Potensi Geothermal vs Minyak Bumi


Seberapa besar potensi geothermal ini?

potensi-energi-indonesia-2004

Potensi energi di Indonesia tahun 2004 (sudah harus diupdate)

Cadangan energi fosil sangat tergantung dari jumlah (volume) yg dapat diambil atau “ditambang”. Angka ini akan diskrit (secara teoritis) karena akan “habis” pada suatu saat nanti.

Energi Geothermal bukanlah energi fosil sehingga perhitungan potensial yg dapat dipakai untuk membangkitkan energi lain (dalam hal ini energi listrik) yang dapat dipakai utk memperkirakan perbandingan dengan sumber energi fosil.
Kurang diketahui bagaimana angka-angka dalam naskah Blueprint PEN-Pengelolaan Energi Nasional 2005 (lampiran B1) ini diperoleh. Namun yg sering dipakai adalah potensi pembangkitan listrik dari geothermal adalah sebesar 20 000 MW. Angka ini yg dicoba dipakai sebagai dasar perbandingan dengan energi minyak bumi. Sumber lain menyebutkan total kapasitas geothermal ini 27 000 MW.

Kalau saja untuk membangkitkan listrik 1 Kwh membutuhkan 0.28 liter BBM, maka :

  • 1MWh membutuhkan 280 liter atau kira-kira 2 barel
  • Kalau potensi geothermal di Indonesia itu 20 000 MW maka satu jam setara 5,600,000 liter atau 35,223 barel)
  • Dalam satu hari potensi geothermal adalah setara 134,400,000 liter atau 845,351 barel BBM
  • Dalam satu bulan sudah bernilai 4,032,000,000 liter BBM atau 25,360,518 barel
  • Dalam satu tahun bisa menghemat 48,384,000,000 liter sekitar 304,326,214 barel

Potensi geothermal dihitung untuk jangka 30 tahun karena potensi ini diestimasi berdasarkan usia sumur geothermal dan usia mesin pembangkit yg rata-rata akan bertahan selama 20-30 tahun, seperti satu kali masa kontrak PSC yang lamanya antara 20-30 tahun. Sebagai gambaran Lapangan geothermal Kamojang sudah berusia 27 tahun dan masih memilki kapasitas 93% dari yg terpasang.

– Maka dalam 30 tahun nilainya akan menjadi setara 1,451,520,000,000 liter BBM atau 9,129,786,412 barel-e (~ 9 milyar barrel ekivalen).

Asumsi yg diambil adalah 0.28 liter BBM ini hanya memproduksi 1 Kwh. Faktor konversi liter/Kwh ini sangat tergantung dari keamampuan mesin pembangkit. Mesin pembangkit yang bagus dan efisien barangkali bisa saja membutuhkan kurang dari 0.28 liter/Kwh.

oil-vs-geothermal.jpg

Seberapa besar potensi Geothermal di Indonesia

Kalau dilihat dari produksi minyak mentah (crude oil) Indonesia maka dalam satu hari potensial geothermal ini lebih besar dari produksi minyak Indonesia saat ini yang hanya sekitar 6-7 ratus ribu barel/hari (proyeksi dalam blueprint PEN 2005 hanya 500 rb bph).

Perhitungan potensi geothermal diatas tentusaja dibatasi oleh current technology yang tercermin pada efisiensi pembangkitan (0.28 liter/Kwh) dan dalam dalam masa 30 tahun, namun secara teoritis energi geothermal tidak akan habis dalam ribuan tahun.

Dari perbandingan beberapa tipe pembangkit ternyata Capacity Factor untuk pembangkit listrik yang paling tinggi adalah dari Geothermal (Kamojang 93%, Wayang windu 94%, Darajat 93%). Coba bandingkan dg pembangkit yg menggunakan BBM/BBG (Muara karang, 65%), Batubara (Suralaya 67%), PLTA (Saguling 36%, Barantas 39%). Bahkan ada beberapa pembangkit dengan BBM memilki kapasitas dibawah 20 %, salah satu penyebabnya karena kesulitan pasokan bahan bakar.

Mengapa Geothermal memiliki kapasitas sangat besar ? mungkin karena jalur suplainya langsung dari dalam tanah (dari sumur langsung ke turbin) , jadi tidak banyak tangan, apalagi kepentingan ini kepentingan itu.

Hal ini terbukti dari PLTP pertama di Kamojang yg sudah berumur 27 tahun tetap saja masih tinggi daya kemampuannya sepanjang beroperasinya. Dan tdk ada gangguan di suplai energi primernya !.

18 Tanggapan

  1. […] grafik yang diperoleh dari salah satu sumber di atas, potensi produksi sumur geothermal terus meningkat sejak pertama kali proses produksi […]

  2. Pak De…

    Matursuwun uraiannya..

    Mohon dijelaskan mengenai Regulasi tentang Pengembangan Geothermal… dan Posisi Pertamina Geothermal sendiri sebagai apa sih??? kog di Beberapa Geothermal Field Area yang pernah saya kunjungi, seperti di Kamojang, Wayang Windu, Gunung Salak, ada lebelnya Pertamina juga…

    Maturnuwun

    Prihatin Tri Setyobudi
    T. Geologi UNDIP

  3. Menarik…dan salam kenal.
    Yang menjadi penekanan saya di data yg sering dipakai adalah potensi pembangkitan listrik dari geothermal adalah sebesar 20 000 MW. Angka itu apa sudah dalam bentuk reserve atau hanya sebatas resource.
    Yang agak rumit kan analisis potensi resource geothermal yang nilainya disesuaikan dengan pemakaian energi minyak bumi. Itu gimana mas? Makasih.

  4. mas mas
    saya lagi cari2 geologi regional daerah kamojang yang ada geothermal field nya
    kalo di perpus sii banyak (kliatannya)hehe
    tapi kalo di internet gini2 carinya kemana yaaaa…
    ato ga selaen di perpus tuu di mana yaa….
    thsns

  5. gw mau tanya yah kakak,

    gw lagi research soal geothermal,

    sebenernya apa sih yang menjadi kendala dan pertimbangan yang bikin Indonesia ga mau beralih ke geothermal?

    Truz biaya yang di perlukan tolong diperkirakan berapa ya?

  6. gw mau tanya yah kakak,

    gw lagi research soal geothermal,

    sebenernya apa sih yang menjadi kendala dan pertimbangan yang bikin Indonesia ga mau beralih ke geothermal?

    Truz biaya yang di perlukan tolong diperkirakan berapa ya?

  7. Assalamu’alaikum wr wb.
    pakdhe, its me…!
    saya termasuk pendukung pemberdayaan energi alternatif diluar bbf khususnya bbm. di Indonesia, geothermal merupakan potensi energi yang belum dimaksimalkan. secara ekonomi, harga EPB lebih unggul dari harga PLT Minyak dari sisi komponen C. namun dari sisi komponen A, EPB > PLT Minyak. daya output yg dihasilkan EPB u/ satu invest plant yg mahal itu pun tidak lebih dari 100 MW. (cmiiw).
    berapa pun jumlah invest EPB, nantinya sewaktu-waktu akan ketemu titik dimana Biaya total harga listrik EPB = Biaya total harga listrik PLT Minyak. kapan titik itu muncul, gak tauuuuuuu? banyak variabel yg mempengaruhinya ya pakdhe…?
    nah saya khawatir sebelum titik pertemuan itu muncul malah kolap duluannnn
    gimana ngatasin ini ya pakdhe…?

    monggo diimel ke IE aja pakdhe!
    terimakasih
    wassalam wr. wb.

  8. mas ada analisa tentang perbandingan PLTN vs PLTP mulai dari dampak lingkungan, biaya pembuatan serta evisien mana jika di terapkan di indonesia

  9. salam…
    boleh minta tolong judul TA apa aja yang cocok untuk bidang geothermal??makasih

  10. mau naya, karakteristik apa saja yang dapat dijadikan PLTP untuk sebuah sumber air panas?
    trims
    saukani

  11. Artikel yang bagus…
    mau nanya kira-kira kendala apa saja yang menghambat pengembangan panas bumi ini di Indonesia ya Mas? dan bagaimana solusinya?
    trim’s
    Fufu

  12. Anonymous … Emang knapa ?
    Apa menteri energi mesti buat blog juga ?

    thx

  13. Iki sopo tho……. Opo menteri Energy Indonesia po piye…..he..he

  14. Mudah2an dengan banyaknya kawan yang mampir kesini, akan lebih banyak lagi yang sadar energi dan bisa ngembangin pemberdayaan energi kedepan.. 🙂

    Salam kenal dan salam hangat dari afrika barat 🙂

  15. Salam kenal juga,

    Salah satu kendala investasi adalah harga jual listrik yg dinilai terlalu rendah, sehingga dirasakan tidak ekonomis oleh investor. Salah satu cara tentunya dengan merubah sistem bagi-hasil atau sistem kontraknya. Toh, listrik yg dihasilkan itu sendiri nantinya dipakai oleh Indonesia.

    Selain itu sisi perundangannya juga harus berbeda antara energi fosil dengan energi terbarukan ini. Kontrak dalam migas ada huu dan hilir, sedangkan geothermal ini mau tidak mau harus dari hulu hingga ke hilir. Memang mungkin dipisah hulu-hilir misalnya uap panas bisa saja dijual ke PLN. Namun kendalanya adalah harga jualnya.

    Saya sendiri belum begitu tahu banyak ttg kontrak panasbumi. Saya juga belajar sama dengan rekan-rekan yg lain.

    Memang banyak yg kurang paham ttg panasbumi ini (termasuk saya yg sedang “belajar” ini). Kampanye tentang panasbumi ini tentunya perlu dilakukan juga oleh pemerintah seperti sebelum kenaikan BBM, sebagai iklan layanan masyarakat. Sehingga masyarakat (termasuk pejabat pemerintah daerah) akan tahu dan tidak terkaget-kaget kalau ada proyek geothermal ini nantinya.

  16. Salam kenal mas rovicky….

    memang kita tahu bahwa indonesia berada dalam ring of fire bahkan sekitar 15% gunung api aktif dunia ada di negara ini. saya pernah mendengar bahwa kendala pengembangan energi geotermal adalah biaya pembangunan instalasi (sangat jarang pihak asing mau ikut ambil bagian dalam bidang ini). kira2 sampai kapan masalah ini akan jadi kendala?dan langkah apa yang musti diambil supaya energi geotermal bisa dikembangkan segera?

    jangan samapai gunung api yang kita miliki hanya menjadi bala buat negara ini, tanpa memberikan manfaat.

  17. Ya untuk saat ini saya memfokuskan untuk Geothermal. Karena dari jumlah serta potensi pengembangannya Geothermal ini yg akan lebih banyak memberikan impact dalam memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.

    Dibukukan ?
    Hmm mungkin juga

    salam

  18. hmm… makin lama makin menggigit nih analisanya mas…

    kayaknya tulisan2 ini perlu ‘dijual’ secara lebih luas, dengan target pembaca yang lebih luas, terutama kalangan pengambil kebijakan negeri ini.

    entah dibendel menjadi buku, atau ‘iklan’ blog-nya yang dilebarin lagi…

    btw, fokus mas vicky kok masih di geothermal saja ya. bagaimana dengan angin dan surya? untuk skala mikro (pedalaman), mungkin juga pilihan menarik lho…

Tinggalkan komentar