Arab tidak lagi menjual minyak (?)


HuffPostEven Saudi Arabia Is Preparing For The End Of Oil
The world’s richest oil country will build a $2 trillion post-oil fund. (Huffington Post)

Issue yang dilantunkan Saudi ini bukan sekedar issue minyak, tetapi juga issue energi masa depan. Saudi saat ini memang “tekor” budget tahunannya karena harga yang anjlok, sehingga pemasukannya berkurang padahal pembangunannya ga dapat disetop (at no point of return), makanya Arab Saudi butuh duit banyak dalam waktu dekat.

GlobalUnconventional

Jumlah cadangan migas Non-Conventional di dunia. (WoodMac)

Dalam Jangka panjang, Saudi memiliki cadangan besar utk “conventional oil”, tapi “HC Unconventional” yang dimiliki Saudi ini tidak terlalu banyak, dibandingkan negara lain (yang besar justru South Africa) . Kalau saja HC Unconventional, ini berkembang mulus, maka Saudi bisa jadi bukan lagi sebagai negara “terkaya”. Itu yang mungkin menjadikan Saudi pingin membuat “diversifikasi”, pendapatan negara. Mungkin akan membuat industri baru dalam 20 tahun kedepan.

Dalam jangka pendek ada beberapa kemungkinan:

  • Saudi membuat issue ini supaya harga minyak terangkat.
  • Saudi ingin menguras minyaknya segera.

Minyak Saudi masih murah ongkos produksinya saat ini, artinya kalau bersaing perang harga mereka masih tetep mampu menguasai pasar. Yang kasian sebenarnya negara-negara lain yang minyaknya sedikit tetapi minyaknya menjadi pendapatan pokok negara itu. Indonesia masih mengandalkan 20% anggaran negaranya dari migas.

Hampir semua “negara” pemilik minyak sekarang cenderung tetap ingin menggenjot produksi. Hampir ga ada negara yang berniat mengurangi. Yang berniat mengurangi produksi atau menjual asset itu “perusahaan”nya, bukan negaranya.

Nah Saudi ini berperan sebagai negara sekaligus perusahaan.  Woh !

 

3 Tanggapan

  1. minyak bumi lambat laun akan menipis,

  2. Kalau sudah habis kira-kira sumber pemasukan utamanya apa ya?
    thanks

  3. Kalau Indonesia kira-kira sampai berapa tahun lagi Pak?

Tinggalkan komentar