Proof Posi+ive and Forensic Geology


Forensic GeologyDalam mengungkapkan sebuah kasus kriminal, banyak cara yg sering dilakukan polisi. Salah satu cara yg paling mudah diterima secara hukum adalah pengungkapan secara positip. Pengungkapan positip ini tentusaja memanfaatkan pengetahuan ilmiah serta alat-alat tehnologi yang canggih lainnya. Ada sebuah acara menarik di Discovery channel,
dimana acara yg menarik ini pernah diputar.

Sebuah episode pengungkapan tindak kriminal disiarkan di Discovery Channel, sebuah acara tentang investigasi menggantikan acara “forensic file” sebelumnya. Acara penelitian forensik yg didukung oleh University of Tennessee National Forensic Academy (NFA) tentunya secara saintifik dengan alat-alat canggih. Dan pasti saja –> mahal !

Ada dua bagian tulisan tentang pentingnya forensic yang pertama tulisan lamaku dalam mengungkap pemboman di Kuningan Jakarta beberapa tahun lalu, Forensic utk pengungkap pelaku bom di Kuningan. Nah, mari kita coba bandingkan bagaimana dengan tingkah polah yang di Indonesia dengan proof posi+ive diatas.

Di Indonesia seandainya ada kasus kejahatan termasuk pengeboman maka yg paling dahulu terjadi adalah ramainya masyarakat yg menduga-duga tentang “siapa pelaku”-nya. Bahkan kejinya lagi ingin melihat foto kepingan-kepingan, serpihan tubuh … Masya Allah. Sangat jelas terlihat ungkapan bernada emosi, dendam, dan keinginan menghukum !. Spekulasi-spekulasi bermunculan dan kata-kata yg muncul adalah Jamaah Islamiah, konspirasi Yahudi- Amerika, Al-Qaeda link, Islam Fanatik, juga mungkin gerakan separatis dll. Bahkan lebih konyolnya ucapan pemberian hadiah bagi pemberi info tentang siapa pelaku yg sering masih samar-samar. Hadiah untuk ‘bounty hunter’ ini sering sekali memicu spekulan-spekulan bertindak, dan tentu saja sudah terlihat akan ngawur !

Mungkin saja naluri kita sudah menuju ke arah yg benar dan saya bukannya anti naluri (seperti kata PakDhe) yg mungkin sekali akan menuntun ke siapa yg bertanggung jawab. Namun kalau dengan naluri didahulukan tentunya akan sangat mudah dipatahkan dengan proof posi+ive. Dan seringkali naluri tidak mudah untuk bisa “mencegah” kejadian selanjutnya. Karena kita mesti tahu modus operasinya, mesti tahu “why, how and when etc “, sebelum menentukan WHO !

Disetiap kejadian apapun “pasti ada jejak yg tertinggal” kalau aku sendiri lebih suka dengan ‘fosil’ atau artefak yg akan memberikan data-data untuk “proof posi+ive !”, ketimbang sekedar menduga siapa sih yg kejam begini. Jenis bomb tentu saja mudah sekali dikenali hanya dengan melihat karakter ledakan, sisa abu, asap, dll. Bercah
darah, potongan rambut, Setiap keping remnant adalah evidence. Nah disinilah pentingnya uji forensik.
Satu contoh sederhana adalah potongan kawat. Anda tentu tahu uji balistik yg mirip sidik jari, dimana guratan-guratan peluru yg dikeluarkan pistol akan sangat spesifik utk tiap pistol/senjata api. Hal yg sama dengan guratan gunting pemotong yg pasti akan tertinggal pada ujung kawat yg sering dipakai pada detonator. Tentu saja secara
mikroskopik !

Waktu kejadian bom di Kuningan jakarta awalnya diketahui kemungkinan mobil box yg meledak dari video yg direkam di Plaza 89. Kemudian akan diketahui lagi mungkin no rangka, kemudian pemilik dst-dst.

Pada acara lain muncul profesi “profiler”, yaitu profesi yg kerjanya melihat dan menentukan bagaimana mencari orang-orang yg memiliki profil seperti yg diindikasikan dari penelitian forensik. Jenis orangnya seperti apa, tingkah lakunya bagaimana, apa saja kira-kira kesukaannya. Nah kemudian di sortir orang2 yang sesuai dengan profil tersebut. Dan sedikit demi sedikit petunjuk-petunjuk mengarah ke orang yang tepat akan sampai juga.
Ah .. kelamaaaan … pelakunya keburu lari !” …
Mungkin anda akan teriak begini kan ?. Barangkali anda benar kita perlu sesuatu yg “njlegur” dan instant sukur-sukur bisa mendongkrak peringkat pilpres nanti … wueek !!. Tapi cara instant ini juga secara instant akan hilang manfaatnya. Dan kejadian sama akan muncul berikutnya. Tapi tahukah anda bahwa hampir semua pelaku kejahatan akan melihat hasilnya. Dia mungkin saja masih berkeliaran, memperhatikan atau bahkan mengevaluasi ‘hasil karya’nya.

Cara “proof posi+ive” ini efeknya akan lebih lama sehingga akan mempersulit gerakan-gerakan teror-teror berikutnya. Sangat penting dilakukan tindakan yang hanya menginginkan spekulasi, walaupun aku bukan anti naluriah ! Mencari pelaku sama perlunya juga dengan penelitian forensiknya. Bukan sekedar emosi untuk menghukum si pelaku … lah kalo tindakan bunuh diri gimana ?

Aku sendiri ndak yakin kalau “proof posi+ive” ini akan “laku” dikalangan politisi … Bahkan anda mungkin lebih percaya dengan naluri anda untuk menunjuk hidung siapa yg salah.

Nah sekarang forensic dalam geologi gimana ?
Ini satu contoh kasus yg dicritakan seorang teman tentang forensic dalam ilmu geologi. Misalnya concrete petrography sebuah uji mikroskopik batuan dengan teknik sayatan tipis batuan persis kalau untuk analisa batuan secara umum. namun disini dipakai untuk kebutuhan forensik.

Beton (concrete) sebuah tempat yang diduga diledakkan kemudian mengalami kebakaran akan memiliki ciri fisik yang berbeda dengan beton yang hanya terbakar saja tanpa adanya ledakan. Ledakan sebuah bom, misalnya mungkin akan memiliki perbedaan dengan ledakan dynamit. Secara “naluri” seorang forensic geologist akan mengetahui perbedaan bahwa batuan yg ditelitinya mengalami sebuah proses diawali dengan dengan hentakan dan pemanasan. Atau hanya sekedar pemanasan. Pecahan renik (kecil-kecil) pada sayatan batuan akan memperlihatkan hal itu.

Adapula kebutuhan pemeliharaan atau pemulihan sebuah konstruksi yang runtuh akan memerlukan pekerjaan analisa petrografi beton (concrete petrography) Lihat web : concrete forensic petrografi.

Salah satu buku forensic geology bisa dilihat pada gambar diatas, klick saja gambarnya.

Mengapa forensik geology menjadi penting ?
Dalam mengungkap teka-teki di dunia kriminal, forensic geology dapat juga memberikan bukti-bukti ilmiah yg lebih maju sehingga akan mempersulit pelaku kriminal untuk mengelak. Saat ini pelaku-pelaku kriminal sudah terbiasa mengelak dengan tidak meninggalkan jejak-jejak yg konvensional, misal menghapus sidik jari, menghilangkan bercak darah, tidak meninggalkan cairan tubuh dsb. Tentunya diperlukan metode-metode “advance” dalam mengungkapkan sebah tindak kriminal yg bukan konvensional. Tinggalan-tinggalan lain misalnya debu didalam mobil, cerat mineral, lumpur yg menempel di sepatu, merupakan jejak-jejak baru yang harus diketahui oleh polisi atau penyidik.

Setiap daerah memiliki karakteristik lumpur yg berbeda-beda. Dengan diketahuinya asal lumpur yg menempel pada sebuah mobil truk, tentunyaakan menunjukkan dimana saja sebuah mobil ini sering dipergunakan.

Jadi …. ada yang mau ndak belajar geologi trus jadi pulisi ?
Bagaimana syaratnya ? coba baca ini Forensic engineering

4 Tanggapan

  1. ada salah satu serial di TV kabel
    yakni CSI (Crime Scene Investigation)

    dimana forensik geologi benar-benar di applikasikan pada setiap ceritanya

  2. Lebih top markotop lagi kalo penyidik merangkap akhli forensik, pasti hasilnya sangat pas n jitu alias nggak luput !!

  3. Hiya ya … citra pulisi Indonesia ini masih harus diperbaiki. Gimana kalau masuk pulisi trus memperbaiki citra kepulisian
    “… wuik !!! ndak usah idealis !” katanya
    Tapi gimana kalau seperti kata pabrik sepatu ”
    “Impossible is nothing” … ” Just Do it !”

  4. wah geologist jadi pulisi, kalo jadi tim forensiknya sih kayaknya gajinya kecil…yang besar sih jadi tukang nilang-nilang di jalanan. Nah kalo jadi polantas bisa nggak pak? geologist kan bisa liat segi geografis dan komposisi batuan dimana nilang yang strategis dan aman dari longsor. hehe

Tinggalkan komentar