Perhitungan angka habisnya minyak ini akan saja selalu salah, siapapun yg menghitung, serta apapun metode yg dipergunakan. Namun saya sendiripun cenderung akan tetep mengatakannya bahwa minyak bisa habis tapi kita tidak mungkin memperkirakannya, kalau ditanya. Bukan apa-apa, tetapi saya lebih berpikir bahwa angka-angka inilah yg memacu utk diketemukannya lapangan-lapangan baru. “Feedback Proccess” dalam “supply and demand” didalam kebutuhan energi ini akan selalu saja terjadi.
Proses melarnya cadangan minyak ini memang bisa saja dianggap seperti mengukur panjang karet gelang, akan selalu bertambah panjang kalau dipaksa direntangkan. Namun akan memiliki panjang maksimum sebelum putus secara mendadak. Tuss !
Tentunya skenario ini akan sangat-sangat berbahaya, kalau tidak disadari dan dipersiapkan. Minyakbumi diperkirakan masih akan mendominasi energi hingga 2050. Namun ini kalau segalanya berjalan seperti adanya saat ini. Energi alternatip diperkirakan akan mulai masuk sekitar 2020. Namun masih belum tentu juga karena pengembang energi alternatip ini juga perusahaan pemilik cadangan-cadangan migas. Perusahaan engembang energi ini tentunya akan mencoba mengulur-ulur waktu supaya cadangan migas yg dimilikinya tidak “basi” karena munculnya energi alternatif (energi substitusi).
Skenario lain adalah substitusi, munculkan energy resources sejenis yg mengisi kebutuhan energi selain minyak bukan dari explorasi didalam bumi. Misalnya biodiesel yg akan dibangun secara besar-besaran di Singapore oleh Archer Daniels yg dilansir Jakarta Post beberapa waktu lalu, di Indonesia SBY juga barusaja mencanangkan hal itu. Kalau ini terjadi tentunya Singapore sebagai exportir BBM akan terjadi, yakin CPOnya malah bisa jadi disuply dari Indonesia deh. Perlu diingat bahwa bergesernya batubara dalam mendominasi kebutuhan energi buakn diakibatkan oleh habisnya batubara, namun disebabkan oleh munculnya energi substitusinya yaitu minyak bumi. Minyakbumi ini langsung “lock in”, terkunci, dengan segala bentuk mesin-mesin diesel, mesin bakar (combustion) sebagai penggerak mekanik.
Scenario lain masih banyak, termasuk kemungkinan energi maju menggantikan energi konvensional, atau kebutuhan transportasi berubah karena komunikasi lebih maju menutup keinginan bertemu menjadi sekedar tatapmuka lewat screen (ini sudah mulai). Termasuk scenario khusus yang beruba ‘meteoric impact‘ (maksudnya sesuatu yg tak terduga).
Perkiraan harga minyak bumi disebelah ini dibuat oleh beberapa lembaga-lembaga energi. Namun kalau anda lihat tidak ada satupun yg tepat memperkirakan harga minyak bumi ini. Harga diperkirakan maksimum hanya 35 USD/bbl. tetapi kenyataan saat ini (2006) harga minyakbumi mentah (crude) sudah mencapai diatas USD 70/bbl. Dua kali lipatperkiraan harga maksimum ditahun 2000. jelas perkiraan ini merusak rencana-rencana kerja jangka panjang. Rencana kerja jangka panjang 5 tahunanpun harus selalu diubah. Dan paling tidak harus ditinjau kembali setiap tahun. Atau bahkan setiaptengah tahun. Semakin repot deh memprediksi.
Memang sulit memberikan angka pasti, namun justru dengan mengerti fenomena ketidak-pastian inilah kita dapat mempengaruhi semua pihak dalam ‘energy-chain‘ utk tetap melakukan eksplorasi-exploitasi, termasuk pihak investor, goverment, juga konsumen utk mencoba berhemat. Disisi lain utk memaju explorationist tetep menggali resources ini. Sepanjang tahunpun harga ini diperkirakan. Di tahun 1980 Amerika memperkirakan harga akan naik, perkiraan kenaikan ini selalu terjadi hingga tahun 2000. Namun kenyataannya justru malah menurun. (Pssst … jangan-jangan ini jebakannya ngAmrik supaya negara-negara lain di dunia lengah ya … upst !).
kebutuhan nergi terbanyak adalah untuk berpindah tempat atau transportasi, namun energi terboros (hilang) karena transportasi terbesar berada pada mekanis di “roda”. Pemborosan energi ini bukan hanya menjadikan minyak (energi) terbuang percuma namun juga efisiensi pemanfaatan energi juga menjadikan harga minyak melonjak. Nah ini tantangan untuk menciptakan mesin-mesin dengan efisiensi tinggi buat mereka yg berkecimpung dibidang mekanik. Buat yg sering jalan-jalan piknik, barangkali piknik virtual bisa menjadi alternatif 🙂
Kalau dilihat sepintas diatas, terlihat bahwa kebutuhan energi dunia masih didominasi oleh sisi supply, sedangkan sisi demand (pemanfaatan) masih jarang dilihat. Kebutuhan terbanyak yg dipergunakan utk penggerak mekanik ternyata memliki tingkat keborosan hingga 71 %. Jadi kalau tahun lalu Pak SBY mencanagkan hemat energi dengan menghemat listrik aku yakin “ndak bisa nendang”, atau ndak banyak dampaknya. Justru kemacetan di jalan inilah yg memboroskan penggunaan energi.
Di sisi lain pengungkapan angka harga serta kapan supply migas ini masih akan terus berlangsung, walaupun dengan metode bermacam-macam, masing-masing ini tentunya bukan ditujukan untuk menjadi salah satu tujuan kehandalan menerka-nerka tetapi lebih banyak bermanfaat sebagai warning system. Ini akan lebih bermanfaat untuk membangkitkan awareness, not just for science but for human survival.
Sumber gambar AAPG (American Assoc of Petroleum Geologist)
Filed under: Dongeng Geologi, Energi |
Kan bisa pake tenaga surya
kyaknya klo minyak bumi habis dan sumua sumber energi di bumi ini udah habis kita pasti akan kembali ke jaman dulu lagi, gak ada kendaraan bermotor gak ada kapal dll, naik kuda aj,,,
klo mau masak pakai kayu bakar,karna suatu saat nanti entah kapan? minyak bumi pasti habis.
kan bisa pakai tenaga matahari kang,,
saya sudah bnyak membaca artikel di sini hemmm sangat menyenangkan di sini
andai saja jarak bis asebagai alternatif yang ada
kayu jarak kan bisa di buat minyak kan
wah kalau habis ya berabe kita akan berjalan menggunakan apa ..???
oh ya… ini sumbernya… http://oinkgendut.multiply.com/journal/item/186/Minyak_Bumi_Ternyata_Bukan_dari_Fosil_
bagus sekali artikelnya mas,,, saya pernah baca di suatu blog dan di situ ada sumber yang memang jelas namanya… Ternyata setelah dilakukan penelitian di rusia bahwa minyak bumi itu berasal dari lapisan magma berkedalaman 30.000 kaki bukan dari fossil yang selama ini kita yakini.. saya belum tentu yakin dengan berita seperti itu sebelum ada banyak pembuktian yang dilakukan secara global.. bukti yang mereka punya yaitu ada suatu sumur tua yang sudah lama ditinggalkan karena masa produksinya habis ternyata masih timbul minyak bumi dari sumur itu selain itu tidak ditemukannya senyawa organik pada lapisan-lapisan tertentu penghasil minyak.. mungkin di sini berhubungan dengan struktur geologi yaitu lipatan yang berupa antiklin dimana kita tahu lipatan inilah yang menjadi cebakan minyak disamping struktur2 lainnya seperti reservoir dan cap rock… artinya di situ disebutkan bahwa minyak bumi tidak akan habis dan dapat diperbaharui… maaf saya sendiri mahasiswa yang masih belajar mengenai hal ini mas…
kpan kah minyak dumi ini akan habis sbnrnya…jk iya akn trjdi kra2 ap yang kt bsa lakukan trhdp kekyahan alam semesta ini..?
hlo….slemt siang,,,,gmn kbrnya……n bgnm kbrny krjmu…..
bs sy mnjd rekam dlm….room dunia teknik perminyakan ini….
Cuma pendapatku
Kalo minyak abisnya:
0-50 tahun lagi
Bakal terjadi WW 3
51-125
Org” MUNGKIN akan bermigrasi ke tempat lain
(psst, Mars bisa dihuni lho selama kita siap (+ obat kanker udh ditemukan)
126-200
Org” PASTI akan bermigrasi
201-500
Org” pasti uda ketemu bahan lain, kalo ngga ya WW 3/4/5 atw perang bintang sekalian.
501-1000
Gak ada pengaruh, revolusi total di bidang energi pastinya
bak, bagus banaet. tak kopy yaw. bkin lagi yah ….
Blog ini sangat membantu saya dalam pembuatan karya ilmiah saya.
Mangkanya mumpung belom bener2 kita ke abisan bahan bakar minyak,yok kita nyobain sesuatu yg dah lama d temuin, tp dibikin seolah-olah d temukan kemaren(BBN).eh….ku dah nyoba produksi etanol,tp pertamina gak bsa nerima dari industri rumahan.padahal banyak lho idustri rumahan yg memproduksi etnol.
Coba bayangkan,,kalau saja ada instansi terkait yang mau mempasilitasi……………pertamina tentunya kebanjiran stok BBN.
Mulai dari skr mumpung belum terlambat.
[…] tersebut telah menyadarkan dan membangunkan banyak orang bahwa minyak bumi jumlahnya terbatas, dan bukan merupakan sumber daya alam yang bisa diperbaharui, yang tentunya suatu saat akan habis. […]
minyak bumi habis ganti bahan bakar pake uang kertas.. bisa maju teu?? minta ke koruptor, kan gak bakalan habis uangnya buat dimasukinoleh kita ke tanki motor/mobil
kalau habis ganti ama kopi,kan sama2 item.he….he…he
jal mun habis mah sanatai sajah ngopi ngaroko sudah beres,, ada pertanyaan???
hhmmm,,,,,
bahaya ne klo minyak terus d pakai…
gmn iaa cara ngatasin na…???
apa lge yg d RIAU sini….
dah mau habis .
kapn cih minyak bumi itu akan habis tyus klo emang benar-benar dah habis orang-orang nanti akan masak kebutuhannya pake apa klo pake kayu bakar nggak asik and terlalu lama harus dikipasin segala bikin capek?tyus kenapa sekarang harga minyak selalu mahal emang sulit banget yah cara pembuatan minyak bumi itu?
yang penting kita gak trllu mntngin dr sndr n pngeksplorasian hrs d srtai dgn pnnglngn, pokoknya kita gak usah trllu egois ama alam ini, nah..kalau uda gtu psti alam juga gak akan egois sm kita2.
yang penting kita gak trllu mntngin dr sndr n pngeksplorasian hrs d srtai dgn pnnglngn
numpang komentar ya pak. memang konsumsi BBM kita termasuk boros. gak usah jauh-jauh tiap malam minggu aja ada berapa ribu kendaraan yang muter-muter gak karu-karuan di jalan-jalan di Indonesia hanya sekedar liat-liat. itu khan ngabisin BBM banyak banget. seharusnya pemerintah ngasih kebijakan yang ketat soal dikeluarkannya kendaraan bermotor pribadi (catatan:moral pemerintah kudu dibenerin klo masih korupsi gak jalan) klo bisa pajak harus dinaikkan. apalagi sepeda motor. memang sepeda motor hemat biaya tapi bayangin klo satu orang indonesia punya satu-satu, khan banyak banget tuh polusi udara dan harus ngebebasin lahan buat bikin jalan alternatif. pemerintah harusnya concern sama hal kayak gini. mendingan bikin transportasi massal dan murah (sampe capek ngomongnya!!!). kereta api khan termasuk transportasi paling murah, dengan catatan semua fasilitas yang menunjang perkeretaapian harus dibenahi secara efisien dan efektif. saya yakin pemerintah bisa koq. lebih banyak uang yang keluar untuk bikin jalan sama subsidi BBM ketimbang untuk membenahi perkeretaapian (lagian klo ada yang nekat mo nambah mobil pribadi untuk selingkuhannya ya rasain kena pajak pemerintah). pajak itu khan besar hasilnya, trus bisa buat pendidikan (penting banget!!!! biar ndak bodo) sama kesehatan. besar mana subsidi BBM terus-menerus sama membenahi transportasi massal.
semua orang percaya bahwa persediaan minyak bumi dunia mulai menipis, padahal penipisan persediaan minyak bumi tersebut sudah terjadi sejak pertama kali minyak bumi ditemukan, kenapa secara ekonomi masalah persediaan minyak bumi lebih mendesak saat ini dibandingkan puluhan tahun yang lalu??
Mas Ardi
Silahkan saja kalau mau dimuat di kolom anda. DI edit dulu juga ngga papa.
Trims
Mas Rovicky,
sebelumnya saya minta izin, apakah boleh artikel ini saya muat di http://www.indobiofuel.com, saya buatkan kolom khusus, supaya orang2 juga bisa baca trims
simbah mau mengada-ada nih pakdhe… mbayangin nanti ketemu bahan bakar kencing manusia… kehabisan bahan bakar, mobil tinggal dikencingi bisa jalan, apalagi kalo anyang-anyangen, wah tambah jablas playune 😀 .. Tapi ya itu… ambune..
Den Mas Klastik, teruskan saja nulisnya.
Banyak kok yg bisa ditulis dan dishare dengan rekan-rekan. Misalnya masalah erosi pinggir pantai, erosi di gunung, atau erosi mental didada manusia … 🙂
Jangan brenti nulis. Tulis aja apa adanya, seadanya, kdang mengada-ada ya ndak apapa kok 😉
pak rovicky, tulisannya sangat menarik nihh, tolong dong sumbangin ilmunya di blog saya…..he he
thanks
Wadduh Mas Dave,
Kalau save earth saya setuju dan lebih setuju lagi save human being, selamatkan dulu manusianya.
Tapi yg jelas ngga ada hubungan fisis antara penyedotan minyak bumi dan tsunami. Bencana tsunami lebih disebabkan karena “ketidak tahuan” atau kurangnya ilmu gempa serta “early-warning” yang kita miliki. Nah kalau dihubungkan barangkali kita ini maunya nyedot minyak tetapi ngga mau mempelajari perilaku bumi. Coba saja berapa orang ahli gempa (yg setingkat Phd) di Indonesia. Mnurut Pak Dany Hilam ahli gempa LIPI, jumlah ahli gempa di Indonesia kurang dari jumlah jari-jari di kedua tangan kita … weladalah !!
Jadi mestinya ada subsidi silang antara kebencanaan dan industri ekstraksi (penambangan). Yang ngatur ya mestinya pemerintah donk ya.
Walaah … kok aku jadi ikutan protes sih 😦
apa jadix jika minyak dalam bumi kita ini disedot terusss, peristiwa2 bencana yg terjadi saat ini di indonesia menurut sy terjadi karena minyak yang berada dalam perut bumi dikuras seluruh isix,, wajar ajaa teerjadi penurunan lempengan bumi,, bencana2 yang datang yaaa itu dehh tsunami,,,,
pengeboran tanahh mengakibatkan tekannan dalam perut bumi akibatxx lumpur lapindooo ok peace
save earth
Trimakasih info menariknya Mas Husein.
Saya kok epakat dengan anda TIDAK EKONOMIS, bahkan saya mencium “BAHAYA”. KArena selama ini harga jual energi ini hanya dipengaruhi oleh harga minyak. Dimana harga minyak ini sangatlah tidak stabil. Apapbila suatu saat harga anjlok, mboh kenapa karepe yg jual minyak. Maka investasi energi alternatip seperti ini akan hancur tak berdaya.
Sebagai pengetahuan saja, pengelola dan pengembang energi alternatif adalah perusahaan2 pemilik cadangan migas dunia (shell, Exxon, BP, dll)
biodiesel sbg alternative fuel banyak macamnya, yg populer sekarang di indonesia adalah jarak pagar(jathropa curcas), tapi yang ngga dipopulerkan adl produktifitasnya yg rendah, hanya 1500 ltr/hektar/tahun dg pendapatan kotornya Rp 5.3jt/hektar/tahun shg TIDAK EKONOMIS bagi petaninya. Sebagai perbandingan kelapa menghasilkan minyak 2200 liter/tahun/hektar, kelapa sawit (CPO): 5800 ltr/thn/hektar.
Minyak tidak bisa langsung dijadikan bahan bakar mesin diesel karena viskositasnya yg terlalu tinggi (kecuali katanya minyak jarak), jadi harus diturunkan viskositasnya dengan jalan proses trans-esterifikasi dengan methanol. Minyak adalah triester dari gilserin shg sering disebut trigliserida. Gliserin adalah alkohol dengan 3 buah gugus -OH, diganti dengan methanol yg punya 1 gugus -OH prosesnya dinamai trans-esterifikasi.
Sebenarnya ada potensi yg jauh lebih besar drpd Minyak jarak ataupun CPO, yaitu minyak dari ekstraksi algae dg potensi 40.000-20.000 ltr/ha/tahun, tp kyknya penelitiannya msh disembunyikan.
Demikian komentar saya orang Teknik Kimia yg ngga sengaja mengunjungi website ini, semoga menjadi pencerahan….
nyambung ngendikanipun mbak dini….
den,
kapan2 dibahas tentang Coal-Bed-Methane(CBM) niku den….
lumayan loh…
kan harusnya dengan begitu banyak sumberdaya batubara yang kita mikili eh miliki “banyak” juga sumberdaya CBM-na niku…
rak nggih to, den ?
cuma kayaknya penelitian ke arah itu lom banyak yach ???
ayo cepetan keburu keduluan perusahaan asing
nanti aku ikutan saham wis… nek duwe modal… hehehe
bahkan kata-na lagi tahun 2000 mampu menyumbang 7,5% produksi gas alam di amrik… kata-na loh den
gak tau bener nggak-na
ok…
mari kita support om vicky buat nulis en ngebahas CBM…
hehehe… mekso banget…
tengkyu den,
mekaten rumiyin
salam,
bung thons
Mas Rovicky,
saya pernah denger ttg Coaled Bed Methane (CBM)…
Itu sebenernya apa sih? saya masih kurang jelas..
Kalo bisa, saya request mas Rovicky jelasin ttg Coaled Bed Methane itu..hehehe.
Makasih ya Mas..
kalau minyak bumi habis pun, masih bisa dikonversikan dari batu bara yang ‘abundant’, katanya masih cukup untuk 100+ tahun lagi. jadi masalah utamanya sebenernya bukan kapan minyak bumi akan habis, tapi masalah lingkungan: bagaimana ceritanya nanti kalau semua hidrokarbon yang tadinya ada di perut bumi dibuang ke atmosfer.
Pak cik
Salam kenal yah. Bener-bener deh baca Blognya pakcik. Semoga menang ya Blog awardnya 🙂
OOT nih, mohon pencerahannya dong soal banjir lumpur di sumur minyak/gas di surabaya… kok belum beres-beres ya, padahal sudah setinggi rumah looo
hehehe…jadi inget waktu sekolah SD dulu.Bu guru nerangin bahwa minyak bumi itu bisa habis dan gak bisa di perbaharui.Sayang waktu itu saya gak nanya “bu guru kapan tuh minyak buminya habis?”
Sing penting harga BBM gak naik aja saya sudah bersyukur,wong cilik gitu lokh.
thanks Pak De rpd
Barusan saya baca artikel di majalah pertamina (yg bisa dibilang bundel iklan pelumas pertamina, krn isinya iklan semua..semua2 dihubungin sama pelumas pertamina).
Artikel itu isinya ttg penemuan bahan bakar alternatif biodiesel.. yg biasanya dikembangin dengan cara yg butuh waktu lamaaa banget (caranya kalo saya gak salah, diaduk sulu sampai bahan dasar biodiesel yg berasal dr tumbuhan itu akhirnya misah jadi biodiesel dan glicerin..tolong dibetulin kalo saya salah…kebayang kan berapa lama?). Nah kalo ini, si penemu nya, saya lupa namanya, bikin proses yg takes time itu jd jauh lebih cepet dengan microchip buatan dia.
Sayangnya,dia gak mau jelasin lebih lanjut lagi ttg penelitian dia dan bagaimana proes yg terjadi di microchip itu, penjelasan singkatnya pun dia gak mau..pelit ya? maklum lah, takut dibajak..
Bener yg mas rovicky bilang, pengembangan energi alternatif juga masih didominasi perusahaan minyak/gas..
Pertamina kata majalah itu lagi, bakal ngeluncurin bensin biodiesel..
Nah, makanya jangan suka under estimate sama produk dalam negeri.. kadang2 bermutu juga kok..kadang2..hehehe
Sebenernya, seperti yang saya bilang sebelumnya, bahwa sudah ditemukan buanyak bahan bakar pengganti minyak bumi.
Bensin, apakah cuma bisa dibuat dari minyak bumi?
Gak.
Di Jepang, sudah ditemukan bahwa kotoran sapi bisa dijadikan bensin dengan katalis yang tepat.
Jadi mahal oleh penelitiannya?
Tentu.
Itu resiko.
Dan kenapa yang beken sampe sekarang masih minyak bumi?
Maap, saya emang agak skeptis..
hehehe..
Tapi ini pengaruh kapitalisme.
Seperti yang Om Vicky bilang, tunggu jualan minyak habis dulu.
Dengan kata lain?
Penemuan ini emang disimpen.
Saya pernah baca mengenai penemuan penemuan mutakhir yang sebenarnya sudah ditemukan beberapa puluh tahun lalu.
Tapi disimpen.
Dengan alasan?
Masyarakat blom siap. (yah.. itu alasan moralisnya..)
Ntar dicuri saingan.. (ini lebih jujur.. wekekekkk..)
Biar kita selalu keliatan update dengan penemuan2 terbaru.. (padahal tinggal ngeluarin arsip arsip lama..)
Dan biar duit penelitian ngalir terus.. (wekekekk.. jujur banget ini..)
Hehehe.
*kok jadi panjang commentku.. :p*
Daripada bikin pltn di muria, mending bikin di kalimantan yg jarang gempa aja yach. Soal sdm, operator kilang2 di kalimantan gak kalah trampil khan ? mungkin kualitas tentara nya yg perlu digenjot dulu, biar gak kalah gertak kayak irak 😉
Dini, Ucubz, pembangkit energi yg mobile (bergerak) sampai saat ini memang masih dirajai oleh mesin bensin, krn untuk ukuran tangki dan mesin yg sama, dapat berjalan lebih jauh daripada mesin listrik. Namun untuk kasus krl, pembangkitnya gak perlu di bawa2 oleh keretanya, shg bisa dipasang deket air terjun, sumber panas bumi, dll.
Keunggulan mesin bensin yg lain adalah lebih mudah di geber daripada mesin listrik. Gak kebayang khan kalo Michael Schumacher pake mobil yg akselerasinya kayak KRL 😉 Namun tetap saja harga per joule minyak bumi saat ini sudah lebih mahal daripada sumber energi lainnya. Buktinya PLN baru akan menyalakan pembangkitnya yg berbahan bakar minyak bumi hanya pada saat2 terakhir (beban puncak).
Kesimpulannya, kalo ada yg murah (dgn kualitas yg sama), ngapain pake yg mahal? Lagian, kalo konsumsi minyak bumi bisa dihemat, karir di bidang tsb bisa tambah langgeng 🙂
Mau tanya Pak: apakah proses pembentukan minyak bumi sudah tidak terjadi lagi di perut bumi sana saat ini? Soalnya kalau lempeng2 bumi masih terus aktif seperti sekarang ini, proses2 “pembentukan” minyak bumi kan seharusnya masih terus jalan juga toh? Sorry pertanyaan orang awam Pak.
Waktu saya di negeri orang, ketemu orang Belgia yang nanya karena keyakinannya di Indonesia kaya biodiversity (tentu saja!) apa masih banyak palem afrika yang kata beliau bisa juga untuk ganti BBM ketika sekarang sedang marak orang bicara budidaya jarak. Sayangnya ketika saya tanya science name-nya beliau lupa! Adakah yang tau?
Kapan ya kita ga keduluan kumpeni? Malah hayati punya kita juga sering dipatentkan bangsa lain gitu kok …
Saya mimpikan para mahasiswa konsen ke pertanian dan pedesaan demi kesejahteraan bangsa kita sendiri, bukan sesudah itu “dipek” bangsa lain (tapi pemeliharaan kita pada mereka juga mesti di”gatekke” juga…).
Bayangkan aja betapa borosnya kita kalo liat di pedesaan masih banyak bahan bakar (ranting kayu) di sekitar, tetapi mereka memburu kompor gas … hiks….
Menyinggung tentang bahan bakar listrik tadi, bagaimana dengan tenaga nuklir pak. Kayaknya kok selalu di singkiri.
Apa dampak negatip dan positipnya? lha gak dhong je… toh untuk kepentingan khalayak juga?
Nah kan sulitnya begitu, listrik aja buatnya pake bahan bakar juga. Kayaknya memang harus berfikir lagi nih, terutama para mahasiswah. hehehe…
Mungkin yg perlu diingat juga, buat Mas Yudo, kalo sampai saat ini listrik “dibuat” dengan bahan bakar jg, dan bahan bakar tersebut juga masih minyak dan gas bumi..hehehhe
susah memang..
tapi ini dr sisi saya loh ya, sebagai mahasiswa T. Perminyakan..hehehehehe
Minyak bumi saat ini adalah sumber energi yg: 1) densitas energinya cukup tinggi, 2) mudah disimpan/dibawa, 3) mudah (dan aman) diubah bentuk energinya (mesin berbahan bakar minyak bumi disukai konsumen otomotif), dan 4) harganya pantas. Stok minyak bumi dunia tdk akan pernah mencapai nol berkat Prinsip Ekomoni. Semakin langka suatu komoditi, maka harganya akan makin melonjak, hingga suatu saat nanti di mana komoditi tsb meski masih ada namun sudah tidak populer/ekomonis lagi.
Minyak bumi akan ditinggalkan jika kalah bersaing dgn komoditi lain dalam mengkompromikan seluruh maupun sebagian hal2 tadi. Contoh : KRL lebih ekonomis dalam melayani rute2 padat. KRL tdk perlu membawa mesin dan tangki bahan bakar sebesar pada kereta diesel (cukup dgn ‘secuil’ motor listrik dan baterai darurat), krn energinya dapat disediakan dari tempat lain dan disalurkan dgn mudah dlm bentuk listrik. Pada rute padat yg banyak menghabiskan energi, selisih biaya energi dapat menutupi biaya infrastruktur.
Sedih hatiku melihat ada bangsa yg kaya akan keragaman sumber energi, namun tertinggal dalam pemanfaatannya dan bahkan masih saja mengandalkan minyak bumi yg makin mahal (bahkan lebih suka mensubsidi konsumen minyak bumi daripada mensponsori riset sumber energi alternatif).
minyak akan habis jika perusahaan minyak menyetop produksi minyaknya, atau seluruh bahan bakar minyak sudah dapat di ganti dgn air laut….he..he..he…
Wah bagus juga komentar dan pendapat Dini,
memang saat ini yg selalu diuprek-uprek hanya sisi supply (pencarian sumber baru) tetapi sisi demand atau pengguna masih sangat jarang disentuh. Maunya berboros-boros. Kebutuhan selalu meningkat, tetapi kesejahteraan kok masih juga dibilang kurang, psssst tapi kata Jusuf Kalla kita sudah kaya sekarang ya ?
Energi alternatip ?
Wah yg ngembangin energi alternatip itu mereka-2 yg memilki minyak je. Seperti Shell, Exxon, BP dll merekalah yg mengembangkan energi aternatip. tentunya mereka akan mengulur2 waktu supaya minyaknya laku dulu 😦
Saya setuju dengan analogi mas rovicky ttg pengukuran karet. Karna besar cadangan minyak sangat fleksibel untuk berubah, tergantung pada usaha2 EOR (Enhanched Oil Recovery) yg dilakukan oleh oil company. Semakin canggih metode EOR yg dilakukan, tentu saja jumlah cadangan minyak akan semakin besar. Apalagi dengan naiknya harga minyak dewasa ini yg membuat oil company semakin giat untuk meningkatkan besar produksi harian mereka, yang tentunya akan diikuti dengan usaha2 untuk menaikkan cadangan, baik dengan EOR maupun melirik kembali lapangan2 marjinal.
Wacana tentang energi alternatif sebagai pengganti minyak/gas memang sangat menarik untuk dibahas. Tetapi saya pikir, untuk saat ini, penggunaan energi alternatif tersebut masih menemui banyak kendala. Misalnya saja dari segi ekonomi, biaya penelitian energi baru tersebut akan cukup mahal, yg tentunya akan menyebabkan harga jual energi tsb juga menjadi mahal. Selain itu, banyak energi alternatif yg telah diteliti ternyata tidak efisien , dalam arti dengan volume yang sama dengan minyak/gas bumi, energi baru tsb menghsilkan energi yg lebih kecil dibanding minyak/gas bumi. Mungkin contoh sederhana nya adalah batu bara, yg jelas2 sudah given dr alam dan bukan merupakan energi alternatif serta eksploitasi nya lebih mudah dibanding migas tetapi kurang diminati karena efektifitas energi tadi.
Jadi kalau menurut saya, besar cadangan minyak di dunia bergantung pada manusia sebagai konsumen. Untuk langkah mudah, mari kita berhemat dlm menggunakan minyak bumi. langkah selanjutnya mungkin dengan metode2 EOR yang lebih canggih dr yg ada sekarang (mis, vibroseismic yg sedang dikembangkan). Tetapi yang lebih penting lagi sekarang adalah peran ahli2 Geologi dan Geofisika seperti Mas Rovicky ini untuk menemukan trap2 minyak/gas baru…
Masa depan dunia di tangan Anda.
Kalo aku pikir, udah banyak temuan yang menghasilkan energi pengganti minyak.
Tapi kapitalisme selalu yang menang..
Hehhe..
*sok akademis..*