Evolusi#2. Berubah !


Berubah !!

evo.pngDulu ada film anak-anak Satria Baja Hitam. Yang kalau mau berubah bentuk sambil berteriak … “BERUBAH …!”. Anakkupun ngga mau kalah, sambil loncat dari kursi satu ke kursi yang lain, selama dia kecil dua kursipun amblas !. Itu yang dilakukan anakku ketika masih kecil. Anak-anak ini kepingin sekali berubah, menjadi impiannya. Menjadi robot … Waks !

Banyak hal yang kita jumpai saat ini berubah … dan perubahan merupakan salah satu yang kita amati sepanjang waktu.

– 😦 “Dhe, trus mana evolusinya ?”

evo1.gifPerubahan banyak kita jumpai saat ini. Namun tiidak semua perubahan itu bermakna evolusi. Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan dalam jangka waktu tertentu yang sangat lama. Dalam konteks biologi modern, evolusi berarti perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi (wikipedia).

evo2.gifPohon mengalami perubahan. Daunnya yang berguguran juga membuat pohon nampak berubah. Jelas pohon yang berubah karena musim gugur ini bukanlah yang dimaksudkan sebagai evolusi.

Gunung terkena hujan dan angin akhirnya mengalami erosi. Penampakan gunung terutama gunung berapi disekitar kepundannyapun sebenarnya berubah sepanjang waktu. Gunung terkikis oleh erosi dapat juga menjadi dataran landai. Perubahan bentuk gunung ini juga bukan evolusi. Walaupun kalau kau lihat perbahannya suangat lama, iya kan gunung-gunung di selatan Jawa itu bentuknya berubah tetapi kita tidak mampu mengamati perubahannya, dalam beberapa tahun, apalagi kalau hanya mengamati dari jauh. Tetapi perubahan yang sangat lama dari gunung inipun juga bukanlah evolusi.

evo3.gifPernah lihat silsilah keluarga ? dalam silsilah keluarga juga bisa kita lihat ada kemiripan antara kakak adik, cucu, cicit, keponakan, misan dan lain-lain. Seolah-olah ada pola … ya seolah olah ada pola perubahan antara kakak-adik, bahkan ayah dengan anak, atau bahkan ada kemiripan antara kakek dan cucunya. Pola perubahan ini juga berjalan sepanjang waktu. Bahkan bisa saja ada anak yg mirip dengan kakek buyutnya yang ngga pernah ketemu. Perubahan serta pola ini kita jumpai dimana-mana, tetapi sekali lagi pola perubahan ini bukanlah evolusi yang dimaksudkan oleh evolusi biologi. Walopun menyangkut bio (mahluk hidup), walaupun jangka waktu pengamatan polanya bisa saja sangat lama.

evo4.gif Didalam ilmu biologi dikenal taksonomy, ilmu tetang penggolongan dan penamaan jenis-jenis binatang. Nah penggolongan serta adanya penampakan pola (pattern) dalam diagram disebelah ini yang menjadi objek obrolannya para biologi tentang evolusi.

Evolusi biologi tidak sekedar melihat perubahan sepanjang waktu. Banyak hal berubah sepanjang waktu. Lingkungannya berubah. Makananya berubah, cuacanya serta iklimnya juga berubah. Ide awal dari evolusi biologi hanyalah sekedar melihat adanya kesamaan nenek-moyang (ancentors) dari kumpulan beberapa spesies. Ya mirip seperti kamu dan sepupumu yang sama-sama memiliki kakek yang sama.

Yang menarik dalam mempelajari evolusi antara lain karena adanya perasaan kebersamaan antar mahkluk hidup yang ternyata ada yang memilki kesamaan nenek-moyang. Kalau dengan kakak atau dengan sepupu kita tentunya sayang dengan mereka kan ? Ya karena kita satu keluarga dengan mereka. Karena ada saat yang nuuun jauuuuh lama sekaliiii kita pernah berbagi nenek moyang dengan mereka.

patterns_intro.gif

Jadi sudah semestinya manusia harus bisa hidup berbagi dengan sesama mahkluk lain. Ya karena kemungkinan kita ini berbagi kakek-buyut dulunya. Kita tidak perlu mempermasalahkan aku keturunan raja, kamu keturunan kere. Karena pada dasarnya kalau kita tahu bahwa kita ini sederajat maka kita akan memilki kepentingan untuk hidup bersama. Bahkan dengan binatang !

Segini dulu, pelan-pelan aja. Diteruskan nanti lagi ya ….

Referensi dan sumber gambar : The University of California Museum of Paleontology, Berkeley, and the Regents of the University of California.

34 Tanggapan

  1. Maaf saya orang asing tiba-tiba nimbrung hehe. Saya ada pendapat, kalau sebenarnya bahasan evolusi ini menyangkut dua kutub: pertama, manusia sebagai makhluk yang terpisah dari makhluk lain (ciptaan Tuhan paling sempurna). Kedua, manusia sebagai makhluk yang, meskipun sempurna, tapi sebenarnya berasal dari sebuah “mangkuk besar makhluk bumi”, terlibat proses alam dan evolusi sebagaimana mereka beradaptasi dari waktu ke waktu.

    Yang pertama, (sepengetahuan saya) menurunkan wawasannya pada agama (lewat ayat-ayat yang menyebut “khalifah fil-ardli”), dan ketika agama mulai digunakan sebagai “alat kuasa” (jaman pertengahan di Eropa) orang-orang mulai membentuk gagasan baru, yakni “I Think Therefore I Am” (aku berpikir maka aku ada, Rene Descartes). Ini melahirkan babak baru pada perkembangan ilmu pengetahuan, bahwa yang punya otoritas kini tidak lagi hanya agama (wahyu), tapi akal pun bisa diakui ke”handal”annya. Namun poinnya adalah di sini: pada kedua bidang tersebut (“manusia sebagai makhluk berpikir” dan agama) meskipun berlawanan, mereka ada di satu kutub, yakni sentralitas manusia sebagai “penguasa” dunia (sebagai satu-satunya makhluk yang dituruni wahyu dan punya akal). Sentralitas manusia, baik dalam ilmu maupun agama, merupakan hal yang masih berlaku hingga saat ini. Lewat wahyu, manusia digambarkan dengan cara “memang sudah demikian adanya sejak diciptakan”. Sedangkan lewat akal, manusia adalah makhluk yang mampu berpikir lebih cepat, sehingga mampu “menaklukkan” makhluk-makhluk lain.

    Sedangkan yang kedua (sepengetahuan saya juga) menurunkan wawasannya pada Darwin, dan kini, kaum environmentalist. Darwin mengindikasikan bahwa lewat “sungai gen”, manusia itu tak ubahnya makhluk lain yang juga berevolusi, entah dari kera atau bukan. Apakah kita pernah berpikir, kenapa orang di Afrika berkulit hitam? Kenapa Asia Tenggara berkulit coklat? Kenapa orang eropa putih-putih? Kalau merunut Darwin, itu ya dari proses adaptasi. Lewat hal itu, tak ubahnya makhluk lain, pada manusia pun ada bukti bahwa proses alam itu mempengaruhi “penampakan wujud” manusia. Apakah orang eropa tahan panas? Saya sering lihat bule-bule yang kulitnya radang dan perih setelah berjemur. Sebaliknya, apakah orang Afrika memiliki ketahanan terhadap dingin yang sama dengan Eskimo?

    Kaum environmentalist memprotes keras pendapat bahwa manusia adalah makhluk sentral di bumi. Ini, menurut mereka, menjadikan manusia semena-mena. Membunuhi hewan dan membabat hutan untuk kebun, tempat tinggal, dan lain-lain, membuang limbah ke darat, laut, dan udara, pokoknya memperlakukan alam seenak pusarnya. Manusia bangga akan “daya pikir” mereka, menggunakannya untuk “menguasai” makhluk lain. Tapi sebenarnya nihilnya perhatian mereka atas alam, menuntun mereka pada kehancurannya sendiri. Sejak SD kita mengenal istilah habitat dan ekosistem, tapi apakah kini ada maknanya? Sederhananya, apakah kita pernah berpikir bahwa ada sarang semut atau cacing atau tupai ketika kita membabat hutan atau menggali tanah untuk membangun rumah? Itu, buat manusia, adalah remeh temeh.

    Saya mengerti sedikit makna khalifah fil-ardli, namun orang sering salah kira dan memaknainya (menurut saya) melenceng. Istilah khalifah fil-ardli hanya dikaitkan dengan manusia sebagai makhluk paling sempurna, makhluk lain dari yang lain, makhluk yang diciptakan tersendiri, dan sebagainya. Kecenderungan itu membuat manusia jumawa, dan akhirnya, memiliki hasrat untuk “menguasai” alam. Apakah pernah terpikir bahwa manusia itu adalah “khalifah”, yakni pemimpin, bukan penguasa? Apakah pemimpin sama dengan penguasa? Ini mungkin kita perlu renungkan.

    Menurut pendapat saya, usaha Darwin adalah usaha untuk menyadarkan manusia akan kejumawaannya. Inilah poin yang sangat saya hargai dari Darwin. Terlepas dari kita berasal dari kera atau tidak, kita sudah terlanjur jumawa, dan lupa akan “origin” kita, sebagai bagian dari komunitas besar yang bernama “makhluk-makhluk bumi”. Sebenarnya untuk membantah Darwin itu sangat mudah, lha wong ada misingling. Apakah kita merupakan evolusi dari kera atau diciptakan Tuhan langsung, itu bisa jadi perkara yang bisa diyakini berbeda oleh masing-masing orang. Tapi untuk menghentikan kita berbuat semena-mena terhadap alam, inilah perkara yang sulit.

    Saya jadi ingat perkataan pemain-pemain Barcelona ketika menggalang solidaritas untuk Daniel Alves yang mendapat ejekan rasis, bunyinya: “we are all monkeys (sambil pegang pisang)”.

    Kalau ada yang salah, mohon dikoreksi ya, Terima kasih.

  2. […] https://rovicky.wordpress.com/2007/02/07/evolusi2-berubah/ Share this:TwitterFacebookLike this:LikeBe the first to like this post. This entry was posted in Evolusi. Bookmark the permalink. ← Ketuhanan Artinya Banyak Tuhan ? Teori Evolusi (2) Perang Evolusi di Amerika → […]

  3. Alhamdulillah, wa syukurilah !

    Senang sekali saya mengikuti pembahasan di EVOLUSI II ini … comment-2nya bagus, mantaff dan membuat saya jadi tertawa terpingkal-pingkal …… , baik lanjutkan terus ! saya mengomentari belakagan aja … ha … ha… seger banget ….

  4. Wah……….bagus banget, baca ini, itu, gak ngebosenin, ada canda tawanya, segerrr…… pokoknya nggak ngebosenin jadi ingin terus baca. Uniq n imyuuuut banget karna kan bosenya kalau baca pengetahuan gayanya formal terasa tertekan dech
    suwerrr…..
    Pokoknya baca terus sampe mata tergerus
    uangya mana gratis????(bagi yang ngenet di warnet)

  5. ada yang bisa tolongin aku ga? aku lagi nyari tau nama korban akibat radiasi dan mutasi gen

    makasih byk

  6. Marpologi mahluk hidup bervariasi karena memiliki rumus genetika yang berbeda-beda.

    Jika mahluk hidup mengalami perubahan baik cepat (revolusi) ataupun lambat (evolusi), itu berarti mereka telah mengalami perubahan rumus genetikanya (mutasi gen).

    JIka ada kambing berkaki tiga, kambing itu telah mengalami mutasi gen. Perubahan itu bukan evolusi tetapi revolusi.

    Evolusi juga diakibatkan karena adanya mutasi gen. Bagaimana mekanisme evolusi hingga mengakibatkan perubahan mahluk hidup secara bertahap?

    Evolusi merupakan rangkaian revolusi-revolusi atau rangkaian mutasi gen yang terjadi berulang selama kurun waktu yang lama.

    Misalnya. Ular yang semula berkaki bermutasi gen hingga kakinya mengecil. kemudian bermutasi lagi, kakinya tinggal sepotong. Beribu tahun kemudian bermutasi lagi kakinya menghilang. Ini dugaan lho. Ini hanya teori.

    Apa yang menyebabkan mutasi? Bencana alam yang dahsyat berupa sinar kosmis yang menerjang belahan bumi telah merubah rumus genetika mahluk hidup secara masal. Mahluk hidup menjadi sangat bervariasi secara acak. Ada bentuknya yang cocok dengan alamnya ada juga yang tidak cocok dengan lingkungan alamnya. Yang lemah akan mati dan yang kuat tetap hidup dan menunggu proses mutasi genetika masal berikutnya.

    Namun, kenapa perubahan genetika itu demikian sempurna dan indah. Kenapa tidak ada kambing bercakar seperti singa padahal pasti kambing seperti ini mapu bertahan hidup.

    yang
    Evolusi akibat revolusi yang berulang-ulang. Apakah revolusi yang berulang-ulang itu? Terjadinya mutasi gen yang berulang

  7. Teori evolusinya Darwin khan “cuma” sekedar teori. Sekali lagi teori evolusinya Darwin “hanya” teori kok. Darwin dan temen-temennya (para pendukung teori + pak Dhe) belum bisa mengungkapkan “fakta evolusi”. Saya perjelas lagi sampai saat ini belum ada tuh ditemukan “fakta evolusi”. Yang sering ditemukan para ahli evolusi ini adalah “dugaan”,”asumsi” yang memperkuat teori evolusi. Sering kali bukti-bukti yang meng-asumsi-kan kebenaran teori ini katanya orang banyak dipalsukan. Dari info yang saya dapatkan Teori ini lebih banyak Mudaratnya daripada manfaatnya. Info ini saya dapatkan dari Harun Yahya dan Zakir Naik.

    Salam …

  8. To: All,

    Saya punya buku dari penulis muslim (judul buku2nya nyleneh shg orang tertarik), dia sepertinya sejalan/setuju (ini hanya dugaan saya, maaf kalo salah) dengan teori evolusi karena dia (berani) menafsirkan suatu ayat dlm AL Qur’an yang seakan2 membenarkan teori evolusi; ttg penciptaan Isa semisal penciptaan Adam. Ayat itu ditafsirkan bahwa proses penciptaan Isa dan Adam itu sama, sehingga Adampun pernah dikandung oleh “seseorang”. Nah siapa “seseorang” itu? Homo erectuskah?

    Adakah yg bisa kasih pendapatnya?

  9. Memang betul bahwa banyak sekali orang yang “tidak percaya” evolusi (meskipun sudah dikatakan bahwa science itu bukan soal percaya atau tidak). Tapi para ilmuwan yang riset evolusi ya jalan terus risetnya. Data-data baru terus dikumpulkan. Penjelasan-penjelasan terus dilengkapi.

    Jadi percaya atau tidak percayanya orang-orang ndak akan menghentikan riset yang akan terus berjalan.

  10. mas rov,apa mungkin yah agama dan saint itu sebenernya saling ngdukung,khususnya di teori evolusi darwin itu,tapi mungkin yah kera dengan manusia mengalami evolusi tapi pada jalur evolusi yang berbeda,tapi klo menurut darwin evolusi pada suatu species kan terjadi dikarenakan seleksi alam,sedangkan banyak literatur yang mengatakan seleksi alam sama sekali nga dapat menciptakan species baru,gmna yah menurut mas rov,makasi yah mas klo tulisan acak kadut saya bisa ditindak lanjuti ;}

  11. O yah… ada yang ketinggalan.
    Ngomongin soal prediksi tadi, kadang-kadang intuisi juga diperlukan oleh seorang scientist, loh.
    Ini saya alami sendiri. tiga minggu setelah kasus Porong mud vulcano dimulai, saya sempet mengutarakan ama temen-temen dan dosen-dosen mengenai kemungkinan adanya settlement atau subsidence, tapi yang saya dapet cuman ketawa. Nggak mungkin lah! kata mereka. Berapa volume yang mau di”keluarin” kalo kamu ngomongin settlement??? dianggepnya saya nggak lulus kuliah mekanika tanah dan geologi kali, ya???
    Tapi sekarang, setelah timnas akhirnya dibubarkan, apa yang terjadi? ngapain pake masang GPS di pondasi jembatan Porong? Kenapa rumah-rumah pada doyong? Saya nyesel sejdi-jadinya nggak berusaha mempertahankan intuisi saya waktu itu dan berusaha keras meyakinkan bahwa suatu saat peristiwa itu MUNGKIN dan BISA aja terjadi, namun kita sudah lebih SIAP! Ya tooooo????

  12. Thanks sebelumnya, comment saya akhirnya dikomentari lebih jauh… (menepuk air di dulang terpercik muka sendiri!)
    Emang sih, namanya prediksi ya tetep prediksi, Pak… No body ever had a responsibility to proof it to be right or wrong. Semua balik aja ke diri kita masing-masing. Contohnya saya pernah baca tentang seorang pemuda di sebuah tempat di Cina yang berhasil mencegah jatuhnya banyak korban akibat gempa bumi karena dia dengan ‘susah (dan payah)’ mau mempelajari gejala alam setelah diberi peringatan. Penduduk sih mula-mula nggak percaya, nggak mau ikut-ikut, dan nggak responsif. Dia sendiri mula-mula juga antara percaya gak percaya sama keyakinannya, apalagi prediksi waktu yang diperkirakan juga meleset. Tapi pas tiba hari H nya, mereka tetep aja LEBIH SIAPPP! Itu maksud saya dengan cara mengEDUKASI dan mengKOMUNIKASIKAN kebencanaan pada masyarakat. Sebagai scientist, kita nggak boleh dong menyerah kalo misalnya salah prediksi. wong dunia itu luaaaasss ruar biasa, e! Perkara percaya nggak percaya yo wiiissss… gitu aja dong! Yang penting ilmu dan intuisi yang kita punya harus selalu bisa di upload dan di download oleh orang awam. Mama Lauren aja PD kok…

  13. mas Three awan…

    mungkin missing link nya nanti jawabannya…
    nunggu stefan spielberg mbuat link yang baru…

  14. Saya masih ragu (belum percaya) dengan evolusi, tapi jelas saya tidak percaya bahwa manusia mengikuti hukum evolusi, satu nenek moyang dengan kera. Karena manusia diciptakan langsung oleh Tuhan, hal ini disebutkan dalam Al Qur’an yg telah terbukti sebagai wahyu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta, yg tak pernah berubah sedikit pun dari awal diwahyukan sampai sekarang bahkan sampai akhir dunia nanti.

    Mengutip artikel Pak Dhe diatas: “Ide awal dari evolusi biologi hanyalah sekedar melihat adanya kesamaan nenek-moyang (ancentors) dari kumpulan beberapa spesies.”

    Sederhana sekali ya? tapi kok banyak yg percaya???

    saya sependapat dg mas2 n mbak2 yg ingin bukti fisik dari proses evolusi itu. tapi kayaknya mulai Evolusi#1 dan #2 ini kok Pak Dhe tak mengulasnya ya… (apakah ada maksud tersembunyi dari Pak Dhe? Jangan kemana2. Kami akan kembali… :0 )

    Saya ikut nambahi mas J Satriadi; missink link kayaknya bukan hanya dari kera ke manusia saja. bagaimana dengan dari ikan ke amphibi terus ke reptilia terus ke mamalia,…..??? apa sudah ditemukan binatang peralihan dari ular/biawak (reptilia) ke kambing/kucing/tikus (mamalia), atau setengah reptilia setengah mamalia (seperti Nyi Blorong itu ada gak ya…) atau seperti Putri Duyung itu? (sepurone Pak Dhe, biar gak sepaneng kabeh)

    Manusia, bagaiamanapun wujud fisiknya, warna kulitnya, ataupun cara hidupnya, dia adalah tetep manusia ciptaan Tuhan langsung. Karena dia mempunyai misi khusus di muka bumi ini, sebagai tujuan penciptaannya.

    Ok, selamat mencari. I love the journey findig the truth.

  15. “Evolusi ”
    Sebuah kata yang kalau diperdebatkan akan tiadak ada ujung habisnya. kalo menurutku gini Dhe:
    Evolusi menurut Darwin itu tidak pernah ada, hanya khayalan kaum materialis. Tentu kita tidak akan meyakini teori evolusinya Darwin, jika kita sebagai umat yang percaya akan Kekuasaaan Allah sang Maha Pencipta.
    kenapa kalo monyet berevolusi menjadi manusia kog sekarang masih ada monyet di hutan-hutan dan di kebun binatang yang katanya kalo kita pergi kesana katanya ‘nyambangi dulur dewe ‘. kenapa sampai sekarang belum ditemukan bukti fosil yang setengah manusia dan setengah manusia yang mereka klaim sebagai ‘missing link’. Mudah saja mereka mengatakan kalo sulit menemukan bukti peralihan dari monyet menjadi manusia
    yang namanya setengah monyet dan setengah manusia itu mereka sebut saja dengan ‘missing-link’ mungkin kalau banyak bukti yang akan meruntuhkan teori evolusi Darwin mereka akan membuat teori ‘missing-missing’ yang lain? untuk membenarkan teori mereka. Lha iyo to Dhe ? (sorry belum kenal koq panggil-panggil ‘Dhe) maksudku pak Roviccy. Kalo Teori evolusi diberlakukan terhadap beda spesies artinya dari monyet lama-lama bisa berubah menjadi manusia atau dari ikan lama-lama berubah menjadi Kuda aku tidak sependapat. Tapi jika dalam satu spesies misalnya dari manuasia purba yang kayak gitu (yang digambarkan dan dipersepsikan oleh kita manusia modern, karena yang ditemukan cuma tulang belulangnya dan tidak ada manusa purba yang masih hidup) menjadi manusia yang bisa kita saksikan di sinetron-sinetron tipuan itu, yang dipersepsikan oleh produser dan sutradara sesuai selera pasar, tentu aku percaya pak dhe karena manusia itu unik dengan kemampuan berfikirnya dan belajar dari pengalamannya, manusia bisa beradaptasi dengan alam lingkungannya untuk meningkatkan taraf hidupnya.

  16. kalau menurut saya,
    para evolusionis itu punya kelemahan : tidak menyertakan peran Tuhan

    kelemahan yang anti evolusi : logikanya, bila Tuhan bisa menciptakan dari tidak ada menjadi ada, tentu akan lebih mudah “mengubah” sesuatu yg telah ada menjadi sesuatu yang baru. Caranya? yaitu yg biasa disebut oleh ahli agama sebagai “sunatullah”, atau orang science menyebutnya “hukum alam”.

    Sayangnya, tidak semua orang tidak/ belum bisa membayangkan scala waktu geologi, tolong dibahas pak dhe skala waktu geologi.

  17. Sampai kapan evolusi berlangsung, pakdhe? Apa iya sampai tujuh turunan aja?

  18. Meskipun saya ndak percaya dengan Harun Yahya, tapi saya juga ndak sabar menunggu pembahasan tentang Harun Yahya di blog ini … 🙂

  19. pakdhe … terus … klo manusia bakal berevolusi juga ???
    kira-kira … manusia berevolusi jadi apa yo dhe ???
    klo munyuk, tak mati saiki wae xixixixi … -becanda-
    ditunggu pakdhe … pelajaran munyuk eh evolusi nya yg lain …

    jogja koq gempa lagi ni pakdhe semalem … jam 02.30wib
    3.1SR kata si BMG …

    mbok gempa ne disuruh leren dhe …
    nda nyenyak bobo-ku … :p pareng …

  20. Memang benar, manusia mengakui atau tidak, berdampingan dengan manusia lain, makhluk lain, alam dsb.
    Lha kalo mau hidup sendiri apa mungkin ? Wong yang kita pakai sehari-hari buatan orang lain.
    Maaf pak, baru kali ini wani komen.
    Ditunggu sambungannya 😀

  21. Aku percaya ada evolusi pakde Rovi
    Contohnya begini manusia jaman dulu mungkin rahangnya besar2 dan giginya kuat2 karena makananya memang memerlukan kondisi spt itu, kesini2 rahang mengecil sementara jumlah gigi tetap, trus ruangan ga muat, akhirnya gigi belakang miring..atau crowding. Manusia dimasa depan kali jempolnya besar2 kebanyakan sms…huehuehue (maaap…ya..pak)

  22. Saya ga sabar nih nunggu artikel selanjutnya! Jangan lupa bahas teorinya harun yaaa 😀

    *mengetuk-ngetuk meja dengan 4 jari*

  23. Evolusi yang memakan waktu panjaaaaaaaaaaaaaaaaaang sekali mungkin menunjukkan bahwa Allah itu maha sabar ya Pak. Kita manusia saja yang maunya instan. Terimakasih dan salam eksperimen.

  24. MazTeguh
    Pelajarinya dikit2 ya … nanti aku uraikan adanya beberapa “pitfall” … lubang keledei … mengapa kita terpengaruh pemikiran awal Darwinian tentang evolusi.
    Seperti yang aku tulis … evolusi berjalan sangat pelan dan tidak mudah dilihat, tidak kasat mata … prosesnya seperti apa ? itupun masih selalu diperdebatkan. Bahkan oleh para biologist.

    Sempurna ?
    Ini harus hati-hati ada “jalan licin” ketika berbicara kata sempurna. Apa itu sempurna ? versi fisis atau versi non fisis ?
    Tahukah anda mata siapa yang paling sempurna … matanya cumi-cumi yang kalau dibuat nyantainya bisa dibilang “ngga pernah perlu menggunakan kacamata” ! Focus dari cumi-cumi tidak sekedar membuat cekung cembung lensanya saja. Tetapi ada proses unik didalam mata cumi-cumi sehingga matanya lebih “awas” lebih tajam ketimbang mata manusia yg sudah kayak saya perlu kacamata sejak SMP B-(

  25. Mas-mas dan mbak-mbak sekalian, sampeyan mbok jangan cuma memahami yang namanya kunfayakun-Nya Gusti Allah itu cuman “mak gedubrak” terus jadi, walaupun dengan kekuasaanNya Tuhan juga bisa menjadikan apa saja dengan cara apa saja, terserah kehendakNya. Kita semua sudah tahu ada yang namanya hukum alam yang katanya diistilahkan sunnatullah, itu juga merupakan suatu proses bukan?
    Jadi kalau semuanya, termasuk teori evolusi cuman diukur dengan umur manusia (yang nggak berarti apa-apa dibandingkan dengan umur peradaban manusia, apalagi dibandingkan dengan umur kehidupan di bumi, apalagi dibandingkan dengan umur bumi, apalagi dibandingkan dengan umur alam semesta, dst) terus dibandingkan dengan kemampuan otak manusia ya pasti ada yang nggak nyambung. Darwin, telah mengawali kita semua untuk lebih memikirkan penciptaan makhluk yang ada di muka bumi. Bukankah di buku suci kita juga disuruh memperhatikan alam dan bagaimana semuanya itu diciptakan? Dari situ kita bisa memahami begitulah kebesaran Tuhan.
    Salam

  26. Salam,
    Pak Dhe, saya kok masih belum nyambung ya… kalo evolusi berarti perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi (wikipedia), proses berubahnya itu gimana to… (yg kita ketahui semua makhluk sudah jadi dan sempurna kan?)
    lalu, apakah saat sekarang ini proses itu masih ada? kalo masih, berarti kita bisa dong (seharusnya) menyaksikan “kanthi cetho welo-welo”, para makhluk yg sdg berubah itu? (tapi yg kita saksikan malah para ikan, para amphibi, para reptilia, para mamalia yg demikian sempurna, indah dan menakjubkan, tanpa cacat atau tanda2 akan berubah ke spesies lain. bukankah perubahan gen sedikit saja akan membuat mereka tampak cacat? seperti para korban radiasi di rusia, jepang,dll.)
    kalo tidak, kenapa prose itu kok berhenti? ada apakah gerangan? apa karena sdh muncul puncak evolusi (katanya) yaitu manusia? (yg aku tahu, manusia diciptakan Allah paling terakhir setelah alam semesta sudah jadi dan siap ditempati manusia, karena alam diciptakan dan ditundukkan utk manusia, sehingga derajat manusia lebih mulia dari alam, tapi masih sama2 sbg ummatNYA.)

    Dijelasin dong Pak Dhe, aku tambah penasaran nih (maklum aku bkn org biologi).

    Matur suwun,
    Salam.

  27. Bukannya teori evolusi itu sebagai cara manusia dengan cara ilmiah untuk mencari asal-usulnya? Ya kalo pencetus teori evolusi cukup puas dengan ajaran agama bahwa manusia diciptakan Allah dari tanah maka dia ndak perlu susah-susah bikin teori dengan menggathuk-gathukkan perubahan dari makhluk unicellular menjadi makhluk multicellular yang rumit itu.
    rasa kasih sayang terhadap sesama makhluq(artinya:yang diciptakan) itu wajar, lha wong yang nyiptain (bhs arab-e: Al-Khaliq) itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Jadi penjelasannya bukan karena satu nenek moyang, tapi satu Pencipta.
    mengenai evolusi ini (Darwinisme) dalam banyak hal memang selalu bertentangan dengan agama.
    jadi ingat film jurassic park, ada ilmuwan yang bilang bahwa “semua hal berubah, yang tidak akan berubah adalah perubahannya sendiri”
    Yah…namanya juga teori, kalo nggak ada yang nentang sama ndukung maka yang jadi profesor hanya pembuat teori itu thok!

  28. “Evolusi biologi jangan trus dijlentreh sakkepenake dewe dipakai dan diusung menjustifikasi kelakuan melawan ras lain”

    Tul banget Pak Dhe… Kl aq boleh ngutip kata2 pak Edison, penemu beken itu loh: “Non-violence leads to the highest ethics, which is the goal of all evolution. Until we stop harming all other living beings, we are still savages.”

    Wo ellah… maksudnya tuch kurang lebih ilmu evolusi tuch bukan hanya bisa di-implementasi-kan dalam dunia biologi saja, tp bs jg elektronika, IT, bahkan organisasi… intinya: anti kekerasan lah… jgn sampe dibuat utk dalil membenarkan holocaust (korban banjir/gempa etc) yg mm sgt bahaya laten begete… toch kita manusia beradab yg punya kode etik yg sangat mulia…

  29. Mas Agus,
    Istilah spesies, genus dll ini lah sekedar istilahnya biologi tah.
    Mau dibilang satu spesies mau dibilang satu genus, mau dibilang tunggal simbah atau tunggal mbah buyut, misan, sepupu sakjane ya ngga bermakna apa-apa kalau manusia tidak mempermasalahkan asal usulnya. Sipa hayo yang mempermasalahkan asal usul dari api dan dari tanah.
    Itu semua sekedar istilah saja. Kita (yg melayu) juga semestinya ngga protes dibilang sodaraan sama wong Afrika yang item, maupun wong jepang yang putih-putih. Kan sesama manusia sama derajatnya, sama hak dan kewajibannya 🙂
    Istilah spesies hanya istilah biologi doank kok.

    Nah perbedaan ras itu bukanlah yg disebut sebagai bagian evolusi dalam ilmu biologi looh. Evolusi biologi jangan trus dijlentreh sakkepenake dewe dipakai dan diusung menjustifikasi kelakuan melawan ras lain 😀

  30. protes lagi pakdhe…, kalo saya sama sepupu jauuuhhh saya meskipun penampakannya (ih kayak dunia lain saja ) agak-agak mirip tapi tetap diakui satu spesies yaitu manusia. teori evolusi itu kan menyebutkan terbentuknya spesies baru. Lha wong orang Asia, eropa dan afrika yang penampakan/ciri-ciri fisik luarnya beda saja masih diakui satu spesies kok, cuma beda ras saja. beda sama macan, harimau, singa, kucing, cheetah dll dianggap sbg spesies yg berlainan, bahkan kucing punya ras sendiri loh…
    malah saya punya anggapan begini kalo untuk manusia, isu SARA saja bikin konflik, apalagi kalo ditambah isu SARAS (suku, agama, ras dan spesies), mangkanya nggak ada anggapan spesies untuk manusia. tapi kalo buat binatang yang nggak bisa protes ya manusia bikin deh spesies singa, spesies harimau, spesies kucing bukannya ras singa, ras harimau dan ras kucing. Teori itu benar menurut yang mbikin teori, kalo orang lain menentang itu sih terserah dia…. itu kan cuma teori he he he

  31. mas rov kan
    kebetulan lg ngebahas evolusi nih,mas pasti pernah denger ttg teorinya harun yahya yg katanya bisa meruntuhkan teori evolusinya darwin kan mas,menurut mas rov apa yah komentarnya ttg teori ini,makasi mas……

  32. mas klo bisa tolong dibahas juga yah ttg teori harun yahyanya,saya jd penasaran nih mas…….

Tinggalkan komentar