb (plumbum/Timbal)
Harga rata-rata Pb pada endapan lumpur agak tinggi dibandingkan rata-rata pada batu lempung. Pola sebaran dengan nilai tinggi dijumpai jauh dari pusat semburan terutama pada daerah utara dan pola nilai rendah pada daerah sekitar pusat semburan menerus ke arah selatan (Gambar 10.C). Unsur Pb mempunyai sifat yang kurang mobile, pola sebaran dengan nilai tinggi justru jauh dari pusat semburan kemungkinan akibat adanya fluktuasi kandungan unsur pada lumpur yang keluar.

se.jpg

Se Selenium
Kadar Se mempunyai rata-rata agak tinggi terutama pada daerah-daerah yang jauh dari pusat semburan. Kisaran nilai rendah mempunyai sebaran di sekitar pusat semburan menerus ke arah selatan (Gambar 10.E). Pola tersebut mengindikasikan bahwa kandungan Se ada pengaruh dari keluarnya lumpur. Pola sebaran dengan nilai rendah pada daerah dekat semburan kemungkinan akibat fluktuasi dari kadar Se yang terbawa keluar bersama lumpur dari waktu ke waktu mempunyai nilai yang tidak konstan.

Dendogram

dendogram.jpg

Dari peta sebaran diatas tentunya dapat dibuat pengelompokannya. Pengelompokan ini berguna untuk mengetahui bagaimana genesa atau bagaimana terbentuknya logam-logam ini. Atau juga darimana asalnya. Semakin mirim distribusinya maka dia akan lebih dekat dengan kelompoknya. Dibawah ini diagram pengelompokannya secara statistik, disebut dendogram.

Analisis unsur secara multivariat terutama untuk mengetahui kekerabatan unsur. Menurut penelitinya, Pak Sabtanto dan kawan-kawan, berdasarkan diagram dendogram (Klik saja gambar diatas) diperoleh tiga kekerabatan unsur, yaitu antara Ag-Cd-Pb-Zn-Sb, Cu-Mn-Hg dan Au-Se-As-Fe. Sedangkan berdasarkan analisis skor faktor diperoleh kekerabatan antara Pb-Zn-Mn-Ag-Cd, Cu-Mn-Hg dan Ag-Sb.

Kelompok kekerabatan skor faktor 1 antara Pb-Zn-Mn-Ag-Cd membentuk pola peninggian di daerah barat dan timur pusat semburan. Pola sebaran skor faktor 1 cenderung merupakan kelompok kekerabatan dengan logam dasar. Sedangkan kelompok kekerabatan skor faktor 2 & 3 cenderung merupakan gambaran zona epitermal atas (Lihat gambar diatas) membentuk pola peninggian di sekitar pusat semburan menerus ke selatan di sekitar Desa Jatianom dan Jatirejo. Pola sebaran skor faktor 2 & 3 dengan kekerabatan kuat/tinggi mirip dengan pola sebaran skor faktor 1 dengan kekerabatan negatif/rendah.

model-hipotesis.jpg

Seperti yang pernah dimodelkan sebelumnya tentang kemungkinan sumber panas hidrotermal, maka proses terkonsentrasinya unsur-unsur logam ini merupakan proses hidrothermal. Air panas yang merupakan sistem hidrologi ini membawa unsur-unsur logam hingga kepermukaan. Pak Sabtanto dari pusat SUmber Daya Geologi bandung ini sedikit melakukan modifikasi dari model yang pernah ditulis disini.

😦 “Weleh, ternyata tulisane Pakdhe disitir untuk dikaji secara ilmiah ya … Tak kusangka Pakdhe mendongeng juga berguna secara ilmiah”
:D” hust !”

model-sebaran-logam.jpgSemburan lumpur dengan suhu yang cukup tinggi yaitu sekitar 100 derajat C telah menimbulkan dugaan atau hipotesis akan adanya sistim geotermal hasil proses magmatik yang ikut mempengaruhi suhu lumpur yang keluar. Keterlibatan sistem geotermal tentu saja akan memberikan pengaruh tidak hanya pada efek naiknya suhu, akan tetapi fluida yang dihasilkan mempunyai sifat melarutkan unsur-unsur logam, sehingga apabila ikut terbawa keluar bersama lumpur akan mempengaruhi kandungan unsur logam pada endapan lumpur.

Jadi kalau ada issue kandungan emas dan logam-logam di dalam lumpur ini bukan berarti salah. Tetapi yang salah adalah ketika menganggap unsur-unsur logam ini memiliki nilai ekonomis, itu yang kurang tepat. Unsur-unsur yang terkandung ini sangat kecil untuk ditambang.

😦 “Tapi Pakdhe, di Jawa Timur kan memang ada tempat-tempat yang kandungan emasnya cukup tinggi untuk ditambang kan ?”
😀 “Emang bener thole Di JAwa timur terdapat jebakan-jebakan emas. Tapi kalau soal itu harus dongengan lain, Thole. Yang jelas informasi ini cukup bermanfaat untuk studi pencarian emas di Jawa Timur”
😦 “Ah mesti Pakdhe minta bayaran ”
😀 “Hust … tak kuethak kowe !!!

Sumber :

  • GEOKIMIA SEBARAN UNSUR LOGAM PADA ENDAPAN LUMPUR SIDOARJO Oleh Sabtanto Joko Suprapto*, Rudy Gunradi*, dan Yose Rizal Ramli**
    *Kelompok Program Penelitian Konservasi, **Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi

Bacaan lain soal Lusi Binti Lula

:

33 Tanggapan

  1. walah pak dhe..emane..tpi lek kndungn tembaga’e d’manfaatkn,,, kn lmyn buat mnggnti kerugian masyarakat skitarx,,,kn..
    tanks infox..

  2. walah-walah kok kandungan kimia bahayanya banyak juga yak pak dhe….. Oh iya pak dhe kenapa proses RW tidak dilakukan untuk mengurangi LUSI, Oh Iya pak dhe bisakah dilakukan penutupan dengan cara penyuntikan semen atau semacamnya seperti RW untuk nutupi Adek LUSI

  3. sy mahasiswa geologi dr malaysia..

  4. Pak Dhe…Apa benar, Di Bandung Selatan ada kandungan Emas?. dan katanya sudah pernah dilakukan observasi dari Geologi Jawa Barat sana?

  5. kayaknya blm dibahas, gmn dg aman tidaknya pemukiman di sidoarjo ? pertanyaan klasik sih,tp saya belum nemu jawaban yg explisit dr tulisan ini, kira2 klo tanggulnya ga mampu menampung lg, apa larinya lumpur bakal ke sidoarjo kota ?
    makasih untuk kesediannya menjawab….

  6. SAAAALUUUUTTTT MAS ROVICKY!BAGI-BAGI DONG ILMU MARKETINGNYA
    Mas, sebetulnya yang perlu diperhatikan dari kandungan mineral dalam LUSI bukan kandungan logamnya, tapi coba diperhatikan di daerah mojokerto ada eksplorasi yodium dengan pemboran brine water kedalaman kl 1000meter, hasil yang didapat adalah sekitar 125-200 ppm,kemudian di pasuruan juga akan dilakukan eksplorasi serupa, tapi bupati dan masyarakat keburu kawatir sehingga di pending dulu.
    diliat dari kuantitasnya brine water tersebut hanya melewati suatu source yodium yg besar, bila ditarik garis lurus maka garis tersebut mendekati lokasi lusi, dugaan teman di Pusat Lingkungan Geologi ada kemungkinan semburan lusi memotong source yodium tersebut.apalagi katanya airnya asin.
    maka teman PLG yang kebetulan sedang di sidoarjo mengambil beberapa sampel dari lumpur dan air di sekitar pusat semburan, kemudian dianalisis yodiumnya dengan metoda titrasi yodium,hasil yang didapat sangat mengejutkan, kadarnya 400 ppm di air dan 1500-5000 ppm di lumpur, SANGAT MENGEJUTKAN
    saya ga percaya, pas lagi pulang kampung ke MALANG, saya mampir untuk amabil sampel di beberapa tempat,, LEBIH MENGAGETKAN LAGI, dari hasil analisisnya dari lumpur ada yang samape 9300 ppm(sembilan ribu tiga ratus ppm)
    sampe2 orang lab gak percaya dengan hasil analisanya sendiri.
    Kendala sampai saat ini belum ada lab di Indonesia yang qualified untuk menguji yodium…..(KALO ADA INFO LAB YANG BAGUS MOHON INFONYA)
    kalo aja dari volume lumpur itu diekstrak semua bisa jadi potensinya kurang lebih Rp. 20.000.000.000.000,-(dua puluh trilyun rupiah (waduh duit kabeh ta?))asumsi nilai pasar yodium saat ini saya lupa, tapi itu itung2an teman2 di Badan Geologi
    banyak manfaat yang bisa didapat korban LUSI,apalagi apabila teknologi peng-ekstrak-annya bisa pake teknik sedrhana yang bisa diusahakan masyarakat.
    Banyak juragan yodium baru dari PORONG,hehehe
    PERCAYALAH DIBALIK BENCANA PASTI ADA HIKMAH!!!
    maaf kalo dari posting saya ini banyak kesalahan, pak Sabtanto tolong dikoreksi… trimakasih

  7. Nah, bener ‘kan “Buang saja Airnya”, jadi kandungan logam yang mengendap bersama lumpur bisa dimanfaatkan (seupil-upil lama – lama jadi… hiii..hiiii..hiii.)

    Siapa yang tempo hari ngusulin buang ke kali, sekarang kalinya mampet tuh, ayo tanggung tindak (bukan hanya jawab saja).

  8. Semoga kandungan emasnya gak di plintir oleh kepentingan politik

  9. semoga pada saat kandungan lusi udah mo mbrojol,, emasnya jadi tambah banyak,, ato kalo enggak kandungan2 yang laen kayak gas dan minyak. biar bisa ganti kerugian yang ditimbulkan lumpur lapindo yang secara langsung ato tidak langsung udah mencapai trilyunan,,
    salam kenal pak insinyur

  10. Jadi yang banyak emasnya di mana pa dhe? hehehe… siap2 berangkat nih… 😀

  11. LUSI,
    Semoga emas mu bukan iLUSI
    LULA,
    Semoga (klo benar) yg kebagian LU LAgi .. Lu LAgi
    (itu…..tuh, yg gak pernah puas sebelum mulutnya dicekokin lumpur)
    ***betul kan pak Dhe?

  12. sembah takzim sekalian nunut tanglet nggih…lek lula mboten ngemu emas, napa nggih ngemu minyak bumi?
    nuwun…

  13. kirain kandungannya huwakeh Pak Dhe… Pak Dhe…

    tiwas aku arep nyiapne karung nek pas mulih n liwat…

  14. Hmmm….

  15. bumi kita sangat kaya sekali, memang

  16. cerita emas di Bayah, Kabupaten Lebak, Banten gmana Pak dhe?

  17. kandungan logam memang sudah sewajarnya muncul karena seisi perut bumi dikeluarin semua. jadi ya ngikult lah sedikit demi sedikit..

  18. jangkrik golek berita lumpur sing nggawe boso engres angel… emas kemampul nang kali porong lak akeh to

  19. hehehe 🙂

    tiwas wes kadung seneng baca pakdhe…tibake kecil banget…

    tapi yang jelas, dulunya di tambang oleh Lapindo karena juga mengandung emas juga kan? [emas hitam]

  20. please translate to english

  21. @Tonas
    Seperti yang sudah aku wanti-wanti di depan untuk Harus dibaca dengan seksama. Bahwa secara ilmiah ya tetep saja ada. Tapi dalam bahasa awam boleh dibilang NGGA ADA ARTINYA ! karena suangat kecil konsentrasinya.
    Tujuan analisa ini untuk mengetahui fenomena lumpur ini dengan lebih baik. Salah satunya meyakinkan bahwa semburan lumpur ini adalah merupakan aktifitas GEOTHERMAL (HYDROTHERMAL). Dimana kalau memang mekanisme ini yang terjadi di Lusi, maka akan memakan waktu lama untuk berhenti dengan sendirinya.

    LESSON LEARNT
    – Keberadaan unsur logam diperlukan tidak hanya untuk tujuan eksplorasi atau pencarian untuk pertambangan saja.
    – Unsur di dalam lumpur LuSi termasuk EMAS konsentrasinya TIDAK BERARTI EKONOMIS !

  22. Rabu, 28 Nov 2007
    Tiada Emas dalam Lumpur

    SIDOARJO – Penelitian demi penelitian dilakukan untuk menguak rahasia kandungan lumpur panas di Porong. Sejauh ini, penelitian menyebutkan tidak ada kandungan emas dalam lumpur. Hanya ada besi, garam, dan yodium.

    Tim Peneliti Badan Geologi Departemen Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) kemarin (27/11) turun lagi ke lokasi lumpur. Tim mengambil contoh lumpur dari seratus titik di kawasan Jatirejo, Mindi, dan tanggul sekitar pusat semburan.

    Pengambilan sampel dilakukan dengan menancapkan batangan besi berlubang hingga kedalaman 5-10 meter. Lumpur yang lengket ke besi diamati, lantas dibawa ke beberapa laboratorium.

    Ketua tim peneliti Rudi Gutadi mengatakan bahwa penelitian kali ini adalah penelitian lanjutan. Sebelumnya, hasil penelitian menyebutkan bahwa lumpur yang menyembur dari sekitar lokasi bekas pengeboran PT Lapindo Brantas itu mengandung mineral besi atau ferum (Fe), natrium oksida (Na2O) atau garam, silica oksida (SiO2), dan yodium.

    Rudi membantah dugaan bahwa lumpur panas tersebut mengandung emas. Menurut dia, ungkapan itu harus diperjelas. Sebab, setiap permukaan bumi mengandung logam, termasuk emas. Namun, besarnya berbeda. “Saya menganggap tidak ada kandungan emas di lumpur tersebut. Jika ada, tidak tinggi,” paparnya.

    Humas BPLS Achmad Zulkarnain mengatakan bahwa kandungan lumpur Sidoarjo sama dengan kandungan lumpur umumnya. “Tidak ada yang beda,” ucapnya.(riq)

    mana yang bener nich…????? tambah membingungkan…????

  23. Waaahh…..
    Thx ya untuk Infonya….

    => Hansteru WebBlog <=

  24. export saja ke Singapura. Negara untung, rakyat senang 😉

  25. Walah, jebul e mung sa’iprit tho..

    Padahal aku udah siap-siap bawa peralatan untuk nambang emas kesana…

    ^_^

    Protes pakDhe..judulnya kudu diganti…

    “Lusi binti Lula Mengandung Emas ! (tapi cuma sedikiiiit sekali)”

    Biar orang nggak ketipu…kaya’ saya…

  26. Pak Dhe,
    Jawa timur memang banyak Masnya kok,
    ada mas paijo, mas bambang, mas budi dan mas-mas yang lain total hampir semua RT di jatim pasti ada masnya 😀
    Tapi pak dhe, barusan tadi pagi saya baca koran terbitan Surabaya ada peneliti lain menyebutkan ndak di temukan unsur emas di lumpur lapindo (opo iki ben wong-wong sidoarjo mboten ngluruk yo, wallahualam)

  27. Ooooow, jadi kandungannya kecil tho? Tiwas… hehe. Ya sudah klo gitu.

    *ga jadi berangkat*

  28. Pak dhe, dengan hadirnya unsur-unsur tersebut yang notabene merupakan unsur yang boleh dikatakan source-nya magmatik, maka memperkuat hipotesis adanya source hidrotermal dibawah permukaan. Ditambah pula temperatur lumpur yang cukup tinggi hingga 100 C serta kalo ndak salah kandungan H2S-nya juga cukup tinggi pada waktu semburan terjadi. Jika begini kemungkinan ada sistem recharge seperti di geotermal dan semburan pun bisa gak ada habisnya ya pak dhe?

    Sebagai tambahan, ini memang tidak untuk dibesar-besarkan namun untuk kajian ilmiah saja. Emas yang ada sangat kecil jumlahnya hanya 15 ppb (part per billion). Sebagai gambaran bagi yang awam 15 ppb itu sama seperti bila kita ingin mengekstraksi emas sebanyak 15 gram dalam lumpur seberat 1000 ton. Jadi angkanya sama sekali tidak signifikan. Bener begitu pak Dhe? 🙂

  29. Pak Dhe…
    Salut deh cara Pak Dhe menarik orang untuk membaca Blog nya… Cocoknya PakDhe ini kerja di bagian marketing nih…
    Masalah ada emas …. jangan dibesar besarkan… kasihan rakyat kecil dengan kemampuan analisa yang minim…. takut nantinya jadi bahan huru hara du daerah sana….

  30. Pakdhe,
    Saya pernah denger-denger di kampung saya di Blambangan (Banyuwangi) sana, pernah ada eksplorasi emas. Mohon konfirmasinya, apakah memang benar kabar tsb.

    Salam

  31. Pakdhe
    Mohon dicritakan soal pertambangan emas di Jawa Timur ya ?
    Matur sembah nuwun

  32. Sae Pak Dhe. Sebagai sesama Katy-er turut bangga. Saya jadi ikutan bikin blog sejenis. Tapi topiknya engineering management. 😀

  33. Walah, tiwas wis jingkrak-jingkrak Pak Dhe, tak pikir emas Lusi itu segede emas tugu monas, jebul cuma sak-encrit

Tinggalkan komentar